Anda di halaman 1dari 15

IMPLEMENTASI MIKROPROSESSOR Z80

PADA PENGENDALI LIFT


Oleh : Drs. Hartono, ST

Abstrak

Microprocessor is some one aritmatic and logic more ever one control
materialization in have LSI chip. With microprocessor can plant control system
lift three floor with stepper motor movement. In to stake out program control to
use hard ware GMS-1 single board which bases microprocessor Z 80.
Hardware among other to consist of microprocessor Z 80, ROM 2561,
RAM 6116, PPI 8255, CTC Z 80, and UPI 8041, where as software
to use machine language is assambler. Before use to planning, first of all to
determine problem and analized problem, also to make flowchart, to stake out
program and last writen program to application.
Before, have maked program, the first of all to determine output, to consise
of 4, that is data on address 1F00, 1F01, 1F02, and 1F03. Input from
voltage which to realized by way of indicator switch floor 1, floor 2, floor 3, whith
switch to head floor 1, floor 2, and floor 3.
Open-close doors mechanism lift no use program from microprocessor Z 80,
but to use circuits J-K flip-flop 74LS73 to open door and closing doors used timer
555.

1. Pendahuluan.

Perkembangan mikroprosessor semakin lama semakin susah diikuti. Banyak


sekali mikroprosessor lama yang sudah tidak dipakai lagi pada personal komputer
(PC), pada hal dalam aplikasi dibidang otomatisasi sistem kontrol di industri
masih banyak mikroprosessor lama yang digunakan. Dalam beberapa aspek untuk
kontrol industri, tidak terlalu dibutuhkan mikroprosessor dengan kecepatan tinggi,
sebab yang dikontrol oleh mikroprosessor adalah peralatan-peralatan mekanik dan
motor-motor listrik. Banyak jenis pengendali otomatis, yang secara garis besar
dibedakan menjadi dua yaitu pengendali analog dan pengendali digital.
Dengan perkembangan teknologi digital sekarang, pengendali digital lebih
disukai karena murah, handal, dan fleksibel. Permasalahan yang timbul pada
pengendali digital adalah bagaimana mengatur dengan tepat waktu mulai dan
berhenti suatu motor listrik serta berbagai variasi waktu gerak dan
urutannya
dalam sistem pengendali. Untuk mengatasi permasalahan tersebut salah
satu caranya adalah menggunakan mikroprosessor yang telah diprogram,
diantaranya adalah program pengendali lift menggunakan mikroprosessor.
Untuk mengaplikasikan program tersebut dibuat miniatur lift dengan
penggerak motor stepper dengan sistem pengereman tidak langsung.
Sistem pengereman tidak langsung diterapkan, agar apabila terjadi kesalahan
menekan tombol lift, lift tidak berhenti mendadak tetapi akan terus sampai lantai
berikutnya.

16
2. Tinjauan pustaka dan Landasan Teori.

Mikroprosessor Z80 merupakan mikroprosessor 8 bit dan termasuk dalam


kelompok mikroprosessor 8085 yang terkenal karena prinsip-prinsip dasarnya
digunakan dalam versi mikroprosessor yang lebih maju. (Malvino, 1983).
Mikroprosessor Z80 Zilog menggunakan 158 instruksi dengan kecepatan detak
maksimum 2,5 MHz. Pada GMS-1 untuk perancangan simulasi program lift tiga
tingkat menggunakan sistem detak 1,79 MHz.
ROM (Read Only Memory) yang digunakan mikroprosessor Z80 adalah
EPROM (Eraser Programable Read Only Memory) 2561 dengan kapasitas
2K byte, tegangan catu tunggal + 5 volt dengan alamat (address) EPROM
monitor : 0000 - 07FF, perluasan kapasitas ROM menggunakan 2532 dengan
kapasitas 4 Kbyte dan alamat ERPOM monitor 0000 – 0FFF. RAM yang
digunakan mikroprosessor Z80 adalah RAM statik 6116, kapasitas 2 K byte,
dengan fasilitas rangkaian “back-up batterey”, dan address RAM dasar 1800 -
1FFF. Daerah perluasan memori dengan EPROM 2561 atau RAM statik 6116
dengan address perluasan alamat 2000 - 2FFF. (GMS, 1986).
PPI (Programmable Peripheral Interface) 8255 merupakan piranti
masukan/keluaran yang dapat diprogram. Memiliki 24 pena masukan/keluaran
dan terdiri dari 2 kelompok dan masing-masing kelompok mempunyai 12
jalur
masukan/keluaran yang dapat diprogram secara terpisah dalam 3 mode.
Mode 0 dengan 12 pena masukan/keluaran yang dapat diprogram, 4 pena
diantaranya (port C Upper/lower) dapat digunakan sebagai masukan atau
keluaran (simple input/output), mode 1 dapat difungsikan sebagai single
handshake (protokol jabat tangan tunggal), dan mode 2 sebagai double
handshake (protokol jabat tangan ganda). (Rizal Rizkiawan, 1997).
CTC (Counter Timer Circuit) Z80 adalah komponen yang dapat diprogram
dengan 4 buah kanal yang berdiri sendiri yang masing-masing dapat berfungsi
sebagai penghitung (Counting) dan penghitung waktu (timing) untuk sistem
mikrokomputer yang menggunakan CPU Z80. CPU dapat
menginformasikan
kanal-kanal di dalam CTC untuk beroperasi dalam berbagai mode dan
kondisi yang diinginkan untuk keperluan berhubungan dengan berbagai macam
peralatan. CTC Z80 menggunakan teknologi “N-channel sillicon gate
depletion”, dan dikemas dalam DIP (dual in package) 28 kaki. CTC Z80 hanya
memerlukan catu daya +5 volt serta sebuah pulsa detak (clock) 1 fasa sebesar 5
volt. (GSM, 1986).
UPI (Universal Peripheral Interface) 8041 merupakan interface 8 bit yang
dibuat bisa menyesuaikan (matching) dengan sistem mikroprosessor 8 bit. 8041
dikemas dalam DIL 40 kaki, fungsi UPI sebagai
peripheral kontrol
mikroprosessor dan sistem yang lain. UPI 8041 dilengkapi dengan
ROM/EPROM 1024 X 8, RAM 64 X 8, timer/counter 8 bit, dan dilemgkapi 18
kaki I/O yang dapat diprogram. (Intel Corporation, 1979).
Antar muka (interface) pengendali lift dengan mikroprosessor Z80, rangkaian
antar muka pengendali lift Z80 terdiri dari IC 74LS75 yang merupakan
pengunci (latch), IC 74LS126 sebagai penyangga (buffer), IC 74LS139 sebagai
rangkaian decoder (demultiplexer), IC 74LS32 sebagai gerbang (gate) OR, dan
IC 74LS04
17
sebagai gerbang NOT. Rangkaian antar muka dilengkapi dengan 3 saklar NO dan
3 saklar NC.
Pengendali pintu lift, rangkaian pengendali pintu tidak dijalankan dengan
menggunakan mokroprosessor Z80 tetapi menggunakan rangkaian pengendali
yang berupa rangkaian trigger dengan IC 74LS73 sebagai pembuka pintu dan
rangkaian pewaktu (timer) menggunakan IC 555 sebagai penutup pintu.
Motor stepper, pada saat magnet tetap yang disebut rotor tertahan pada medan
magnet, medan magnet tersebut akan diatur posisinya sesuai dengan arah medan
magnet. Bila ada pulsa, rotor akan bergerak dengan sudut putar tertentu untuk
menyesuaikan diri dengan medan magnet yang baru. Pertambahan pergerakan
angular (putaran) dari rotor yang disebabkan oleh pulsa disebut sudut langkah
(step angle ) atau resolusi ( KF. Ibrahim, Teknik Digit, 1986 ).
Motor DC, digunakan untuk membuka dan menutup pintu lift. Berdasarkan
sumber arus penguatan magnetnya dapat dibedakan menjadi motor DC penguatan
terpisah dan motor DC penguatan sendiri, berdasarkan hubungan lilitan
penguatan
dibedakan menjadi motor shunt, motor seri dan motor kompon. Pengasutan
motor DC dibedakan menjadi pengasutan langsung dan pengasutan dengan
rheostat, sedangkan pengereman motor DC dibedakan menjadi pengereman
regeneratif, dinamis dan plugging. Pengaturan kecerapan putaran motor DC
dapat dilakukan dengan mengubah tahanan rangkaian jangkar, mengubah
fluks magnit dan mengubah tegangan jepit. Untuk membalik putaran motor
DC dapat dilakukan dengan membalik arah arus jangkar (arah arus penguat
tetap) dan membalik arah arus penguat (arah arus jangkar tetap). (Sumanto,
1984).

3. Merancang Program Dengan Mikroprosessor Z80.

Program mikroprosessor (komputer) merupakan susunan instruksi (perintah),


kemudian CPU akan melaksanakan langkah-langkah logika untuk mencapai hasil
yang diinginkan. Sebelum program dilaksanakan CPU, program harus disimpan di
memori dalam bentuk biner yang disebut program dalam bahasa mesin (machine
language program). Menginterperetasikan program dalam bahasa mesin sangat
sulit dan membutuhkan waktu yang lama, cara yang lebih mudah untuk
menginterpretasikan bahasa mesin adalah bahasa assembly. Setiap perintah bahasa
mesin ditampilkan bentuk bahasa assambly, sehingga lebih mudah dibaca dan
dipahami. Instruksi CPU dan register dinyatakan dalam simbol, yang disebut
“mnemonics”, dan program yang ditulis dengan kode (simbol) mnemonic disebut
program assembly. Sebelum program dalam bahasa assambly dilaksanakan CPU,
program tersebut harus diterjemahkan dalam bahasa mesin oleh program khusus
yang disebut “assembler”. Program ditulis dalam bahasa assembly, karena lebih
cepat membuatnya, mnemonic-nya membuat pemprogram mudah mengingat
dan telah mempunyai paket “self-diagnostic” untuk memeriksa program yang
dibuat apabila ada kesalahan. Kekurangan yang utama bahasa assembly adalah
membutuhkan assembler (penterjemah ke bahasa mesin) sebelum CPU
menjalankan program. Sebelum membuat program, ada langkah-langkah yang
harus ditempuh yaitu analisa masalah, pembuatan flowchart (struktur program),
merancang program, penulisan program, pembuatan program assembly,

18
mengisikan program Z80 serta menjalankan dan memeriksa program. Secara
diagram blok ditunjukkan gambar 1.

ANALISA MASALAH

FLOWCHART

PERANCANGAN PROGRAM

PENULISAN PROGRAM

ASSEMBLY

PROGRAM MEMASUKAN PROGRAM

PELAKSANAAN DAN

PENYIMPANAN HASIL
Sumber : GMS, 1986
Gambar 1.
Langkah-langkah
pemrograman.

Sebelum melaksanakan pemprograman, terlebih dahulu harus membuat


analisa masalah dan pemecahannya harus memperhatikan hal-hal berikut ini :
a. Karateristik dan tuntutan masalah;
b. Kondisi-kondisi yang telah diketahui;
c. Format informasi masukan dan bagaimana format itu dikonversikan;
d. Jenis data dan ketelitiannya;
e. Waktu pelaksanaan program yang dibutuhkan;
f. Instruksi-instruksi CPU dan sifat-sifatmya;

19
g. Besarnya memori;
h. Kemungkinan dapat-tidaknya masalah tersebut diselesaikan;
i. Metode pemecahan masalah;
j. Evaluasi pemprograman;
k. Bagaimana dan dimana hasil pembuatan program disimpan.
Flowchart dapat digunakan untuk menggambarkan perilaku suatu
algoritma. Bila flowchart lengkap telah selesai dikerjakan, maka gambaran
lengkap tentang proses pemecahan masalah dapat diikuti. Peranan flowchart
sangat penting terutama dalam pemeriksaan program. Ada dua jenis
flowchart, yaitu :
l. Flowchart sistem, yaitu menunjukkan jalannya program secara umum.
m. Flowchart terperinci, yaitu memuat perincian-perincian yang penting untuk
pemprograman.
Biasanya program yang rumit didahului dengan flowchart sistem, lalu dilengkapi
pula dengan flowchart terperinci. Keuntungan flowchart adalah menunjukkan
urutan langkah-langkah dengan simbol-simbol dengan anak panah, untuk
menunjukkan operasi apa yang dilaksanakan pada tiap-tiap langkah.
Sebelum merancang program harus memperhatikan beberapa hal antara lain
sebagai berikut ini :
n. Membaca (mendapatkan) sinyal masukan atau data;
o. Mengahasilkan atau mengkonversi sinyal keluaran dan data;
p. Perhitungan dan analisa logika di dalam program utama;
q. Hubungan program utama dan subroutine;
r. Penggunaan register-register yang ada di dalam CPU;
s. Alokasi penggunaan memori pada program utama;
t. Alokasi penggunaan memori pada subroutine;
u. Alokasi memori untuk tabel data dan metode indeks addressing;
v. Program inisialisasi dan konstanta-konstanta;
w. Definisi variabel-variabel di dalam program;
x. Pertimbangan urutan waktu dan kecepatan pelaksanaan program;
y. Keterbatasan kapasitas memori;
z. Panjang data dan kepresisian data;
aa.Dokumen dan bahan rujukan yang ada dan;
ab.Hal-hal khusus lainnya.
Dalam pembahasan ini program ditulis dalam bahasa assembler.
Pernyataan program dalam bahasa assembly terdiri dari empat bagian, yaitu :

[ label ] ; [ opcode ] ; [ operand ] ; [ keterangan ]

Prosedur pemprograman assembly adalah sebagai berikut :


ac.Menterjemahkan setiap intsruksi (mnemonic) kedalam kode mesin dengan
melihat pada tabel konversi, dengan tidak memperhatikan keterangan yang ada
pada pernyataan tersebut;
ad.Setelah menentukan address awal program , kemudian menentukan address
awal yang sesuai untuk byte pertama masing-masing instruksi. Jumlah byte

20
yang dibutuhkan secara tepat harus disediakan termasuk juga byte-byte yang
akan diisi kemudian, misalnya dalam instruksi JR, DJNZ, serta address tujuan
dalam instruksi JP, CALL, LD, SRL, RR, BIT, SUB, ADD, DIR, RET, ADC,
INC, DEC, dan lain-lain;

c. Menghitung percabangan relatif dan mengisikannya ke dalam program yang


sudah di-assembly. Rumus sederhana dibawah ini dapat digunakan untuk
menghitung percabangan relatif pergeseran, pergeseran = (address tujuan)-
(address instruksi berikutnya)

Penjelasan yang sistematik tentang cara pengalamatan sangat penting dalam


pengolahan data, sebab program yang disusun tanpa penggunaan pengalamatan
yang pasti, akan menjadi kurang efektif dalam menganalisanya. Pada dasarnya
pengalamatan dapat dibagi menjadi 4 cara yang berbeda :

a. Pengalamatan segera (immediate);


Kode mesin mengandung konstanta untuk segera/langsung diakses. Disini
operan yang akan diakses langsung terkandung pada bahasa mesin, hal ini
adalah cara yang sangat sederhana untuk mengisi konstanta register atau
lokasi penyimpanan. Tentu saja operan tidak dapat diubah lagi, maka kode
mesin yang demikian umumnya disimpan didalam ROM. Kode operasi hanya
dapat mengandung satu petunjuk tentang panjang operan yang mengikuti,
selain itu bagian alamat masih harus mengandung keterangan tentang tujuan
konstanta harus dihubungkan kepadanya.

b. Pengalamatan langsung (direct);


Kode mesin mengandung sebuah atau lebih alamat-alamat, kemudian isi
alamat akan diakses lebih lanjut. Panjang alamat ini dapat berbeda menurut
keadaan register, alamat penyimpan atau alamat masukan/keluaran dan
perintah dapat mengandung petunjuk apakah bagian pertama diberikan
sebagai alamat tujuan atau sumber;
c. pengalamatan tidak langsung (indirect);
Kode mesin hanya mengandung petunjuk cara untuk mendapatkan alamat
operan yang akan diakses. Petunjuk bisa terdapat pada register CPU atau pada
lokasi penyimpanan, alamat efektif akan didapatkan untuk semua
pengalamatan secara tidak lansung dengan register dan memberikan kode
mesin yang pendek, karena pada mikroprosessor Z80 alamat 16 bit bisa
digantikan alamat 3 bit saja.
d. Pengalamatan terindeks;
Untuk menyusun pengalamatan terindeks, maka harus diperhatikan :
 Pembentukan alamat melalui penyusunan;
 Pembentukan alamat melalui penambahan;

21
4.Merancang Pengendali Lift Tiga Tingkat menggunakan Mikroprosessor
Z80.
Perancangan memegang peranan penting dalam menentukan tujuan yang ingin
dicapai. Tahap-tahap perencanaan merupakan mekanisme penting yang akan
menentukan keberhasilan perencanaan. Ide rancangan kerja pengendali lift
sebagai berikut :

a. Miniatur lift dibuat tiga tingkat;


b. Setiap tingkat dilengkapi tombol naik dan turun;
c. Simulasi penggerak lift bias dilakukan secara manual dan otomatis;
d. Pada lantai atas dan bawah dilengkapi dengan sakelar pengaman agar lift tidak
melaju terus apabila sudah sampai lantai atas atau bawah;
e. Mekanisme kerja lift yaitu sesuai dengan penekanan tombol yang diinginkan
untuk mencari lantai yang dikehendaki;
f. Mekanisme buka tutup pintu lift menggunakan timer (pewaktu) untuk memberi
kesempatan pemakai keluar atau masuk;
g. Pintu lift tidak bisa dibuka pada saat lift berjalan.

Rangkaian penggerak lift menggunakan mikroprosessor Z80 yang keluarannya


dihubungkan dengan rangkaian antar muka (interface).

Blok diagram mekanisme kerja lift tiga tingkat ditunjukkan pada gambar 2.

MASUKAN LANTAI 1 LANTAI 2 LANTAI 3

PINTU 1 PINTU 2
PINTU 3

Gambar 2. Blok diagram mekanisme kerja lift tiga tingkat.

Flowchart pengendali lift tiga lantai ditunjukkan pada gambar 3.

22
START
Z

Ambil data

Bandingkan
dengan 04

= 04 A

Ambil data

Bandingkan
Bandingkan dengan 1
dengan 2

= 01 C
= 02 B

Ambil data

23
A

Ambil data

Bandingkan
Dengan 04

= 04 Beri tanda dalam Z


posisiYang tepat

Ambil data Naik 1 tingkat Z

Bandingkan
dengan 2 Bandingkan
dengan 1

= 02
= 01 Naik 2 tingkat

Ambil data
Bunyikan Tanda Z
kamar geser

24
B

Ambil data

Bandingkan
Dengan 02

= 02 Beri tanda dalam Z


posisiYang tepat

Ambil data Turun 1 tingkat Z

Bandingkan
dengan 01 Bandingkan
dengan 04

= 01
= 04 Turun 1 tingkat

Ambil data
Bunyikan Tanda Z
kamar geser

25
C

Ambil data

Bandingkan
Dengan 01

= 01 Beri tanda dalam Z


posisiYang tepat

Ambil data Naik 2 tingkat Z

Bandingkan
dengan 04 Bandingkan
dengan 02

= 04
= 02 Naik 1 tingkat

Ambil data
Bunyikan Tanda Z
kamar geser

Gambar 3. Flowchart lift tiga tingkat.

26
Kondisi-kondisi yang dikehendaki pada saat pembuatan program yaitu :

 Pada saat awal lift berada pada salah satu lantai;


 Lift akan bergerak ke lantai tertentu sesuai dengan tombol lantai yang ditekan;
 Lift akan tetap diam (tidak bergerak), jika tombol lantai yang ditekan sesuai
dengan lantai dimana lift berada;
 Sebagai pengembangan, pada monitor ada tanda  berarti arah “turun” dan
tanda  berarti “naik” pada saat lift bergerak turun atau naik;
 Pada monitor tertulis “ke lantai -1”, “ke lantai -2” atau “ke lantai -3”, pada
saat lift berada pada lantai 1, lantai 2, atau lantai 3;
 Program dimulai pada alamat 1800H;
 Program berlangsung terus menerus.
Realisasi program pengendali lift ditunjukkan pada tabel 1.

Tabel 1.
Program pengendali lift .

Kode Operasi Kode Operasi


( Hex ) ( Hex ) ( Hex )
Program 1800 00 Lantai 1C00 3E 0C
Utama 1801 00 00 Tetap 1C02 D3 10
1803 DB 20 1C04 06 FF 05
1805 6E 04 1C07 C2 06 1C
1807 C2 00 1C0A 3E 00
1809 91 1C0C D3 10
180A DB 20 1C0E C2 00 18
180C E6 02
180E C2 00 Tunda 1E00 16 10
1810 A1 Waktu 1E02 3E 20
1811 DB 20 1E04 3D C2
1813 E6 01 1E06 04 1E
1815 C2 00 1B 1E08 C2 C2 02
1818 C3 00 18 1E0B 1E C9
181B 76
1C34 22 1C
Turun 1C20 1E A9 1C36 3E 00
Satu 1C22 21 00 1F 1C38 D3 10
Lantai 1C25 06 04 1C3A C2 00 18
1C27 7E D3
1C29 10 23 Data 1F00 01
1C2B CD 00 Motor 1F01 02
1C2D 1E 05 1F02 03
1C2F C2 72 1C 1F03 04
1C32 1D C2
Kode Operasi Kode Operasi

27
( Hex ) ( Hex ) ( Hex )
Naik 1B40 1E A9 Turun 1C40 0E 02
Satu 1B42 21 03 1F Dua 1C42 1E A9
Lantai 1B45 06 04 Lantai 1C44 21 00 1F
1B47 7E D3 1C47 06 04
1B49 10 2B 1C49 7E D3
1B4B CD 00 1C4B 10 23
1B4D 1E 05 1C4D CD 00 1E
1B4F C2 74 1C50 05
1B51 1B 1D 1C51 C2 94 1C
1B53 C2 42 1B 1C54 1D C2
1B56 3E 00 1C56 44 1C
1B58 D3 10 1C58 0D C2
1B5A C3 00 18 1C5A 42 1C
1C5C 3E 00
Naik 1C80 0E 02 1C5E D3 10
Dua 1C82 1E A9 1C60 C3 00 18
Lantai 1C84 21 03 1F
1C87 06 04 Menuju 1900 DB 10
1C89 7E D3 Lantai 1 1902 E6 04
1C8B 10 2B 1904 C2 00 1C
1C8D CD 00 1E 1907 DB 10
1C90 05 1909 E6 02
1C91 C2 98 1C 190B C2 20 1C
1C94 1D C2 190E DB 10
1C96 84 1C 1910 E6 01
1C98 0D C2 1912 C2 40 1C
1C9A 82 1C 1915 3E 03
1C9C 3E 00 1917 D3 10
1C9E D3 10 1919 06 FF
1C90 C3 00 191B 05 C2
1C92 C3 00 18 191D 1B 19
191F 3E 00
Menuju 1A00 DB 10 1921 D3 10
Lantai 2 1A02 E6 02 1923 C2 00 18
1A04 C2 00 1C
1A07 DB 10 1A17 D3 10
1A09 E6 01 1A19 06 FF
1A0B C2 20 1C 1A1B 05 C2
1A0E DB 10 1A1D 1B 1A
1A10 E6 04 1A1F 3E 00
1A12 C2 40 1B 1A21 D3 10
1A15 3E 03 1A23 C3 00 18
Kode Operasi Kode Operasi
( Hex ) ( Hex ) ( Hex )
Menuju 1B00 DB 10 1B15 3E 03

28
Lantai 3 1B02 E6 01 1B17 D3 10
1B04 C2 00 1C 1B19 06 FF
1B07 DB 10 1B1B 05 C2
1B09 E6 04 1B1D 1B 1B
1B0B C2 80 1C 1B1F 3E 00
1B0E DB 10 1B21 D3 10
1B10 E6 02 1B23 C2 00 18
1B12 C2 40 1B

5. Penutup.

Dalam perancangan program pengendali lift tiga tingkat menggunakan


mikroprosessor Z80 ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Dengan menggunakan sistem mikroprosessor Z80 pengendalian lift ternyata
lebih baik ditinjau dari stabilitasnya dan lebih efektif dibandingkan dengan
pengendalian secara manual;
b. Memiliki pengoperasian yang lebih menguntungkan karena mikroprosessor
Z80 dapat diprogram untuk pengoperasian sistem yang lain dengan program
yang berbeda;
c. Dengan mikroprosessor Z80, pengaturan dan pengendalian sistem dapat
dijalankan secara otomatis.
Untuk mengatasi berbagai kendala, diharapkan agar dilakukan proses
pemecahan masalah maupun diadakan pengembangan untuk lebih
menyempurnakan kinerja sistem pengendali lift tiga tingkat. Diharapkan dapat
dikembangkan lagi, baik dari perangkat lunak maupun perangkat keras.

6. Daftar Pustaka.

Lee, Samuel C, 1978,”Modern Switching Theory And Digital Design”, Prentice


Hall, Englewood Cliffs.

Malvino, Leach, 1981,”Digital Principles And Aplication”, Mc Graw-Hill, Los


Altos Hills.

Malvino, Paul Albert, 1983,”Digital Computer Electronics”, Mc Graw-Hill, New


York.

Rafiquzzaman, Mohamed, Ph.D, 1982,”Micro Computer Theory And Aplications


With The Intel SDK-85”, John Wiley & Sons, Singapore.

Surakhmad, Winarno, Prof, Dr, 1988,”Paper Skripsi Thesis Disertasi”, Tarsito,


Bandung.

29
Widyatmo, Ariyanto, Haryano, Eduard, Fendy, 1995, “Belajar sendiri
Mikroprosesor-MikrokontrolerMelalui Komputer PC”, PT. Media Komputindo,
Jakarta

, 1986,”Guru Mikro Saya”, , .

Riwayat Penyusun :

Penyusun dilahirkan pada tanggal 21 Juli 1964 di Pati. Setelah menyelesaikan


Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas di kota
Pati, pada tahun 1983 melanjutkan kuliah di IKIP Negeri Semarang, Jurusan
Teknik Elektro, pada tahun 1995 melanjutkan studi di Universitas Tidar
Magelang. Tahun 1986 bekerja sebagai tenaga pengajar di PAT Ajendam
Semarang sampai tahun 1991. Tahun 1991 sampai sekarang bekerja sebagai
tenaga pengajar tetap di STT Wiworotomo Purwokerto.

30

Anda mungkin juga menyukai