Anda di halaman 1dari 42

Strategi dan Pendekatan

Disusun Oleh: Aryo


Prasetio
Windi Kartika
Strategi Pembelajaran
1. Pengertian Strategi
Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang
diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer yang diartikan
sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan
suatu peperangan.

Seorang yang berperan dalam mengatur strategi, untuk


memenangkan peperangan sebelum melakukan suatu tindakan, ia akan
menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat
dari kuantitas maupun kualitas; misalnya kemampuan
setiap personal, jumlah dan kekuatan persejataan, motivasi pasukannya,
dan lain sebagainya.
Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai “a plan method, or
series af activities designed to achieves a particular educational goal” (J.
R. David, 1979). Jadi, dengan demikian strategi pembelajaran dapat
diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu


kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dick and Carey
(1985) junya menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu
set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-
sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
2. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran
a. Interaktif
Prinsip interaktif bermakna bahwa mengajar bukan hanya sekedar
menyampaikan pengetahuan dari pendidik peserta didik, tetapi mengajar
dianggap suatu proses mengatur lingkungan yang
dapat meransang peserta didik untuk belajar. Dengan demikian proses
pembelajaran adalah proses interaaksi baik antara pendidik dan peserta
didik, antara sesama pendidik maupun peserta didik
dengan lingkungannya.

Dengan cara tersebut dimungkinkan kemampuan peserta didik akan


berkembang baik secara mental-spiritual, intelektual, emosional, sosial dan
fisik.
b. Inspiratif

Proses pembelajaran dikatakan inspiratif jika proses pembelajaran


memungkinkan peserta didik untuk mencoba dan melakukan
sesuatu. Dalam proses pembelajaran peserta didik harus membuka
peluang agar peserta didik dapat melakukan sesuatu terkait dengan
pembelajaran.
Peserta didik dimotivasi untuk mengembangkan inspirasinya sendiri,
sehingga pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya dapat
dikembangkan sendiri bermakna, dan kontekstual.
C. Menyenangkan

Proses pembelajaran harus memungkinkan seluruh potensi peserta didik dapat


dikembangkan. Hal ini hanya akan mungkin terjadi jika proses pembelajaran
disekolah tidak menegangkan, tidak menakutkan, tetapi menyenangkan,
menggembirakan bagi peserta didik. Proses pembelajaran yang menyenangkan
atau bermakna bisa dilakukan pendidik dengan cara, pertama dengan menata
ruangan yang apik dan menarik, yaitu memenuhi unsur kesehatan, seperti
ventilasi, cahaya dan lain-lain yang memenuhi unsur keindahan seperti
kebersihan, cat tembok yang segar, lukisan yang cocok, dan lain-lain.
d. Menantang

Proses pembelajaran haruslah membuat peserta didik tertantang untuk


mengembangkan kemampuan berpikir, kemampuan keterampilan aplikatif
dan keterampilan bersosial. Kemampuan
tesebut dapat ditumbuhkan dengan cara mengembangkan mengembangkan
rasa ingin tahu dengan kegiatan mencoba-coba, berpikir secara intuitif dan
analitis. pesertadidik perlu dilatih untuk belajar berpikir (learning how to
learn) dan belajar melakukan sesuatu (learning how to do).
e. Motivasi

Motivasi adalah daya dorong yang memungkinkan peserta didik


untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Terkait dengan proses
pembelajaran, pendidik amat berperan dalam menumbuhkan
motivasi belajar peserta didik, dengan jalan menunjukkan
pentingnya pengalaman materi bagi kehidupan peserta didik
dikemudian hari.

8
3. Macam-macam Strategi Pembelajaran
a. Strategi Pembelajaran Ekspositori
1) Konsep Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang
menekankan kepada
proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada
sekelompok siswa dengan
maksud agar siswa dapat menguasai materi secara optimal.
2) Karakteristik Strategi Ekspositori
Pertama, strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan
materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara merupakan alat
utama dalam melakukan strategi ini, oleh karena itu sering orang
mengidentikkannya dengan ceramah. Kedua, biasanya materi pelajaran
yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data
atau fakta, konsep-konsep
tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir
ulang. Ketiga, tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi
pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses
pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan
benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah
diuraikan.
3) Prinsip – prinsip Penggunaan Strategi Ekspositori
a) Berorientasi pada Tujuan
Sebelum strategi ini diterapkan terlebih dahulu, guru harus merumuskan
tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur.
b) Prinsip Komunikasi
Dalam proses komunikasi gruru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa
berfungsi sebagai penerima pesan. Sistem komunikasi dikatakan efektif
manakala pesan untuk ditangkap oleh penerima pesan secara utuh; dan
sebaliknya, sistem komunikasi dikatakan tidak efektif, manakala penerima
pesan tidak dapat menangkap setiap pesan yang disampaikan.
c) Prinsip Kesiapan
Kesiapan merupakan salah satu hukum belajar. Inti dari hukum belajar ini
adalah bahwa setiap individu akan merespon dengan cepat dari setiap
stimulus manakala dalam
dirunya sudah memiliki kesiapan; sebaliknya, tidak mungkin setiap
individu akan merespon setiap stimulus yang muncul manakala dalam
dirinya belum memiliki kesiapan.
d) Prinsip berkelanjutan
Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga
untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalah manakala
melalui proses penyampaian
dapat membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan, sehingga
mendorong mereka untuk mencari dan menemukan atau menambah
wawasan melalui proses belajar mandiri.
4) Prosedur Pelaksanaan Strategi Ekspositori
a) Rumuskan Tujuan yang ingin dicapai
Tujuan yang ingin dicapai sebaiknya dirumuskan dalam betuk perubahan
tingkah laku yang spesifik yang berorientasi pada hasil belajar.
Melalui tujuan yang jelas selain dapat membimbing siswa dalam
menyimak materi pelajaran juga kan diketahui efektifitas dan
efesiensi penggunaan strategi ini.

b) Kuasai Materi pelajaran dengan baik


Penguasaan materi yang sempurna, akan membuat kepercayaan diri guru
meningkat, sehingga guru akan mudah mengelola kelas; ia akan bebas
bergerak, berani menatap siswa,
tidak takut dengan perilaku-perilaku siswa yang dapat mengganggu jalannya
proses pembelajaran. Dan lain-lain.
c) Kenali Medan dan Berbagai Hal yang Dapat Memengaruhi Proses
Penyampaian

Ada beberapa langlah dalam penerapan strategi ekspositori:


1. Persiapan
Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan persiapan adalah:
• Mengajak siswa keluar dari kondisi yang pasif
• Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar.
• Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa.Menciptakan
suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.
Langkah-langkah dalam persiapan:
a) Berikan sugesti yang positif dan hindari yang negative
Contoh sugesti:
Anak-anak hariini kita akan mempelajari materi pembelajaran yang
penuh dengan tantangan dan sangat mengasyikkan. Memang dulu, ada
kakak kelas kalian yang kurang menguasai materi ini. Saya kira hal ini
dikarenakan merekakurang bersungguh-sungguh dalam mempelajarinya.
Oleh sebab itu, saya harapkan kalian untuk meningkatkan sedikit
motivasi untuk belajar agar materi pelajaran yang sangat penting ini
dapat kuasai dnegan optimal.
b) Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai
Dengan mengemukakan tujuan siswa akan paham apa yang harus mereka
kuasai serta mau dibawa kemana mereka. Dengan demikian, tujuan
merupakan “pengikat” baik guru maupun siswa.
c) Bukalah file dalam otak siswa
Materi pelajaran akan bisa ditangkap dan dan disimpan dalam dalam
memori manakala sudah tersedia file atau kapling yang sesuai. Artinya,
sebelum kita menyampaikan materi pelajaran maka terlebih dahulu kita
harus membuka file dalam
otak siswa agar materi itu bisa cepat ditangkap.
2. Penyajian
Langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam langkah ini.
a) Penggunaan Bahasa
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan bahasa. Pertama, bahasa
yang digunakan sebaiknya bahasa yang bersifat komunikatif dan mudah dipahami.
Kedua, dalam penggunaan bahasa guru harus memerhatikan tingkat perkembangan
audiens atau siswa.
b) Intonasi suara
Guru yang baik akan memahami kapan ia harus meninggikan suaranya, dan kapan ia
harus melemahkan suaranya. Pengaturan nada suara akan membuat perhatian siswa
tetap terkontrol, sehingga tidak akan mudah bosan.
c) Menjaga kontak mata dengan siswa
Melalui kontak mata yang selamanya terjaga, siswa bukan hanya
merasa dihargai oleh guru, akan tetapi mereka juga seakan-akan diajak
terlibat dalam proses penyajian. Pandanglah siswa secara bergiliran,
jangan biarkan pandangan mereka tertuju pada hal-hal diluar materi
pelajaran.

3. Menghubungkan/ Korelasi
Langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman
siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat
menangkap keterkaitannya dal struktur pengetahuan yang
dimilikinya.
4. Menyimpulkan
Menyimpulkan bisa dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya
pertama, dengan cara mengulang kembali inti-inti materi yang menjadi
pokok-pokok persoalan. Kedua, dengan cara memberikan beberapa
pertanyaan yang relevan dengan materi yang telah disajikan.

5. Penerapan/ mengaplikasikan
Melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang
pemahaman dan penguasaan materi pelajaran oleh siswa. Teknik yang bisa
dilakukan di antaranya,
pertama, dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah
disajikan. Kedua, dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi
pelajaran yang telah disajikan.
b. Strategi Pembelajaran Inkuiri
1) Konsep dasar SPI
tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai
bagian dari proses mental.
2) Prinsip-prinsip penggunaan SPI
Menurut Paget diperngaruhi oleh empat faktor, yaitu maturation, physical
experience, social experience, dan equilibration. Maturation atau kematangan
adalah proses perubahan fisiologis dan anatomis, yaitu proses pertumbuhan
fisik, yang meliputi pertumbuhan tubuh, pertumbuhan otak, dan pertumbuhan
sistem saraf.
Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru:
• Berorientasi pada Pengembangan Intelektual
• Prinsip bertanya
• Prinsip interaksi
• Prinsip Belajar untuk berpikir
Langkah Pelaksanaan SPI
• Orientasi
• Merumuskan Masalah
• Merumuskan Hipotesis
• Mengumpulkan data
• Menguji hipotesis
• Merumuskan Kesimpulan
c. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
1) Konsep dasar dan Karakterisrik SPBM
SPBM dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara
ilmiah
2) Kriteria pemilihan Bahan pelajaran dalam SPBM
Bahan pelajaran harus mengandung isu-isu yang mengandung konflik yang
bisa bersumber dari berita, rekaman video dan yang lainny
d. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
1) Konsep Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
SPPKB adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada
pengembangan kemampuan
berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai
bahan untuk
memecahkan masalah yang diajukan.

2) Karakteristik SPPKB
1. Proses pembelajaran melalui SPPKB menekankan kepada proses mental
siswa secara
maksimal. Setiap kegiatan belajar itu disebabkan tidak hanya peristiwa
hubungan stimulus-
respons saja, tetapi juga disebabkan karena dorongan mental yang diatur oleh
otaknya.
3) Tahapan pembelajaran SPPKB
1. Tahap Orientasi
Guru mengondisikan siswa pada posisi siap untuk melakukan pembelajaran.
Pertama,
penjelasan tujuan yang harus dicapai baik tujuan yang berhubungan dengan
penguasaan materi
pembelajaran yang harus dicapai, maupun tujuan yang berhubungan dengan
proses
pembelajaran. Kedua, penjelasan proses pembelajaran yang harus dilakukan
siswa, yaitu
penjelasan tentang apa yang harus dilakukan siswa dalam setiap tahapan
proses pembelajaran.
Tahap pelacakan
Tahapan ini guru mengembangkan dialog dan tanya jawab untuk
mengungkapkan pengalaman
apa saja yang telah dimiliki siswa yang dianggap relevan dengan tema yang
akan dikaji.
3. Tahap Konfrontasi
Tahapan penyajian persoalan yang harus dipecahkan sesuai dengan tingkat
kemampuan dan
pengalaman siswa. Pada tahap ini gru harus dapat mengembangkan dialog
agar siswa benar-
benar memahami persoalan yang harus dipecahkan.
Tahap Inkuiri
Melalui tahap ini siswa diajak untuk memecahkan persoalan yang dihadapi.
Guru harus
memberikan ruang dan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
gagasan dalam
upaya pemecahan persoalan.
5. Tahap akomodasi
Tahapan pembentukan pengetahuan melalui proses penyimpulan. Guru
membimbing siswa
agar dapat menyimpulkan apa yang mereka temukan dan pahami sekitar
topik yang
dipermasalahkan.
6. Tahap transfer
Tahap tranfsfer dimaksudkan sebagai tahapan agar siswa mampu mentransfer
kemampuan
e. Strategi Pembelajaran Kooperatif
1) Konsep Strategi Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem
pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang
mempunyai latar belakang
kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen)
2) Karakteristik dan Prinsip-prinsip SPK
a) Pembelajaran secara tim
Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Tim harus mampu membuat
setiap siswa
belajar. Semua anggota tim harus saling membantu.
b) Didasarkan pada manajemen kooperatif
Empat fungsi manajemen pada umumnya, dungsi perencanaan, fungsi,
organisasi, fungsi,
pelaksanaan, dan fungsi kontrol.
3) Prinsip Pembelajaran Kooperatif
a) Prinsip Ketergantungan Positif
Semua anggota dalam kelompok akan saling ketergantungan. Untuk
terciptanya kelompok
kerja yang efektif, setiap anggota kelompok masing-masing perlu membagi
tugas sesuai
dengan tujuan kelompoknya. Tugas tersebut disesuaikan dengan
kemampuan setiap anggota
kelompok.
b) Tanggung jawab perseorangan
Keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setap
anggota kelompok
harus memiliki tanggung jawab sesuai tugasnya.
4) Prosedur pembelajaran Kooperatif
a) Penjelasan Materi
Pada tahap ini guru memberikan gambaran umum tentang materi
pembelajaran yang harus
dikuasai yang selanjutnya siswa akan memperdalam materi dalam
pembelajaran kelompok.
b) Belajar dalam kelompok
Dalam hal kemampuan akademis, kelompok pembelajaran biasanya terdiri
dari satu orang
berkemampuan akademis tinggi, dua orang dengan kemampuan sedang, dan
satu lainnya dari
kelompok kemampuan akademis kurang.
c) Penilaian
Penilaian dilakukan dengan tes atau kuis. Tes atau kuis dilakukan baik
secara individual
Keunggulan dan kelemahan SPK
a) Keunggulan SPK
 Melalui SPK siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi
dapat
menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi
dari
berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.

a) Kelemahan SPK
 Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan, mereka akan merasa
terhambat oleh
siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Keadaan ini dapat
mengganggu
iklim kerja sama dalam kelompok.
B. Pendekatan Pembelajaran
1. Pengertian
Pendekatan pembelajaran adalah ide atau prinsip cara memandang dalam
menentukan kegiatan
pembelajaran. Pernyataan tersebut senada dengan Rusman (2018) yang
berpendapat bahwa pendekatan pembelajaran adalah tahap pertama
pembentukan suatu ide dalam memandang dan menentukan objek
kajian. Dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran adalah
pandangan atau sudut pandang berupa
rencana awal untuk menentukan pelaksanaan proses pembelajaran dalam
menerapkan perlakuan (tindakan
kelas) yang akan digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar
2. Ciri Ciri Pendekatan Pembelajaran
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat ditentukan
beberapa unsur penting yang membedakan
pendekatan dari konsepsi pembelajaran yang lain, yakni:
 Merupakan sebuah filosofi/landasan.
 Merupakan sudut pandang.
 Serangkaian gagasan untuk mencapai tujuan tertentu.
 Jalan yang ditempuh untuk menyampaikan
pembelajaran.
3. Jenis Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan dalam pembelajaran secara garis besar dapat dibagi menjadi dua
jenis, yaitu: teacher
centered (berpusat pada guru) dan student centered (berpusat pada siswa).
a) Pendekatan Teacher Centered
Pada pendekatan ini, pembelajaran berpusat pada Guru sebagai seorang ahli
yang
memegang kontrol selama proses pembelajaran dalam aspek organisasi,
materi, dan waktu. Guru
bertindak sebagai pakar yang mengutarakan pengalamannya sehingga dapat
menstimulus
perkembangan siswa. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan
beberapa strategi seperti:
pembelajaran langsung (direct instruction), dan pembelajaran deduktif atau
pembelajaran
4. Macam Macam Pendekatan Pembelajaran
a. Pendekatan Kontekstual (CTL)
Pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan pendekatan
pembelajaran yang dikenal dengan
sebutan CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah pendekatan
pembelajaran yang mengaitkan
materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa.
b. Pendekatan Ekspositori (Expository)
Pendekatan Ekspositori menekankan pada penyampaian informasi yang
disampaikan sumber belajar
kepada peserta pembelajaran. Dalam pendekatan ekspositori sumber
belajar dapat menyampaikan materi sampai tuntas, artinya pembelajaran
dilaksanakan secara holistik dan tidak khusus. Pendekatan Ekspositori
lebih cocok untuk jenis bahan belajar yang bersifat informatif dan
umum.an
c. Pendekatan Induktif
Menurut Purwanto dalam Rahmawati (2011, hlm. 75) pendekatan induktif
dalam pembelajaran
adalah pendekatan yang bermula dengan menyajikan sejumlah keadaan
khusus kemudian dapat
disimpulkan menjadi suatu fakta, prinsip, atau aturan. Pembelajaran diawali
dengan memberikan
contoh-contoh khusus kemudian sampai kepada generalisasinya.
d. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif adalah pembelajaran yang berpangkal dari hal yang
bersifat umum lalu
diarahkan pada hal yang bersifat khusus. Deduktif adalah cara berfikir yang
bertolak dari pernyataan
yang bersifat umum kemudian menarik kesimpulan yang bersifat khusus
e. Pendekatan Konstruktivisme
Dalam kelas konstruktivis seorang guru tidak mengajarkan kepada anak
bagaimana menyelesaikan
persoalan, namun mempresentasikan masalah dan mendorong siswa untuk
menemukan cara mereka
sendiri dalam meyelesaikan permasalahan. Pendekatan ini tidak menginginkan
siswa untuk dapat
menjawab pertanyaan sesuai dengan apa yang ada dalam sumber belajar.
f. Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Dalam pendekatan ini siswa didorong untuk memperoleh pengalaman
menggunakan pengetahuan
serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan
masalah yang bersifat tidak
rutin atau jarang ditemui (masih belum dikuasai). Jika suatu masalah
diberikan kepada siswa dan siswa
tersebut dapat langsung mengetahui cara menyelesaikannya dengan benar,
maka persoalan tersebut
tidak dapat dikatakan sebagai masalah.
g. Pendekatan Open-Ended
Siswa dihadapkan pada open-ended tujuan utamanya bukan untuk
mendapatkan jawaban tetapi
lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu jawaban.
Pendekatan open-ended memiliki
prinsip yang serupa tapi tak sama dengan pendekatan pemecahan masalah,
yaitu dimulai dengan
memberikan suatu masalah kepada siswa. Bedanya permasalahan yang
disajikan adalah masalah yang
memiliki banyak jawaban yang benar.
h. Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik dalam pembelajaran adalah proses pembelajaran yang
dirancang agar peserta
didik secara aktif mengonstruksi konsep, prosedur, hukum.

Pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran k13. Artinya,


kurikulum 2013 menggunakan
pendekatan ini sebagai induk model dan metode pembelajarannya.
i. Pendekatan Inquiry (Inkuiri)
Pendekatan inquiry adalah pendekatan yang berusaha untuk memberikan
kesempatan kepada
peserta didik untuk belajar melalui penyingkapan atau penyelidikan terhadap
suatu permasalahan.
Seperti problem solving, pendekatan inquiry lebih berpusat pada keaktifan
siswa yang berusaha
memecahkan permasalahan secara mandiri. Dalam pendekatan ini materi
yang disajikan tidak dibahas
sampai tuntas, sehingga memberi peluang kepada peserta didik untuk
mencari dan menemukannya
sendiri dengan menggunakan berbagai cara yang distimulus oleh Guru.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai