PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
Materi Belajar
A. Latar Belakang
B. Dasar hukum pengawasan K3 penanggulangan kebakaran
C. Beberapa definisi terkait penanggulangan kebakaran
D. Ruang lingkup pengawasan penanggulangan kebakaran
E. Teori Api & Fenomena Kebakaran
F. Sistem Proteksi Kebakaran
G. Manejemen Penanggulangan Kebakaran
H. Sistem Tanggap Darurat Kebakaran
I. Tehnik Pemeriksaan dan Pengujian sistem proteksi
kebakaran
A. LATAR BELAKANG
Kasus Kebakaran
- Tempat Kerja : 76 % - 80%
- Bukan Tempat Kerja : 20% - 24%
20 %
Terbakar
Habis
Faktor Penyebab Kebakaran
- Api Terbuka : 37 %
- Listrik : 27%
- Pembakaran :7%
- Peralatan Panas : 3%
- Mekanik : 2%
- Kimia : 1%
- Proses Biologi : 0,5%
- Alam : 0,2%
- Tdk Dpt Ditentukan : 20%
Api terbuka
Biasanya dilaksanakan pada pekerjaan
yang bersifat sementara yang
pengendaliannya bisa dilakukan dengan
menggunakan WORK PERMIT .
Contoh : Memotong besi, Menggerinda, Las
Listrik
Faktor yang mempengaruhi :
-Jenis Kabel Tidak Sesuai
-Ukuran Kabel Tidak Sesuai
-Beban Terlalu Berlebihan
-Sambungan yang Tidak Benar
B. RUANG LINGKUP
Amanat UU 1/1970 :
Menjalankan tugas pengawasan langsung,
mulai dari pra kondisi sampai operasional
(terutama dalam bidang penanggulangan
kebakaran).
Aspek-2 Pengawasan :
-Normatif : Per-UU-an
-Administratif : Prosedur & kelengkapan
dokumen.
-Teknis : Konsep design sistem
proteksi kebakaran
C. DASAR HUKUM
PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
•KEPMENAKER 75/2002 K3 LISTRIK
Pengendalian •PERMENAKER 02/89 Proteksi penyalur Petir
ENERGI •KEP. MENAKER KEP. 187/MEN/1999 (B3)
•PER. KHUSUS “EE” (Bhn. MUDAH TERBAKAR)
•PER. KHUSUS “K” (Bhn. MUDAH MELEDAK)
06/22/22
UU 28 thn 2002
TENTANG BANGUNAN GEDUNG
PERSYARATAN KESELAMATAN
BANGUNAN GEDUNG
FLASH OVER
BACKDRAFT
Masuknya oksigen secara tiba-tiba pada suatu ruangan
tertutup pada tahap kebakaran mulai surut dengan
kondisi gas CO yang belum terbakar cukup banyak dan
oksigen berkurang. Sehingga mengakibatkan
kebakaran dan ledakan dari arah sumber masuknya
oksigen tersebut.
Tanda-Tanda Backdraft
-Panas pintu dan pegangannya
-Asap dari celah/ bukaan
-Asap masuk Kembali melalui bukaan
-Suara mendesis atau raungan
Resiko Kebakaran :
Perkiraan tingkat keparahan apabila terjadi
kebakaran.
3 Faktor yang mempengaruhi tingkat kebakaran :
Means of Escape :
Sarana berbentuk kontruksi permanen pada
gedung / tempat kerja yg dirancang aman sebagai
jalan penyelamatan saat terjadi kondisi darurat
kebakaran.
E. TEORI API & FENOMENA
KEBAKARAN
Curva Fenomena kebakaran
Nyala api akan membara yang disebut periode
kebakaran mantap (Steady/full development fire)
temperatur dapat mencapai 600- 1000 C .
Intesitas
nyala api
Temperatur mencapai 300 C,
INTENSITAS
akan
Terjadi penyalaan serentak (Flashover)
berkurang/
surut atau
3 - 10 menit padam
Intesitas nyala api meningkat (Decay)
secara konduksi, konveksi dan
radiasi (Growth)
th STEDY
ow
DE
s/d 3 menit Fully development fires
CA
Gr
t ia tio n (600-1000 o C)
Y
I ni
Kontak dengan zat yang dapat terbakar TIME
Sumber
Terjadi penyalaan awal (Initiation)
Energi Nyala relatip kecil
RADIASI
KONDUKSI
KONDUKSI
Dampak potensial kebakaran pada manusia dan property
Smoke
Temperature
Carbon
Monoxide
Carbon
Dioxide Pe
ril
P a ak
ni u
k
Oxygen
1. TEORI API
2. TEORI SEGITIGA API
(TRIANGGLE FIRE)
3. TEORI PIRAMIDA BIDANG EMPAT
(TETRAHEDRON OF FIRE)
Suatu reaksi kimia yang sangat cepat yang terbentuk dari 3
(tiga) unsur yaitu Bahan Bakar, Oksigen dan Panas yang
seimbang, di ikuti oleh pancaran sinar dan panas.
Ok
as
sig
n
Pa
n e
Bahan Bakar
TEORI PIRAMIDA BIDANG EMPAT
5. Temperatur Nyala Sendiri
Temperatur terendah yang bisa
menyebabkan bahan padat, cair dan gas
terbakar dengan sendirinya tanpa ada suatu
penyalaan sumber api
HEAT 4. Reaksi berantai ?
OUT PUT Dalam siklus nyala api adalah reaksi kimia
oksidasi eksotermal secara berantai (Gejala kimia)
3. Fire Point ?
EN
FEEDBACK
?
OX
VAPOR
FIRE menerus.
? ? 2. Flammable range. ?
FUEL Kadar uap bahan bakar di udara harus dalam
campuran yang seimbang.
1. Vaporization. ?
SOURCE Diperlukan energi awal untuk merubah bahan
ENERGY bakar kedalam bentuk uap. Suhu yang
dibutuhkan disebut flash point
JENIS KEBAKARAN
PERMENAKER No. 04/MEN/1980
JENIS BAHAN /
KLASIFIKASI CIRI KHUSUS
KEBAKARAN MATERIAL
Bahan padat Kayu, kertas, kain, Hasilkan abu, arang
kecuali logam plastik dll jika terbakar
PROTEK
kebakaran yang dapat digunakan untuk
AKTIF memadamkan api secara langsung.
SI
APAR HYDRANT
PROTEKSI AKTIF
Instalasi Deteksi & Alarm Tanda
Bahaya Kebakaran
TUJUAN :
Untuk mendeteksi kebakaran sedini mungkin,
sehingga tindakan pengamanan yang diperlukan dapat
segera dilakukan guna mencegah kebakaran yg lebih
besar.
Tindakan pengamanan / pemadaman harus sudah
berhasil diatasi sebelum waktu 10 menit sejak
penyalaan.
Jenis/tipe Alat Deteksi Kebakaran
Jenis/tipe Alat Deteksi Kebakaran
3.Type Sidewall
Biasa digunakan pada instalasi di ruangan hotel.
4.Type Concealed
Digunakan pada ruangan yg memerlukan nilai
estika.
Jenis/tipe Sprinkler Pendent
Jenis/tipe Sprinkler Upright
Jenis/tipe Sprinkler Sidewall
Jenis/tipe Sprinkler Concealed
RATING Sprinkler
Hydrant :
Instalasi pemadam kebakaran yg didesign untuk
memadamkan api dalam skala besar.
Terdiri dari ; unit penampung air, pompa air
bertekanan , instalasi perpipaan, selang dan nozzle
hydrant.
Dibutuhkan tim terlatih untuk mengoperasikannya.
Hydran
t
Pompa Utama
Perlengkapan Hydrant
Jockey Pump
Warna Pipa dan Arah Panah
Cara Kerja Alat Detektor (Alarm) &
Sprinkler
Detektor
Fire
Nyala Sprinkler
ANN Audible
Panas Alarm
AC
Gas/Asap off
HYDRANT
Lift
off
Press
MCFA
Fan
ON
Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Alat pemadam api skala kecil yg mudah
dibawa dan dioperasikan oleh satu orang.
APAR gas CO
KRITERIA PEMILIHAN APAR
• Sifat barang yang terbakar
• Potensi keparahan (ukuran, intensitas dan kecepatan menyebarnya) dari akibat
kebakaran
• Keefektifan alat pemadam pada bahaya tersebut
• Kemudahan penggunaan alat pemadam
• Adanya orang untuk menggunakannya dan kemampuan fisik dan reaksinya
• Kondisi suhu dan kondisi lingkungan
• Antisipasi terhadap reaksi kimia antara bahan yang terbakar dan media pemadam
• Kesehatan dan keselamatan operasional yang terkait
• Pemeliharaan alat pemadam
PEMILIHAN MENURUT
BAHAYANYA
• APAR untuk perlindungan bahaya klas A harus dipilih dari salah satu diantara : jenis
air, busa dan tepung kering multipurpose
• APAR untuk perlindungan bahaya klas B harus dipilih dari salah satu diantara : Carbon
Dioxide (CO2), busa dan tepung kering
• APAR untuk perlindungan bahaya klas C harus dipilih dari salah satu diantara : Carbon
Dioxide (CO2) dan tepung kering
• APAR untuk perlindungan bahaya klas D harus dari jenis yang telah disetujui untuk
digunakan pada bahaya metal khusus yang dapat terbakar
PENEMPATAN APAR
• Memberikan distribusi yang merata
• Mudah dicapai
• Bebas dari halangan karena penumpukan barang
• Dekat dengan jalan orang
• Dekat pintu keluar masuk
• Bebas dari potensi kerusakan fisik
• Mudah dilihat
Tabel Penempatan APAR
JENIS BERAT LUAS JARAK
Industri 2 kg 150 m2 15 m
Umum 2 kg 100 m2 20 m
Perumahan 2 kg 250 m2 25 m
Campuran
2 kg 100 m2 20 m
Parkir
2 kg 135 m2 25 m
Bangunan > 14
2 kg 100 m2 20 m
meter
Chemical Foam 2 th 5 th
Dry Powder 5 th 5 th
Halogen 5 th 5 th
CO2 5-10th 10-5-5 th
Jika ada kebakaran dan cara memadamkannya
G. MANAJEMEN
PENAGGULANGAN
KEBAKARAN
Definisi :
Manajemen Penanggulangan Kebakaran (MPK) atau
Fire Safety Management (FSM) adalah segala upaya :
• Memobilisasi personil,
• Pemanfaatan biaya,
• Penggunaan bahan,
Penanggung Jawab
Unit Penanggulangan Kebakaran
2. Evakuasi
Tindakan menyelamatkan diri sendiri masing masing
tanpa dibantu orang lain
TEMPAT TEMPAT
JALUR AMAN AMAN
BERBAHAYA
Syarat sarana Evakuasi
Aman sementara, terjamin kedap asap dan
panas;
Mudah dijangkau (pajang jarak tempuh
sependek mungkin)
Lebar Unit Exit sesuai standar
Tidak dikunci;
Tidak terhalang oleh benda apapun;
Memiliki lampu darurat;
Bukaan pintu kearah pelarian;
Ada petunjuk arah yang dapat dilihat dalam
keadaan gelap.
IN CASE FIRE CONTROL
Lapis II
Fire Men
Lapis IV
Fire Departement
Lapis III Bantuan
dari lingkungan
Lapis I
Pet. Peran
Kebakaran
POSKO
IN CASE FIRE CONTROL
•INVESTIGASI
• ANALISIS
• REKOMENDASI
• REHABILITASI
Investigasi, Analisis, Rekomendasi, Rehabilitasi
Kumpulkan berbagai informasi, keterangan, data, dokumen, fakta
dan dianalisa
Susun kronologi kejadian dengan beberapa skenario dan dianalisa
Lakukan analisa kegagalan-kegagalan,
Bandingkan dengan fakta dan data dianalisis untuk menemukan :
Faktor pemicu terjadinya kebakaran dan
POSKO
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
(Lini I)
Petugas Peran Kebakaran (Klas D)
Tugas pokok sesuai jabatan utamanya
TUGAS POKOK :
Tanggung jawab di seluruh tempat kerja
(Diatur sistem shift)
Tugas tambahan :
1. Melakukan patroli rutin ke seluruh area kerja memantau semua aspek
pencegahan kebakaran.
2. Memelihara, memeriksa dan menguji semua sarana proteksi kebakaran agar
selalu dalam keadaan siap pakai.
3. Siap siaga melakukan tindakan menghadapi keadaan darurat kebakaran
untuk pemadaman dan penyelamatan
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
Klas B :
Koordinator Sub Unit Pen. Kebakaran
Bertanggung jawab di unit/zona kerja tertentu
Tugas tambahan :
Mengkoordinasikan program penanggulangan
kebakaran (inspeksi & latihan)
• Memimpin operasi penanggulangan kebakaran
I. TEKNIK PEMERIKSAAN &
PENGUJIAN SISTEM
PROTEKSI KEBAKARAN
Sesuai dengan Instruksi
Kepmenaker no. Inst
11/M/BW/1997, Uji riksa
sistem proteksi oleh pegawai
pengawas spesialis