D dengan Prioritas
Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi : TB Paru Di
RSUD H.Amir Tambunan Medan
DISUSUN OLEH
NAMA KELOMPOK :
• Aprilia Habeahan
• Dedi Setiawan Halawa
• Fawanis Maswah
• Indri Fahriza
• Lisa Yunita Hutagalung
• Putri Krsitina Silaban
• Ropita Purba
• Stevani Gabriela
• Tiara Siagian
• Yuli Evelina
Konsep Dasar Tb Paru
A. Defenisi
Tuberkolusis paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkanoleh basil
Mikrobacterium tuberkolusis yang merupakan salah satu penyakit saluran pernafasan bagian
bawah yang sebagian besar basil tuberkolusismasuk ke dalam jaringan paru melalui
airbone infection.
Tuberkulosis paru merupakan suatu penyakit infeksi menular yang dapat menyerang
parenkim paru-paru, disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Somantri, 2012).
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis dapat ditularkan melalui udara, ketika seseorang yang sudah terinfeksi
Mycobacterium tuberculosis batuk dan mengeluarkan percikan ludah dihirup oleh orang lain
saat bernapas (Widoyono, 2011).
B. Etiologi
Bakteri Myobakterium tuberculosis, dengan ukuran panjang 1-4 µm dan tebal 1,3-0,6 µm, termasuk
golongan bakteri aerob gram positif sertatahan asam atau basil tahan asam.
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan olehMycobacterium tuberculosis.
Mycobacterium tuberculosis ditemukan oleh RobetKoch pada tahun 1882. Basil tuberculosis dapat hidup dan
tetap virulen beberapaminggu dalam keadaan kering, tetapi dalam cairan mati dalam suhu 600C dalam 15-20
menit. Fraksi protein basil tuberkulosis menyebabkan nekrosis jaringan,sedangkan lemaknya menyebabkan
sifat tahan asam dan merupakan faktor terjadinyafibrosis dan terbentuknya sel epiteloid dan tuberkel.
(FKUI,2007).
Gejala dan keluhan tergantung organ yang terkena, misalnya kaku kuduk pada Meningitis TB, nyeri dada pada
TB pleura (Pleuritis), pembesaran kelenjar limfe superfisialis pada limfadenitis TB dan deformitas tulang
belakang (gibbus) pada spondilitis TB dan lainlainnya.
Diagnosis pasti sering sulit ditegakkan sedangkan diagnosis kerja dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis
TB yang kuat (presumtif) dengan menyingkirkan kemungkinan penyakit lain. Ketepatan diagnosis tergantung
pada metode pengambilan bahan pemeriksaan dan ketersediaan alat-alat diagnostik, misalnya uji mikrobiologi,
patologi anatomi, serologi, foto toraks dan lain-lain.
§ Tes Tuberkulin
Tes tuberkulin hanya menyatakan apakah seseorang individu sedang atau pernah mengalami infeksi M.
Tuberculosae, M. Bovis, vaksinasi BCG dan Myobacteria patogen lainnya.
1. Penatalaksananaan Medis
Dalam pengobatan TB paru dibagi 2 bagian :
• Jangka pendek. Dengan tata cara pengobatan : setiap hari dengan jangka waktu 1 – 3 bulan.
Streptomisin inj 750
mg. Pas 10 mg.
Ethambutol 1000 mg.
Isoniazid 400 mg.
• Kemudian dilanjutkan dengan jangka panjang, tata cara pengobatannya adalah setiap 2 x seminggu, selama 13 – 18
bulan, tetapi setelah perkembangan pengobatan ditemukan terapi. Therapi TB paru dapat dilakukan dengan minum obat
saja, obat yang diberikan dengan jenis :
INH.
Rifampicin.
Ethambutol
Dengan fase selama 2 x seminggu, dengan lama pengobatan kesembuhan menjadi 6-9 bulan.
• Dengan menggunakan obat program TB paru kombipack bila ditemukan dalam pemeriksan sputum BTA ( + ) dengan
kombinasi obat :
Rifampicin.
Isoniazid (INH).
Ethambutol.
Pyridoxin (B6).
2. Penatalaksanaan Keperawatan
Menurut Hidayat (2008) perawatan anak dengan tuberculosis dapat dilakukan dengan melakukan :
1. Pemantauan tanda-tanda infeksi sekunder
2. Pemberian oksigen yang adekuat
3. Latihan batuk efektif
4. Fisioterapi dada
5. Pemberian nutrisi yang adekuat
6. Kolaburasi pemberian obat antutuberkulosis (seperti: isoniazid, streptomisin, etambutol, rifamfisin, pirazinamid dan
lain-lain)
7. Intervensi yang dapat dilakukan untuk menstimulasi pertumbuhan perkembangan anak yang tenderita tuberculosis
dengan membantu memenuhi kebutuhan aktivitas sesuai dengan usia dan tugas perkembangan, yaitu (Suriadi dan
Yuliani, 2001) :
a. Memberikan aktivitas ringan yang sesuai dengan usia anak (permainan, ketrampilan tangan, vidio game, televisi)
b. Memberikan makanan yang menarik untuk memberikan stimulus yang bervariasi bagi anak
c. Melibatkan anak dalam mengatur jadual harian dan memilih aktivitas yang diinginkan
d. Mengijinkan anak untuk mengerjakan tugas sekolah selama di rumah sakit, menganjurkan anak untuk berhubungan
dengan teman melalui telepon jika memungkinkan
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Teoritis
1.Pengkajian
a) Identitas klien: selain nama klien, asal kota dan daerah, jumlahkeluarga.
b) Keluhan: penyebab klien sampai dibawa ke rumah sakit.
c) Riwayat penyakit sekarang
d) Tanda dan gejala klinis TB serta terdapat benjolan/bisul pada tempat- tempatkelenjar seperti: leher,
inguinal, axilla dan sub mandibula.
e) Riwayat penyakit dahulu
f) Riwayat sosial ekonomi dan lingkungan.
Riwayat keluarga.
Biasanya keluarga ada yang mempunyai penyakit yang sama.
Aspek psikososial.
Merasa dikucilkan dan tidak dapat berkomunikasi dengan bebas, menarik diri.
Biasanya pada keluarga yang kurang mampu.
Masalah berhubungan dengan kondisi ekonomi, untuk sembuh perluwaktu yang lama dan biaya yang
banyak.Tidak bersemangat dan putusharapan.
Lingkungan
Lingkungan kurang sehat (polusi, limbah), pemukiman yang padat, ventilasirumah yang kurang sehingga
pertukaran udara kurang, daerah di dalam rumahlembab, tidak cukup sinar matahari, jumlah anggota
keluarga yang banyak
Pengkajian menurut 11 pola fungsi Gordon yaitu :
a. Pola pemeliharaan kesehatan
1) Adanya riwayat keluarga yang mengidap penyakit tuberculosis paru
2) Kebiasaan merokok atau minum alkohol
3) Lingkungan yang kurang sehat, pemukiman padat, ventilasi rumah yang kurang.
b. Pola nutrisi metabolic
4) Nafsu atau selera makan menurun
5) Mual
6) Penurunan berat badan
7) Turgor kulit buruk,kering, kulit bersisik
c. Pola eliminasi
8) Adanya gangguan pada BAB seperti konstipasi
9) Warna urin berubah menjadi agak pekat karena efek samping dari obattuberculosis paru
d. Pola aktivitas dan latihan
10) Kelemahan umum/ anggota gerak
11) Pemenuhan kebutuhan sehari-hari terganggu.
e. Pola tidur dan istirahat
1) Kesulitan tidur pada malam hari
2) Mimpi buruk
3) Berkeringat pada malam hari
f. Pola persepsi kognitif
Nyeri dada meningkat karena batuk
g. Pola persepsi dan konsep diri
1) Perasaan isolasi/ penolakan karena panyakit menular
2) Perasaan tidak berdaya
h. Pola peran hubungan dengan sesama
1) Perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran
2) Frekuensi ineraksi antara sesame jadi kurang.
i. Pola reproduksi seksualitas
Gangguan pemenuhan kkebutuhan biologis dengan pasangan
j. Pola meknisme koping dan toleransi terhadap stress
1) Menyangkal (khususnya selama hidup ini)
2) Ansietas
3) Perasaan tidak berdaya
k. Pola sistem kepercayaan
Kegiatan beribadah terganggu
i. Pemeriksaan fisik
I)Berdasarkan sistem – sistem tubuh
1) Sistem integument
Pada kulit terjadi sianosis, dingin dan lembab, tugor kulit menurun
2) Sistem pernapasan
Pada sistem pernapasan pada saat pemeriksaan fisik dijumpai
inspeksi : adanya tanda – tanda penarikan paru, diafragma, pergerakan napas yang tertinggal, suara napas melemah.
Palpasi : Fremitus suara meningkat.
Perkusi : Suara ketok redup.
Auskultasi : Suara napas brokial dengan atau tanpa ronki basah, kasar danyang nyaring.
3) Sistem pengindraan
Pada klien TB paru untuk pengindraan tidak ada kelainan
4) Sistem kardiovaskuler
Adanya takipnea, takikardia, sianosis, bunyi P2 yang mengeras.
5) Sistem gastrointestinal
Adanya nafsu makan menurun, anoreksia, berat badan turun.
6) Sistem musculoskeletal
Adanya keterbatasan aktivitas akibat kelemahan, kurang tidur dan keadaan sehari – hari yang kurang meyenangkan.
7) Sistem neurologis
Kesadaran penderita yaitu komposments dengan GCS : 456
8) Sistem genetalia
Biasanya klien tidak mengalami kelainan pada genitalia
2. Diagnosa Keperawatan
Intervensi:
Intervensi :
1) Buka jalan napas, gunakan teknik chin lift atau jaw trust bila perlu
Intervensi :
Intervensi :
● Putra, A.K. 2010. Kejadian Tuberkulosis Pada Anggota Keluarga Yang Tinggal Serumah dengan
Penderita TB Paru BTA Positif. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.
● Somantri, I., 2008, Keperawatan Medikal Bedah : Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gangguan
Sistem Pernafasan, Salemba Medika, Jakarta.
● Ulfa, N.M., 2012, Asuhan Keperawatan Pada Tn. J Dengan Gangguan Sistem Pernapasan : TB
Paru Di Ruang Cempaka III RSUD Pandan Arang Boyolali, Tugas Akhir, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
● Werdhani, R.A., 2015, Patofisiologi, Diagnosis, Dan Klafisikasi Tuberkulosis, Departemen Ilmu
Kedokteran Universitas Indonesia
Laporan Kasus
1. Pengkajian
I. BIODATA
A. Identitas Klien B. Penanggung Jawab
NAMA : An.D
JENIS KELAMIN : Laki-Laki NAMA : Ny.S
UMUR : 19 Tahun HUBUNGAN DENGAN KLIEN : Ibu
STATUS KAWIN : Lajang PEKERJAAN : Ibu Rumah Tangga
AGAMA : Islam ALAMAT : Pondok Sengon
PENDIDIKAN : SMU/SMK GG.Kemuning Dsn
PEKERJAAN : Karyawan IV Mdl-1 ,Patumbak
ALAMAT : Pondok Sengon GG.Kemuning
Dsn IV Mdl-1
TGL MASUK RS : 15-5-2022
NO.REG : 0522A2743
RUANGAN : Melur 6
GOL.DARAH :O
TGL.PENGKAJIAN : 15 Mei 2022
TGL.OPERASI : -
DIAGNOSA MEDIS : TB Paru
II. KELUHAN UTAMA
Klien mengeluh sesak nafas.
Serumah klien
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
a. Bahasa yang digunakan
Bahasa Indonesia
b. Persepsi klien tentang penyakitnya
Klien sangat opitimis dan berharap penyakitnya segera sembuh dan ia dapat beraktivitas
secara normal lagi.
c. Konsep Diri
Body Image
Klien mengatakan penyakitnya sedikit mempengaruhi kondisi tubuhnya
Ideal Diri
Kien mengatakan ingin cepat segra sembuh dan segera pulang
Harga Diri
Klien mengatakan tidak merasa rendah diri bila berinteraksi dengan masyarakat sekitar
Identitas Diri
Klien adalah anak ke 1
d. Keadaan emosi
Wajah klien tampak tidak tegang ketika berhdapan dengan perawat, klien mempu
menjawab pertanyaan perawat walaupun kurang jelas
e. Perhatian terhadap orang lain/lawan bicara
Ayah dan Ibu
f. Hubungan dengan keluarga
Sangat Baik
g. Hubungan dengan orang lain
Cukup Baik
h. Hubungan dengan orang lain
Cukup Baik
i. Kegemaran
Bermain Sepak bola
j. Daya adaptasi
Bergaul sama teman
k. Mekanisme pertahanan diri : berdoa biar cepat sembuh
VII. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
Klien tampak lemas
b. Tanda-tanda Vital
Suhu : 38,5 c
Tekanan darah : 111/73 mmHg
TB/BB : 56 Kg /161 cm
Nadi : 140 x/menit
RR : 30 x/menit
1. Kepala dan rambut
a. Kepala
Bentuk : Mesosepal
Kebersihan : bersih.
b.Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : Rambut berwarna hitam
Kebersihan : Sedikit ada ketombe
Jenis dan struktur rambut
c. Wajah
Warna kulit : Sawo matang
Struktur wajah : Simetris
2. Mata
a. Bentuk : Simetris
b. Palpebra : dapat membuka dan menutup
c. Pupil : Mengecil saat diberi rangsangan
d. Konjungtiva : Pucat (anemis)
e. Kornea : Tidak ada katarak
f. Visus : Normal (6/6)
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum : Tulang hidung tepat pada garis bawah dan simetris
b. Lubang hidung : Bersih
c. Cuping hidung : Bernafas dengan cuping hidung
4. Telinga
a. Bentuk telinga : Simetris
b. Ukuran telinga : Sedang
c. Lubang telinga : Keadaan Bersih
d. Ketajaman Pendengaran : Tajam
5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir : membran mukosa sianosis
b. Keadaan gusi dan gigi : Baik,tidak ada perdarahan
c. Keadaan lidah : Baik
d. Orofaring : Normal
6. Leher
a. Posisi trachea : tepat pada garis sumbu tubuh
b. Thyroid : tidak ada pembesaran thyroid
c. Suara : pengucapan suara jelas dan keras
d. Kelenjar Limfe : tidak ada pembesaran
e. Vena jugularis : tidak ada pembesaran
f. Denyut nadi Karotis : Teraba
7. Pemeriksaan Integumen
a. Kebersihan : tidak mampu membersihkan secara mandiri
b. Kehangatan : tidak
c. Warna : Sawo matang
d. Turgor : <2 detik
e. Kelembaban : Kering
f. Kelainan pada Kulit : Tidak ada
8. Pemeriksaan thorak dada
1. Inspeksi thorak
a. Bentuk thoraks : simetris
b. Pernapasan
Frekuensi : 40 x/menit
Irama : Normal
c. Tanda Kesulitan : Klien kesulitan bernafas ditandai dengan sesak
Nafas.
2. Pernapasan paru
a. Palpasi getaran suara : Vokal fremitus kiri kuat dan fremitus kanan redup.
b. Perkusi : Paru kiri resonan dan paru kanan redup’
c. Auskultasi : Terdapat suara tambahan ronchi.
3. Pemeriksaan jantung
a. Inspeksi : terlihat pulpasi jantung kuat.
b. Palpasi : pulpasi lebih terdengar di sebelah kiri.
c. Perkusi : sonor/resonan,tidak ada pembesaran jantung.
4. Auskultasi
a. Bunyi jantung I : lub
b. Bunyi jantung II : dub
c. Bunyi jantung tambahan : Murmur
d. Murmur : turbulensi
e. Frekuensi : 40 x/menit
9.Pemeriksaan neurologi
a.Tingkar kesadaran (GCS) : 15 (Compomestitis)
b.Status mental
1. Kondisi emosi : stabil
Pemeriksaan Nervus Kranial
N. Olfactorius :
Klien mempu membedkan bau minyak kayu putih dan alkohol
N. Okulomotorius
Pandangan klien jelas dapat membaca papan nama perawat pada jara 30 cm
N. Trigeminus
Simetris kanan kiri, reflek terhadap cahaya positif, klein dapat menggerakkan bola mata kedalam dan
keluar, dapat menggerakkan bola mata ke kanan dan ke kiri
N. Facialis
Fungsi sensorik dapat mengedip, reflek kornea, ada pada saat kapas disentuh ke pinggir kornea
N. Vestibulo cochlearis :
Fungsi sensorik : Klien dapat membedakan rasa asin dan manis
Fungsi motorik : Klien mampu tersenyum, mengerutkan dahi dan menutup kuat-kuat
N. Glosofaringeus :
Klien mampu mendengar bisikan dan merespon pertanyaan
N. Vagus :
Reflek menelan positif
N. Asesorius :
Angkat bahu kanan kiri positif
N. Hipoglosus
Gerakan lidah bisa ke segala arah
Pemeriksaan Reflek
Reflek Bisep Positif Reflek Trisep Positif
VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
a. Pola Tidur
1. Waktu tidur : Malam 01.00 WIB (Sebelum Sakit)
Malam 22.00 WIB (Sesudah Sakit)
2. Waktu Bangun : Malam 08.00 WIB (Sebelum Sakit)
Malam 02.00 WIB (Sesudah sakit)
3. Masalah Tidur : Sesak nafas dan tidak nyaman dalam tidur
4. Hal-hal yang mempermudah tidur : Memberi Oksigen,memberi semi folwer
5. Hal-hal yang mempermudah bangun: Keadaan ruangan berisik
b. Pola eliminasi
1. BAB
Pola BAB : Sebelum masuk RS 1 kali/hari
Setelah masuk RS 1 kali/hari
Karakter Feces : Normal
Riwayat perdarahan : Tidak ada
Penggunaan obat : Tidak ada
Keluhan BAB : Tidak ada
Masalah eliminasi BAB : Tidak ada
2. BAK
Pola BAK : Sebelum masuk RS 5 kali/hari
Setelah masuk RS 3 kali/hari
Karakter Urin : Kuning
Nyeri : Nyeri/rasa terbakar/kesulitan
Inkontinensia : Tidak ada
Penggunaan Obat : Tidak ada
Keluhan BAK : Tidak ada
Masalah eliminasi BAK : Tidak ada
c. Pola makan
Diet :-
Pola Diet :-
BB Sebelum MRS : 56 Kg
BB Sesudah MRS : 53 Kg
Jumlah dan jenis Diet :-
Kesulitan mengunyah : Tidak ada
Masalah pola makan : Tidak ada
Upaya mengatasinya :-
d. Pola minum
Jenis minuman : Air Putih
Pola Minum : Satu atau dua gelas di pagi har isetelah bangun tidur
Kesulitan minum : Tidak ada
Upaya mengatasinya :-
e.Kebersihan diri
Kebersihan tubuh : Klien tidak mampu mandi secara mandiri dan dibantu
oleh Keluarga.
Kebersihan gigi dan mulut : gigi dan mulut cukup bersih.
Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku terlihat panjang dan sedikit kotor.
f. Pola kegiatan/aktivitas
1. Uraian aktivitas pasien untuk mandi,ganti pakaian,makan,Eliminasi dibantu perawat dan keluarga.
2. Uraian aktivitas Ibadah pasien selama sakit/dirawat : Pasien beragama islam,sebelum sakit pasien rajin
beribadah ke mesjid,tetapi setelah sakit pasien tidak mampu beribadah sebagaimana mestinya.
IX. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG/DIAGNOASTIK
1. Diagnosa medis
TB Paru
2. Pemeriksaan diagnostik/penunjang
a. Laboratium
DL,KGD ,Adr,RFT,Elektrolit
b. EKG
SR + LAD+Iskemih anteria
X. PENATALAKSAAN TERAPI MEDIS
- RR : 40 x/menit
- ronchi saat batuk
Produksi Sputum
Batuk
2. DS : klien mengatakan perut mual dan tidak Pergerakan makanan Defisit Nutrisi
nafsu makan menjadi lambat
DO : klien hanya makan setengah porsi, klien
tampak lemah, kurus dan pucat.
Makanan tertahan di
lambung
Anoreksia
Defisit Nutrisi
Analisa Data
B. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d. hipersekresi jalan napas d.d ronchi
saat batuk.
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan anoreksia ditandai dengan mual
muntah.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan ditandai dengan
pusing dan lemah.
C. Intervensi
No. Diagnosa Tujuan dan kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Bersihan jalan Setelah dilakukan 1. Auskultasi bunyi nafas. 1) Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi
jalan nafas dan dapat dimanifestasikan dengan adanya bunyi
napas tidak tindakan Catat adanya bunyi nafas,
nafas adventisus
efektif b.d. keperawatan wising, krekel, ronkhi
2) Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat
hipersekresi dalam waktu 1 x
2. Kaji/pantau frekuensi ditemukan selama/adanya proses infeksi akut. Pernapasan
jalan napas d.d 24 jam bersihan
pernafasan, catat rasio melambat dan frekuensi pernafasan memanjang dibandingkan
ronchi saat jalan napas ekspirasi
inspirasi/ekspirasi.
batuk . efektif.
3) Memberikan pasien beberapa cara untuk mengatasi dan
Kriteria hasil: 3. Dorong/bantu latihan nafas
mengontrol dispnea dan menurunkan jebakan udara.
Frekuensi dalam abdomen/ bibir
4) Kelembaban menurunkan kekentalan sekret sehingga
batas normal 4. Berikan humidifkasi mempermudah pengeluaran dan dapat membantu
tambahan mis nebulizer menurunkan/mencegah pembentukan mukosa tebal pada
bronkus
5. Kolaborasi pemberian
5) Drainase postural dan perkusi bagian penting untuk
fisioterapi dada
membuang banyak sekresi dan memperbaiki ventilasi pada
segmen dasar paru
C. Intervensi
No. Diagnosa Tujuan dan kriteria Hasil Intervensi Rasional
2. Defisit nutrisi T : setelah 1. Catat intake makanan 1. Berguna dalam mengukur keefektifan nutrisi
berhubungan dilakukan tindakan selama 6 jam dan dukungan cairan
dengan keperawatan 1 x 24 2. Kaji adanya anoreksia, 2. Dapat mempengaruhi pilihan diet dan
anoreksia jam pasien mampu mual dan muntah mengidektifikasi masalah untuk meningkatkan
pemasukan atau penggunaan nutrisi
ditandai untuk merubah pola 3. Motivasi pasien untuk
dengan mual hidup untuk makan sedikit tapi sering 3. Meningkatkan intake makanan dan nutrisi
dengan makanan TKTP pasien terutama kadar protein tinggi dan proses
muntah meningkatkan
penyembuhan
status gizinya. 4. Monitor pemeriksaan
laboratorium mis: BUN, 4. Mengontrol tindakan terutama dengan kadar
KH : BB tidak serum, protein dan albumin. protein rendah.
mengalami
penurunan, porsi
makan habis.
No. Diagnosa Tujuan dan kriteria Hasil Intervensi Rasional
3. Intoleransi Setelah dilakukan tindakan 1. Evaluasi respon pasien 1. Menetapkan kemampuan atau kebutuhan
aktivitas keperawatan selama 3x6 terhadap aktivitas. Catat pasien memudahkan pemilihan intervensi.
berhubungan jam pasien mampu laporan dispnea, peningkatan
2. Menurunkan stres dan rangsangan
dengan melakukan aktivitas dalam kelemahan atau kelelahan.
berlebihan, meningkatkan istirahat.
kelelahan batas yang ditoleransi
2. Berikan lingkungan yang
ditandai dengan kriteria hasil : 3. Tirah baring dipertahankan selama fase
tenang dan batasi pengunjung
dengan pusing Melaporkan/ menunjukan akut untuk menurunkan kebutuhan
selama fase akut sesuai
dan lemah. peningkatan toleransi metabolik, menghemat energi untuk
indikasi.
terhadap aktivitas yang penyembuhan
dapat diukur dengan 3. Jelaskan pentingnya
4. Pasien mungkin nnyaman dengan kepala
adanya dispnea, istirahat dalam rencana
tinggi, tidur dikursi atau menunduk kedepan
kelemahan berlebihan dan pengobatan dan perlunya
meja atau bantal.
tanda vital dalam rentang keseimbangan aktivitas dan
normal istirahat
2. MengKaji adanya anoreksia, mual dan O : Makan hanya setengah porsi, badan tampak lemas
muntah
A : Masalah belum teratasi
3. MeMotivasi pasien untuk makan sedikit tapi
sering dengan makanan TKTP P : Intervensi dilanjutkan
4. MeMonitor pemeriksaan laboratorium mis: I : MeMotivasi pasien untuk makan sedikit tapi sering
BUN, serum, protein dan albumin. dengan makanan TKTP
D.Implementasi dan evaluasi
No. Tgl Jam Dx Implementasi Evaluasi
2. 16 Mei 10:00 1 1.MengAuskultasi bunyi nafas. Catat adanya S = klien mengatakan masih sesak
2022 bunyi nafas, wising, krekel, ronkhi O=
klien tampak rileks
2. MengKaji/pantau frekuensi pernafasan, catat
suara ronchi paru
rasio inspirasi/ekspirasi.
TD 110/70
3. MenDorong/bantu latihan nafas abdomen/ bibir S: 36,5°C
N: 80 x/menit
4. MemBerikan humidifkasi tambahan mis
RR: 30 x/menit
nebulizer
A = masalah belum teratasi
5. BerKolaborasi pemberian fisioterapi dada
P = lanjutkan intervensi
2. MengKaji adanya anoreksia, mual dan O : Makan hanya setengah porsi, badan tampak lemas
muntah A : Masalah belum teratasi
4. MemBantu pasien memilih posisi nyaman R : Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat.
untuk istirahat.
D.Implementasi dan evaluasi
No. Tgl Jam Dx Implementasi Evaluasi
3. 17 Mei 21:00 1 1.MengAuskultasi bunyi nafas. Catat adanya S = klien mengatakan masih sesak
2022 bunyi nafas, wising, krekel, ronkhi O=
klien tampak rileks
2. MengKaji/pantau frekuensi pernafasan,
suara ronchi paru
catat rasio inspirasi/ekspirasi.
TD 110/70
3. MenDorong/bantu latihan nafas abdomen/ S: 36,5°C
bibir N: 80 x/menit
1. MenCatat intake makanan selama 6 jam O : Makan hanya setengah porsi, badan mulai segar