Anda di halaman 1dari 23

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 50 TAHUN 2018


TENTANG
PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 2013
TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

DIREKTORAT SISTEM PERBENDAHARAAN


POLA PIKIR PP 45 TAHUN 2013 jo PP 50 TAHUN 2018
Pembinaan dan Pengembangan 1. PBJ Pemerintah
PEJABAT PERBENDAHARAAN DIPA 2. Penyelesaian tagihan kpd negara
3. Penatausahaan
komitmen/perikatan
PELAKSANAAN ANGGARAN 4. Penerbitan SP2D
5. Waktu penyelesaian hak tagih
PELAKS PENDAPATAN PEMBIAYAAN BELANJA kpd negara
ANAAN 6. Kedaluarsaan hak tagih kpd
AKHIR negara
TAHUN
ANGGA 7. Jenis belanja
RAN 1. Tujuan & sumber pembiayaan 8. Penggunaan PNBP fungsional
1. Pelaksanaan
2. Pengelolaan piutang negara 9. Penyelesaian keterlanjuran
pendapatan negara
3. Pembayaran kewajiban utang pembayaran
2. Penatausahaan
negara 10. Pembayaran pengembalian
setoran perpajakan,
4. Pelaksanaan penjaminan penerimaan
setoran PNBP, dan 11. Pelaksanaan anggaran belanja
5. Pembayaran penerusan pinjaman
hibah. pd satker/atase perwakilan RI di
6. Pembayaran investasi Pemerintah
LN
12. Monitoring dan evaluasi
PENATAUSAHAAN PELAKSANAAN ANGGARAN pelaksanaan Anggaran Belanja
13. Likuidasi K/L/Satker dlm
pelaksanaan Anggaran
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEUANGAN
Latar Belakang Perubahan PP 45/2013

1 Percepatan Pelaksanaan Anggaran


Arahan Menkeu dan Dirjen Perbendaharaan

2KebutuhanModernisasi Pelaksanaan Anggaran


Stakeholder dan Penyesuaian
PP 50 Tahun 2018
Perkembangan TI

Perbaikan Tata Kelola Pelaksanaan


3 APBN
Kebutuhan Internal Kemenkeu dan DJPb
Materi Perubahan

A. Percepatan Pelaksanaan Anggaran

1. Penandatangan Kontrak sebelum TA dimulai setelah DIPA disahkan


2. Penandatanganan Perjanjian Transaksi SBN dalam rangka prefunding

B. Modernisasi Pelaksanaan Anggaran

3. Penggunaan Kartu Kredit dalam rangka Uang Persediaan


4. Penyampaian SPM secara elektronik
Materi Perubahan

C. Perbaikan Tata Kelola Pelaksanaan APBN

5. Pembinaan dan Pengembangan Kompetensi KPA, PPK, dan PPSPM


6. Penyesuaian Nomenklatur Penetapan Rincian APBN, Format DIPA, dan Ketentuan Revisi
Anggaran
7. Penjelasan Definisi Rupiah Murni Pendamping (RMP)
8. Pengaturan lebih lanjut tentang Daluwarsa Tagihan kepada Negara
9. Pembayaran Gaji pada hari pertama setiap bulan
10. Perumusan kembali definisi Bantuan Sosial
11. Rekening Tujuan Pemberian Hibah
12. Pembebanan Pengembalian PNBP Tahun Anggaran Yang Lalu
13. Monev Pelaksanaan Anggaran oleh Menteri Keuangan selaku BUN
14. Pencairan Dana atas Pelaksanaan Pembiayaan lain melalui Rekening Khusus
15. Penerbit Jaminan Akhir Tahun
16. Sisa Nilai Kontrak Pada Akhir Tahun Anggaran
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 50 TAHUN 2018
tentang
PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 2013 tentang
TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PP 45 Tahun 2013 PP 50 Tahun 2018

Penambahan 4 Pasal
11 BAB 11 BAB
Perubahan 16 Pasal
182 Pasal Perubahan Penjelasan 2 Pasal 186 Pasal
1 Penandatanganan Kontrak sebelum TA dimulai setelah DIPA disahkan
Latar Belakang :
Pasal 59
Pelaksanaan pekerjaan rutin, proyek strategis dan prioritas dengan jangka
waktu kritis (11-12 bulan) seringkali tidak terselesaikan dalam tahun
anggaran berjalan apabila dalam pelaksanaan kontrak mengalami kendala

PP 50/2018
PP 45/2013 • Penandatanganan kontrak dapat dilakukan sebelum tahun
Penandatanganan perjanjian dilakukan anggaran dimulai setelah DIPA disahkan
• namun kontrak tersebut berlaku dan dilaksanakan setelah
setelah DIPA disahkan dan berlaku efektif
DIPA berlaku efektif

Skema Pengadaan, Penandatanganan, dan Pelaksanaan Kontrak


Juni s.d. Okt November Desember TA Berjalan Tujuan:
Percepatan penandatanganan kontrak
dimaksudkan agar kegiatan/pekerjaan
dapat segera dilaksanakan sejak awal
RUP dan Persiapan Proses Pengadaan Penandatanganan Berlaku dan
Proses Pengadaan setelah RKA disetujui perjanjian setelah dilaksanakan setelah tahun anggaran
DPR DIPA disahkan DIPA berlaku efektif
2 Penggunaan Kartu Kredit dalam rangka Uang Persediaan
Latar Belakang : Pasal 66
• Nilai outstanding UP sangat tinggi mengakibatkan uang negara idle di rekening BP
• Kebutuhan untuk kemudahan dalam pelaksanaan anggaran memerlukan alat
pembayaran yang mudah, praktis, dan fleksibel dalam penggunaannya

PP 45/2013 PP 50/2018
Mengatur penggunaan kartu kredit sebagai alat
Tidak diatur pembayaran dengan UP
Tujuan:
• Pengeluaran negara lebih transparan dan akuntabel serta mendukung gerakan Non Tunai.
• Meminimalisir uang negara yang idle sehingga dapat dimanfaatkan.
• Tetap sesuai prinsip, pembayaran dilakukan setelah barang/jasa diterima

Uang Tunai di Brankas/BP


UP Tunai
Uang di Rekening BP
UP
UP KKP Limit KKP
3 Penyampaian SPM secara Elektronik
Latar Belakang :
Pasal 67
• Terdapat 4 mekanisme penyampaian SPM, yaitu :
a. Datang ke KPPN (PMK 190/PMK.05/2012);
b. Secara elektronik melalui Aplikasi SAKTI (PMK 159/PMK.05/2018);
c. Secara elektronik melalui Aplikasi e-SPM (PMK 177/PMK.05/2017); dan
d. Secara elektronik melalui akses langsung SPAN (PMK 154/PMK.05/2015)
• Penyampaian SPM secara elektronik sejalan dengan penerapan informasi eletronik sesuai UU ITE

PP 45/2013 PP 50/2018
Memuat amanat pengaturan tata cara
Tidak diatur tata cara penyampaian penyampaian SPM dengan Peraturan Menteri
SPM secara elektronik Keuangan
Tujuan:
• SPM yang ditandatangani secara elektronik (Digital Signature) menguatkan validitas
penandatanganan SPM oleh pejabat yang berwenang.
• Pengeluaran negara lebih akuntabel dan mendukung program paperless.
• Memudahkan satker dan mengurangi beban perjalanan dinas.
4 Pembinaan dan Pengembangan Kompetensi KPA, PPK, dan PPSPM
Latar Belakang :
Pasal 16A

• Kompetensi/pemahaman yang rendah dari pejabat perbendaharaan atas pengelolaan


keuangan dianggap sebagai salah satu penyebab rendahnya penyerapan anggaran dan
banyaknya pejabat perbendaharaan yang terkena kasus hukum.
• Kondisi saat ini:
a. Kompetensinya bervariasi (tidak merata) dan belum terstandardisasi;
b. Tidak terdapat pendidikan dan pelatihan pengembangan kompetensi.

PP 50/2018
PP 45/2013 Menteri Keuangan melakukan pembinaan dan pengembangan kompetensi
KPA, PPK, dan PPSPM, yang terdiri atas :
tidak diatur
a. Standar Kompetensi; dan
b. Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan.

Tujuan:
• KPA, PPK, dan PPSPM memiliki kompetensi yang tinggi
• Keuangan Negara dikelola oleh orang-orang yang memiliki kompetensi dalam bidang Keuangan Negara.
• Telah ditetapkan 11 standar kompetensi bagi KPA, 11 bagi PPK, dan 3 bagi PPSPM (PMK
50/PMK.05/2018).
5 Penyesuaian Nomenklatur Penetapan Rincian APBN, Format DIPA, dan Ketentuan Revisi
Anggaran (1)
A. Penyesuaian Nomenklatur Rincian APBN Pasal 29
Latar Belakang :
• Sesuai PP 90/2010 jo PP 17/2017, Rincian APBN ditetapkan dalam Peraturan Presiden.
• Saat ditetapkan dengan Keputusan Presiden rincian hanya belanja pemerintah pusat,
namun dengan ditetapkan dalam Peraturan Presiden rincian memuat APBN

PP 45/2013 PP 50/2018

Rincian anggaran belanja pemerintah pusat Rincian anggaran pendapatan dan belanja
ditetapkan dengan Keputusan Presiden Negara ditetapan dengan Peraturan Presiden

Tujuan:
Penyesuaian nomenklatur
5 Penyesuaian Nomenklatur Penetapan Rincian APBN, Format DIPA, dan Ketentuan Revisi
Anggaran (2)
B. Ketentuan Format DIPA Ps 30 dan Ps 31
Latar Belakang :
DIPA yang dirinci menurut klasifikasi fungsi, organisasi, dan jenis belanja
belum mencerminkan anggaran berbasis kinerja.

PP 45/2013 PP 50/2018

 DIPA dirinci menurut klasifikasi fungsi,  Ketentuan DIPA dirinci menurut klasifikasi fungsi,
organisasi, dan jenis belanja organisasi, dan jenis belanja dihapus
 DIPA tidak memuat Keluaran (Output)  Muatan DIPA ditambahkan Keluaran (Output)

Tujuan:
DIPA mencerminkan anggaran berbasis kinerja dengan
tambahan muatan Keluaran (Output) dalam DIPA
5 Penyesuaian Nomenklatur Penetapan Rincian APBN, Format DIPA, dan Ketentuan Revisi
Anggaran (3)
C. Ketentuan Revisi Anggaran Pasal 38
Latar Belakang :
• Pengaturan revisi administrasi dalam PP mengikat pengaturan dalam PMK
• Secara nasional realisasi belanja pegawai tidak melebihi pagu sehingga revisi DIPA
dimungkinkan untuk mengurangi pagu anggaran yang dialokasikan untuk belanja pegawai

PP 45/2013 PP 50/2018
 Revisi DIPA karena alasan administratif dirinci dalam PP. • Revisi DIPA karena alasan administratif tidak dirinci dalam
 Revisi DIPA karena alasan alokatif tidak dapat PP namun dirinci dalam PMK.
mengurangi pagu anggaran yang dialokasikan untuk • Revisi anggaran dapat mengurangi pagu anggaran belanja
belanja pegawai pegawai sepanjang tidak mengakibatkan pagu minus.
Tujuan:
• Sisa pagu belanja pegawai dimungkinkan dapat dialihkan untuk pembangunan infrastruktur
• Revisi anggaran mengurangi pagu belanja pegawai dilakukan pada triwulan IV setelah
memperhitungkan perkiraan belanja pegawai sampai dengan akhir tahun anggaran sehingga
tidak mengakibatkan pagu minus
6 Pengaturan lebih lanjut tentang Daluwarsa Tagihan kepada Negara
Pasal 76A, 76B, 76C
Latar Belakang :
• Pengaturan daluwarsa masih sangat sumir, multi tafsir, dan hanya diatur dalam UU No.1 Tahun 2004.
• Pelaksanaan di lapangan masih beragam dan memunculkan beberapa gugatan kepada Mahkamah Konstitusi.
• Merupakan tindak lanjut atas kesanggupan Pemerintah kepada Mahkamah Konstitusi (pada saat sidang uji materi UU 1/2004)
untuk mengatur lebih lanjut tentang Kedaluwarsa
PP 50/2018
 Mengatur ketentuan lebih lanjut dari kadaluwarsa dalam UU 1/2004.
 Hal-hal yang diatur:
a. Waktu kedaluwarsa adalah 5 (lima) tahun sejak timbulnya hak tagih kecuali diatur lain dalam UU;
b. Timbulnya hak tagih adalah pada saat telah terpenuhinya syarat-syarat penagihan kepada negara,
PP 45/2013 formal & material;
c. Kedaluwarsaan terjadi karena adanya pengabaian oleh penerima hak;
Tidak diatur d. Kedaluwarsaan tertunda apabila pihak yang berpiutang mengajukan tagihan kepada negara sebelum
berakhirnya masa kedaluwarsa;
e. Kedaluwarsaan yang tertunda dihitung kembali sejak tanggal 1 Januari TA berikutnya;
f. Kedaluwarsaan berlaku untuk seluruh tagihan atas beban negara, kecuali :
1) Pembayaran kewajiban bunga dan pokok pinjaman negara; dan
2) Pembayaran pensiun yang dibebankan pada APBN.
 Amanat pengaturan lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan.
Ilustrasi Kedaluwarsa

Komitmen Timbulnya hak tagih Kedaluwarsa


diterima kepada negara (mis.
penerima hak Pekerjaan selesai – BAST)
(mis. Kontrak)
PENGABAIAN HAK TAGIH

2015
2019 2020
…………………

Jan Peb Mar Apr Jan Peb Mar Apr

Pengajuan
Kedaluwarsaan tertunda apabila ada Tagihan
Mulai
pengajuan tagihan oleh penerima hak
Penghitungan
sebelum berakhirnya masa kedaluwarsa Masa Kedaluwarsa
Kedaluwarsaan
Tertunda berikutnya
7 Pembayaran Gaji pada hari pertama setiap bulan Pasal 80
Latar Belakang :
• Pembayaran gaji pada hari pertama (tgl 1) suatu bulan tertentu telah beberapa kali dilakukan namun harus dengan membuat
peraturan perundang-undangan sebagai landasan/payung hukum ;
• Secara sistem aplikasi (eksisting) memungkinkan untuk dilaksanakan;
• Dari sisi pelaporan keuangan, transaksi pada hari libur dibukukan pada hari kerja berikutnya.

PP 45/2013 PP 50/2018
Pelaksanaan pembayaran kompensasi Pelaksanaan pembayaran kompensasi berupa
berupa pembayaran gaji dan/atau pembayaran gaji dan/atau tunjangan dilakukan pada:
a. hari pertama (walaupun tanggal 1 adalah hari
tunjangan dilakukan setiap bulan pada hari
libur), atau
kerja pertama. b. hari kerja pertama (khusus untuk bulan Januari)

Tujuan:
Sinkronisasi dengan pengaturan hak-hak keuangan PNS
dalam peraturan perundang-undangan
8 Perumusan Kembali Definisi Bantuan Sosial
Pasal 99
Latar Belakang:
Mempertegas masyarakat yang dilindungi melalui pemberian Belanja Bantuan Sosial adalah
masyarakat miskin dan tidak mampu

PP 45/2013 PP 50/2018
Sebagai upaya untuk melindungi Sebagai upaya untuk melindungi masyarakat
masyarakat dari kemungkinan miskin atau tidak mampu dari kemungkinan
terjadinya risiko sosial, meningkatkan terjadinya risiko sosial, meningkatkan
kemampuan ekonomi dan/atau kemampuan ekonomi dan/atau
kesejahteraan masyarakat, dalam kesejahteraan masyarakat, dalam APBN
APBN disediakan alokasi belanja disediakan alokasi belanja bantuan sosial
bantuan sosial
9 Pembebanan Pengembalian PNBP TAYL
Latar Belakang:
Pasal 124
• Pada prinsipnya pengembalian penerimaan negara harus dibebankan pada penerimaan negara berkenaan sebagai koreksi
atas capaian kinerja realiasasi penerimaan negara
• Realisasi penerimaan PNBP menjadi penilaian kinerja dari K/L sehingga penerimaan PNBP tahun sebelumnya telah menjadi
capain kinerja K/L tahun sebelumnya
• PNBP TA sebelumnya yang dikembalikan ada kemungkinan telah digunakan sebagai dasar pengeluaran beban APBN yang
bersumber dari PNBP.

PP 45/2013 PP 50/2018
Pembayaran pengembalian Pembayaran pengembalian atas keterlanjuran setoran/kelebihan PNBP TAYL
atas keterlanjuran dibebankan :
setoran/kelebihan PNBP TAYL a. sebagai pengurang PNBP yang sama pada TA Berjalan apabila ada PNBP
sejenis; atau
membebani SAL
b. dibebankan ke SAL apabila tidak terdapat PNBP yang sejenis pada TA Berjalan.

Tujuan:
• Perlakuan yang sama seperti pengembalian atas keterlanjuran setoran/kelebihan Pajak
• Mengakomodir kesesuaian dalam perhitungan Maksimum Pencairan (MP) atas PNBP tahun sebelumnya
yang sudah digunakan sebagai dasar pengeluaran beban APBN yang bersumber dari PNBP
10 Monev Pelaksanaan Anggaran oleh Menteri Keuangan selaku BUN
Latar Belakang:
Pasal 131
• Pelaksanaan Monev telah dilakukan oleh Menteri Keuangan selaku BUN c.q. Ditjen Perbendaharaan dengan output berupa
Spending Review, Evaluasi Pelaksanaan Anggaran, dan KFR.
• Monev perlu dilakukan oleh Menteri Keuangan selaku BUN untuk menjaga kredibilitas APBN dan pengelolaan Keuangan Negara
yang baik.

PP 45/2013 PP 50/2018
1. Pengaturan Monev hanya menjadi 1. Mengatur secara tegas tugas dan kewenangan Monev yang dilakukan oleh
tugas atau kewenangan Menteri/ Menteri Keuangan selaku BUN dan Menteri/Pimpinan Lembaga selaku PA
Pimpinan Lembaga selaku PA. 2. Mengatur tujuan Monev yaitu untuk menjamin efektivitas pelaksanaan
anggaran, efisiensi pengunaan anggaran, dan kepatuhan terhadap regulasi
2. Pengaturan Monev tidak secara tegas pelaksanaan anggaran
menjadi tugas dan wewenang Menteri 3. Mengatur penggunaan hasil monev yang dilakukan oleh BUN dan PA
Keuangan selaku BUN. 4. Memuat amanat pengaturan lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan.

Tujuan:
• Mewujudkan pelaksanaan anggaran belanja menuju pengelolaan APBN yang berdisiplin, efektif, dan efisien
• Menjamin efektivitas pelaksanaan anggaran, efisiensi pengunaan anggaran, dan kepatuhan terhadap regulasi
pelaksanaan anggaran
11 Jaminan Akhir Tahun Penjls Pasal 161
Latar Belakang:
• Dalam UU No. 2 Tahun 2009 tentang LPEI diatur bahwa Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia
(Indonesia Eximbank) memberikan bantuan dalam rangka ekspor antara lain dalam bentuk penjaminan
• LPEI tidak termasuk bank umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan mengenai perbankan
namun sesuai undang-undang tersendiri yakni UU No. 2 Tahun 2009

PP 45/2013 PP 50/2018
Pembayaran pada akhir tahun Jaminan bank meliputi :
anggaran setelah pihak penyedia a. jaminan yang diterbitkan oleh bank umum
barang/jasa menyerahkan jaminan bank sesuai dengan peraturan perundang-
atau surat pernyataan kesediaan undangan mengenai perbankan; dan
menyerahkan barang/jasa b. jaminan yang diterbitkan oleh LPEI
(Indonesia Eximbank)
12 Sisa Pagu dan Sisa Nilai Kontrak Pada Akhir Tahun Anggaran
A. Sisa Pagu Pada Akhir Tahun Anggaran Pasal 162

Latar Belakang:
• SBSN dan SUN tematik merupakan sumber pendanaan yang project base, sehingga selama project
yang didanai berasal dari SBSN dan/atau SUN masih berlangsung sumber pendanaanya dapat
digunakan pada tahun berikutnya.
• Kegiatan yang pendanaannya bersumber dari penerbitan SUN antara lain untuk pembangunan
infrastruktur

PP 45/2013 PP 50/2018
Sisa pagu DIPA dapat digunakan pada Selain PHLN/PHDN, sisa pagu DIPA yang
tahun anggaran berikutnya antara lain untuk sumber pendanaannya berasal dari SBSN,
membiayai Kegiatan sumber pendanaannya dan/atau SUN juga dapat digunakan pada
berasal dari PHLN/PHDN tahun anggaran berikutnya.
12 Sisa Pagu dan Sisa Nilai Kontrak Pada Akhir Tahun Anggaran (2)
B. Sisa Nilai Pekerjaan Pada Akhir Tahun Anggaran Pasal 163
Latar Belakang:
a. Sisa nilai pekerjaan dari kontrak tahun jamak yang dibiayai dari rupiah murni diatur berbeda untuk sisa nilai pekerjaan pada
sebelum tahun terakhir masa kontrak dan pada tahun terakhir masa kontrak.
b. Pada sebelum tahun terakhir masa kontrak dapat diluncurkan ke TA berikutnya, tetapi tidak menambah pagu anggaran tahun
berikutnya (rekomposisi), sedangkan pada tahun terakhir masa kontrak tidak dapat diluncurkan
c. Sisa nilai pekerjaan dari kontrak tahunan atau kontrak tahun jamak yang dibiayai dari SBSN atau SUN dapat diluncurkan ke
tahun anggaran berikutnya (on top) sepanjang sumber pendanaannya masih tersedia.

PP 45/2013 PP 50/2018
 Pengaturan penyelesaian sisa pekerjaan  Pengaturan penyelesaian sisa pekerjaan dari kontrak tahun jamak :
pada akhir tahun anggaran belum a. sebelum tahun terakhir masa kontrak dapat diluncurkan ke TA
mencakup: berikutnya, tetapi tidak menambah pagu anggaran tahun berikutnya;
a. Pekerjaan pada tahun terakhir kontrak b. pada tahun terakhir masa kontrak tidak dapat diluncurkan ke TA
tahun jamak. berikutnya;
b. Belum menyebut secara eksplisit untuk  sisa nilai pekerjaan dari kontrak tahunan atau kontrak tahun jamak
proyek-proyek yang dibiayai dari yang dibiayai dari PHLN, PHDN, SBSN, dan/atau SUN dapat diluncurkan
penerbitan SBSN dan SUN tematik ke TA berikutnya sepanjang sumber pendanaannya masih tersedia.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

TERIMA KASIH

DIREKTORAT SISTEM PERBENDAHARAAN

Anda mungkin juga menyukai