Anda di halaman 1dari 14

Pertemuan 1 Pembelian Kapal

PENGERTIAN UMUM
Bagi dunia perdagangan pada umumnya, khususnya perdagangan internasional, pelayaran
niaga memegang peranan yang sangat penting dan hampir semua barang ekspor dan impor
diangkut dengan kapal laut. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan berikut :
a. Unit capacity kapal jauh lebih besar untuk pengangkutan dalam jumlah besar sekaligus.
b. Biaya bongkar muatnya lebih efisien dibanding melalui darat atau udara.
c. Biaya angkut (freight) per-unit lebih murah karena pengangkutannya dalam jumlah
banyak.

PENGERTIAN AKTIVA TETAP


Yang dimaksud aktiva tetap adalah aktiva berujud, yang diperoleh dalam keadaan siap pakai
atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dijual
dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu
tahun
DEPRESIASI AKTIVA TETAP
Aktiva-aktiva tetap (kecuali tanah) tidak akan dapat
dipergunakan untuk selamanya. Setiap aktiva pada suatu
saat pasti tidak akan dapat dipergunakan lagi atau harus
diganti dengan yang lain. Nilai aktiva tetap juga akan
semakin menurun dari waktu ke waktu. Proses penurunan
nilai ini terjadi karena dua sebab utama sebagai berikut :
1)penurunan fisik.
2)Penurunan fisik terjadi sebagai akibat pemakaian
aktiva tau karena pengaruh alam. Setiap aktiva
semakin lama semakin menurun keadaan fisiknya
walaupun aktiva itu telah mendapatkan pemeliharaan
yang sebaik-baiknya.
3)Ketinggalan jaman
UMUR PRODUKTIF AKTIVA TETAP
Umur produktif dari suatu aktiva tetap adalah periode
waktu dimana si pemilik dapat menggunakan aktiva itu
secara ekonomis untuk memproduksi atau menjual aktiva
lain atau jasa. Umur produktif(umur ekonomis) tidak
sama dengan umur potensiil (umur technis). Sebagai
contoh misalnya sebuah kapal secara potensiil akan bisa
digunakan selama 10 sampai 15 tahun, akan tetapi jika
ditinjau dari segi biaya produksi jasanya akan lebih
menguntungkan jika kapal tersebut segera diganti setelah
digunakan selama 7 tahun. Oleh karena itu harga
perolehan kapal dikurangi dengan taksiran nilai residunya
harus dibebankan sebagai biaya depresiasi selama 7
tahun.
TAKSIRAN NILAI RESIDU
Nilai residu atau nilai sisa adalah taksiran harga jual
aktiva tetap setelah berakhirnya umur produktif atau
masa manfaat aktiva (mardiasmo.1992:127). Dengan
demikian nilai residu merupakan bagian dari harga
perolehan aktiva yang diperoleh kembali setelah aktiva
mencapai akhir masa produktifnya. Oleh karena nilai
residu harus dikurangkan dari harga perolehan aktiva
sehingga tidak diperhitungkan sebagai depresiasi.
Nilai residu sesungguhnya baru dapat diketahui
jika aktiva itu dijual setelah mencapai akhir masa
produktifnya. Akan tetapi mengingat bahwa depresiasi
harus sudah mulai dilakukan sejak tahun-tahun pertama
pemilikan aktiva, maka nilai residu harus ditetapkan
4
melalui taksiran.
METODE PERHITUNGAN DEPRESIASI
Besarnya depresiasi aktiva tetap dapat dihitung dengan
berbagai macam metoda yang akan digunakan, yaitu :
a. metoda garis lurus.
b.metoda angka-angka tahun
c. metoda persentase dari nilai buku
d.metoda satuan hasil produksi
 
Penggunaan metode depresiasi aktiva tetap yang
digunakan akan berpengaruh terhadap jumlah aliran
kas (proceeds) suatu investasi tersebut. Hal ini juga
akan berpengaruh terhadap hasil akhir
keputusan investasi.
4
METODA GARIS LURUS

• Metoda ini merupakan cara yang paling sederhana dan


paling umum digunakan dalam praktek. Dalam metoda ini
harga perolehan aktiva dialokasikan selama umur
produktif aktiva dalam jumlah yang sama besar untuk
setiap tahunnya. Metoda ini sangat tepat untuk digunakan
apabila jasa yang diberikan aktiva relatip sama pada tiap-
tiap tahun selama umur produktip aktiva. Perhitungan
besarnya depresiasi tahunan dengan rumus sbb.:

•Depresiasi per-tahun = Harga perolehan aktiva – Nilai residu


Taksiran umur aktiva
 
Sebagai contoh misalnya perusahaan pelayaran
membeli sebuah petikemas dengan data-data
sebagai berikut :
Harga Perolehan kapal : Rp.13.000.000
Masa Manfaat kapal : 5 tahun
Nilai residu : Rp.1.000.000,-
perhitungan depresiasi aktiva tetap
menggunakan Metode Garis Lurus (Straight
Line) adalah sebagai berikut:

Depresiasi per tahun = Rp.13.000.000 – Rp.1.000.000 = Rp.2.400.000


• 5
Atas dasar perhitungan di atas, maka dapat dibuat table depresiasi
sebagai berikut :

akumulasi Nilai
TH depresiasi depresiasi Buku
      13.000.000
1 2.400.000 2.400.000 10.600.000
2 2.400.000 4.800.000 8.200.000
3 2.400.000 7.200.000 5.800.000
4 2.400.000 9.600.000 3.400.000
5 2.400.000 12.000.000 1.000.000
METODA ANGKA-ANGKA TAHUN
Dalam metoda angka-angka tahun, penyusutan tahunan tidak
sama besarnya. Pada tiap tahun pertama penyusutannya lebih
besar daripada tahun kedua, sedangkan tahun kedua lebih
besar daripada tahun ketiga dan selanjutnya makin lama
makin menurun. Metoda ini didasarkan pada pandangan
bahwa aktiva yang masih baru akan memberikan jasa yang
lebih besar daripada tahun-tahun berikutnya, oleh karena itu
makin lama aktiva digunakan harus dibebani depresiasi
makin kecil. Sebagai contoh misalnya perusahaan pelayaran
membeli sebuah kapal dengan data-data sebagai berikut :

HP petikemas : Rp.13.000.000
MM petikemas : 5 tahun
Nilai residu : Rp.1.000.000,-
Cara perhitungan depresiasi aktiva tetap per-tahun menggunakan Metode
Angka Tahun ( Sum Of The Year S’ Digit) adalah sebagai berikut:
tahun ke 1 : 5 / 15 x (13.000.000 – 1.000.000) = 4.000.000
tahun ke 2 : 4 / 15 x (13.000.000 – 1.000.000) = 3.200.000
tahun ke 3 : 3 / 15 x (13.000.000 – 1.000.000) = 2.400.000
tahun ke 4 : 2 / 15 x (13.000.000 – 1.000.000) = 1.600.000
tahun ke 5 : 1 / 15 x (13.000.000 – 1.000.000) = 800.000
dari perhitungan-perhitungan diatas dapat kita susun table depresiasi
sebagai berikut :
akumulasi Nilai
TH depresiasi depresiasi Buku
      13.000.000
1 4.000.000 4.000.000 9.000.000
2 3.200.000 7.200.000 5.800.000
3 2.400.000 9.600.000 3.400.000
4 1.600.000 11.200.000 1.800.000
5 800.000 12.000.000 1.000.000
METODA PERSENTASE DARI NILAI BUKU
 
Seperti halnya metoda angka-angka tahun, dalam metoda
persentase dari nilai buku ini depresiasi tahunan jga tidak sama
besarnya antara depresiasi tahun yang satu engan tahun lainnya.
Julah beban depresiasi makin lama makin turun. Perbedaanya
metoda ini dengan metoda angka tahun adalah terletak pada cara
peritungannya.
Dalam metoda ini depresiasi dihitung berdasarkan suatu
persentase tertentu yang dikalikan dengan nilai buku aktiva. Seperti
kita ketahui nilai buku aktiva makin lama akan menjadi semakin
kecil, oleh karena itu jika suatu persentase tetap dikalikan dengan
nilai buku yang semakin kecil maka jumlah depresiasi tahunan juga
akan semakin menurun.
Jika perusahaan menggunakan metoda persentase dari nilai
buku maka pencatatan deprersiasi akan diakhiri bila nilai sudah
mendekati sama dengan taksiran nilai residu aktiva.
Sebagai contoh misalnya :
HP truk : Rp.3.900.000
Depresiasi per-tahun ditetapkan 25% dari nilai buku
NR : Rp.400.000
perhitungan depresiasi aktiva tetap menggunakan persentase dari nilai buku adalah sebagai
berikut:
Tahun 1 : 25% x Rp.3.900.000 = 975.000
Tahun 2 : 25% x Rp.3.900.000 - 975.000 = 731.000
Tahun 3 : 25% x Rp.3.900.000 – 975.000 – 731.000 = 549.000 dan seterusnya.
Atas dasar perhitungan depresiasi diatas, maka kita dapat menyusun suatu table
depresiasi sebagai berikut:
TH depresiasi akumulasi Nilai Keterangan :
depresiasi Buku karena setelah pencatatan
tahun ke 8 nilai buku sudah
      3.900.000
mencapai Rp.390.000 maka
1 975.000 975.000 2.925.000 tahun ke 9 tidak perlu
2 731.000 1.706.000 2.194.000 dilakukan pencatatan
3 549.000 2.255.000 1.645.000 depresiasi lagi.
4 411.000 2.666.000 1.234.000
5 309.000 2.975.000 925.000
6 231.000 3.206.000 694.000
7 174.000 3.380.000 520.000
8 130.000 3.510.000 390.000
METODA SATUAN HASIL PRODUKSI
Di dalam metoda ini depresiasi dihitung dengan cara menaksir
jumlah satuan hasil produksi yang dapat dihasilkan oleh aktiva
tetap selama masa produktifnya. Prinsip daripada metoda ini ialah
bahwa harga perolehan aktiva tetap harus dialokasikan pada semua
hasil produksi yang dapat dihasilkan oleh aktiva tetap tersebut.
Jika kita telah dapat mengadakan taksiran mengenai unit
produksi yang dapat dihasilkan oleh aktiva tetap, maka kita dapat
menentukan tarip depresiasi untuk tiap unit produksi yang
dihasilkan. Beban depresiasi untuk suatu period tertentu dihitung
dengan ara mngalikan jumlah unit prouksi yang ihasilkan pada
periode itu dengan tarip depresiasi.
Metode ini dapat diterapkan pada berbagai jenis aktiva tetap
yang mempunyai satuan hasil yang berbeda-beda misalnya :
satuan jarak,, satuan hasil produksi, dan satuan hasil berat yang
diangkut
.Sebagai contoh misalnya :
Perusahaan pelayaran membeli sebuah kapal dengan harga
Rp.4.000.000. kapal tersebut ditaksir akan dapat digunakan untuk
menempuh jarak sejauh 400.000 km. taksiran nilai residu kapal
adalah Rp.200.000. Apabila kita menggunakan metoda satuan
hasil, maka tarip depresiasi untuk tiap km jarak yang ditempuh
adalah :
 
Rp.4.000.000 – Rp 200.000 = Rp.9,50
400.000
 
Dari perhitungan diatas tersebut maka depresiasi aktiva tetap
kapal untuk setiap berlayar sejauh 1 km beban biaya
penyusutannya sebesar Rp 9,50. Jika pada suatu tahun kapal
tersebut digunakan untuk menempuh jarak sejauh 50.000 km
maka depresiasi yang dibebankan pada tahun tersebut berjumlah :
50.000 x Rp.9,50 = Rp.475.000.

Anda mungkin juga menyukai