ALTERNATIF PEMENUHAN
KEBUTUHAN LAHAN PERKOTAAN
Reklamasi menurut UU Nomor 27 Tahun 2007: kegiatan yang dilakukan oleh orang
dalam rangka meningkatkan sumber daya lahan ditinjau dari sudut lingkungan dan
sosial ekonomi dengan cara pengurugan , pengeringan atau drainase.
LAHAN
Jepang Korsel
TERBATAS
L . . . . .
A H A
M
Lebih-lebih bila negara atau kota pelaku reklamasi tidak punya quarry sendiri.
Dengan membeli material urugan secara selundupan saja perlu biaya yang mahal,
apalagi bila dilakukan secara legal.
PERLU KEPEDULIAN BERSAMA
Di satu sisi reklamasi mempunyai dampak positif sebagai daerah pemekaran kota.
Di sisi lain, jika tidak diperhitungkan dengan cermat & matang dapat berdampak
negatif terhadap lingkungan.
Diperlukan kepedulian dan kerja sama sinergis dari semua komponen masyarakat dan
para pengambil keputusan.
Reklamasi di Indonesia ditinjau dari sudut pengelolaan daerah pantai dan pemekaran
kota:
harus diarahkan pada tujuan utama pemenuhan kebutuhan lahan baru karena
kurangnya ketersediaan lahan darat.
janganlah semata-mata ditujukan untuk mendapatkan lahan dengan tujuan
komersial belaka.
Reklamasi di sekitar kawasan pantai dan di lepas pantai dapat dilaksanakan dengan
terlebih dahulu diperhitungkan kelayakannya secara transparan dan ilmiah terhadap
seberapa besar kerusakan lingkungan yang diakibatkannya.
kerja sama yang sinergis antara Pemerintah melalui Kementrian/Dinas terkait dan
jajarannya, DPR/DPRD, Perguruan Tinggi, LSM, serta masyarakat
Aspek sosial harus didahulukan karena masalah reklamasi menyangkut hajat hidup
banyak orang terutama penduduk setempat, hingga sebaiknya terlebih dulu diadakan
public expose.
Aspek hukum yang perlu mendapat perhatian dan harus sesegera mungkin dilengkapi
antara lain menyangkut soal ijin reklamasi (termasuk alasan pengajuan reklamasi),
instalasi bawah air, sumber material, pelaksanaannya, tata guna lahan, sampai pada
soal kelestarian lingkungan sekitar pantai.
Reklamasi juga harus tercantum dalam RUTR, RTRW atau RDTRK.
SIMPULAN:
Perlu belajar dengan negara lain yang SUKSES Reklamasi JEPANG & BELANDA.
Jepang dengan reklamasi lepas pantainya, Belanda dengan penanganan
drainasenya
Reklamasi lepas pantai dapat menjadi alternatif karena tidak mengganggu sistem
drainase kota/kawasan darat.
Simulasi prediksi perubahan pola arus hidrodinamika laut secara teknis dapat
dilakukan dengan model fisik (laboratorium) atau model matematik.
Dari pemodelan ini dapat diperkirakan dampak negatif yang terjadi dan cara
penanggulangannya.
Sedangkan untuk ekosistem dan habitat yang terganggu, dapat dibuatkan habitat
buatan (artificial habitat).
Jika memang berdampak positif maka reklamasi dapat dilaksanakan, namun
sebaliknya jika negatif tidak perlu direncanakan.