Preseptor
dr. Oky Haribudiman, SpOG
Presentan
Afwa latifa 12100120662
Fatmaningrum 12100120556
ABORTUS
Definisi
Abortus merupakan berakhirnya atau pengeluaran hasil konsepsi oleh hal tertentu pada atau
sebelum kehamilan berusia 20 minggu atau berat badan janin kurang dari 500 gram atau buah
kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan
Epidemiologi
Menurut kejadiannya
Abortus spontan (spontaneous abortion, miscarriage, pregnancy loss)
Keluarnya hasil konsepsi tanpa intervensi medis maupun mekanis
Abortus buatan (abortus provocatus, aborsi disengaja, digugurkan):
a. Abortus therapeutics
Abortus sesuai indikasi untuk kepentingan ibu (penyakit jantung, hipertensi maligna, atau
karsinoma serviks.)
Blighted ovum
Hanya terbentuk kantong amnion berisi air ketuban tanpa embrio/janin, kantung
kuning telur (yolk sac) dapat ada atau tidak ada.
Bila darah beku ini sudah mengeras, konsistensinya seperti daging, disebut mola
karnosa
Mola tuberosa – telur dengan adanya hematoma di antara amnion dan korion
Foetus compressus; bila janin sudah agak besar, cairan amnion akan diabsorpsi
hingga janin tertekan (foetus compressus)
Terkadang janin menjadi kering dan mengalami mumifikasi, sehingga menyerupai
perkamen (foetus papyraceus)
Faktor Risiko
Faktor Maternal
a. Infeksi
Resiko janin pada trimester pertama. Patogen yang sering seperti infeksi Toxoplasma
gondii, plasmodium, rubella, polio
b. Kelainan endokrin seperti defisiensi insulin, disfungsi tiroid
c. Kelainan vaskular seperti hipertensi vascular
d. Faktor imunologis seperti inkompabilitas HLA
e. Nutrisi : Defisiensi nutrisi ekstrem dan obesitas
f. Faktor sosialdan kebiasaan : Alkohol, kafein berlebih
f. Faktor Pekerjaan : Arsenik, timbal, formaldehida, benzena, dan etilena oksida, DDT
(dichlorodiphenyltrichloroethane)
g. Defek Uterus : Anomali kongenital yang mengubah atau mengurangi ukuran rongga
rahim, seperti unicornuate, bicornuate, atau septate uterus.
Faktor Eksternal
Radiasi
Obat-obatan seperti antikoagulan
Bahan-bahan kimia yang mengandung benzene dan arsen
Manifestasi Klinis
Abortus Iminens (Threatened Abortion)
Perdarahan muncul melalui os serviks tertutup selama 20 minggu pertama kehamilan.
Nyeri perut bawah terjadi beberapa jam hingga beberapa hari kemudian.
Nyeri punggung ringan persisten; atau nyeri suprapubik.
Diagnosis Klinis:
Anamnesis: Perdarahan dari jalan lahir (biasanya sedikit) dan nyeri perut tidak ada
atau ringan;
Pemeriksaan dalam: terdapat fluksus, ostium uteri tertutup, dan ukuran uterus sesuai
usia kehamilan;
Pemeriksaan penunjang: USG dapat menunjukkan bahwa hasil konsepsi:
a. Masih utuh dan terdapat tanda kehidupan janin/embrio
b. Meragukan
c. Tidak baik dan janin/embrio sudah mati atau tidak ada
Pengelolaan:
Bila hasil konsepsi masih utuh dan terdapat tanda kehidupan janin:
Ibu tirah baring dan tidak melakukan aktivitas seksual sampai gejala perdarahan
hilang selama 3 x 24 jam
Pemberian preparat progesterone
Bila hasil USG meragukan, diulang kembali 1-2 minggu kemudian
Bila hasil USG tidak baik, segera lakukan evakuasi
Abortus Insipiens (Invetible Abortion)
Terjadi perdarahan banyak disertai nyeri karena kontraksi pada Rahim yang kuat dan ditemukan
adanya dilatasi serviks. Jari pemeriksa dapat masuk dan ketuban dapat teraba.
Diagnosis Klinis:
Anamnesis: perdarhaan dari jalan lahir disertai nyeri/kontraksi Rahim
Pemeriksaan dalam: ostium uteri terbuka, hasil konsepsi masih terdapat di dalam rahim,
dan ketuban teraba utuh mungkin menonjol.
Pengelolaan:
Evaluasi hasil konsepsi
Pemberian uterotonika pasca evaluasi
Pemberian antibiotic selama 3 hari
Abortus Inkomplit
Pendarahan yang terjadi karena adanya hasil konsepsi yang tertinggal (plasenta) dan
sebagian telah keluar.
Janin dan plasenta dapat tetap berada sepenuhnya di dalam rahim atau sebagian keluar
melalui os yang melebar.
Ostium uteri terbuka, dan jaringan dapat teraba.
Diagnosis Klinis:
Anamnesis: perdarahan dari jalan lahir,biasanya banyak, disertai nyeri kontraksi rahim
Pemeriksaan dalam: ostium uteri terbuka dan sisa jaringan hasil konsepsi dapat teraba
Pengelolaan:
Stabilisasi keadaan umum; segera atasi syok bila muncul; bila Hb < 8 gr% transfuse
darah segera diberikan
Evakuasi hasil konsepsi dengan cara kuretasi
Pemberian uterotonika
Pemberian antibiotik selama 3 hari.
Abortus Septik/Abortus Febrilis
Merupakan abortus inkompletus atau abortus insipiens yang disertai infeksi.
Gejala berupa demam, lokia yang berbau busuk, nyeri diatas simfisis atau di perut bawah,
dan distensi abdomen (tanda peritonitis).
Abortus ini dapat menimbulkan syok endotoksin
Abortus Septik/Abortus Febrilis
Diagnosis Klinis:
Anamnesis: riwayat perdarahan, demam, upaya pengguguran,
infeksi jalan lahir, dapat disertai terjadinya syok
Pemeriksaan dalam: ostium uteri umumnya terbuka dan sisa
jaringan teraba, perabaan uterus dan adneksa nyeri, fluksus
berbau.
Pengelolaan:
Atasi keadaan umum (infus, transfuse bila perlu serta syok)
Lakukan pasien dengan posisi Fowler
Pemberian antibiotik yang efektif
Pemberian obat uterotonika
Pemebrian antibiotika IV selama 24 jam, dilanjutkan dengan evakuasi janin, aspirasi vakum
manual, atau kuretasi.
Abortus Komplit
Jaringan atau janin keluar dengan lengkap, sehingga tidak perlu kuretase
Os serviks tertutup. Lapisan endometrium dalam bentuk rongga rahim yang ketika dikupas
dapat muncul sebagai kantung yang tidak utuh.
Perdarahan berkurang setelah isi rahim dikeluarkan dan berhenti total selambat-lambatnya
setelah 10 hari. Serviks juga menutup kembali.
Abortus Tertunda (Missed Abortion)
Janin telah mati sebelum minggu ke-20 tetapi tertahan di dalam rahim selama beberapa
minggu setelah janin mati. Janin telah mati tertahan dalam rahim selama 8 minggu atau
lebih.
Diagnosa Klinis:
Anamnesis: Perdarahan dapat terjadi atau tidak
Pemeriksaan obstetrik: fundus uteri lebih kecil dari usia kehamilan, tidak terdapat
bunyi jantung janin
Pemerikaan penunjang: USG tampak janin tidak utuh dan membentuk gambaran
kompleks. Serta lab (Hb, trombosit, waktu pembekuan)
Pengelolaan:
Perbaikan keadaan umum
Transfusi darah
Pemberian fibrinogen
Pemberian misoprostol per oral atau per vaginam dosis 200 microgram/6 jam. Bila
dalam 2 x 24 jam hasil konsepsi tidak keluar, lakukan kuretasi
Evakuasi dengan teknik kuretasi apabila usia kehamilan > 12 minggu, kuretasi
dengan pemasangan dilator (laminaria stift) atau pemberian misoprotosol 200
microgram/6 jam.
Komplikasi
Komplikasi abortus yang tidak aman menyebabkan 70.000 kematian ibu dan 5 juta cacat
ibu permanen atau sementara per tahun.
Pendarahan hebat atau persisten selama atau setelah abortus spontan dapat
mengancam jiwa.
Secara global diperkirakan 42 juta abortus terjadi setiap tahun dan 20 juta di antaranya
tidak aman.
Infeksi, adhesi intrauterin (sindrom Asherman), dan infertilitas adalah komplikasi lain dari
abortus.
ABORTUS BERULANG
Definisi
● Abortus berulang adalah abortus spontan berulang sebanyak tiga kali atau lebih berturut-
turut pada ≤ 20 minggu atau dengan berat janin <500 gram.
● Tiga atau lebih kehilangan kehamilan berturut-turut sebelum usia kehamilan 24 minggu
dan terjadi pada 1-3% wanita usia reproduksi.
Etiologi
Kelainan genetic (kromosomal)
Kelainan hormonal atau imunologik (Sindrom antibodi antifosfolipid), dan
Kelainan antomis uterus
Penyebab lain yang dicurigai tetapi tidak terbukti adalah alloimunitas, endokrinopati,
toksin lingkungan, dan berbagai infeksi
Tatalaksana
Prognosis
● Prognosis abortus berulang adalah baik, dan sekitar 60% kemungkinan kehamilan normal
dapat terjadi
ABORTUS MIDTRIMESTER
Definisi
● Abortus midtrimester adalah abortus janin midtrimester dari akhir trimester pertama
hingga berat janin ≥ 500 g atau abortus pada usia kehamilan 12 sampai 20 minggu.
● Abortus medis trimester kedua adalah penghentian kehamilan antara 12 dan 28 minggu
usia kehamilan.
Insidensi
● Abortus spontan pada trimester kedua diperkirakan 1,5 hingga 3 persen, dan setelah 16
minggu, hanya 1 persen. Perdarahan trimester pertama menggandakan insiden abortus
trimester kedua.
● Meskipun sebagian besar aborsi dilakukan pada trimester pertama, masih 10–15%
penghentian kehamilan telah terjadi pada periode trimester kedua secara global.
Etiologi
Tatalaksana