BENTUK 1
HUKUM BADAN
BISNIS
HUKUM
BSP
USAHA
OLEH
DONI MAHATHIR ANSHORI, SE
2
BISNIS
HUKUM
BSP
usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang
bersifat tetap dan terus-menerus didirikan,
bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah
negara Indonesia dengaan tujuan memperoleh
keuntungan/laba.
(UU. No. 3 th. 1982 ttg Wajib Daftar Perusahaan)
BENTUK-BENTUK HUKUM BADAN 3
USAHA
BISNIS
HUKUM
BSP
1. PERSEKUTUAN PERDATA
2. FIRMA
3. PERSEKUTUAN KOMANDITER
4. PERSEROAN TERBATAS
5. KOPERASI
6. BADAN USAHA MILIK NEGARA/ DAERAH
4
PERSEKUTUAN PERDATA
BISNIS
HUKUM
BSP
ADALAH SUATU PERSEKUTUAN YG DIBENTUK ATAS SUATU PERJANJIAN, DIMANA
DUA ORANG ATAU LEBIH MENGIKATKAN DIRI UNTUK MEMASUKKAN SESUATU
(INBRENG) KE DALAM PERSEKUTUAN DGN MAKSUD UTK MEMBAGI KEUNTUNGAN.
PERSEKUTUAN FIRMA 5
(KUHD Ps. 16-35)
BISNIS
HUKUM
BSP
Suatu jenis persekutuan perdata yang khusus didirikan
untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama.
Unsur-unsur Firma:
Menjalankan Usaha Bersama
Dengan nama bersama atau firma
Tanggungjawab sekutu secara pribadi atau
keseluruhan
Prosedur pendirian Firma 6
BISNIS
HUKUM
BSP
1. Membuat perjanjian tertulis Akta
Pendirian Firma
2. Pendaftaran. Akta pendirian harus didaftarkan
ke Kepaniteraan Pengadilan Negeri di wilayah
Firma didirikan.
3. Pengumuman. Ikhtisar resmi pendirian
diumumkan dlm Berita Negara RI
PERSEKUTUAN KOMANDITER 7
(Comanditaire Venootschaaf - CV)
BISNIS
HUKUM
BSP
Di atur dalam KUHD Ps. 19-21
CV merupakan Firma yg mempunyai satu atau beberapa orang sekutu
komanditer
BISNIS
HUKUM
BSP
Syarat pendirian diatur dlm Syarat pendirian tdk diatur secara
KUHD jelas.
Hanya terdapat sekutu Terdapat 2 Sekutu (Komplementer
& Komanditer).
Aktif/Komplementer
Tg.jwb sekutu Komplementer =
Tg.jwb sekutu = tg.jwb tg.jwb pribadi utk keseluruhan;
pribadi utk keseluruhan Tg.jwb. Sekutu Komanditer trbatas
Firma pailit semua pd modal yg diserahkan kpd
sekutu pailit persekutuan.
CV pailit Sekutu Komplementer
Pailit
PERSEROAN TERBATAS 9
(UU. No. 40 Th. 2007)
BISNIS
HUKUM
BSP
adalah badan hukum yang merupakan
persekutuan modal, didirikan berdasarkan
perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan
modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam
saham dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta
peraturan pelaksanaannya.
Persyaratan pendirian PT 10
BISNIS
HUKUM
BSP
1. Perjanjian antara dua orang atau lebih. PT harus didirikan oleh
dua orang atau lebih. (Kecuali utk PT yg seluruh sahamnya
dimiliki oleh negara atau perseroan yg mengelola bursa efek,
lembaga kliring dan lembaga lain sebagaimana diatur dlm UU.
Ttg Pasar Modal.
2. Dibuat dgn Akta otentik di muka Notaris
3. Modal Dasar (Min Rp50 juta, kecuali utk bidang usaha tertentu
diatur tersendiri dlm suatu UU, dg jumlah modal minimal yg
lebih besar)
4. Setiap pendiri perseroan wajib mengambil bagian saham
(menyetorkan modal) pd saat perseroan didirikan.
PROSEDUR PENDIRIAN PT 11
BISNIS
HUKUM
BSP
1. Pembuatan Perjanjian Tertulis;
2. Pembuatan Akta Pendirian di depan Notaris;
3. Pengesahan oleh Menteri Hukum dan HAM (paling lambat 60 hari setelah tgl akta
pendirian ditandatangani). Pengesahan diberikan dlm jk waktu paling lama 14 hari
setelah permohonan diterima;
4. Pendaftaran Perseroan (max 30 hari setelah pengesahan Menhumham diterima)
TDP;
5. Pengumuman dalam Tambahan Berita Negara.
ORGAN PT: 12
BISNIS
HUKUM
BSP
1. RUPS adalah Organ Perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan
kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam Undang-
Undang ini dan/atau anggaran dasar.
2. DIREKSI adalah Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab
penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan
maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di
luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.
3. DEWAN KOMISARIS adalah Organ Perseroan yang bertugas melakukan
pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta
memberi nasihat kepada Direksi.
PERMODALAN PERSEROAN 13
BISNIS
HUKUM
BSP
MODAL DASAR = KEKAYAAN BERUPA UANG YG TELAH DITENTUKAN
JUMLAHNYA YG DIJADIKAN DASAR PENDIRIAN PERSEROAN;
MODAL DITEMPATKAN = KEKAYAAN BERUPA UANG YG TELAH
DITENTUKAN PROSENTASENYA DARI MODAL DASAR YG
DISANGGUPI OLEH PARA PENDIRI PD SAAT BERDIRINYA PERSEROAN;
MODAL DISETOR = KEKAYAAN BERUPA UANG YG TELAH
DITENTUKAN PROSENTASENYA DARI MODAL DITEMPATKAN YG
HARUS DIBAYAR TUNAI OLEH PARA PENDIRI PD SAAT PENDIRIAN
PERSEROAN.
JUMLAH MODAL 14
PERSEROAN
BISNIS
HUKUM
BSP
Pasal 32
(1) Modal dasar Perseroan paling sedikit Rp
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
Pasal 33
(1) Paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari
modal dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32
harus ditempatkan dan disetor penuh.
PT Tbk. 15
adalah PT yg menjual sahamnya ke masyarakat luas melalui Pasar Modal dg tujuan utk
menghimpun modal guna pengembangan usahanya.
BISNIS
HUKUM
BSP
Persyaratan Go Public:
1. Adanya Kesepakatan pemilik perusahaan utk Go Public yg dituangkan dlm
RUPS;
2. Ditetapkannya Penjamin Emisi (Underwriter);
3. Adanya Lap. Keuangan 2 thn terakhir yg telah diaudit oleh Akuntan Publik;
4. Dilakukannya Perubahan Anggaran Dasar;
5. Pengajuan Letter of intent kepada BAPEPAM-LK (Sekarang OJK)
KOPERASI 16
BISNIS
HUKUM
BSP
adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau
badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. (UU No. 25 th 1992
ttg. PERKOPERASIAN)
BISNIS
HUKUM
BSP
1. RAPAT PEMBENTUKAN KOPERASI. Untuk Koperasi Primer rapat minimal
dihadiri oleh 20 org calon anggota, yg memutuskan mengenai Akta Pendirian dan
Anggaran Dasar. Sedang utk Koperasi Sekunder minimal oleh 3 Koperasi.
2. PERMOHONAN PENGESAHAN disampaikan secara tertulis kepada
pemerintah, dengan melampirkan:
1) Berita Acara Rapat Pembentukan;
2) Akta Pendirian;
3) Anggaran Dasar.
ORGAN KOPERASI 18
BISNIS
HUKUM
BSP
1. RAPAT ANGGOTA, merupakan pemegang kekuasaaan tertinggi dalam
pengelolaan koperasi. RA harus dilaksanakan paling sedikit 1 x dlm 1 tahun.
2. PENGURUS KOPERASI, dipilih oleh anggota, bertugas mengelola Koperasi
dan usahanya dan berwenang utk mengangkat Pengelola yg bertanggungjawab
kepada Pengurus.
3. PENGAWAS, dipilih oleh Anggota, bertugas mengawasi pelaksanakaan
kebijakan dan pengelolaan koperasi, serta membuat laporan tertulis ttg hasil
pengawasan.
MODAL KOPERASI 19
1. MODAL SENDIRI:
BISNIS
HUKUM
BSP
SIMPANAN POKOK;
SIMPANAN WAJIB;
DANA CADANGAN; dan
HIBAH
2. MODAL PINJAMAN, dapat berasal dari:
ANGGOTA
Koperasi lain dan/atau anggotanya
Bank/lembaga keuangan lainnya
Penerbitan obligasi/surat utang lainnya
Sumber-sumber lain yg sah
SISA HASIL USAHA 20
BISNIS
HUKUM
BSP
SHU Koperasi merupakan pendapatan Koperasi yang diperoleh dalam satu tahun
buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak
dalam tahun buku yang bersangkutan.
Sisa Hasil Usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota
sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota
dengan Koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan
keperluan lain dari Koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
Besarnya pemupukan dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota.
BADAN USAHA MILIK 21
NEGARA
BISNIS
HUKUM
BSP
Adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh negara melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan (UU No. 19 th.
2003 ttg BUMN).
BENTUK BUMN
22
A. PERSEROAN
BISNIS
HUKUM
BSP
Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN yang
berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh
atau paling sedikit 51 % (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara
Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.
Perusahaan Perseroan Terbuka, yang selanjutnya disebut Persero Terbuka,
adalah Persero yang modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria
tertentu atau Persero yang melakukan penawaran umum sesuai dengan peraturan
perundangundangan di bidang pasar modal.
BISNIS
HUKUM
BSP
PERSERO: menyediakan barang dan/atau jasa yang
bermutu tinggi dan berdaya saing kuat serta bertujuan
untuk mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai
perusahaan.
PERUM: menyelenggarakan usaha yang bertujuan untuk
kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau
jasa yang berkualitas dengan harga yang terjangkau oleh
masyarakat berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan
yang sehat.
ORGAN PERUM 24
Menteri, adalah menteri yang ditunjuk dan/atau diberi kuasa
BISNIS
HUKUM
BSP
untuk mewakili pemerintah selaku pemegang saham negara pada
Persero dan pemilik modal pada Perum dengan memperhatikan
peraturan perundang-undangan.
Direksi: adalah organ BUMN yang bertanggung jawab atas
pengurusan BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN, serta
mewakili BUMN baik di dalam maupun di luar pengadilan.
Dewan Pengawas: adalah organ Perum yang bertugas melakukan
pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam
menjalankan kegiatan pengurusan Perum.
ORGAN PT 25
BISNIS
HUKUM
BSP
tertinggi dalam Persero dan memegang segala wewenang yang
tidak diserahkan kepada Direksi atau Komisaris.
DIREKSI: adalah organ BUMN yang bertanggung jawab atas
pengurusan BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN, serta
mewakili BUMN baik di dalam maupun di luar pengadilan.
DEWAN KOMISARIS: adalah organ Persero yang
bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat
kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan pengurusan
Persero.
DAFTAR PUSTAKA: 26
BISNIS
HUKUM
BSP
Simatupang, Richard B, S.H., Aspek Hukum dalam Bisnis, Rineka Cipta, Jakarta,
2003.
Zaeni Asyhadie, S.H., M.Hum. Hukum Bisnis, Rajawali Pers, Jakarta, 2005.
UU No. 25 Tahun 1992 ttg. PERKOPERASIAN
UU No. 19 Tahun 2003 ttg BUMN.
UU No. 40 Tahun 2007 ttg PERSEROAN TERBATAS