Anda di halaman 1dari 47

MATERI BIMBINGAN DAN

PENYULUHAN/KONSELING

Oleh : Musthafa, S.Ag. M.Pd.I


Pengertian Bimbingan

 Bimbingan dan Konseling adalah merupakan


terjemahan dari “guidance dan counseling”
dalam bahasa Inggris yang berarti :
 1.Mengarahkan
2.Memandu
3.Mengelola
4.Menyeter
 Sunaryo Kartadinata mangertikan bimbingan sebagai
proses membantu individu untuk memcapai
perkembangan optimal.
 Rochman Natawidjaja mengertikan bimbingan sebagai
suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang
dilakukan secara berkesenambungan, supaya individu
terebut dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup
mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara
wajar, baik di lingkungan sekolah, keluarga,
masyarakat dan kehidupan pada umumnya.
 Bimbingan merupakan suatu proses yang
berkesinambungan, bukan kegiatan yang seketika
atau kebetulan. Bimbingan merupakan
serangkaian tahapan kegiatan yang sistematis dan
berencana yang terarah kepada pencapaian
tujuan.
Istilah dalam bimbingan dapat dimaknai
sebagai upaya untuk :
1. Menciptakan lingkungan yg kondusif bagi
perkembangan siswa
2. Memberikan dorongan dan semangat
3. Mengembangkan keberanian bertindak dan
bertanggung jawab
4. Mengembangkan kemampuan untuk memperbaiki
dan mengubah perilakunya sendiri
Pengertian Penyuluhan/Konseling
 Penyuluhan/Konseling adalah bantuan yang diberikan kapada
individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan
wawancara yang sesuai dengan keadaan individu yang
dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya

 ASCA (American School Counselor Association)


mengemukakan bahwa: Konseling adalah hubungan tatap
muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan
dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien,
konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya
untuk membantu kliennya mengatasi masalahnya.
 Konseling sebagai bantuan pribadi secara tatap
muka (face to face) yang diberikan oleh seorang
konselor profesional yang berkompeten dalam
bidang konseling kepada seorang klien yang
memiliki masalah agar klien dapat memecahkan
masalahnya.
 Robinson mengertikan Konseling adalah semua
bentuk hubungan antara dua orang, dimana yang
seorang yaitu klien dibantu untuk lebih mampu
menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya
sendiri dan lingkungannya. Suasana hubungan
konseling ini meliputi wawancara untuk
memperoleh dan memberikan berbagai informasi,
melatih/mengajar,meningkatkan kematangan,
memberikan bantuan melalui pengambilan
keputusan dan usaha-usaha penyembuhan (terapi).
 Konseling merupakan salah satu bentuk hubungan
yg bersifat membantu. Makna membantu disini
sebagai upaya untuk membantu orang lain agar ia
mampu tumbuh ke arah yg dipilihnya sendiri,
mampu memecahkan masalah yg dihadapinya dan
mampu menghadapi krisis yg dialami dalam
kehidupannya. Sedangkan tugas konselor yaitu
menciptakan kondisi yg diperlukan bagi
pertumbuhan dan perkembangan klien.
 Bila di tinjau dari sejarah perkembangan ilmu bimbingan dan konseling di
Indonesia, maka sebenarnya istilah bimbingan dan konseling pada awalnya di kenal
dengan istilah bimbingan dan penyuluhan yang merupakan terjemahan dari istilah
guidance and counseling, penggunaan istilah bimbingan dan penyuluhan sebagai
terjemahan dari kata guindance dan counseling ini di cetuskan oleh Tatang
Mahmud, M.A., seorang pejabat Depertemen tenaga kerja Republik Indonesia
pada tahun 1953. Akan tetapi dalam perkembangan bahasa Indonesia selanjutnya
pada th 1970 sebagai awal dar masa perkembangan Orda Baru, istilah penyuluhan
yg merupakan terjemahan dari kata counseling dan mempunyai konotasi
psyhological-counselling, banyak pula dipakai dalam bidang-bidang lain seperti
penyuluhan Gizi, penyluhan Hukum, penyuluhan KB, penyuluhan Agama, dan
lain sebagainya. Menyadari perkembangan pemakain istilah yg demikian maka
sebagian para ahli bimbingan dan penyuluhan Indonesia yg tergabung dalam
profesi IPBI (ikatan petugas bimbingan Indonesia) mulai meragukan pengunaan
istelah penyuluhan sebagai terjemahan dari counseling tersebut.
Tujuan Bimbingan

Tujuan layanan bimbingan agar individu dapat:


1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan
karir serta kehidupannya di masa yang akan datang
2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang
dimilikinya seoptimal mungkin
3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan,
lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya
Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam
studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan,
masyarakat, maupun lingkungan kerja.
 Untuk mencapai tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan
kesempatan untuk :
1. Mengenal dan memahami potensi, kekuatan dan tugas-tugas
perkembangan
2. Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di
lingkungannya
3. Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya
serta rencana pencapaian tujuan tersebut
4. Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri
5. Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya
sendiri,kepentingan lembaga tempat kerja dan masyarakat.
6. Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari
lingkungan.
Tujuan Konseling

 Secara umum tujuan konseling adalah agar klien


dapat mengubah perilakunya ke arah yang lebih
maju, melalui terlaksananya tugas-tugas
perkembangan secara optimal, kemandirian, dan
kebahagiaan hidup.
 Secara khusus tujuan konseling tergantung dari
masalah yang dihadapi oleh masing-masing
klein.
Fungsi Pelayanan Bimbingan
Konseling
1. Pemahaman, yaitu membantu peserta didik (siswa) agar
memiliki pemahaman tarhadap dirinya (potensinya) dan
lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama).
2. Preventif, yaitu upaya konselor untuk senantiasa
mengantisipasi berbagai masalah yg mungkin terjadi dan
berupayauntuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh
perserta didik atau dengan kata lain klien terhindar dari
berbagai masalah yg mungkin timbul sehingga dapat
mengganggu, menghambat atau menimbulkan kesulitan
dan kerugian tertentu dalam kehidupan dan proses
perkembangannnya.
3. Pengembangan , yaitu Konselor senantiasa
berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar
yang kondisif, memfasilitasi perkembangan
siswa, sehingga berbagai potensi yang ada atau
kondisi yang sudah baik agar tetap menjadi baik
untuk lebih dikembangkan secara mantap dan
berkelanjutan.
4. Perbaikan (Penyembuhan), yaitu bersifat kuratif, berkaitan
erat dengan upaya pemberian bantuan kepada siswa yg telah
mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial,
belajar, maupun karir. Teknik yg digunakan berupa konseling
dan remedial teaching.
5. Penyaluran, yaitu untuk membantu individu memilih
kegiatan eksrakurikuler, jurusan atau program studi, dan
memantapkan penguasaan karir atau jabatan yg sesuai
dengan minat, bakat, keahlian dan cita-citakepribadian
lainnya. Konselor harus kerjasama dengan pendidikan
lainnya.
6. Adaptasi, yaitu membantu para pelaksana
pendidikan khususnya konselor, guru atau dosen
untuk mengadaptasikan program pendidikan
terhadap latar belakang pendidikan, minat ,
kemampuan, dan kebutuhan individu (siswa).
7. Penyesuaian, yaitu membantu individu (siswa)
agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis
dan konstruktif terhadap program pendidikan,
peraturan sekolah atau norma agama.
Prinsip-prinsip Dalam BK

1. Diperuntukkan bagi semua individu baik yang


punyak masalah ataupun yang tidak punyak
masalah.
2. Menekankan dan membangun pandangan yang
positif terhadap diri sendiri, memberikan
dorongan, dan peluang untuk berkembang.
3. Merupakan usaha bersama, bukan hanya
tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas para
guru dan kepala sekolah.
4. Berlangsung dalam berbagai setting (adegan)
kehidupan, bimbingan tidak hanya berlangsung di
sekolah, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan
atau industri, lembaga-lembaga pemerintah atau swasta,
dan masyarakat pada umamnya.
5. Bersifat individualisasi, yang mana setiap individu
bersifat unik (berbeda satu sama lainnya)
6. Berkanaan dengan sasaran pelayanan yang tidak
memandang umur, jenis, suku, agama, dan status sosial
ekonomi.
Ruang lingkup BK

a. Hakikat, tujuan, fungsi dan prinsip-prinsip, serta


asas-asas konseling.
b. Karakteristik dan kompetensi konselor
profesional.
c. Karakteristik klien dan masalahnya.
d. Hambatan dalam proses kanseling.
e. Teori yang diterapkan dalam pelayanan
konseling.
f. Penggunaan teknologi dalam konseling.
Asas Bimbingan dan Konseling
1. Asas Kerahasiaan yaitu merupakan perilaku konselor untuk
menjaga rahasia segenap data dan keterangan tentang peserta
didik atau diri klien dan lingkungan klein berkenanaan dengan
pelayanan konseling. Asas ini merupakan asas kunci dalam
usaha pelayanan konseling, jika asas ini dilakukan benar-benar
oleh konselor maka penyelenggaraan konseling akan mendapat
kepercayaan dari semua pihak.
2. Asas kesukarelan yaitu menghendaki adaya kesuakaan dan
kerelahan peserta didik atau klien mengikuti yang diperlukan
baginya, sehingga konselor berkawajiban membina dan
mengembangkan kesukarelaan untuk memberikan bantuan
dengan ikhlas tanpa ada paksaan.
3. Asas keterbukaan yaitu menghendaki agar peserta didik atau
klien yang menjadi sasaran layanan bersifat tarbuka dan tidak
berpura-pura, baik dalam memberikan keterangan tentang
dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi.
Dan asas keterbukaan hanya bisa diwujudkan jika konselor
dapat melaksakan asas kerahasiaan, dan klien percaya bahwa
konseling bersifat rahasia.
4. Asas kegiatan yaitu menghendaki agar peserta didik
atau klien yg menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara
aktif di dalam penyelenggaraan atau kegiatan bimbingan,
sehingga aktivitas yg dilakukan klien untuk mencapai tujuan
konseling.
5. Asas kemandirian yaitu pelayanan konseling bertujuan
menjadikan klien memilki kemampuan untuk menghadapi dan
memecahkan masalahnya sendiri, sehingga ia dapat mendiri tidak
tergantung pada orang lain atau konselor, dengan memiliki ciri-ciri
mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu
mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri.
6. Asas kedinamisan yaitu menghendaki agar isi layanan terhadap
sasaran layanan klien yang sama kehendaknya selalu bergerak
maju, tidak menoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan
sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu
ke waktu sehingga perubahan klien berubah ke arah yang lebih
baik.
7. Asas keterpaduan yaitu pelayanan konseling berusaha memadukan
aspek kepribadian klien, agar ia mampu melakukan perubahan
kearah lebih baju. Keterpaduan antara minat, bakat, inteligensi,
emosi, dan aspek kepribadian lainnya akan dapat melahirkan suatu
kekuatan pada diri klien, sehingga dapat mendayagunakan
lingkungan secara optimal akan menhasilkan prestasi yang sangat
berharga dalam kehidupan.
8. Asas kenormatifan yaitu pelayanan konseling tidak boleh
bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat
seperti nilai dan norma agama, hukum dan peraturan, adat istiadat,
ilmu pengatahuan , dan kebiasaan yang berlaku, sehingga layanan
BK justru dapat meningkatkan kemampuan klien memahami,
menghayati, dan mengamalkan nilai dan norma tersebut.
9. Asas keahlian yaitu menghendaki agar layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas
dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para
pelaksana BK hendaklah tenaga yang benar-benar ahli
dalam bidang bimbingan dan konseling.
10. Asas alih tangan kasus yaitu tidak semua masalah yang
dialami klien menjadi wewenang konselor, jika dalam
menyelenggaraan layanan BK tidak mampu
menyelesaikan permasalahan peserta didik atau klien,
maka mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak
yang lebih ahli.
11. Asas tutwuri handayani yaitu dalam
penyelenggaraan layanan bimbingan dan
konseling secara keseluruhan dapat menciptakan
suasana yang mengayomi, memberikan rasa
aman, mengembangkan keteladanan,
memberikan rangsangan dan dorongan serta
kesempatan yang seluas-luasnya kepada klien
untuk maju.
Landasan Bimbingan Konseling
a. Secara historis : Sampai awal abat ke-20 belum ada
konselor di sekolah. Pada saat itu pekerjaan konselor masih
di tangani oleh para guru. Gerakan bimbingan di sekolah
mulai berkembang sebagai dampak dari revolusi industri,
dan keragaman latar belakang para siswa yang masuk ke
sekolah negeri. Pada tahun 1898, Jesse B. Davis, seorang
konselor sekolah di Amerika memulai memberikan layanan
konseling pendidikan di SMA. Sedangkan layanan Bk di
Indonesia telah mulai dibicarakan secara terbuka sejak tahun
1962, hal ini ditandai dengan adanya perubahan sistem
pendidikan di SMA gaya baru dan berumahnya jurusan.
b. Secara filosofis : Bimbingan terkait dengan cara pandang
para ahli berdasarkan olah pikiranya tentang hakikat
manusia, tujuan, dan tugas hidupnya di dunia ini, serta upaya
untuk mengembangkan, mengangkat, atau memelihara nilai-
nilai kemanusiaan manusia. Bimbingan merupakan kegiatan
manusiawi yang terkait dengan upaya mengembangkan
potensi insaniah manusia, sehingga manusia senantiasa
berada dalam alur kehidupan yang bermartabat dan beradab.
Sedangkan konselor seyogianya memiliki pemahaman yang
mendalam tentang filsafat manusia agar memiliki pedoman
yg akurat dalam memberikan layanan bimbingan.
c. Secara sosial budaya : kebutuhan akan bimbingan timbul
karena adanya masalah yg dihadapi individu terlibat dalam
kehidupan masyarakat. ketidak berfungsian keluarga
melahirkan dampak negatif bagi kehidupan moralitas anak.
Bagi keluarga yg mengalami kondisi disfungsional, maka
akan di hadapkan kepada kebuntuhan atau kesulitan mencari
jalan keluar atau pemecahan masalah yg di hadapinya,
sehingga apabila tidak segara mendapat bantuan dari luar,
masalah yg dihadapinya akan semakin parah. Salah satu
bantuan yg dapaat memfasilitasi keluarga memecahkan
masalah yg di hadapinya adalah layanan bimbingan dan
konseling yg berupaya membantu untuk memelihara
keutuhan atau keharmonisan keluarga.
d. Secara religius : Manusia adalah makhluk yg mempunyai fitra
beragama, yg berpotensi untuk dapat memahami dan mengamalkan
nilai-nilai agama. Agama merupakan pedoman hidup bagi manusia
dalam rangka mencapai kebahagiaan yg hakiki di dunia dan di akhirat
kelak. Berdasarkan pendapatb para ahli dan temuan hasil penelitian
menunjukkan bahwa agama sangat berperan (berkontribusi secara
signifikan) terhadap pencerahan diri dan kesehatan mental individu.
Maka dalam pengintegrasian atau penerapan nilai-nilai agama dalam
layanan bimbingan dan konseling merupakan suatu keniscayaan yg
harus ditumbuh kembangkan. Dan agar penerapan nilai-nilai agama
dalam bimbingan dan konseling berlangsung dengan baik , maka
konselor dipersyaratkan untuk memilki pemahaman dan pengamalan
agama yang dianutnya, dan menghoramati agama klien yang berbeda
dengan agama yang di anutnya.
e. Secara psikologis : Masing-masing individu memilki karakteristik
pribadi yg unik. Setiap individu memilki kebutuhan dan senantiasa
dinamik dalam interaksinya dengan lingkungannya, dan juga mengalami
berbagai perubahan baik dalam sikap maupun tingka laku lainnya.
Sebagai suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan individu tidak
selalu berlangsung secara linier (sesuai dengan arah yg diharapkan atau
norma yg dijunjung tinggi), tetapi bersifat fluktuatif dan bahkan terjadi
stagnasi atau diskontinuitas perkembangan, sehingga akan menimbulkan
masalah psikologis. Agar perkembangan pribadi peserta didik itu dapat
berlangsung dengan baik dan terhindar dari munculnya masalah-masalah
psikologis , maka kepada mereka perlu diberikan bantuan yg sifatnya
pribadi. Upaya bantuan yg dapat memfasilitasi perkembangan peserta
didik melalui pendekatan psikologis adalah layanan bimbingan dan
konseling.
Kualitas pribadi konselor

Kualitas pribadi Konselor ditandai dengan


beberapa karakteristik sebagai berikut :
1. Pemahaman diri : konselor menyadari dengan baik
tentang kebutuhan dirinya, tentang perasannya, tentang
apa yg membuat dirinya cemas, dan memahami atau
mengakui kelebihan dan kekurangan dirinya.
2. Kompeten : bahwa konselor memiliki kualitas fisik,
intelektual, emosional, sosial, dan moral sebagai
pribadi yang berguna.
3. Kesehatan psikologis : konselor dituntut memiliki kesehatan
psikologis yg lebih baik dari kliennya. Mempunyai kualitas
kesehatan psikologis seperti memperoleh pemuasan kebutuhan
rasa aman, cinta, kekuatan, dapat mengatasi masalah pribadi
yg dihadapi, menyadari kelemahan atau keterbatasan
kemampuan dirinya, dan tidak hanya berjuang untuk hidup,
tetapi juga menciptakan kehidupan ya lebih baik.
4. Dapat dipercaya : memiliki pribadi yg konsisten, dapat
dipercaya orang lain, baik ucapannya maupun perbuatannya,
tidak pernah membuat orang lain kecewa atau kesal, dan
bertanggung jawab.
5. Jujur : konselor harus bersikap transparan, autentik, dan asli,
sehingga konselor dapat memberikan umpan balik secara
objektif kepada klien.
6. Kekuatan : kekuatan atau kemampuan konselor sangat penting
dalam konseling, sebab hal itu klien akan merasa aman. Dan
konselor dapat membuat batasan waktu yg pantas dalam
konseling, bersifat fleksibel, memiliki identitas diri yg jelas.
7. Bersifat hangat : konselor harus bersikap ramah, penuh
perhatian, dan memberikan kasih sayang. Klien ingin
mendapatkan rasa hangat tersebut dan melakukan sharing
dengan konselor.
8. Actives responsiveness : keterlibatan konselor
dalam konseling bersifat dinamis, tidak pasif.
Melalui respon yg aktif, konselor dapat
mengkomunikasikan perhatian dirinya terhadap
kebutuhan klien ketika proses konseling.
9. Sabar : melalui kesabaraan konselor dalam proses
konseling dapat membantu klien untuk
mengembangkan dirinya secara alami. Dengan
sabar cenderung menampilkan kualitas sikap dan
perilaku yang tidak tergesa-gesa.
10. Kepekaan : klien yang datang untuk minta bantuan konselor
pada umumnya tidak menyadari masalah yang sebenarnya
mereka hadapi, bahkan ada yang tidak menyadari bahwa dirinya
bermasalah. Konselor yang sensitif akan mampu
mengungkapkan atau menganalisis apa masalah sebenarnya
yang dihadapi klien.
11. Kesadaran holistik : konselor memahami klien secara utuh dan
tidak mendekatinya secara serpihan. Konselor yang memiliki
kesadaran holistik cenderung menampilkan karakteristik
seperti : menyadari secara akurat tentang diminsi kepribadian
yang kompleks, menemukan cara memberikan konsultasi yang
tepat, dan akrab serta terbuka terhadap berbagai teori.
Struktur Organisasi Bimbingan Konseling

KEPSEK
H

WAKA KESISWAAN

Wali Kelas Koordinator BK Guru Mapel


BK

SISWA
Pelayanan Konseling

Pelayanan konseling adalah


pelayanan bantuan untuk peserta didik,
baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu
mandiri dan berkembang secara optimal,
dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan
sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui
berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan
norma-norma yang berlaku.
Bidang Pelayanan Konseling
a. Pengembangan kehidupan pribadi , yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi
dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan
karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.
b. Pengembangan kehidupan sosial , yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan
kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman
sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih
luas.
c. Pengembangan kemampuan belajar , yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam
rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara
mandiri.
d. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan
mengambil keputusan karir.
Jenis Layanan Konseling
 Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami
lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-
obyek yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan
memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang baru.
 Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan
memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan
pendidikan lanjutan.
 Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas,
kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan
kegiatan ekstra kurikuler.
 Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik
menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan
yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Jenis Layanan (lanjutan …)

 Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta


didik dalam mengentaskan masalah pribadinya.
 Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik
dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial,
kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan,
serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.
 Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik
dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui
dinamika kelompok.
 Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau
pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-
cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau
masalah peserta didik.
 Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik
menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan
antarmereka.
Kegiatan Pendukung
 Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang
diri peserta didik dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai
instrumen, baik tes maupun non-tes.
 Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan
dengan pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara
berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat
rahasia.
 Konferensi Kasus, yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta
didik dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang
dapat memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi
terentaskannya masalah peserta didik, yang bersifat terbatas dan
tertutup.
 Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan
komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui
pertemuan dengan orang tua dan atau keluarganya.
 Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan
pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan
pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/jabatan.
 Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan
masalah peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan
kewenangannya.
Jenis Program
 Program Tahunan, yaitu program pelayanan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di
sekolah/madrasah.
 Program Semesteran, yaitu program pelayanan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran
program tahunan.
 Program Bulanan, yaitu program pelayanan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran
program semesteran.
 Program Mingguan, yaitu program pelayanan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran
program bulanan.
 Program Harian, yaitu program pelayanan konseling yang
dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program
harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk
satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung
(SATKUNG) konseling.
Langkah-langkah konseling

1. Membagun hubungan, sasaran pertama dalam


langkah ini adalah supaya klien dapat
menjelaskan masalahnya, keprihatianan yang
dimilikinya.
2. Identifikasi dan penilaian masalah, yang utama di
sini adalah mendiskusikan dengan klien apa yg
mereka inginkan dari proses konseling ini.
3. Memfasilitasi perubahan, dalam langkah ini
yang dicari berupa strategi dan interversi yang
dapat memudahkan terjadinya perubahan.
4. Evaluasi dan terminasi, dalam proses ini
dilakukan evaluasi terhadap hasil konseling dan
akhirnya terminasi, sedangkan indikatornya
adalah sampai sejauh mana sasaran yang telah
dilakukan tercapai.
WAWANCARA DALAM
KONSELING
YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM WAWANCARA
 Menyampaikan asas dan tujuan konseling pada klien
 Menciptakan susana yang aman sehingga klien tidak merasa
terancam
 Mampu mengajukan pertanyaan terbuka & tertutup
 Membantu klien untuk menemukan masalahnya sendiri
 Mampu mengatasi ketika klien diam, menangis atau bertindak
agresi
 Memanfaatkan waktu dengan optimal
 Mampu mencatat dengan cepat dan tepat

47

Anda mungkin juga menyukai