Anda di halaman 1dari 32

ASPEK SOSIAL DAN KESEHATAN JIWA PADA PASIEN COVID 19

PT. PRIMA
PT. PrimaMEDICA NUSANTARA
Medica Nusantara
dr.dr.Ratih NurIndah
Ratih Nur Indah Siregar
Siregar
Penularan
• Masa inkubasi COVID-19 rata-rata 5-6 hari, dengan range antara 1 dan 14
hari namun dapat mencapai 14 hari.
• Risiko penularan tertinggi diperoleh di hari-hari pertama penyakit
disebabkan oleh konsentrasi virus pada sekret yang tinggi. Orang yang
terinfeksi dapat langsung dapat menularkan sampai dengan 48 jam
sebelum onset gejala (presimptomatik) dan sampai dengan 14 hari setelah
onset gejala.
• Periode presimptomatik karena memungkinkan virus menyebar melalui
droplet atau kontak dengan benda yang terkontaminasi.
• COVID-19 utamanya ditularkan dari orang yang bergejala (simptomatik) ke orang lain
yang berada jarak dekat melalui droplet.
• Droplet merupakan partikel berisi air dengan diameter >5-10 μm.
• Penularan droplet terjadi ketika seseorang berada pada jarak dekat (dalam 1 meter)
dengan seseorang yang memiliki gejala pernapasan (misalnya, batuk atau bersin)
sehingga droplet berisiko mengenai mukosa (mulut dan hidung) atau konjungtiva
(mata).
• Transmisi melalui udara dapat dimungkinkan dalam keadaan khusus dimana prosedur
atau perawatan suportif yang menghasilkan aerosol seperti intubasi endotrakeal,
bronkoskopi, suction terbuka, pemberian pengobatan nebulisasi, ventilasi manual
sebelum intubasi, mengubah pasien ke posisi tengkurap, memutus koneksi ventilator,
ventilasi tekanan positif non-invasif, trakeostomi, dan resusitasi kardiopulmoner.
Gejala Covid-19
• Demam, rasa lelah, dan batuk kering.
• Beberapa pasien mungkin mengalami rasa nyeri dan sakit,
hidung tersumbat, pilek, nyeri kepala, konjungtivitis, sakit
tenggorokan, diare, hilang penciuman dan pembauan atau
ruam kulit.
• Orang lanjut usia (lansia) dan orang dengan kondisi medis
yang sudah ada sebelumnya seperti tekanan darah tinggi,
gangguan jantung dan paru, diabetes dan kanker berisiko
lebih besar mengalami keparahan.
Pencegahan dan Pengendalian Penularan
1. Pencegahan penularan pada individu
• Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dan
air mengalir selama 40-60 detik atau menggunakan cairan antiseptik
berbasis alkohol (handsanitizer) minimal 20 – 30 detik.
• Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung
dan mulut jika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain.
• Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari
terkena droplet dari orang yang yang batuk atau bersin.
• Membatasi diri terhadap interaksi / kontak dengan orang lain yang tidak
diketahui status kesehatannya.
• Saat tiba di rumah setelah bepergian, segera mandi dan berganti pakaian
sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah.
• Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan pola hidup bersih
dan sehat (PHBS) seperti konsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30
menit sehari dan istirahat yang cukup.
• Mengelola penyakit penyerta/komorbid agar tetap terkontrol.
• Mengelola kesehatan jiwa dan psikososial .
• Apabila sakit menerapkan etika batuk dan bersin. Jika berlanjut segera
berkonsultasi dengan dokter/tenaga kesehatan.
• Menerapkan adaptasi kebiasaan baru dengan melaksanakan protokol
kesehatan dalam setiap aktivitas.
Perlindungan kesehatan pada masyarakat
1. Upaya pencegahan (prevent)
• Kegiatan promosi kesehatan (promote) dilakukan melalui sosialisasi,
edukasi, dan penggunaan berbagai media informasi untuk memberikan
pengertian dan pemahaman bagi semua orang.

• Kegiatan perlindungan (protect) antara lain dilakukan melalui


penyediaan sarana cuci tangan pakai sabun yang mudah diakses dan
memenuhi standar atau penyediaan handsanitizer.
2. Upaya penemuan kasus (detect)

•Deteksi dini untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 dapat dilakukan


semua unsur dan kelompok masyarakat melalui koordinasi dengan dinas
kesehatan setempat atau fasyankes.

•Melakukan pemantauan kondisi kesehatan (gejala demam, batuk, pilek,


nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas) terhadap semua orang yang berada
di lokasi kegiatan tertentu seperti tempat kerja, tempat dan fasilitas umum
atau kegiatan lainnya.
3. Unsur penanganan secara cepat dan efektif (respond)

•Pembatasan Fisik dan Pembatasan Sosial


oDilarang berdekatan atau kontak fisik dengan orang mengatur jaga jarak
minimal 1 meter, tidak bersalaman.
oHindari penggunaan transportasi publik (seperti kereta, bus, dan angkot) yang
tidak perlu, sebisa mungkin hindari jam sibuk ketika berpergian.
oHindari bepergian ke luar kota/luar negeri termasuk ke tempat-tempat wisata.
oJika anda sakit, dilarang mengunjungi orang tua/lanjut usia. Jika anda tinggal
satu rumah dengan mereka, maka hindari interaksi langsung dengan mereka
dan pakai masker kain meski di dalam rumah
• Penerapan Etika Batuk dan Bersin

o Jika memiliki gejala batuk bersin, pakailah masker medis. Gunakan masker
dengan tepat, tidak membuka tutup masker dan tidak menyentuh
permukaan masker.
o Jika tidak memiliki masker, saat batuk dan bersin gunakan tisu lalu
langsung buang tisu ke tempat sampah tertutup dan segera cuci tangan
dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan pembersih tangan
berbasis alcohol.
o Jika tidak ada tisu, saat batuk dan bersin tutupi dengan lengan atas bagian
dalam.
• Isolasi Mandiri/Perawatan di Rumah

o Tempatkan pasien/orang dalam ruangan tersendiri yang memiliki ventilasi


yang baik (memiliki jendela terbuka, atau pintu terbuka).
o Batasi pergerakan dan minimalkan berbagi ruangan yang sama. Pastikan
ruangan bersama (seperti dapur, kamar mandi) memiliki ventilasi yang
baik.
o Anggota keluarga yang lain sebaiknya tidur di kamar yang berbeda.
o Batasi jumlah orang yang merawat pasien.
o Pasien menggunakan masker bedah jika berada di sekitar orang-orang
yang berada di rumah.
Aspek Sosial dan Kesehatan Jiwa
• Menurut WHO (2020), munculnya pandemi menimbulkan
stres pada berbagai lapisam masyarakat. Meskipun sejauh ini
belum terdapat ulasan sistematis tentang dampak COVID-19
terhadap kesehatan jiwa, namun sejumlah penelitian terkait
pandemi (antara lain flu burung dan SARS) menunjukkan
adanya dampak negatif terhadap kesehatan mental
penderitanya.
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial

Secara global istilah ‘Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial


(DKJPS) atau Mental Health and Psychososcial Support (MHPSS)’
digunakan dalam Panduan Inter Agency Standing Committee
(IASC) dalam Situasi Kedaruratan, yang berarti dukungan jenis
apa pun dari luar atau lokal yang bertujuan melindungi atau
meningkatkan kesejahteraan psikologis dan/ atau mencegah
serta menangani kondisi kesehatan jiwa dan psikososial
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial pada Orang Sehat
Kondisi kesehatan jiwa dan kondisi optimal dari psikososial dapat
tingkatkan melalui:
• Emosi positif: gembira, senang dengan cara melakukan kegiatan
dan hobby yang disukai, baik sendiri maupun bersama keluarga
atau teman;
• Pikiran positif: menjauhkan dari informasi hoax, mengenang
semua pengalaman yang menyenangkan, bicara pada diri sendiri
tentang hal yang positif (positive self-talk ), responsif (mencari
solusi) terhadap kejadian, dan selalu yakin bahwa pandemi akan
segera teratasi;
• Hubungan sosial yang positif : memberi pujian, memberi
harapan antar sesama, saling mengingatkan cara-cara positif,
meningkatkan ikatan emosi dalam keluarga dan kelompok,
menghindari diskusi yang negatif, dan saling memberi kabar
dengan rekan kerja, teman atau seprofesi;
• Secara rutin tetap beribadah di rumah atau secara daring
Pencegahan masalah kesehatan jiwa dan psikososial oleh
individu
• Sikap Reaktif Sikap mental yang ditandai dengan reaksi yang
cepat, tegang, agresif terhadap keadaan yang terjadi dan
menyebabkan kecemasan dan kepanikan. Contoh perilakunya
adalah: memborong bahan makanan, masker, hands-
sanitizer, vitamin dll. Sikap reaktif ini dapat dikendalikan
dengan cara mencari berbagai info atau masukan dari banyak
orang sebelum mengambil keputusan.
• Sikap Responsif Sikap mental yang ditandai dengan sikap
tenang, terukur, mencari tahu apa yang harus dilakukan dan
memberikan respons yang tepat dan wajar. Sikap responsif
dapat dikembangkan agar tidak terjadi masalah kesehatan
jiwa dan psikososial.
• Pencegahan masalah kesehatan jiwa dan psikososial dalam
keluarga
Kegiatan keluarga yang konstruktif semakin menguatkan ikatan
emosional dan keluarga semakin harmonis. Keluarga dapat
merencanakan kegiatan 5B: belajar, beribadah, bermain,
bercakap-cakap dan berkreasi bersama.
• Pencegahan masalah kesehatan jiwa dan psikososial di sekolah
dan tempat kerja
Proses pembelajaran yang dilakukan secara daring dapat
menimbulkan kebosanan/ kejenuhan, sehingga mengakibatkan
meningkatnya stress pada anak didik. Sekolah dan kampus
dapat mengorganisasikan proses pembelajaran yang menarik
dan komunikatif seperti voice note atau video mengajar,
pertemuan lewat daring yang santai dan fleksibel, serta dapat
menggunakan surel dan media sosial
Di tempat kerja, dibuat jadwal bekerja yang fleksibel, sehingga
membuat lebih nyaman dalam bekerja untuk mencegah
penurunan imunitas karyawannya. Pimpinan harus memiliki
protokol standar kesehatan dan keselamatan dalam bekerja
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial pada Pasien
Terkonfirmasi Covid 19
• Mengurangi stresor
Mengurangi membuka media sosial tentang COVID-19
Mendapatkan informasi yang benar tentang COVID-19
• Relaksasi fisik
Tarik nafas dalam
Progressive Muscle Relaxation (Relaksasi Otot Progresif)
Olah raga secara rutin
• Berpikir positif
Afirmasi/positive self talk, mengucapkan pernyataan pernyataan
positif tentang diri sendiri, keluarga, kehidupan, dll
Hipnotik 5 jari, menggunakan kelima jadi untuk memikirkan hal
yang positif, satukan jempol dan telunjuk sambil
membayangkan kondisi tubuh yang sehat, jempol dengan jari
tengah sambil membayangkan orang-orang yang sayang dan
perhatian, jempol dengan jari manis sambil membayang
prestasi, penghargaan dan pujian yang pernah dialami,
jempol dengan kelingking sambil membayangkan tempat
yang paling indah yang pernah dikunjungi sambil
membayangkan keindahannya.
• Penghentian pikiran, jika ada pikiran negatif yang
mengganggu jangan biarkan berlama-lama langsung katakan
stop
• Mempertahankan dan meningkatkan hubungan interpersonal
Saling menyapa, memberi pujian atau penghargaan dan harapan
dengan memanfaatkan teknologi informasi
Berbagi cerita positif / let’s talk melalui media sosial
Berbagi perasaan dan pikiran pada orang yang dapat dipercaya
Mempertahankan dan meningkatkan komunikasi antar
anggota keluarga dengan kasih saying, rasa hormat dan saling
menghargai dalam keluarga.
Membangun jaringan sosial dalam memenuhi kebutuhan dasar
di antaranya pangan, sandang, dan papan.
Jika dengan cara di atas tidak dapat teratasi dapat menghubungi
tim kesehatan jiwa di antaranya psikiater, psikolog klinis,
psikolog, perawat jiwa, ahli kesehatan masyarakat, pekerja sosial
dan relawan jiwa.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai