Anda di halaman 1dari 35

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI ATAS

PERSEDIAAN, PROPERTY INVESTASI


DAN ASET BIOLOGIS

KELOMPOK 3 :
1. MEI DIANA BERLIANI (60119024)
2. MUFRIDA NAHDZIYAH (60119025)
PETA PEMBAHASAN

1 2 3 4

Akuntansi Aset Aplikasi Penerapan


Akuntansi Persediaan Biologis dan Konsep Nilai Wajar Standar dalam
Produk Agrikultur Laporan Keuangan
AKUNTANSI PERSEDIAAN

• Menurut PSAK.14
Persediaan adalah aset yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha
biasa, dalam proses produksi penjualan tersebut atau dalam bentuk bahan
atau dalam bentuk perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi
atau pembelian jasa. Persediaan termasuk dalam aktiva lancar dikarenakan
jumlah kas akan bertambah seiring dengan penjualan barang secara tunai.
• Akuntansi Persediaan merupakan penilaian barang persediaan yang
belum dijual oleh perusahaan kepada konsumen.
JENIS – JENIS PERSEDIAAN

Persediaan Barang Persediaan Barang Persediaan Bahan


Jadi dalam Penyelesaian Baku

Merupakan barang Mencangkup barang Merupakan bahan


yang telah selesai setengah jadi yang dasar yang
dalam proses membutuhkan proses disediakan oleh
produksinya dan siap tambahan dalam perusahaan untuk
untuk dijual. proses produksinya. digunakan dalam
proses produksi.
BIAYA PERSEDIAAN

Biaya Pembelian
Meliputi harga beli, bea impor,
biaya pengangkutan, biaya
penanganan, dan biaya lainnya
yang secara langsung dapat
diatribusikan pada perolehan
barang jadi, bahan dan jasa. Biaya Lainnya

Merupakan biaya yang timbul


Biaya Konversi agar persediaan tersebut berada
dalam kondisi dan lokasi saat ini.
Misalnya biaya desain.
Biaya yang timbul untuk
memproduksi bahan baku
menjadi barang jadi atau
barang dalam proses
produksi.
METODE PENCATATAN AKUNTANSI
PERSEDIAAN

• Metode Periodik
Merupakan metode pencatatan persediaan dimana kuantitas persediaan ditentukan
secara periodik yaitu hanya pada saat perhitungan fisik yang biasanya dilakukan
secara stock opname.
• Metode Perpetual
Merupakan metode pencatatan persediaan dimana pencatatan yang up to date terhadap
barang persediaan selalu dilakukan setiap terjadi perubahan nilai persediaan.
METODE PENILAIAN AKUNTANSI
PERSEDIAAN

• Metode Identifikasi Khusus


Metode ini memiliki keunggulan dalam menentukan secara tepat biaya persediaan per unit yang
terjual, dan menentukan secara tepat nilai persediaan akhir yang tersisa dalam gudang. Hal ini
disebabkan karena unit persediaan yang akan dijual dapat diidentifikasi terpisah secara tepat.
• Metode FIFO
Metode ini mengasumsikan unit persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau digunakan
terlebih dahulu sehingga unit yang tertinggal dalam persediaan akhir adalah yang dibeli atau
diproduksi kemudian.
METODE PENILAIAN AKUNTANSI
PERSEDIAAN

• Metode Rata – Rata Tertimbang


Metode ini digunakan dengan menghitung biaya setiap unit berdasarkan biaya rata – rata
tertimbang dari unit yang serupa pada awal periode dan biaya unit serupa yang dibeli atau
diproduksi selama suatu periode.
• Metode LIFO
Barang yang dibeli paling terakhir merupakan barang pertama kali dijual, unit yang paling tua
tetap berada dalam persediaan akhir.
AKUNTANSI ASET BIOLOGIS
Menurut PSAK 69
Aset biologis diartikan aset yang berupa hewan dan
tanaman. Aset biologis yang dimaksud berupa hewan
dan tanaman hidup yang mengalami transformasi
biologis dan menghasilkan keluaran atau output berupa
perubahan aset dan produk pertanian. Proses perubahan
aset yang terjadi yaitu melalui pertumbuhan,
degenerasi, maupun prokreasi.

Menurut PSAK 69

Aktivitas Agrikultur merupakan manajemen


transformasi biologis dan panen aset biologis oleh
entitas untuk dijual ataupun untuk dikonversi
menjadi produk agrikultur maupun menjadi aset
tambahan.
KLASIFIKASI ASET BIOLOGIS

Aset Biologis Aset Biologis Belum


Menghasilkan Menghasilkan

Aset yang telah


mencapai umur atau Merupakan aset
spesifikasi untuk biologis yang belum
dipanen. Aset ini disiapkan atau baru
disebut juga dengan memulai dari
aset biologis pembibitan.
produktif
AKUNTANSI ASET BIOLOGIS

PSAK 69 menjelaskan tentang tanaman produktif atau bearer plant yaitu


tanaman hidup yang:
 Digunakan dalam produksi atau penyediaan produk agrikultur
 Bisa diharapkan untuk menghasilkan produk untuk jangka waktu
panjang atau lebih dari satu periode.
 Memiliki kemungkinan yang sangat jarang untuk dijual sebagai
produk agrikultur, kecuali penjualan pada akhir atau dijual sebagai sisa
yang insidental (insidental scrap)
Dalam PSAK 69 terdapat contoh tanaman maupun hewan yang termasuk dalam aset
biologis. Berikut ini merupakan tabel yang berisi contoh dari aset biologis, produk
agrikultur dan juga produk hasil dari pemrosesan setelah panen:
Aset Biologis Produk Agrikultur Produk yang merupakan hasil
pemrosesan setelah panen
Domba Wol Benang, Karpet
Pohon dalam hutan kayu Pohon Tebangan Meja, Kursi, Potongan Kayu

Sapi perah Susu Keju


Babi Daging Potong Sosis, Ham
Tanaman Kapas Kapas Panen Benang, Pakaian
Tebu Tebu Panen Gula
Tanaman Tembakau Daun Tembakau Tembakau
Tanaman Teh Dauh Teh Teh
Tanaman Anggur Buah Anggur Minuman Anggur
Tanaman Buah – buahan Buah Petikan Buah Olahan

Pohon Kelapa Sawit Tandan Buah Segar Minyak Kelapa Sawit

Pohon Karet Getah Karet Produk Olahan Karet


PENGAKUAN ASET BIOLOGIS

Berdasarkan exposure draft PSAK No 69 paragraf 10, menyatakan bahwa perusahaan


atau entitas mengakui produk agrikultur pada saat:
1. Entitas memiliki control power terhada aset biologis yang disebabkan transaksi
masa lalu
2. Kemungkinan manfaat ekonomis yang didiperoleh entitas di masa yang akan datang
3. Fair value aset biologis dapat diukur secara andal.

Aset biologis dari produk agrikultur dapat diukur pada saat awal pengakuan, dan juga
pada setiap akhir periode pelaporan sebesar nilai wajar dikurangi pengorbanan atau
biaya pada saat aset tersebut dijual
PENGUNGKAPAN ASET BIOLOGIS
• PSAK No 69 paragraf 40 menyatakan entitas dibidang agrikultur mengungkapkan keuntungan
maupun kerugian yang diperoleh dalam satu periode akuntansi pada saat terjadi pengakuan di
awal periode. Selain hal tersebut pengungkapan laporan keuangan ini juga harus bersifat
komprehensif termasuk harus mengungkapan keuntungan maupun kerugian dari perubahan nilai
wajar dikurangi untuk menjual aset biologis. Pengungkapan aset biologis dalam catatan atas
laporan keuangan dapat disajikan secara naratif maupun kuantitaf.
• Perusahaan bidang agrikultur menurut PSAK 69 diharuskan untuk menjelaskan secara deskriptif
maupun kuantitatif dari setiap penggolongan aset biologis, dengan tujuan untuk memudahkan
pemakai laporan keuangan dalam mengidentifikasi perbedaan antara aset biologis yang dapat
dikonsumsi dan aset biologis produktif (bearer biological assets), atau antara aset biologis
menghasilkan dan yang belum menghasilkan, sesuai keadaan aset biologis
NILAI WAJAR
MENURUT PSAK 68
DAN PENERAPANNYA DALAM PSAK
PEMBAHASAN

Nilai Wajar
Nilai wajar menurut PSAK Penerapan Nilai
dalam Laporan 68 Wajar
Keuangan
NILAI WAJAR
DALAM
LAPORAN
KEUANGAN
NILAI WAJAR DALAM PSAK
Properti
Aset
Tetap
PSAK Investasi
13
PSAK
16, 19

Instrumen
Keuangan
PSAK
50,71,60 NILAI PSAK
WAJAR 15, 22
PSAK 68

Kombinasi Bisnis
Investasi
PSAK
48, 58

PSAK Penurunan
PSAK
69
14 Nilai
Aset Tidak Lancar
Agikultur Dimiliki untuk Dijual
Persediaan
dan Operasi yang
Dihentikan 19
Nilai Wajar – PSAK lama

Nilai dimana suatu asset dapat


dipertukakan atau suatu kewajiban
diselesaikan antara pihak yang
Bukan nilai yang akan diterima atau memahami dan berkeinginan untuk
dibayarkan entitas dalam suatu ENTRY wajar.
melakukan transaksi
PRICE
transaksi yang dipaksakan, likuidasi
yang dipaksakan, atau penjualan
akibat kesulitan keuangan.

19
Definisi Lama

Definisi Lama Kelemahan

Tidak spesifik apakan entitas


Nilai di mana suatu aset menjual atau membeli aset

dapat dipertukarkan atau Tidak jelas tentang diselesaikan,


suatu kewajiban karena tidak menunjukkan
kreditor
diselesaikan antara pihak
Tidak jelas tentang pengertian
yang memahami dan
nilai wajar
berkeinginan untuk
Tidak menjelaskan kapan
melakukan transaksi wajar
transaksi terjadi
(arm’s length transaction)

20
Hirarki Penentuan Nilai Wajar – PSAK LAMA

● Kuotasi harga di pasar aktif;


● Jika pasar tidak aktif, maka menggunakan
teknik penilaian yang meliputi:
○ penggunaan transaksi-transaksi pasar wajar yang
terkini antara pihak-pihak yang mengerti, berkeinginan,
jika tersedia;
○ referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain
yang secara substansial sama;
○ analisis arus kas yang didiskonto (discounted cash
flow analysis); dan
○ model penetapan harga opsi (option pricing model)

21
Penilaian Wajar - Dampak terhadap Bisnis

• Pengungkapan informasi nilai wajar dan asumsi yang


mendasarinya
• Peran penilai menjadi penting

• Entitas menentukan:
 Aset atau liabilitas yang diukur dengan nilai wajar
 Untuk aset non keuangan, menentukan asumsi penilaian
 Pasar utama atau pasar paling menguntungkan
 Teknik penilaian yang tepat
 Input dalam teknik penilaian berdasarkan asumsi pelaku pasar

• Konvergensi US GAAP dengan IFRS karena menggunakan


konsep yang sama
NILAI
WAJAR
PSAK 68
Konsep Nilai Wajar PSAK 68

Tujuan :

• mendefinisikan nilai wajar (fair value);


• menetapkan dalam suatu Pernyataan, kerangka pengukuran
nilai wajar; dan
• mensyaratkan pengungkapan mengenai pengukuran nilai
wajar.
Definisi Nilai Wajar

nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual


adalah
suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan
suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar
pada tanggal pengukuran.

Menurut
“...the price that would be received to sell an asset or IFRS 13
para 9
transfer a liability in an orderly transaction between
market participants at the measurement date.”
Amandemen terhadap PSAK

a. Bagian ini hanya ada di PSAK 68 revisi 2013 namun untuk PSAK penyesuan tahun 2015 sudah tidak ada,
karena sudah disesuaikan.
b. PSAK yang disesuaikan antara lain:

1. PSAK 1 9. PSAK 19 17. PSAK 56


2. PSAK 3 10. PSAK 22 18. PSAK 60
3. PSAK 8 11. PSAK 24 19. PSAK 53
4. PSAK 10 12. PSAK 30 20. ISAK 8
5. PSAK 13 13. PSAK 48 21. ISAK 10
6. PSAK 14 14. PSAK 50 22. ISAK 11
7. PSAK 15 15. PSAK 53 23. ISAK 28
8. PSAK 16 16. PSAK 55 24. PSAK 57

26
PENERAPAN NILAI WAJAR
DALAM PSAK
Properti Investasi – PSAK 13

• Properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan—atau keduanya) yang


dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan
rental atau untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya

• Pengakuan
o Entitas dapat memilih model nilai wajar atau model biaya sebagai kebijakan
akuntansi dan menerapkan kebijakan tersebut pada seluruh properti
investasinya.
o Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas properti investasi
diakui dalam laporan laba rugi
o Nilai wajar harus mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca.
o Jika menggunakan model biaya  PSAK 16
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Fair Value Model

• Nilai wajar properti investasi harus mencerminkan


kondisi pasar pada tanggal neraca
• Properti investasi tidak disusutkan.
• Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar
atas properti investasi harus diakui dalam laporan laba
rugi pada periode terjadinya.
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Fair value model (PSAK 13) Revaluation model (PSAK 16)

• Menggunakan nilai wajar • Menggunakan nilai wajar

• Perubahan nilai wajar diakui dalam • Perubahan nilai wajar diakui dalam
laporan laba rugi pada periode ekuitas atau laporan laba rugi jika
terjadinya. rugi (loss)  impairment

• Tidak ada penyusutan. • Penyusutan.

• Mencerminkan kondisi pasar pada • Tidak spesifik, hanya


tanggal neraca. mengharuskan secara reguler
(terjadi perbedaan signifikan )
Nilai Wajar - Investasi Properti

Nilai wajar properti investasi mencerminkan, antara lain,


penghasilan rental dari sewa yang sedang berjalan dan
asumsi-asumsi yang layak dan rasional yang
mencerminkan keyakinan pihak-pihak yang berkeinginan
bertransaksi dan memiliki pengetahuan memadai mengenai
asumsi tentang penghasilan rental dari sewa di masa depan
dengan mengingat kondisi sekarang.

Nilai wajar juga mencerminkan arus kas keluar


(termasuk pembayaran rental dan arus keluar Iainnya)
yang dapat diperkirakan sehubungan dengan properti
tersebut.
Nilai Wajar - Investasi Properti

• Pedoman nilai wajar terbaik mengacu pada harga kini


dalam pasar aktif untuk properti serupa dalam lokasi dan
kondisi yang sarna dan berdasarkan pada sewa dan
kontrak lain yang serupa.
• Entitas harus memperhatikan adanya perbedaan dalam
sifat, lokasi,atau kondisi properti, atau ketentuan yang
disepakati dalam sewa dan kontrak lain yang
berhubungan dengan properti.
NILAI WAJAR PSAK 69
 Pengukuran nilai wajar aset biologis atau produk agrikultur dapat didukung dengan
mengelompokkan aset biologis atau produk agrikultur sesuai dengan atribut yang signifikan; sebagai
contoh, berdasarkan usia atau kualitas. Entitas memilih atribut yang sesuai dengan atribut yang
digunakan di pasar sebagai dasar penentuan harga.

 Entitas seringkali menyepakati kontrak untuk menjual aset biologis atau produk agrikulturnya pada
suatu tanggal di masa depan. Harga kontrak tidak selalu relevan dalam mengukur nilai wajar, karena
nilai wajar mencerminkan kondisi pasar saat ini dimana pelaku pasar pembeli dan penjual akan
melakukan transaksi. Sebagai akibatnya, nilai wajar aset biologis atau produk agrikultur tersebut
tidak disesuaikan dikarenakan adanya kontrak tersebut. Dalam beberapa kasus, kontrak penjualan
aset biologis atau produk agrikultur dapat berupa kontrak yang memberatkan (onerous contract),
sebagaimana didefi nisikan dalam PSAK 57: Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi.
PSAK 57 berlaku untuk kontrak yang memberatkan.

 Entitas tidak memperhitungkan arus kas untuk pembiayaan aset, perpajakan, atau penumbuhan
kembali aset biologis setelah panen (sebagai contoh, biaya penanaman kembali hutan kayu setelah
panen).
NILAI WAJAR PSAK 69
• Biaya perolehan terkadang dapat mendekati perkiraan nilai wajar, terutama ketika:
o (a) sedikit transformasi biologis telah terjadi sejak timbulnya biaya awal (sebagai
contoh, untuk bibit yang ditanam segera sebelum akhir periode pelaporan atau ternak
yang baru yang didapatkan); atau
o (b) dampak transformasi biologis pada harga tidak diharapkan menjadi material
(sebagai contoh, untuk pertumbuhan awal dalam suatu siklus produksi perkebunan
pinus yang berusia 30 tahun). ED

• Aset biologis seringkali secara fisik melekat pada tanah (sebagai contoh, pepohonan
dalam hutan). Mungkin tidak terdapat pasar terpisah untuk aset biologis yang melekat
pada tanah tersebut, namun mungkin saja terdapat pasar aktif untuk aset gabungan,
yaitu, aset biologis, tanah yang belum dikembangkan, dan pengembangan tanah,
sebagai suatu kesatuan. Entitas dapat menggunakan informasi mengenai aset
gabungan untuk mengukur nilai wajar aset biologis. Sebagai contoh, nilai wajar tanah
yang belum dikembangkan dan pengembangan tanah dapat dikurangkan dari nilai wajar
aset gabungan untuk mendapatkan nilai wajar aset biologis.
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai