Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
AND IMPAIRMENT
1
DEPRESIASI
Pengertian Depresiasi
Depresiasi adalah bagian dari harga perolehan Fixed Asset yang secara
sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi
Menurut PSAK No. 17:
“Depresiasi (penyusutan) adalah alokasi jumlah suatu Fixed Asset yang
dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi yang akan
dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak
langsung”.
Dari definisi di atas jelas bahwa akuntansi depresiasi bukan suatu
proses penilaian Fixed Asset atau prosedur pengumpulan dana untuk
mengganti FA, tetapi suatu metode untuk mengalokasikan harga
perolehan FA ke periode-periode akuntansi. Jika aktiva jangka panjang
dihapus, maka istilah penyusutan atau depresiasi menunjukkan bahwa
aktiva tetap berwujud telah menurun nilainya. Apabila yang terlibat
adalah aktiva berupasumber daya alam, maka istilah penurunan nilai
aktiva tersebut adalah deplesi. Sedangkan ketikaaktiva tak berwujud
yang terlibat, istilahnya adalah amortisasi
PENYEBAB DEPRESIASI
Faktor-faktor yang menyebabkan depresiasi dapat
dikelompokkan menjadi dua:
1.Faktor Fisik, Faktor yang mengurangi fungsi FA,
misalnya aus karena dipakai (wear and tear), aus
karena umur (deterioration and decay) dan kerusakan-
kerusakan.
2.Faktor Fungsional. Faktor yang membatasi umur FA,
misalnya AT untuk memenuhi kebutuhan produksi
karena ada perubahan permintaan atas produk, atau
FA yang sudah tidak ekonomis karena kemajuan
teknologi
Faktor- Faktor Yang Menentukan
Biaya Depresiasi
Ada tiga faktor:
1. Harga perolehan (cost)
2. Nilai residu, Nilai sisa suatu FA yang didepresiasi adalah
jumlah yang diterima bila FA tersebut dijual, ditukarkan atau
cara-cara lain ketika FA tersebut sudah tidak dapat digunakan
lagi, dikurangi dengan biaya yang terjadi saat
menjual/menukarkan.
3. Taksiran umur kegunaan (masa manfaat/umur ekonomis),
Dipengaruhi oleh cara-cara pemeliharaan dan kebijakan yang
dianut dalam reparasi. Dinyatakan dalam satuan periode
waktu, satuan hasil produksi, atau satuan jam kerja. Dalam
menaksir masa manfaat FA, harus juga dipertimbangkan
keausan fisik dan fungsional.
Biaya depresiasi ini merupakan suatu taksiran yang ketelitiannya
sangat tergantung pada ketiga faktor di atas.
Ketelitian biaya depresiasi ini akan mempengaruhi besarnya laba
rugi perusahaan.
Metode Perhitungan Depresiasi
Untuk dapat menggunakan metode depresiasi, hendaknya
dipertimbangkan keadaan yang mempengaruhi AT
tersebut:
Keterbatasan dari metode garis lurus ini adalah metode ini didasarkan atas
dua asumsi yang tidak realistis, yaitu kegunaan ekonomi aktiva tersebut
sama setiap tahun, dan beban reparasi dan pemeliharaan pada dasarnya
sama setiap periode. Dan masalah tambahan yang terjadi pada penggunaan
metode ini adalah berkembangnya distorsi dalam analisis tingkat
pengembalian laba maupun aktiva
Metode Garis Lurus ( Straight –
Line Method)
Paling sederhana dan banyak digunakan. Beban depresiasi tiap
periode jumlahnya sama (kecuali kalau ada penyesuaian).
Contoh: Mesin dengan harga perolehan Rp6.000.000,- taksiran nilai
sisa (residu) Rp400.000,- dan umur ekonomis ditaksir selama 4
tahun.
Depresiasi tiap tahun diitung sebagai berikut:
Depresiasi = HP – NS
---------
N
= 6.000.000 – 400.000 = 1.400.000
------------------------
4
Ket:
HP = Harga perolehan NS = Nilai residu (sisa)
N = Umur ekonomis
Metode Garis Lurus ( Straight –
Line Method)
Jika disusun dalam bentuk tabel, maka akan tampak seperti berikut:
Tabel Depresiasi – Metode Garis Lurus
Journal entry:
Depreciation expense 21.000
Accumultated depreciation 21.000
Metode Hasil Produksi (Productive
Output Method)
Umur FA ditaksir dalam satuan jumlah unit hasil
produksi.
Beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan hasil
produksi sehingga depresiasi tiap periode akan
berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi dalam hasil
produksi.
Dasar teori yang dipakai adalah bahwa suatu FA itu
dimiliki untuk menghasilkan produk, sehingga depresiasi
juga didasarkan pada jumlah produk yang dapat
dihasilkan.
Untuk dapat menghitung beban depresiasi periodik, pertama
kali dihitung tarif depresiasi untuk tiap unit produk. Kemudian
tarif ini akan dikalikan dengan jumlah produk yang dihasilkan
dalam periode tersebut.
Metode Hasil Produksi (Productive
Output Method)
Contoh : mesin dengan harga perolehan Rp6.000.000, taksiran
nilai sisa Rp400.000,. Mesin ditaksir selama umur penggunaan
akan menghasilkan 560.000 unit produk.
Depresiasi per unit produk dihitung sebagai berikut:
Depresiasi = HP – NS = 6.000.000 – 400.000 = 10
---------- --------------------------
N 560.000
HP = Harga perolehan
NS = Nilai residu (sisa)
N = Taksiran hasil produksi (unit)
Apabila dalam tahun penggunaan pertama mesin menghasilkan
18.000 unit produk, maka beban depresiasi untuk tahun itu
sebesar 18.000 x Rp10,00 =Rp180.000,00
Apabila disusun dalam bentuk tabel, maka perhitungan depresiasi
dan akumulasi depresiasi selama umur mesin adalah sebagai
berikut:
Tabel Depresiasi – Metode Hasil Produksi
15
Metode Hasil Produksi (Productive
Output Method)
Metode ini, seperti juga halnya metode jam jasa,
sebaiknya digunakan untuk FA yang dapat diukur hasil
produksinya seperti mesin.
Beban depresiasi yang dihitung dengan metode hasil
produksi dan jam jasa jumlahnya tiap periodenya
tergantung pada jumlah produksi dan jam kerja FA.
Oleh karena itu biaya depresiasi yang dihitung dengan
kedua cara ini mempunyai sifat variabel.
Metode Beban Berkurang
(reducing-charge method)
Dalam metode ini, beban depresiasi tahun-tahun pertama
akan lebih besar daripada beban depresiasi tahun-tahun
berikutnya.
Metode ini didasarkan pada teori bahwa FA yang baru akan
dapat digunakan dengan lebih efisien dibandingkan dengan
FA yang lebih lama (tua).
Jika dipakai metode ini, maka diharapkan jumlah beban
depresiasi dan biaya reparasi & pemeliharaan dari tahun
ke tahun akan relatif stabil.
Jika beban depresiasi besar, maka beban reparasi dan
pemeliharaan kecil (dalam tahun pertama), dan sebaliknya
dalam tahun terakhir, beban depresiasi kecil sedangkan
beban reparasi & pemeliharaannya besar.
Ada 4 cara untuk menghitung beban depresiasi yang
menurun dari tahun ke tahun
Metode Beban Berkurang:1. Metode jumlah
angka tahun (sum of the year’s digits method)
Dalam Metode ini menghasilkan beban penyusutan yang
menurun berdasarkan pecahan yang menurun dari biaya
yang dapat disusutkan, yaitu biaya awal dikurangi nilai
sisa. Pada akhir masa manfaat aktiva, saldo yang tersisa
harus sama dengan nilai sisa.
Depresiasi dihitung dengan mengalikan bagian pengurang
(reducing fractions) ang setiap tahunnya selalu menurun
dengan harga perolehan dikurangi nilai residu. Bagian
pengurang ini dihitung sebagai berikut:
Pembilang = bobot (weight) untuk tahun yang
bersangkutan
Penyebut = jumlah angka tahun selama umur ekonomis
FA atau jumlah angka bobot (weight)
Metode Beban Berkurang:1. Metode jumlah
angka tahun (sum of the year’s digits method)
Contoh: Mesin dengan harga prolehan Rp1.000.000, residu
Rp100.000, ditaksir umur ekonomisnya 3 tahun.
Tahun Bobot (weight) Bagian
pengurang
1 3 3/6
2 2 2/6
3 1 1/6
6 6/6
• Ket:
• Penyebut dlm bagian pengurang dihitung dengan cara
= 3+2+1=6
• Pembilang dalam bagian pengurang adalah angka
bobot tahun yang bersangkutan. Untuk tahun pertama
= 3, tahun kedua = 2 dst.
Metode Beban Berkurang:1. Metode jumlah
angka tahun (sum of the year’s digits method)
T=1-
Ket:
T = tarif
n = umur ekonomis
NS = nilai sisa
HP = harga perolehan
• Depresiasi mesin dalam contoh 1 di muka
dihitung sebagai berikut:
NS
T=1-
n
HP
3
100.000
= 1 - 1.000.000
24
Metode Beban Berkurang: 2. Saldo
menurun (declining balance method)
Untuk menghitung depresiasi tiap tahun, tarif ini (53,6%)
dikalikan nilai buku mesin, seperti tampak pada tabel
berikut:
Tabel Depresiasi – Metode Saldo Menurun
Debet Kredit Total Nilai Buku mesin
tahun Depresiasi Akumulasi Akumulasi
Depresiasi Depresiasi
0 Rp1.000.000,
1 53,6%x1.000.000 Rp.536.000, Rp.536.600, Rp460.400,
= Rp.536.000,
26
Metode Beban Berkurang: 2. Saldo
menurun (declining balance method)
Untuk menghitung depresiasi pada contoh sebelumnya
Metode Beban Berkurang: 3.Double
declining balance method
30
Metode-Metode Khusus
Metode ini dapat diterima jika terdapat kesulitan untuk
menghitung depresiasi dengan cara biasa.
Biasanya metode khusus ini dipakai untuk membebankan
depresiasi alat-alat kerja (small tools) yang dimiliki dlaam jumlah
besar dan digunakan dalam perusahaan jasa umum (public
utilities).
Metode-metodenya adalah sebagai berikut:
Sistem Penilaian Persediaan:
Dengan cara ini rekening FA didebet dengan harga perolehan (cost)
FA.
Setiap periode FA tersebut dinilai dan rekening AT dikurangi sampai
pada jumlah penilaian tersebut. Pengurangnya dibebankan
sebagai depresiasi.
Sistem Pemberhentian:
Rekening FA didebet dangan harga perolehan (cost) FA.
Pada akhir periode rekening FA dikredit dengan jumlah HP FA yang
diberhientikan penggunaannya selama periode tersebut dan
dibebankan sebagai biaya depresiasi
Depresiasi Untuk Sebagian Periode
Yang dimaksud adalah perhitungan beban depresiasi bila
periodenya tidak selama satu periode akuntansi (tahun buku).
Contoh: mesin dibeli tanggal 19 Pebruari 2020. Berapakah
depresiasi yang akan dibebankan dalam tahun 2020? Begitu juga
misalnya sebuah mesin dihentikan pemakaiannya pada tanggal
10 Agustus 2020, berapakah depresiasi yang akan dibebankan
pada tahun 2020?
Untuk mengatasi hal tersebut dapat dibuat ketentuan sebagai
berikut:
1. Bila FA tersebut dibeli sebelum tanggal 15 bulan tertentu, maka
bulan itu dihitung sepenuhnya untuk penentuan besarnya
depresiasi.
2. Bila FA tersebut dibeli sesudah tanggal 15 bulan tertentu, maka
bulan itu tidak diperhitungkan.
3. Depresiasi akan dihitung penuh bulanan, sehingga bila tidak
untuk seluruh tahun buku, perhitungan depresiasinya dihitung
sejumlah bulannya dan dibagi dua belas.