PSAK Undang-Undang
AKUNTANSI PAJAK
PERBEDAAN
Permanen Temporer
Pajak Tangguhan:
Aktiva/utang
Beban/Pendapatan
4
Koreksi Fiskal
• Koreksi fiskal adalah koreksi atau penyesuaian yang harus dilakukan oleh wajib
pajak sebelum menghitung Pajak Penghasilan (PPh) bagi wajib pajak badan dan
wajib pajak orang pribadi (yang menggunakan pembukuan dalam menghitung
penghasilan kena pajak).
Yaitu koreksi fiskal yang menyebabkan penambahan penghasilan kena pajak dan PPh
terutang karena;
dipulihkan pada periode masa depan sebagai akibat adanya: perbedaan temporer
yang boleh dikurangkan; akumulasi rugi pajak belum dikompensasi; dan akumulasi
• Liabilitas Pajak Tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan terutang pada periode
“Jika Laba Akuntansi lebih besar daripada Laba Pajak maka akan terbentuk
Kewajiban Pajak Tangguhan, sebaliknya bila Laba Akuntansi lebih kecil daripada
Beda Permanan
1. Pendapatan bunga deposito Rp40.000.000,-
2. Beban jamuan tanpa daftar nominatif Rp30.000.000,-
3. Pendapatan sewa bangunan Rp60.000.000,-
4. Beban bunga pajak Rp20.000.000,-
5. Beban pemberian fasilitas dalam bentuk natura Rp50.000.000,-
6. Pendapatan Jasa Giro Rp50.000.000,-
7. Beban Pajak Penghasilan Rp15.000.000,-
Beda Temporer
1. Penyusutan komersial Rp60.000.000 lebih rendah dari penyusutan fiskal
2. Amortisasi fiskal Rp30.000.000 lebih rendah dari amortisasi komersial
Kredit Pajak yang sudah dibayar selama tahun 2015 adalah sebagai berikut:
1. PPh Pasal 22 Rp20.000.000,-
2. PPh Pasal 23 Rp10.000.000,-
3. PPh Pasal 24 Rp15.000.000,-
4. PPh Pasal 25 Rp45.000.000,-
Pertanyaan:
Perhitungan Penghasilan Kena Pajak
a) Berapa Penghasilan Kena Pajak untuk tahun 2015?
Laba sebelum pajak (komersial) Rp1.200.000.000,-
b) Berapa PPh Kurang/ Lebih bayar untuk tahun 2014?
Koreksi Beda Tetap Koreksi Fiskal (+) Koreksi Fiskal (–)
c) Tentukan apakah aset atau kewajiban pajak tangguhan yang timbul?
Pendapatan bunga deposito Rp40.000.000,- – Rp40.000.000,- (Rp40.000.000,-)
d) Buat jurnal dan penyajian laba bersih dalam laporan laba rugi PT RUC!
Pendapatan sewa bangunan Rp60.000.000,- – Rp60.000.000,- (Rp60.000.000,-)
Total Penghasilan Kena Pajak (Setelah Koreksi Beda Tetap dan Beda Waktu) Rp1.135.000.000,-
Perhitungan
• Dari rekonsiliasi fiskalPPhdiatas
Kurang/ Lebih Dibayar
diketahui bahwa(Beban Pajak Kini) Kena Pajak
Penghasilan
adalah Rp1.135.000.000,- 25% x kecil dari Laba Sebelum
atau lebih Rp283.750.000
Pajak
Pajak Penghasilan Terutang
Rp1.135.000.000,- ,-
Rp1.200.000.000,-. Sehingga sesuai dengan ketentuan bila Laba Sebelum
PPh Dibayar Dimuka (Kredit Pajak)
Pajak (komersial) lebih besar dari Penghasilan Kena Pajak (fiskal) akan
PPh Pasal 22 Rp20.000.000,-
muncul Kewajiban Pajak Tangguhan sebesar tarif PPh Badan dikali dengan
PPh Pasal 23 Rp10.000.000,-
perbedaan temporer (beda waktu)Rp15.000.000,-
PPh Pasal 24
yang terjadi.
1. Pasal
PPh Perhitungan
25 PPh Kurang/ Lebih Dibayar (Beban Pajak Kini)
Rp45.000.000,-
Total Kredit PajakKewajiban Pajak Tangguhan
2. Perhitungan Rp90.000.000,-
PPh Kurang Dibayar (Beban
Perhitungan Kewajiban Pajak Tangguhan Rp193.750.00
Pajak Kini) 0,-
Kewajiban Pajak Tangguhan = Tarif PPh Badan x Jumlah Beda Temporer
= 25% x Rp30.000.000,-
= Rp7.500.000,-
3. Jurnal Pencatatan
Beban Pajak Kini Rp283.750.000,- –
Beban Pajak Tangguhan Rp 7.500.000,- –
Kewajiban Pajak Tangguhan – Rp 7.500.000,-
PPh Pasal 22 (Kredit Pajak) – Rp 20.000.000,-
PPh Pasal 23 (Kredit Pajak) – Rp 10.000.000,-
PPh Pasal 24 (Kredit Pajak) – Rp 15.000.000,-
PPh Pasal 25 (Kredit Pajak) – Rp 45.000.000,-
Kewajiban PPh Pasal 29 – Rp 193.750.000,-
Sehingga setelah diperhitungkan dengan beban pajak kini (PPh Pasal 29 akhir tahun)
dan beban pajak tangguhan, jumlah laba bersih PT RUC adalah Rp908.750.000,-.
TERIMA KASIH