Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

BUDUDAYA TANAMAN SAYUR


DAN BUAH
OLEH

NAMA: DIAN PARTAWIJAYA


NPM: 19021040
BAB
I
1.1. LATAR BELAKANG
Pisang adalah salah satu suku Musaceae,berasal dari kawasan Asia Tenggara.Tanaman pisang ini
cocok tumbuh di daerah tropis juga tanaman yang tidak musiman tetapi dapat berbuah sepanjang tahun.
Indonesia merupakan salah satu sentra primer keragamaan pisang.Ada 32 jenis pisang terdapat di
Indonesia.Tanaman pisang dapat di jumpai di perakaran rumah milik pribadi, pingiran sawah, ladang,
maupun kebun.
Pisang digemari segala usia karena kandungan gizi yang tinggi, rasanya yang enak, harga yang murah
dan mudah untuk di dapatkan. Kandungan gizi pisang yang tinggi bermanfaat untuk menunjang kesehatan
dan untuk menambah selera makan. Ada jenis pisang yang langsung di makan dalam bentuk buah segar
setelah matang seperti pisang susu,pisang ambon,pisang raja.Ada juga yang diolah terlebih dahulu
sebelum dikonsumsi seperti pisang kepok,pisang tanduk dan pisang pipit.Pengolahannya dilakukan
digoreng, direbus, dikolak, dan dibakar

1.2. Tujuan
1. Untuk menggali informasi tentang meningkatkan pertumbuhan bibit pisang Barangan Serta Untuk
mengetahuai lebih dalam sejarah,penyebaran dan Morfologi tanaman pisang barangan.
2. Serta Lebih Memahami Habitat Tumbuh serta manfaat Buah Pisang Bagi tubuh Manusia.
B A B II I SI

Nama Tanaman : Pisang Barangan


Latin : Musa acuminata Linn
2.1 . Nama Umum, Nama Lokal, Nama Asing

Nama Umum dari pisang ini ialah PISANG BARANGAN Lebih dikenal

dengan nama Lokal/Sebutan Pisang Medan ,

dengan nama Asing / latin Musa acuminata Linn.

Daging buah berwarna kuning kemerahan (jingga)


2.2 Sejarah Tanaman,Daerah Penyebaran, Dan Sentra Produktif
• Buah ini berasal dari kawasan Asia Tenggara.mengalami perjalanan dan sejarah panjang yang dimulai dari hutan di Asia
Tenggara hingga menjadi salah satu buah paling populer di dunia.Para ahli berpendapat buah ini yang pertama
dibudidayakan manusia sebelum Tanaman padi.
• Pisang diyakini pertama kali dilakukan di dataran tinggi Papua Nugini.Bukti tertulis paling awal tentang keberadaan pisang
ditemukan dalam tulisan-tulisan Buddhis Pali dari abad ke-6 SM,yang menunjukkan bahwa buah tersebut telah mencapai
India saat itu.Juga disebutkan dalam berbagai kitab-kitab kuno Hindu,Cina,Islam,Yunani,dan Romawi.Alexander Agung
dan pasukannya menemukan pisang selama ekspedisi mereka ke wilayah Laut Tengah.Kemudian pisang mencapai
Madagaskar dan Palestina.Kemudian melanjutkan perjalanan melalui pelaut Portugis yang membawa pisang ke Eropa dari
Afrika Barat pada awal abad ke-15.Pada tahun 1482 pisang dibawa oleh penjelajah Portugis ke Canary Island dan Hindia
Barat.
• Penyebarannya hampir merata ke seluruh dunia,meliputi daerah tropik dan sub tropik,Dimulai dari Asia Tenggara ke Timur
melalui Lautan Teduh sampai ke Hawai. Juga ke barat melalui Samudra Atlantik, Kepulauan Kenari, sampai Benua
Amerika.
• Pisang yang dikenal sampai saat ini merupakan keturunan dari spesies pisang liar yaitu Musa Acuminata dan Musa
KLASIFIKASI TANAMAN PISANG BARANGAN

Berikut ini adalah sistem klasifikasi atau taksonomi pisang secara


lengkap, yaitu:
Kingdom : Plantae
Sub-kingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub-kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa acuminata Linn
 2.5. Morfologi Tanaman Pisang Barangan

1. Akar
• Sebagai tanaman monokotil,pohon pisang mempunyai sistem perakaran
serabut atau juga disebut akar rimpang dan tidak mempunyai akar
tunggang.
• Akar tersebut berpusat di bagian bonggol pisang dan pertumbuhannya
tidak terlalu dalam menembus tanah. Karena pertumbuhan yang dangkal
tersebut maka pisang mudah roboh jika tumbuh di tanah basah.
• Kedalaman tanah yang bisa ditembus oleh akar dengan ujung tumpul dan
bagian tepi bertekstur rata.
2. Batang

• Pisang hanya mampu tumbuh hingga ketinggian standar, yaitu sekitar


dua sampai tiga meter.
• Berbentuk bulat silindris,berlapis,mengandung banyak air.
• Batang pisang terbagi dua bagian,yaitu batang asli dan palsu yang
umum disebut sebagai batang semu.
• Batang asli terletak dalam tanah,menyerupai umbi batang, batang semu
adalah yang tumbuh di permukaan tanah dan tampak seperti batang
sejati.
• Batang asli pohon pisang adalah bagian titik tumbuh yang berfungsi
menghasilkan daun dan menumbuhkan jantung pisang.
• Sedangkan batang semu adalah pelepah daun berukuran panjang yang
berlapis-lapis menutupi satu sama lain sehingga membuat tanaman ini
berdiri tegak.
• Batang pisang umumnya berwarna hijau muda hingga agak
kecokelatan. Batang ini tidak menghasilkan kambium, sehingga
teksturnya lunak.
4. Daun

• Daun pisang berukuran besar dan lebar.Tumbuh memanjang dan


memiliki tulang di tengahnya.
• Tulang tersebut merupakan pelepah pisang dengan ujung tumpul
dan bagian tepi bertekstur rata.
• Masih muda daun berwarna hijau muda dan seiring pertambahan
umur akan berubah menjadi hijau tua.
• Ukuran daun mencapai panjang 2 m,lebar antara 40-50 cm.
• Tulang yang terdapat pada daun pisang berfungsi untuk membagi
dua daun.
• Tekstur daun pisang mudah robek dan jika diperhatikan lebih
teliti terdapat garis melintang ke samping dengan titik awal dari
bagian tulang daun.
• Selain itu bagian daun khususnya tulang atau pelepah pisang juga
mengandung air yang cukup banyak seperti batangnya
5. BUNGA
• Pohon pisang juga menghasilkan bunga atau yang lebih dikenal dengan
sebutan jantung pisang.Bunga pisang mirip seperti jantung manusia.berwarna
kuning,pada bagian luar terdapat lapisan kelopak berwarna merah yang
banyak menutupi bagian dalamnya.
• Bagian berwarna kuning di dalam bunga pisang merupakan daun penumpu
bunga yang tumbuh secara spiral dan sangat rapat. Sedangkan bagian luar atau
kelopak adalah daun pelindung yang tumbuh berliling dan mudah rontok.
Kelopak ini memiliki ukuran panjang sekitar 10 sampai 25 cm.
• Alat reproduksi tanaman pisang dapat dilihat dari bunga yang tumbuh di
bagian pangkal pohon merupakan ciri sebagai kelamin betina, sedangkan
bunga yang tumbuh di tengah adalah bunga kelamin jantan.
• Pertumbuhan kedua bunga yang menunjukkan kelamin tersebut terjadi secara
bersusun dan membentuk dua baris.
• perbedaan antara bunga betina dan bunga jantan terdapat pada benang yang
berjumlah lima buah dan tidak tumbuh secara sempurna pada bunga betina.
Kemudian bakal buah yang dihasilkan bunga betina bentuknya persegi,
sedangkan bunga jantan sama sekali tidak mempunyai bakal buah.
5. BUAH

1. Buah pisang tumbuh setelah bagian bunganya keluar. Bagian yang


pertama kali tumbuh adalah bakal buah yang dikenal dengan
sebutan sisir.
2. Pertumbuhan sisir terjadi secara perlahan dan berturut-turut
dimana setelah sisir pertama keluar, akan disusul sisir kedua, sisir
ketiga, dan seterusnya.
3. Dalam satu sisir biasanya jumlah buah pisang yang dihasilkan
berkisar antara 10 hingga 20 buah.Media tumbuh sisir pisang
secara bersusun tersebut dikenal sebagai tandan.
4. Umumnya dalam satu tandan terdapat enam sampai 20 sisir sesuai
jenis pisang.
5. Buah pisang yang masih muda berwarna hijau dan berubah
menjadi kuning ketika sudah masak dengan ukuran yang terus
membesar.
 
2.6. Penggolongan Tanaman Pisang Barangan
Tanaman Pisang Termasuk Tanaman holtikultura jenis frutikultura
tanaman yang dapat menghasilkan buah-buahan. Pada umumnya
tanaman ini membutuhkan beberapa teknik khusus ketika dibudidaya
secara massal. Sama seperti olekulturan tanaman frutikultura juga terdiri
dari dua macam yaitu tahunan dan musiman.
Contoh tanaman buah yang bersifat musiman misalnya mangga,
durian, rambutan, semangka, melon, jeruk dan sebagainya. Sedangkan
tanaman buah yang dapat menghasilkan hasil panen setiap waktu dan
tidak mengenal musim antara lain nanas, pepaya, piang, nangka, salak,
sawo dan belimbing serta yang lainnya.
 
 
2.7. Tekhnik Budidaya Tanaman,Panen Dan Pasca Panen
A. Pembibitan
Pembibitan Pisang diperbanyak dengan cara vegetatif berupa tunas-tunas
(anakan).
1. Persyaratan Bibit
• Anakan yang dijadikan bibit adalah dengan tinggi 1-1,5 m dengan lebar
potongan umbi 15-20 cm.
• Anakan diambil dari pohon yang berbuah baik dan sehat.
• Tinggi bibit akan berpengaruh terhadap produksi pisang (jumlah sisir dalam
tiap tandan). Bibit anakan ada dua jenis: anakan muda dan dewasa.
• Anakan dewasa lebih baik digunakan karena sudah mempunyai bakal bunga
dan persediaan makanan di dalam bonggol sudah banyak.  
LA N J U T A N

2. Pe rsiapan Bibit
• Bibit dapat dibeli dari daerah/tempat lain atau disediakan di kebun
sendiri.
• Tanaman untuk bibit ditanam dengan jarak tanam agak rapat sekitar
2 x 2 m.
• Satupohon induk dibiarkan memiliki tunas antara 7-9.
• Untuk menghindari terlalu banyaknya jumlah tunas anakan, dilakukan
pemotongan/penjarangan tunas.
3. Sanitasi Bibit
Sebelum Ditanam Untuk menghindari penyebaran hama/penyakit, sebelum
ditanam bibit diberi perlakuan sebagai berikut:
a) Setelah dipotong,bersihkan tanah yang menempel di akar.
b) Simpan bibit di tempat teduh 1-2 hari sebelum tanam agar luka pada umbi
mengering. Buang daun-daun yang lebar.
c) Rendam umbi bibit sebatas leher batang di dalam insektisida 0,5–1% selama 10
menit. Lalu bibit dikeringanginkan.
d) Jika tidak ada insektisida,rendam umbi bibit di air mengalir selama 48 jam.
e) Jika di areal tanam sudah ada hama nematoda, rendam umbi bibit di dalam air
panas beberapa menit.
B. Pengolahan Media Tanam
1. Pembukaan Lahan
• Pemilihan lahan harus mempertimbangkan aspek iklim, prasarana ekonomi dan
letak pasar/industri pengolahan pisang, juga harus diperhatikan segi keamanan
sosial.
• Untuk membuka lahan perkebunan pisang, dilakukan pembasmian gulma, rumput
atau semak-semak, penggemburan tanah yang masih padat; pembuatan sengkedan
dan pembuatan saluran pengeluaran air.

2. Pembentukan Sengkedan
 Bagian tanah yang miring perlu disengked (dibuat teras).
 Lebar sengkedan tergantung dari derajat kemiringan lahan.
 Lambung sengkedan ditahan dengan rerumputan atau batu-batuan jika tersedia.
Dianjurkan untuk menanam tanaman legum seperti lamtoro di batas sengkedan
yang berfungsi sebagai penahan erosi, pemasuk unsur hara N dan juga penahan
angin. 
3. Pembuatan Saluran Pembuangan Air
 Saluran ini harus dibuat pada lahan dengan kemiringan kecil dan tanah-tanah
datar.
 Di atas landasan dan sisi saluran ditanam rumput untuk menghindari erosi dari
landasan saluran itu sendir.
C. Teknik Penanaman
1. Penentuan Pola Tanaman
 Jarak tanam tanaman pisang cukup lebar sehingga pada tiga bulan pertama
memungkinkan dipakai pola tanam tumpang sari/tanaman lorong di antara
tanaman pisang.
 Tanaman tumpang sari/lorong dapat berupa sayur-sayuran atau tanaman
pangan semusim.

2. Pembuatan Lubang Tanam


 

1. Ukuran lubang adalah 50 x 50 x 50 cm pada tanah berat dan 30 x 30 x 30 cm


atau 40 x40 x 40 cm untuk tanah-tanah gembur.
2. Jarak tanam 3 x 3 m untuk tanah sedang dan 3,3 x 3,3 m untuk tanah berat
3. Cara Penanaman
i. Penanaman dilakukan menjelang musim hujan (September-Oktober).
ii. Sebelum tanam lubang diberi pupuk organik seperti pupuk kandang/kompos
sebanyak 15– 20 kg.
iii. Pemupukan organik sangat berpengaruh terhadap kualitas rasa buah
4. Pemeliharaan Tanaman
1. Penjarangan
Untuk mendapatkan hasil yang baik, satu rumpun harus terdiri atas 3-4 batang. Pemotongan anak dilakukan
sedemikian rupa sehingga dalam satu rumpun terdapat anakan yang masing-masing berbeda umur (fase
pertumbuhan).
2. Penyiangan
Rumput/gulma di sekitar pohon induk harus disiangi agar pertumbuhan anak dan juga induk baik. Penyiangan
dilakukan bersamaan dengan penggemburan dan penimbunan dapuran oleh tanah agar perakaran dan tunas
bertambah banyak.
3. Perempalan
Daun-daun yang mulai mengering dipangkas agar kebersihan tanaman dan sanitasi lingkungan terjaga.
Pembuangan daun-daun ini dilakukan setiap waktu
4. Pemupukan
Pisang sangat memerlukan kalium dalam jumlah besar. Untuk satu hektar, pisang memerlukan 207 kg urea, 138
kg super fosfat, 608 kg KCl dan 200 kg batu kapur sebagai sumber kalsium. Pupuk N diberikan dua kali dalam satu
tahun yang diletakkan di dalam larikan yang mengitari rumpun tanaman.
5. Pengairan dan Penyiraman
Pisang akan tumbuh subur dan berproduksi dengan baik selama pengairannya terjaga. Tanaman diairi dengan
cara disiram atau mengisi parit-parit/saluran air yang berada di antara barisan tanaman pisang.
6. Pemberian Mulsa
Mulsa berguna untuk mengurangi penguapan air tanah dan menekan gulma, tetapi pemulsaan yang terus menerus
menyebabkan perakaran menjadi dangkal sehingga pada waktu kemarau tanaman merana. Karena itu mulsa tidak
boleh dipasang terus menerus.
7. Pemeliharaan Buah
Jantung pisang yang telah berjarak 25 cm dari sisir buah terakhir harus dipotong agar pertumbuhan buah tidak
terhambat. Setelah sisir pisang mengembang sempurna, tandan pisang dibungkus dengan kantung plastik bening.  
4. Pemeliharaan Tanaman
D. PANEN

1. Ciri dan Umur Panen


Pada umur 1 tahun rata-rata pisang sudah berbuah. Saat panen ditentukan oleh umur
buah dan bentuk buah. Ciri khas panen adalah mengeringnya daun bendera. Buah yang
cukup umur untuk dipanen berumur 80-100 hari dengan siku-siku buah yang masih jelas
sampai hampir bulat.
2. Cara Panen
Buah pisang dipanen bersama-sama dengan tandannya. Panjang tandan yang diambil
adalah 30 cm dari pangkal sisir paling atas. Gunakan pisau yang tajam dan bersih waktu
memotong tandan. Tandan pisang disimpan dalam posisi terbalik supaya getah dari
bekas potongan menetes ke bawah tanpa mengotori buah.
3. Periode Panen
Pada perkebunan pisang yang cukup luas, panen dapat dilakukan 3-10 hari sekali
tergantung pengaturan jumlah tanaman produktif.
4. Perkiraan Produksi
Belum ada standard produksi pisang di Indonesia, di sentra pisang dunia produksi 28
ton/ha/tahun hanya ekonomis untuk perkebunan skala rumah tangga. Untuk perkebunan
kecil (10-30 ha) dan perkebunan besar (> 30 ha), produksi yang ekonomis harus
mencapai sedikitnya 46 ton/ha/tahun.
E. PASCAPANEN

Secara konvensional tandan pisang ditutupi dengan


daun pisang kering untuk mengurangi penguapan dan
diangkut ke tempat pemasaran dengan menggunakan
kendaraan terbuka/tertutup. Untuk pengiriman ke luar
negeri, sisir pisang dilepaskan dari tandannya kemudian
dipilah-pilah berdasarkan ukurannya. Pengepakan
dilakukan dengan menggunakan wadah karton. Sisir buah
pisang dimasukkan ke dos dengan posisi terbalik dalam
beberapa lapisan. Sebaiknya luka potongan di ujung sisir
buah pisang disucihamakan untuk menghindari
pembusukan.
2.8.Kegunaan dna Khasiat Tanaman
1. Untuk Diet
Jika Anda ingin berdiet, cobalah mengonsumsi sayuran dan buah lebih banyak. Salah satu buah yang baik untuk
berdiet adalah pisang barangan,di mana empat buah pisang barangan dan segelas susu dapat mencukupi kebutuhan
sarapan pagi.
2. Sebagai Sumber Energi
Karbohidrat sendiri merupakan sumber energi tubuh yang utama. Jadi, jika Anda ingin berolahraga, mengonsumsi
pisang barangan bisa menjadi pilihan yang baik karena dapat membantu Anda meningkatkan energi.
3. Meningkatkan Konsentrasi
Bagi Anda yang bekerja dan membutuhkan konsentrasi, cobalah ambil pisang barangan. Pisang ini dapat
meningkatkan konsentrasi Anda berkat adanya kandungan kalsium di dalamnya
4. Menjadikan Kulit Sehat
Salah satu manfaat pisang barangan adalah kandungan vitamin C di dalamnya, yang membuat kulit Anda menjadi
lebih sehat.(Brambang, 2021)
5. Mendukung Kesehatan Otak
Konsumsi pisang sangat baik untuk kesehatan otak, mulai dari semasa janin, hingga masa pertumbuhan. Asam
folat yang terdapat di dalam pisang menjadi nutrisi yang berguna untuk meningkatkan konsentrasi otak.
6. Dukung Kesehatan Pencernaan
pisang bisa menjadi pilihan yang baik untuk membantu melancarkan sistem pencernaan pada tubuh.(Diana Sari et
al., 2015)
7. Baik untuk Penderita Anemia
Buah pisang sendiri memiliki kandungan zat besi yang berguna untuk menaikkan jumlah hemoglobin di dalam
darah
8. Baik untuk Penderita Liver
Bagi penderita liver, mengonsumsi buah pisang dapat memberi manfaat untuk menambah nafsu makan dan
sebagai penambah energi. Cukup dengan dua buah pisang barangan dengan ukuran sedang dan madu.
BAB I I I PERKEMBANGAN TERBARU (REVIEW JURNAL 1)

Judul : Peningkatan Pertumbuhan Bibit Pisang


Barangan dengan Aplikasi Fungi Mikoriza Arbuskular.
Nama Jurnal : Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian
Nama Peneliti : Khafiz, Suswati & Asmah Indrawati
DOI : https://doi.org/10.31289/agr.v2i2.1627 /
Agrotekma, 2 (2) Juni 2018 ISSN 2548-7841
Reviewer : DIAN PARTA WIJAYA
LATAR BELAKANG
Tanaman pisang Barangan adalah komoditi penting TUJUAN PENELITIAN
yang sangat berperanan mendukung diversifikasi Untuk menggali informasi tentang kemampuan FMA dalam
sumber pangan, ekonomi dan aktifitas budaya di meningkatkan pertumbuhan bibit pisang Barangan yang diperbanyak
Sumatera Utara dalam pengusahaannya penyakit secara in-vitro dan mempercepat rehabilitasi lahan yang tercemar
Darah Bakteri yang disebabkan oleh Blood Disease propagul patogen tersebut serta mendukung program nasional
revitalisasi pisang dalam rangka penyediaan bibit sehat/bermutu dan
Bacterium (BDB) Phylotipe IV dan Fusarium ketahanan pangan, revitalisasi perekonomian pisang serta isu
oxysporum f.sp.cubense (Foc) menjadi penyebab pemeliharaan lingkungan menekan penggunaan pupuk dan pestisida
utama turunnya produksi pisang Barangan ini dan kimia perlu dilakukan upaya budidaya pisang sesuai dengan Good
menyebabkan terkontaminasinya lahan tanam oleh Agricultural Practices (GAP) dan Standard Operasional Prosedure
propagul patogen. ( SOP ).

METODOLOGI PENELITIAN
1. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah plantlet pisang Barangan, tanah ultisol halus dan pupuk kandang diayak halus,
inokulan FMA , Laboratorium Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universiitas Medan Area). Pupuk TSP, fuchsin acid, KOH 10%,
H2O2, HCl 2%, larutan laktofenol (asam laktat : gliserol : air destilasi), larutan sukrosa, dan aquadest, larutan Melzer’s,
2. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas polybag ukuran 15X 20cm, 30 x 40 cm, mikroskop cahaya, mikroskop
binokuler, petridish, gelas objek, cover glass, plastik bening, pinset, timbangan analitik, oven, hand sprayer, gelas piala, tabung reaksi,
botol sampel, ayakan pasir, jangka sorong, skop kecil, waterbath, gunting dan alat tulis.
3. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan adalah aplikasi jenis
isolat Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) sebagai berikut:
A0 = Kontrol (tanpa inokulan) A1 = 10 g inokulan (Glomus tipe-1) A2 = 10 g inokulan (Acaulospora tipe-4)A3 = 10 g inokulan
(Multispora)
PEMBAHASAN
Tinggi tanaman digunakan sebagai salah satu
indikator efektifitas kinerja isolat FMA. Semua
isolat FMA dapat meningkatkan tinggi tanaman
bibit pisang Barangan,
Adanya simbiosis mutualistik antara FMA HASIL PENELITIAN
dengan perakaran tanaman dapat membantu
pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik dan Tanaman pisang Barangan menunjukkan
Introduksi FMA mempengaruhi jumlah daun
persentase tumbuh yang baik untuk semua
tanaman pisang Barangan pada 14 has.
Perbedaan kemampuan isolat mikoriza sangat perlakuan dengan menggunakan aplikasi
dipengaruhi oleh jenis FMA yang diberikan,Pada
pengamatan mikroskopis ditemukan perakaran FMA. Persentase tumbuh tanaman pisang
tanaman pisang Barangan telah terkolonisasi
dengan baik oleh isolat FMA. Barangan yang terdapat pada semua
perlakuan yaitu 100%.
BAB I I I PERKEMBANGAN TERBARU (REVIEW JURNAL 2)

Judul :
PENINGKATAN KETAHANAN TANAMAN PISANG BARANGAN TERHADAP
BLOOD DISEASE BACTERIUM (BDB) DENGAN APLIKASI FUNGI MIKORIZA
ARBUSKULAR INDIGENUS
Nama Jurnal :
Jurnal Hama Penyakit Tanaman Tropika
 Nama Peneliti :
Susilawati,Nasir N,Azwana
DOI : https://doi.org/10.23960/j.hptt.11396-104Vol. 31 No. 1 (2003):
Buletin Agronomi
Reviewer:
DIAN PARTA WIJAYA
LATAR BELAKANG
Pemanfaatan FMA sebagai agen penginduksi ketahanan berbagai jenis
pisang telah dilakukan. Efek induksi ketahanan tanaman pisang dapat
dilihat dari berbagai indikator diantaranya indikator fitopatologi dan
agronomi. Indikator fitopatologi seperti: rendahnya persentase, intensitas
serangan BDB, rendahnya kepadatan propagul bakteri di dalam jaringan
tanaman dan indikator agronomi yaitu terjadinya peningkatan pertumbuhan
tanaman (tinggi tanaman, jumlah daun dan berat tanaman) dan peningkatan
kolonisasi FMA.
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat efektifitas kemampuan induksi isolat
FMA indigen terhadap penyakit darah
bakteri pada tanaman pisang Barangan.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di rumah kawat dan Laboratorium Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Medan Area dimulai dari
Maret sampai dengan Juli 2012. Persiapan Plantlet Pisang Barangan,Aplikasi FMA dan Penanaman Bibit Pisang. Pada penelitian ini digunakan 3 isolat
Fungi mikoriza arbuskular (FMA) yaitu: Glomus tipe-1 dan Acaulospora tipe-4 dan Glomus fasciculatum (isolat FMA dari rizosfir tanaman karet, koleksi
Prof. Dr. Ir. Eti Farda Husin, M.S). Perlakuan adalah aplikasi isolat FMA indigenus (A) pada plantlet pisang sebagai berikut: A0 = kontrol (tanpa FMA),
A1 = Glomus tipe-1, A2 = Acaulospora tipe-4, A3 = G. fasciculatum (isolat pembanding), setiap perlakuan diulang 5 kali.Pengamatan. Pengamatan
dilakukan terhadap masa inkubasi, yang dihitung sejak dilakukannya pemindahan bibit ke polybag yang berisi media tanah yang terkontaminasi bakteri
sampai munculnya gejala awal dengan satuan hari setelah pemindahan (hsp). Efektifitas FMA dalam memperlambat masa inkubasi bakteri dihitung
menggunakan rumus :
Em= MPk – MPp x 100 % dengan: Em = Keefektifan FMA,
MPk MPk = Masa inkubasi bakteri pada kontrol (tanpa perlakuan) dan
MPp = Masa inkubasi bakteri pada perlakuan.
Selanjutnya dilakukan penghitungan intensitas serangan penyakit dengan menggunakan skala menurut Baharuddin (1994) yaitu untuk gejala pada
daun skala serangannya adalah:
0 = tidak ada serangan (tanaman sehat)
1 = 1 helai daun layu/kering
2 = 2 - 3 daun layu/kering
3 = 4 - 5 daun layu/kering
4 = >5 daun layu/kering/tanaman mati
Keefektifan FMA menekan intensitas serangan penyakit darah bakteri dihitung berdasarkan rumus Sivan dan Chet (1986). Kepadatan populasi BDB
pada rhizosfir perakaran tanaman dihitung pada hari ke 15, 30 dan 45 hari setelah pemindahan (hsp) dari 1 g tanah dengan metode pengenceran seri
(106 ,108 ,1010,1012) pada medium TZC diinkubasi selama 48 jam.Populasi koloni bakteri dihitung menggunakan rumus.
JB = A x B A = Jumlah koloni bakteri
JB = Jumlah bakteri B = Faktor pengenceran.
Kolonisasi FMA diamati pada potongan akar yang telah diwarnai dengan asam Fuchsin dan dihitung dengan rumus Peningkatan Ketahanan Tanaman
Pisang Barangan 99 100% jumlah akar diamati Jumlah akar terkolonisasi Kolonisasiakar   Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan sidik ragam
(ANOVA), apabila terdapat perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan uji Duncan New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf 5%.
HASIL PENELITIAN
Induksi Ketahanan Pisang Barangan terhadap BDB.
• Semua isolat FMA yang diuji dapat menginduksi ketahanan bibit Barangan terhadap BDB penyebab penyakit darah bakteri.
• Efek induksi ketahanan tersebut dapat dilihat dari berbagai parameter seperti: tanaman tidak terserang oleh BDB atau jika
tanaman bermikoriza tetap juga dapat terserang BDB tetapi terjadi perpanjangan masa inkubasi bakteri di dalam jaringan
tanaman, rendahnya persentase dan intensitas serangan penyakit.
• Di samping itu kepadatan BDB di dalam jaringan akar tanaman pisang Barangan menjadi menurun.
• Aplikasi isolat Glomus (Glomus tipe-1 dan G. fasciculatum) berbeda sangat nyata dengan aplikasi Acaulospora tipe-4 untuk
parameter masa inkubasi, persentase dan intensitas serangan.
• Bibit Barangan yang diaplikasi dengan 2 jenis FMA tersebut tidak terserang BDB, aplikasi Acaulospora tipe-4 persentase
serangan BDB lebih rendah yaitu 33,33%. Pada tanaman yang tidak diaplikasi FMA (kontrol) semua tanaman terserang BDB.
• Dengan kata lain aplikasi isolat Glomus (Glomus tipe-1 dan G. fasciculatum) efektif (100%) menginduksi ketahanan tanaman
pisang Barangan diikuti Acaulospora tipe-4 yaitu 66,67%. Intensitas serangan BDB pada tanaman dengan aplikasi
Acaulospora tipe-4 sebesar 6% lebih rendah dibanding kontrol (32,6%).
• Efektifitas penekanan intensitas serangan tertinggi ditemukan pada perlakuan aplikasi 2 isolat Glomus yaitu 100% dan diikuti
Acaulospora tipe-4 81,59%.
• Rendahnya intensitas serangan pada perlakuan aplikasi FMA indigen berkaitan dengan masa inkubasi dan kepadatan BDB di
rizosfir perakaran tanaman. Masa inkubasi BDB pada tanaman bermikoriza yang terserang BDB menjadi lebih panjang yaitu
30 hst dibanding kontrol (10 hst).
• Aplikasi Acaulospora tipe-4 efektif memperpanjang masa inkubasi BDB sebesar 20% dibanding kontrol
• Masa inkubasi BDB berkaitan erat dengan kepadatan BDB di dalam jaringan tanaman.
• Aplikasi FMA indigen menyebabkan terhambatnya perkembangan BDB dalam jaringan tanaman pisang Barangan
HASIL PENELITIAN
Kepadatan Populasi BDB.
Aplikasi FMA indigen menyebabkan tanaman terinduksi ketahanannya terhadap BDB .
• Efek induksi tersebut menyebabkan terhambatnya perkembangan BDB di rizosfir tanaman pisang Barangan.
• Kepadatan populasi BDB ditemukan dalam jumlah rendah di rizosfir perakaran tanaman pisang bermikoriza.
• Ketiga isolat FMA memiliki kemampuan yang tinggi dalam menekan perkembangan populasi BDB di rizosfir
tanaman pisang dengan R2 e” 0,912. Isolat G. fasciculatum memiliki kemampuan tertinggi dalam menekan
perkembangan bakteri dengan persamaan yGf = -1,354x+12,64 (R = 0,938) , diikuti isolat Glomus tipe-1 ( yG1 = -
1,399+12,69 (R2 = 0,932) dan isolat Acaulospora tipe-4 (yAc.4 = -1,097x+12,50 (R2 = 0,912), sementara pada
kontrol yK = -0,576x+11,86 (R2 = 0,832).
• Kepadatan populasi bakteri mengalami penurunan seiring dengan pertambahan umur tanaman. Kepadatan propagul
BDB pada 45 hst lebih rendah dibandingkan pada pengamatan 30 hst dan 15 hst. Kepadatan BDB tertinggi ditemukan
pada rizosfer perakaran tanaman tanpa aplikasi FMA indigen (kontrol)
• Kolonisasi FMA Pada Perakaran Tanaman Pisang Barangan. Aplikasi FMA pada saat aklimatisasi akan lebih cepat
mengkolonisasi akar dibandingkan dengan umur yang lebih lanjut.
• Hifa isolat FMA indigen mampu mempenetrasi akar plantlet pisang Barangan pada saat aklimatisasi dan berkembang
secara intensif. Tingkat kolonisasi FMA meningkat seiring dengan pertumbuhan tanaman. Pada pengamatan secara
mikroskopis ditemukan perakaran tanaman pisang Barangan terkolonisasi isolat FMA.
• Hal ini dapat dilihat dari tingginya persentase dan intensitas kolonisasi FMA dalam perakaran tanaman pisang dan
kepadatan spora FMA Terdapat perbedaan tingkat kolonisasi
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Riview Jurnal 2 Judul:
Riview Jurnal 1 Judul: “ PENINGKATAN KETAHANAN TANAMAN PISANG
“ Peningkatan Pertumbuhan Bibit Pisang BARANGAN TERHADAP BLOOD DISEASE BACTERIUM (BDB)
Barangan dengan Aplikasi Fungi Mikoriza DENGAN APLIKASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR
Arbuskular “ INDIGENUS “
Secara umum Fungi Mikoriza Dari kegiatan penelitian dapat disimpulkan bahwa aplikasi FMA
Arbuskular (Glomus tipe-1, Acauluspora (Glomus tipe-1, Acaulospora tipe-4, Glomus fasciculatum) dapat
tipe-4, Multispora) dapat meningkatkan menginduksi ketahanan tanaman pisang Barangan terhadap BDB.
pertumbuhan tanaman. Pengaplikasian Tanaman pisang dengan aplikasi kedua isolat tersebut tidak terserang
FMA Glomus tipe-1, Acauluspora tipe-4, oleh BDB sementara aplikasi Acaulospora tipe-4 tanaman masih
terserang bakteri tetapi persentase, intensitas serangan lebih rendah
Multispora berpengaruh sangat nyata
dan masa inkubasi lebih panjang dibanding kontrol. Kepadatan
untuk parameter tinggi tanaman, jumlah propagul BDB ditemukan dalam jumlah rendah dalam perakaran
daun dan berat basah tanaman pisang tanaman pisang yang dikolonisasi FMA indigen. Peningkatan
dan berpengaruh nyata untuk parameter ketahanan pisang terhadap BDB berkaitan erat dengan tingginya
berat shoot tanaman dan berpengaruh persentase dan intensitas kolonisasi FMA serta intensifnya struktur
tidak nyata untuk berat basah root. mikoriza (kepadatan spora, hifa eksternal dan hifa internal) pada
perakaran tanaman pisang Barangan
BAB V PENUTUP
5.2 . SARAN
Riview Jurnal 1 Judul: Riview Jurnal 2 Judul:
“ Peningkatan Pertumbuhan Bibit Pisang “PENINGKATAN KETAHANAN TANAMAN PISANG BARANGAN
Barangan dengan Aplikasi Fungi Mikoriza TERHADAP BLOOD DISEASE BACTERIUM (BDB) DENGAN APLIKASI
Arbuskular “ FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR INDIGENUS “
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Perbedaan keefektifan isolat FMA sangat dipengaruhi oleh jenis
semua dosis FMA yang digunakan sangat baik FMA yang diberikan, umur tanaman pada saat aplikasi FMA, jenis
untuk membantu pertumbuhan dan tinggi tanaman dan faktor lingkungan lain yang mendukung. Aplikasi FMA
tanaman pisang.Persentese kolonisasi akar, pada saat aklimatisasi akan lebih cepat mengkolonisasi akar
Efektifitas simbiosis, Kepadatan Spora FMA, dibandingkan dengan umur yang lebih lanjut.Selain itu perbedaan
tinggi tanaman, jumlah daun.Penerapan keefektifan tersebut disebabkan karena adanya perbedaan
penelitian hendaknya dapat diaplikasikan kemampuan dari masing-masing isolat dalam bersimbiosis dengan
kepada masyarakat petani pedesaan,sebagai akar bibit pisang. Ada kemungkinan setiap isolat mempunyai
salah satu cara peningkatan perekenomian preferensi yang berbeda terhadap eksudat yang dikeluarkan oleh bibit
petani dalam budidaya pisang barangan ,yang pisang tersebut. keberhasilan aplikasi FMA dalam penekanan penyakit
ramah lingkungan. akan ditentukan berbagai faktor diantaranya oleh jenis FMA, tingkat
kolonisasi FMA, urutan aplikasi, fase pertumbuhan tanaman dan jenis
tanaman inang .
DAFTAR PUSTAKA
Andhany, I. 2018. Strategu Peningkatan Produksi Pisang Barangan Di Kabupaten Deli Serdang. Deli Serdang,Sumatera
Utara.
Blandina, B., Siregar, L.A.M. & Setiado, H. 2019. Identifikasi Fenotipe Pisang Barangan (Musa Acuminata Linn.) Di
Kabupaten Deli Sedang Sumatera Utara. Jurnal Agroekoteknologi.
Brambang 2021. Mengenal Dua Jenis Pisng lokal ( Pisang Mas dan Pisang Barangann ). Brambang.com. Tersedia di
https://blog.brambang.com/tag/pisang-barangan/ [Accessed 7 April 2022].
Diana Sari, I., Yuniar, Y., Siahaan, S. & Al, E. 2015. Community Tradition in Planting and Using Medicinal Plant in
Surround Home Yard. Indonesian pharmaceutical journal, Jakrta.
Dwivany, F., W, K. & Sutanto, A. 2021. Pisang Indonesia. Supply Chain Management, Bandung.
Khafiz, K., Suswati, S. & Indrawati, A. 2018. Peningkatan Pertumbuhan Bibit Pisang Barangan dengan Aplikasi Fungi
Mikoriza Arbuskular. Agrotekma: Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian, Medan,Sumatera Utara.
Loho, A.E., Lolowang, T.F. & Manado, K. 2017. Analisa Nilai Tambah Pisang “ Goroho ” ( Musa acuminafe , sp ) ( Studi
Kasus : Sabuah Ungu Pantai Malayang Kota Manado ) Velly Maria Karamoy This study aims to find out how much
added value goroho bananas . This research was carried out for 3 months in. Pantai Malalayang,Manado.
Permana, M.D.A. 2018. Sejarah Penyebaran Pisang. Teknologi Informasi G5. Tersedia di
https://teknologiinformasig5.home.blog/2018/12/02/sejarah-persebaran-pisang/ [Accessed 11 April 2022].
Prihatman, K. 2000. Musa spp. BPP Teknologi. jakarta.
(Blandina et al., 2019)(Brambang, 2021)(Khafiz et al., 2018)(Dwivany et al., 2021)(Permana, 2018)
(Prihatman, 2000)(Andhany, 2018)(Loho et al., 2017)(Diana Sari et al., 2015)

Anda mungkin juga menyukai