Disusun Oleh: Alamanda Linnasi Arga Abdillah Ari Wibowo Arifin Dheka Ari Dyas Yessica Efa Khafifa Endruw Ifen
Kelas 1G Anggaran
Pokok Bahasan
Pengertian kebijakan anggaran / kebijakan fiskal y Fungsi, asas-asas, prinsip-prinsip, dan klasifikasi anggaran y Penyusunan, perencanaan dan penetapan APBN ( Sispena, RKP, RKA-KL ) y Kebijakan APBN
y
Kebijakan Anggaran Defisit (Kebijakan Fiskal Ekspansif) : Makna kebijakan anggaran defisit adalah anggaran pendapatan negara lebih kecil dari anggaran belanja. Jadi, terdapat kekurangan pendapatan. jika pemerintah memiliki banyak tabungan yang dapat ditimbun sebelumnya, tabungan tersebut dapat digunakan untuk menutup defisit. bila pemeritah belum pernah berhutang atau hutangnya relatif sedikit, defisit APBN dapat ditutup dengan pinjaman. Namun bila pemerintah tidak memiliki tabungan sedangkan utang luar negeri sudah terlalu banyak, pemerintah dapat menganbil tindakan dengan cara memberi sanksi hukum melalui pengadilan untuk memperoleh kembali aset-aset negara yang hilang. Langkah-langkah yang ditempuh antara lain sebagai berikut; 1.Menyita kekayaan penunggak Bantuan Likuidasi Bank Indonesia (BLBI) yang telah melanggar kesepakatan dan menyelewengkan BLBI untuk memperkaya diri. 2.menyita kekayaan para koruptor yang telah merugian negara dan rakyat.
Fungsi Anggaran
Peranan anggaran pada suatu perusahaan merupakan alat untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan, fungsi perencanaan, koordinasi, pengawasan dan juga sebagai pedoman kerja dalam menjalankan perusahaan untuk tujuan yang telah ditetapkan.
Fungsi Anggaran
a. Fungsi Perencanaan Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen dan fungsi ini merupakan salah satu fungsi manajemen dan fungsi ini merupakan dasar pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya. b. Fungsi Pengawasan Anggaran merupakan salah satu cara mengadakan pengawasan dalam perusahaan. Pengawasan itu merupakan usaha-usaha yang ditempuh agarrencana yang telah disusun sebelurnnya dapat dicapai. c. Fungsi Koordinasi Fungsi koordinasi menuntut adanya keselarasan tindakan bekerja dari setiap individu atau bagian dalam perusahaan untuk mencapai tujuan. d.Anggaran Sebagai Pedoman Kerja Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun sistematis dan dinyatakan dalam unit moneter.
AsasAsas-asas Anggaran
a.
Asas Tahunan
memberikan persyaratan bahwa anggaran negara dibuat secara tahunan yang harus mendapat persetujuan dari badan legislatif (DPR).
b.
c.
Asas Kesatuan
mempertahankan hak budget dari dewan secara lengkap, berarti semua pengeluaran harus tercantum dalam anggaran.
AsasAsas-asas Anggaran
d.
Asas Spesialitas
mensyaratkan bahwa jenis pengeluaran dimuat dalam mata anggaran tertentu/tersendiri dan diselenggarakan secara konsisten baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
e.
Asas Akuntabilitas
berorientasi pada hasil, mengandung makna bahwa setiap pengguna anggaran wajib menjawab dan menerangkan kinerja organisasi atas keberhasilan atau kegagalan suatu program yang menjadi tanggung jawabnya.
f.
Asas Profesionalitas
mengharuskan pengelolaan keuangan negara ditangani oleh tenaga yang profesional.
AsasAsas-asas Anggaran
g.
Asas Proporsionalitas
pengalokasian anggaran dilaksanakan secara proporsional pada fungsi-fungsi kementerian/lembaga sesuai dengan tingkat prioritas dan tujuan yang ingin dicapai.
h.
Asas Keterbukaan
dalam pengelolaan keuangan negara, mewajibkan adanya keterbukaan dalam pembahasan, penetapan, dan perhitungan anggaran serta atas hasil pengawasan oleh lembaga audit yang independen.
i.
Prinsip Anggaran
1. 2. 3. 4. 5.
Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran Disiplin Anggaran Keadilan Anggaran Efisiensi dan Efektivitas Anggaran Disusun Dengan Pendekatan Kinerja
Klasifikasi Anggaran
Klasifikasi Menurut Organisasi merupakan pengelompokan alokasi anggaran belanja sesuai dengan struktur organisasi Kementerian Negara/Lembaga (K/L). 2. Klasifikasi Menurut Fungsi merupakan pengelompokan alokasi anggaran belanja menurut fungsi dan sub fungsi yang mencerminkan tugas-tugas pemerintahan. 3. Klasifikasi Menurut Ekonomi merupakan pengelom-pokan alokasi anggaran belanja menurut jenis belanja sesuai dengan karakteristik transaksi dan peruntukannya.
1.
Penyiapan Rancangan Awal RKP Penyiapan Rancangan Renja KL Penyusunan Rancangan Interim RKP Pelaksanaan Musrenbang Tahunan Penyusunan Rancangan Akhir RKP Penetapan RKP Rancangan Akhir RKP berdasarkan hasil Musrenbang Tahunan. RKP akan ditetapkan Presiden dengan Peraturan Presiden Paling Lambat Pertengahan Mei. RKP akan dibahas oleh DPR : Pedoman Penyusunan Rancangan UU tentang Anggaran Pendapatan Belanja Negara RKP : Pedoman Penyelesaian Renja KL Renja KL : Pedoman Penyusunan RKAKL
Perencanaan APBN dan Kaitannya dengan RKP dapat dilihat dalam Siklus APBN berikut ini. Terlihat bahwa adanya RKP merupakan awal ini. dari sebuah perencanaan APBN, karena APBN pada dasarnya digunakan untuk Rencana Kerja Pemerintah di segala bidang Kementerian/Lembaga. Kementerian/Lembaga.
(2) (1)
RKP Pagu Indikatif (Maret)
Pokok-pokok Kebijakan Fiskal dan Kerangka Ekonomi Makro (Pertengahan Mei)
(7)
DIPA K/L
(6)
Rincian Anggaran Belanja K/L (Akhir November)
(31 Desember)
(4)
(5)
RAPBN (Agustus)
Perpres
RUU & NK
UU
Sementara itu, masih dalam Undangundang no. 25 tahun 2004, pasal 25 ayat (1) menyebutkan bahwa : RKP menjadi pedoman penyusunan RAPBN
Perencanaan APBN dan Kaitannya dengan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Lembaga (RKA(RKA-KL)
RPJM RENSTRA-KL PAGU INDIKATIF RENJA-KL RKP PAGU SEMENTARA RKA-KL HIMPUNAN RKA-KL NOTA KEU & RAPBN APBN RINCIAN APBN DIPA LKPP
PP
SEB
PERENCANAAN
PP SE-M
DEP.KEUANGAN
KEMENTERIAN/LEMBAGA DEP.KEUANGAN DEP.KEUANGAN PEMERINTAH+DPR DEP.KEUANGAN KEMENTRIAN/L+DEPKEU PEMERINTAH+DPR
PENGANGGARAN
UU Perpres
UU
PERTNGGJWBN
ALUR APBN
Kementerian Keuangan
PLAFON RAPBN
.Komisi-Komisi DPR
.Depkeu .Kementerian/Lembaga
Asumsi Makro
Pembahasan RKA-KL
Pertumbuhan Ekonomi Inflasi Nilai Tukar Harga Minyak Produksi Minyak Tk. Suku Bunga
dibahas
Hasil pembahasan
Pasal 5 pembahasan
ditelaah
Dalam hal RKA-KL hasil pembahasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) belum diterima, RAPBN, RUU APBN, Nota Keuangan dan Himpunan RKA-KL disusun berdasarkan RKA-KL yang disampaikan oleh Kementerian Negara/Lembaga. Pasal 8
DPR
disampaikan
a. Kesesuaian dg Pagu Sementara, Prakiraan Maju, dan Standar Biaya; b. Kesesuaian dg TOR, RAB dan Dok. Terkait; c. Relevansi pencantuman target kinerja dan komponen input; d. Kesesuaian dg Hasil Kesepakatan DPR. Pasal 7 Lampiran III
Sbg dasar
Dari siklus dan alur APBN di atas, terlihat bahwa RKA-KL disusun oleh setiap Kementerian/Lembaga dalam tahap penganggaran APBN, yang merujuk pada RKP yang telah direncanakan sebelumnya.
Penyusunan APBN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara adalah suatu daftar atau penjelasan terperinci mengenai penerimaan dan pengeluaran Negara untuk suatu jangka waktu tertentu biasanya satu tahun. y Menurut UU No. 17 tahun 2003 pasal 1 ayat 7, APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh DPR.
y
Penyusunan APBN
-
Keputusan mengenai penyusunan dan penetapan APBN dalam UU meliputi : penegasan tujuan dan fungsi penganggaran pemerintah penegasan peran DPR dan pemerintah dalam proses penyusunan penetapan anggaran pengintegrasian sistem akuntabilitas dan penyatuan anggaran penggunaan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM) dalam penyusunan anggaran
Tahap Pendahuluan Tahap ini diawali dengan persiapan rancangan APBN oleh pemerintah, antara lain meliputi penentuan asumsi dasar APBN, perkiraan penerimaan dan pengeluaran, skala prioritas, dan penyusunan budget exercise. Pada tahapan ini juga diadakan rapat komisi antara masing-masing komisi dengan mitra kerjanya (departemen/lembaga teknis). Tahapan ini diakhiri dengan proses finalisasi penyusunan RAPBN oleh pemerintah
Tahap Pengajuan dan Pembahasan APBN Tahapan dimulai dengan pidato presiden sebagai pengantar RUU APBN dan Nota Keuangan. Pembahasan dilakukan baik antara menteri keuangan dan Panitia Anggaran DPR, maupun antara komisi-komisi dengan departemen/lembaga terkait. Hasil dari pembahasan ini adalah UU APBN, yang di dalamnya memuat satuan anggaran. Satuan anggaran adalah dokumen anggaran yang menetapkan alokasi dana per departemen/lembaga, sektor, subsektor, program, dan proyek/kegiatan. Untuk membiayai tugas umum pemerintah dan pembangunan, departemen/ lembaga mengajukan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKAKL) kepada Depkeu dan Bappenas untuk kemudian dibahas menjadi Daftar Isian pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan diversifikasi sebelum proses pembayaran. Proses ini harus diselesaikan dari Oktober hingga Desember.
2.
3.
Tahap Penetapan APBN 1. Pengambilan keputusan oleh DPR mengenai RUU tentang APBN dilakukan selambatselambatnya 2 bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan 2. Dalam pelaksanaan APBN dibuat petunjuk berupa keputusan presiden (kepres) sebagai Pedoman Pelaksanaan APBN. Dalam melaksanakan pembayaran, kepala kantor/pemimpin proyek di masing-masing kementerian dan lembaga mengajukan Surat Permintaan Pembayaran kepada Kantor Wilayah Perbendaharaan Negara (KPPN)
Tahap Pengawasan APBN Fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan APBN dilakukan oleh pengawas fungsional baik eksternal maupun internal pemerintah. Sebelum tahun anggaran berakhir sekitar bulan November, pemerintah dalam hal iniMenkeu membuat laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN danmelaporkannya dalam bentuk Rancangan Perhitungan Anggaran Negara(RUU PAN), yang paling lambat lima belas bulan setelah berakhirnya pelaksanaan APBN tahun anggaran yang bersangkutan. Laporan ini disusun atas dasar realisasi yang telah diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Apabila hasil pemeriksaan perhitungan dan pertanggungjawaban pelaksanaan yang dituangkan dalam RUU PAN disetujuioleh BPK, maka RUU PAN tersebut diajukan ke DPR guna mendapatpengesahan oleh DPR menjadi UU Perhitungan Anggaran Negara (UUPAN) tahun anggaran berkenaan
Tujuan KPJM/MTEF
Memperbaiki situasi fiskal secara makro, sehingga dapat menurunkan defisit anggaran, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan lebih rasional dalam menjaga stabilitas ekonomi. y Meningkatkan dampak kebijakan pemerintah dengan cara mengaitkan prioritsa dan kebijakan pemerintah dengan program-program yang dilaksanakan y Meningkatkan kinerja dan dampak program, salah satunya dengan cara mengubah kultur birokrasi dari administratif ke manajerial y Menciptakan fleksibilitas manajerial dan inovasi sehingga tercapai rasio cost/output yang lebih rendah, peningkatan efektifitas program/kebijakan, dan meningkatkan prediktabilitas sumberdaya.
y
y y y
Mengembangkan keseimbangan dalam kebijakan ekonomi makro dan penegakan disiplin fiskal; Mengalokasikan sumberdaya sektoral secara lebih baik; Prediktabilitas anggaran yang lebih baik untuk setiap urusan atau kewenangan; Akuntabilitas politik yang lebih baik untuk outcome pengeluaran publik dalam suatu proses pembuatan keputusan yang legitimate; Menghasilkan pengambilan keputusan penganggaran yang lebih kredibel.
World Bank (1998: 47-51) menyebutkan enam 47tahapan dalam MTEF, yakni: yakni:
y
y y y
Pembentukan kerangka ekonomi makro dan fiscal: Tahap ini dicirikan dengan pembentukan model ekonomi kamro yang dapat pemproyeksi pendapatan dan pengeluaran dalam jangka menengah (multi-year); Pengembangan program-program sektoral, yang dilaksanakan dengan melakukan: (a) kesepakatan atas objectives, outputs, dan activities setiap sektor, (b) mereviu dan mengembangkan program dan sub-program, dan (c) membuat estimasi kebutuhan biaya untuk masing-masing program. Pengembangan kerangka pengeluaran sektoral, yakni dengan menganalisis trade-off yang terjadi antar-sektor dan di dalam sektor sendiri dan membangun konsensus terkait dengan pengalokasian sumberdaya dalam jangka panjang (stratejik). Mendefinisikan alokasi-alokasi sumberdaya sektoral dengan cara menentukan budget ceilings sektor untuk jangka menengah (3-5 tahun). Penyiapan anggaran sektoral: program-program sektoral yang bersifat jangka menengah didasarkan pada budget ceilings. Pengesahan MTEF secara politik, yakni melalui pemaparan estimasi anggaran ke kabinet dan parlemen untuk disahkan.
Berdasarkan kedua definisi di atas, dapat atas, ditemukan beberapa hal penting dalam KPJM, yakni: yakni: y Penggunaan pendekatan penganggaran berdasarkan kebijakan. y Implikasi biaya atau kebutuhan dana. y Pengambilan keputusan terhadap kebijakan tersebut dilakukan dalam perspektif lebih dari satu tahun anggaran. y Memastikan kesinambungan program dan kegiatan yang telah disetujui. y Menjadi dasar penyusunan anggaran tahun berikutnya. y Terintegrasi untuk seluruh jenis belanja guna melaksanakan kegiatan pemerintahan.
KPJM/MTEF dalam RKA-SKPD RKAFormat RKA-SKPD telah mengakomodasi konsep KPJM ini. Dalam format Formulir Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) 2.2.1, yakni dokumen yang memuat rencana kegiatan (dengan menggunakan anggaran belanja langsung), dapat ditemukan anggaran untuk tahun sebelumnya (n-1), tahun berjalan/yang akan dilaksanakan (n), dan tahun yang akan datang (n + 1).
Anggaran Berbasis Kinerja ( Performance Based Budgeting ) Anggaran Berbasis Kinerja ( Performance Based Budgeting ) adalah penyusunan anggaran yang didasarkan atas perencanaan kinerja, yang terdiri dari program dan kegiatan yang akan dilaksanakan serta indikator kinerja yang ingin dicapai oleh suatu entitas anggaran ( budget entity ).
Dengan penyusunan anggaran berbasis kinerja diharapkan rencana dan program-program programpembangunan yang disusun dapat mengarah kepada :
y y
Terwujudnya sasaran yang telah ditetapkan. Dicapainya hasil yang optimal dari setiap investasi yang dilakukan guna meningkatkan kualitas pelayanan publik. Tercapainya efisiensi serta peningkatan produktifitas di dalam pengelolaan sumberdaya dan peningkatan kualitas produk serta jasa untuk mewujudkan kesinambungan pembangunan dan kemandirian nasional. Mendukung alokasi anggaran terhadap prioritas program dan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Misi dalam anggaran kinerja merupakan sedikit turunan dalam visi anggaran kinerja.dimana dalam hal ini lebih menfokuskan apa yang akan dilakukan.Menetapkan kerangka tujuan dan sasaran yang akan dicapai Visi akan dicapai melalui beberapa misi ,Mendukung pernyataan visi Menjelaskan tujuan organisasi idealnya tidak lebih dari 3 pernyataan Tujuan dalam anggaran kinerja diantaranya yaitu,Tujuan Mendukung Pencapaian Misi,Menggambarkan arah yang jelas ,Menantang serta Realistik ,Sasaran ,Bagaimana mencapai tujuan,Program ,Sekumpulan kegiatan untuk mencapai sasaran ,Kegiatan,Tindakan/langkahlangkah yang dilaksanakan untuk mencapai program
Indikator masukan (inputs) Indikator proses (process) Indikator keluaran (outputs) Indikator efisiensi (efficiency) Indikator kualitas (quality) Indikator hasil (outcomes) Indikator manfaat (benefits) Indikator dampak (impacts)
Spesific (spesifik dan jelas) Measurable (dapat diukur dengan objektif) Attributable (bermakna) Relevant (sesuai) Timely (tepat waktu)
Perencanaan kinerja adalah aktivitas analisis dan pengambilan keputusan ke depan untuk menetapkan tingkat kinerja yang diinginkan di masa mendatang. Program pada anggaran berbasis kinerja didefinisikan sebagai instrument kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah.
Kondisi yang harus disiapkan sebagai faktor pemicu keberhasilan implementasi penggunaan anggaran berbasis kinerja, kinerja, yaitu :
1) Kepemimpinan dan komitmen dari seluruh komponen organisasi. 2) Fokus penyempurnaan administrasi secara terus menerus. 3) Sumber daya yang cukup untuk usaha penyempurnaan tersebut (uang, waktu dan orang). 4) Penghargaan (reward) dan sanksi (punishment) yang jelas. 5) Keinginan yang kuat untuk berhasil.