Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN KASUS

“ANESTESI UMUM PADA MIOMA UTERI”


Dokter Pembimbing:
dr. Fauzi Abdilah Susman, Sp.An

Disusun oleh:
Yessi Oktavianti
2013730122

Stase Ilmu Anestesi


RSUD Sekarwangi
2018
LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. C
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 42 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Nyangkewok RT 2/RW 5, Kalaparea, Nagrak, Sukabumi, Jawa Barat
Ruangan : Cut Nyak Dien (Kebidanan)
No.Rekam Medik : 5769**
Tanggal masuk rumah sakit : 6 Agustus 2018
Tanggal operasi : 7 Agustus 2018
ANAMNESIS
KELUHAN
UTAMA
Benjolan di perut bagian bawah
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke poli kebidanan RS Sekarwangi dengan keluhan ada benjolan di perut bagian bawah sejak 2 tahun
SMRS. Awalnya benjolan tersebut muncul sebesar bola kasti dan semakin hari semakin membesar. Keluhan disertai
keluar darah yang banyak setiap haid dan lama haid lebih dari 14 hari. Pasien mengatakan sehari pasien mengganti
pembalut lebih dari 3 kali.
Keluhan lain seperti sakit perut selalu dirasakan setiap kali haid, adanya rasa penuh di perut (kemeng) serta nyeri dan
berat pada perut bagian bawah. Saat ini os sedang dalam masa haid dan sudah berjalan selama 4 hari.
duabelas tahun yang lalu, pasien pernah melakukan kuret mioma uteri di RS Sekarwangi. Saat itu pasien dianjurkan
untuk melakukan operasi histerektomi akan tetapi pasien menolak karena pasien belum mempunyai anak.
Riwayat Haid
Menarche : 15 tahun
Siklus haid : 28 hari
Lamanya : 7 hari
Banyaknya : banyak (± 4 pembalut/hari)
 
Riwayat Perkawinan
Pasien sudah menikah yang kedua kali.
 
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Pasien tidak memiliki anak dari suami pertama sebelum bercerai dan belum memiliki anak dari suami kedua.
 
Riwayat Kontrasepsi (Keluarga Berencana)
Tidak ada
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat hipertensi disangkal, Riwayat diabetes melitus disangkal, Riwayat Penyakit kardiovaskular
disangkal, Riwayat Penyakit Pernapasan disangkal, Riwayat Alergi Obat disangkal. Pasien mengatakan
12 tahun yang lalu melakukan kuret penebalan pada dinding rahim.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Pasien menyangkal adanya penyakit yang serupa pada keluarga pasien , hipertensi
disangkal, Diabetes Melitus disangkal.

RIWAYAT PENGOBATAN

Pasien mengatakan tidak sedang mengonsumsi obat apapun.


RIWAYAT ALERGI

Pasien menyangkal adanya riwayat alergi terhadap makanan,


obat-obatan, maupun terhadap cuaca atau suhu tertentu.

RIWAYAT PSIKOSOSIAL

Pasien tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol.


PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Tampak sakit ringan


Kesadaran : Composmentis
BB / TB : 50 kg / 140 cm
PEMERIKSAAN TANDA VITAL

Tekanan darah : 120/80mmHg


Pernafasan : 20x / menit
Denyut nadi : 78 x / menit
Suhu : 36,8’C
STATUS GENERALIS

Kepala : Normocephal, simetris, rambut bewarna


hitam, alopesia (-)
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
eksoftalmus (-/-)
Hidung : Deviasi septum (-/-), sekret (-/-),
Telinga : Nyeri tekan (-/-), serumen (-/-)
Mulut : Mukosa bibir lembab, faring hiperemis (-),
tonsil (T1/T1)
Leher : Tidak terdapat pembesaran KGB
Thoraks : Inspeksi: Simetris, tidak terdapat retraksi dinding dada
Auskultasi: suara paru vesikuler (+/+). Bunyi jantung I dan II murni reguler,
murmur (-), gallop (-)
Perkusi: dalam batas normal.
Abdomen :
Inspeksi
Bentuk : Simetris
Palpasi
Nyeri tekan ( + ), massa ( + ) pada region umbilikus, konsistensi padat, terfiksir
Hati : tidak dapat dinilai
Limpa : tidak dapat dinilai
Ginjal : ballotement ( - ), CVA (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus normal
Ekstremitas : Atas : Akral hangat, sianosis (-/-), CRT < 2 detik.
Bawah : Akral hangat, sianosis (-/-), CRT < 2 detik.
 Airway assessment :

o Obesitas :-

o Leher pendek :-

o Gigi Tonggos :-

o Makroglossia :-

o Trauma Facial :-

o Buka Mulut : pembukaan mulut jarak incisor 3 cm

o Malampati score :I

o Obstruksi :-

o Gerakan Leher : maksimal

o Jarak Thyromental : 3 jari


PEMERIKSAAN GINEKOLOGI

Pemeriksaan Luar
Inspeksi
Wajah : Chloasma gravidarum (-)
Payudara : pembesara payudara (-), puting susu menonjol, cairan dari mammae (-)
Abdomen : pembesaran abdomen (-), striae nigra (-), striae livide (-), striae albicans (-),
linea nigra (-), bekas operasi (-)
Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada daerah umbilikus.
Pemeriksaan Dalam
Vaginal Toucher Fluxus (+), Fluor (-)
v/u/v : tidak ada kelainan
portio : licin
corpus uteri : sebesar kepalan tangan dewasa
adneksa dan parametrium : massa (-), nyeri tekan (-)
cavum douglassi : tidak menonjol
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium (tanggal 02/8/2018)

Hematologi
Hb : 12,2 g/dL
Leukosit : 9000 mm3
Trombosit : 410.000 mm3
Hematokrit : 38 %
Waktu pembekuan : 6 menit
Waktu pendarahan : 2 menit
Golongan darah : O/rh +
 
Kimia Darah
Gula Darah Sewaktu : 154 mg/dl
Ureum : 16 mg/dl
Creatinin : 0,7 mg/dl
SGOT : 17 U/L
SGPT : 19 U/L
Natrium :134 mmol/l

Photo Thorax
Cor dan Pulmo tidak terdapat kelainan

EKG
Within normal limit
STATUS ANESTESI

ASA : II
Tanggal Operasi : 7 Agustus 2018
Diagnosis Pra Bedah : Mioma Uteri
Puasa : 6 jam
IMT : 25,5 kg/m2 (Obese I)
TTV : TD= 120/80 mmHg
HR=78x/menit
RR=20x/menit
Suhu=36,8oC
SPO2 : 99%
Persiapan Preoperasi:
• Visite pasien untuk melihat tanda-tanda vital pasien,
keadaan fisik dan psikis pasien serta menilai jika ada
tanda-tanda penyulit ventilasi maupun intubasi.
• Surat persetujuan Operasi dan Anestesi.
• Puasa 6 jam
• Premedikasi : Ondansentron 4mg IV
Tindakan Anestesi, persiapan:
• Menyiapkan meja operasi
• Menyiapkan mesin dan alat anestesi
• Menyiapkan Komponen STATICS dan General Anestesi.
• Menyiapkan obat-obat anestesi yang diperlukan
• Menyiapkan obat-obat resusitasi : Atropin 0,25
mg,Ephedrine 50 mg/mL, Adrenalin.
• Menyiapkan tiang infuse dan plester
Teknik Anestesi : Anestesi Umum intubasi, dengan
endotracheal tube no. 6,5
Induksi : Fentanyl 100 mcg iv, Propofol 100 mg iv,
Noveron 25 mg
Maintenance : 02 2L (50%), N20 2L (50%), dan Sevofluran
2%
Cara Pemberian:
• Setelah pemberian pre-medikasi dengan ondansentron, pasien
mulai diinduksi dengan pemberian fentanyl, propofol dan
recuronium
• Dalam waktu ± 1 menit pasien tertidur
• Cek refleks bulu mata  (-) lakukan pemasangan sungkup dan
oksigenisasi
• Setelah ± 2-3 menit dengan saturasi 99%. Dilakukan intubasi
• Masukkan laringoskop, cek plika vokalis tervisualisasi,
selanjutnya masukkan ETT no 6,5
• Cek lapang paru dengan stetoskop  kedua lapang paru
teroksigenisasi simetris
• Hubungkan ETT dengan pipa gas, berikan O2 2L dan N2O 2L
(50%:50%), Sevofluran 2%
• Fiksasi interna ETT dengan cuff, fiksasi eksterna dengan plester
• Masukkan gudle
Tanda Vital Intraoperatif

Waktu Tekanan Nadi/ SpO2 (%)


Darah menit

11.45 120/70 88 99

12.00 110/80 92 99

12.15 120/70 80 98

12.30 110/80 90 99

12.45 112/80 70 99

12.55 120/70 60 99
MEDIKASI MAINTENACE

02 2L (50%), N20 2L (50%),


Durate Operasi: dan Sevofluran 2%
Fentanyl 100 mcg iv,
Propofol 100 mg iv,
Noveron 25 mg
PENGATURAN CAIRAN

Penghitungan cairan : BB : 85 Kg
10 Kg I : 10 x 4cc/KgBB/jam = 40 cc/jam
10 Kg II : 10 x 2 cc/KgBB/jam = 20 cc/jam
Sisanya 30 x 1 cc/KgBB/jam = 30 cc/jam
Total = 90 cc /jam

Cairan Stress operasi


4cc/kgbb/jam
= 200 cc/jam

Cairan Pengganti Puasa


lama puasa x maintenance
= 90cc/jam x 6 jam = 540 cc/jam
Cairan yang diberikan :
Jam I : Maintenance +( ½ x pengganti puasa) + stress operasi
90 ml + 270 ml + 200 ml = 560 ml/jam
Jam II : Maintenance + (¼ x pengganti puasa) + stress operasi
90 ml + 135 ml + 200 ml = 425 ml/ jam
Post-Operatif
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : CM
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit

Jam ALDRETTE SCORE Score

A RR KS C SC
13.25 10
2 2 2 2 2
Terapi Pasca Bedah:
• Observasi KU, TTV, Perdarahan Luka Operasi
• O2 3LPM via NC
• Puasa hingga BU (+)
• Ondancetron 4 mg IV
• Tramadol 200 mg + Ketorolac 30 mg dalam RL 500 cc
20 tpm
Th/ Lain-lain sesuai terapi T.S dr. Yoseph, Sp.OG
Follow Up Post-Operasi
Hari/Tanggal : Rabu / 8-8-2018
Jam : 18.15 WIB
 
S : Keluhan nyeri di luka operasi
O :
Keadaan Umum= Tampak sakit ringan,
Kesadaran = Komposmentis
Tekanan Darah = 120/80mmHg
Nadi = 80x/m ,
Respirasi = 20x/m,
Suhu Badan = 36,8oC
A : POD-1 Mioma uteri
P :
RL 500 cc / 20tpm
Ceftriakson 2 x 1 g
Ketorolac 2 x 30 mg
Ranitidine 2 x 30 mg
TINJAUAN
PUSTAKA
MIOMA UTERI

Mioma uteri adalah tumor jinak miometrium uterus dengan konsistensi


padat kenyal, batas jelas, mempunyai pseudo kapsul, tidak nyeri, bisa soliter
atau multipel. Mioma uteri terdiri dari sel-sel otot polos, tetapi juga jaringan
ikat. Sel-sel ini tersusun dalam bentuk gulungan, yang bila membesar akan
menekan otot uterus normal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumor, di samping faktor predisposisi genetik,
adalah estrogen, progesteron dan human growth hormone

1. Estrogen
2. Progesteron
3. Hormon pertumbuhan
Gejala klinis mioma uteri :

 Perdarahan abnormal
 Rasa nyeri
 Gejala dan tanda penekanan
 Infertilitas dan abortus
Tatalaksana

 Terapi konservatif : observasi dengan pemeriksaan pelvis secara


peroidik setiap 3-6 bulan.
 Operatif : miomektomi, histerektomi, penanganan radioterapi
General Anestesi

Tindakan meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya


kesadaran dan bersifat reversible.Anestesi umum yang sempurna
menghasilkan ketidaksadaran, analgesia, relaksasi otot tanpa
menimbulkan resiko yang tidak diinginkan dari pasien.
 TUJUAN ANESTESI UMUM
 Tujuan anestesi umum adalah hipnotik, analgesik, relaksasi dan stabilisasi
otonom.
 SYARAT, KONTRAINDIKASI DAN KOMPLIKASI ANESTESI UMUM
 Adapun syarat ideal dilakukan anestesi umum adalah :
 Memberi induksi yang halus dan cepat.
 Timbul situasi pasien tak sadar atau tak berespons
 Timbulkan keadaan amnesia
 Timbulkan relaksasi otot skeletal, tapi bukan otot pernapasan.
 Hambatan persepsi rangsang sensorik sehingga timbul analgesia yang cukup
untuk tindakan operasi.
 Memberikan keadaan pemulihan yang halus cepat dan tidak menimbulkan
ESO yang berlangsung lama.
Kunjungan pre-anestesi
 Anamnesis : pernah mendapat anestesi sebelumnya, adakah penyakit –
penyakit sistemik, saluran napas, dan alergi obat.
 Pemeriksaan fisik : pemeriksaan gigi – geligi, tindakan buka mulut, leher
kaku dan pendek
 Pemeriksaan laboratorium atas indikasi sesuai dengan penyakit yang
sedang dicurigai, misalnya pemeriksaan darah (Hb, leukosit, masa
pendarahan, masa pembekuan), radiologi, EKG.
The American Society Of Anesthesiologist (ASA).
 ASA I : Pasien dalam keadaan normal dan sehat.

 ASA II : Pasien dengan kelainan sistemik ringan-sedang baik karena penyakit bedah maupun penyakit lain.

Contohnya: pasien batu ureter dengan hipertensi sedang terkontrol, atau pasien appendisitis akut dengan lekositosis dan febris.

 ASA III : Pasien dengan gangguan atau penyakit sistemik berat yang diakibatkan karena berbagai penyebab.

Contohnya: pasien appendisitis perforasi dengan septisemia, atau pasien ileus obstrukstif dengan iskemia miokardium.

 ASA IV : Pasien dengan kelainan sistemik berat yang secara langsung mengancam kehidupannya.

Contohnya: Pasien dengan syok atau dekompensasi kordis.

 ASA V : Pasien tak diharapkan hidup setelah 24 jam walaupun dioperasi atau tidak.

Contohnya: pasien tua dengan perdarahan basis kranii dan syok hemoragik karena ruptur hepatik.
Obat – obat premedikasi
Gol. Antikolinergik
Atropin.Diberikan untuk mencegah hipersekresi kelenjar ludah, antimual dan muntah, melemaskan
tonus otot polos organ – organ dan menurunkan spasme gastrointestinal. Dosis 0,4 – 0,6 mg IM
bekerja
Gol. setelah
Hipnotik 10 – 15 menit.
– sedatif
Barbiturat (Pentobarbital dan Sekobarbital).Diberikan untuk sedasi dan mengurangi kekhawatiran sebelum
operasi.Obat ini dapat diberikan secara oral atau IM.Dosis dewasa 100 – 200 mg, pada bayi dan anak 3 – 5
mg/kgBB.Keuntungannya adalah masa pemulihan tidak diperpanjang dan efek depresannya yang lemah
terhadap pernapasan dan sirkulasi serta jarang menyebabkan mual dan muntah.
Gol. Analgetik narkotik
Morfin.Diberikan untuk mengurangi kecemasan dan ketegangan menjelang operasi.Dosis premedikasi
dewasa 10 – 20 mg. Kerugian penggunaan morfin ialah pulih pasca bedah lebih lama, penyempitan
bronkus pada pasien asma, mual dan muntah pasca bedah ada.
Pethidin.Dosis premedikasi dewasa 25 – 100 mg IV.Diberikan untuk menekan tekanan darah dan
pernapasan serta merangsang otot polos.Pethidin juga berguna mencegah dan mengobati menggigil
pasca bedah.
Gol. Transquilizer
Diazepam (Valium).Merupakan golongan benzodiazepine.Pemberian dosis rendah bersifat
sedatif sedangkan dosis besar hipnotik.Dosis premedikasi dewasa 0,2 mg/kgBB IM.
OBAT – OBAT DALAM ANESTESI UMUM
Anestetik intravena
 Benzodiazepine
Sifat : hipnotik – sedative, amnesia anterograd, atropine like effect, pelemas otot ringan.
Kontraindikasi : porfiria dan hamil.

 Propofol
Merupakan salah satu anestetik intravena yang sangat penting. Propofol dapat menghasilkan anestesi kecepatan yang sama dengan
pemberian barbiturat secara inutravena, dan waktu pemulihan yang lebih cepat.

 Ketamin
Ketamin adalah suatu rapid acting nonbarbiturat general anaesthetic.Indikasi pemakaian ketamin adalah prosedur dengan
pengendalian jalan napas yang sulit, prosedur diagnosis, tindakan ortopedi, pasien resiko tinggi dan asma.

 Thiopentone Sodium
Merupakan bubuk kuning yang bila akan digunakan dilarutkan dalam air menjadi larutan 2,5%atau 5%. Indikasi pemberian thiopental
adalah induksi anestesi umum, operasi singkat, sedasi anestesi regional, dan untuk mengatasi kejang.Keuntungannya :induksi mudah,
cepat, tidak ada iritasi mukosa jalan napas.
OBAT – OBAT DALAM ANESTESI UMUM

Anestetik inhalasi
• N2O
• Halotan
• Isofluran
• Sevofluran
Aldrette Score

 Nilai Warna
Merah muda, 2  Kesadaran  
Pucat, 1 Sadar, siaga dan orientasi, 2
Sianosis, 0
Bangun namun cepat kembali tertidur, 1
 Pernapasan Tidak berespons, 0
Dapat bernapas dalam dan batuk, 2
Dangkal namun pertukaran udara adekuat, 1
 Aktivitas  
Apnoea atau obstruksi, 0
Seluruh ekstremitas dapat digerakkan, 2
 Sirkulasi Dua ekstremitas dapat digerakkan,1
Tekanan darah menyimpang <20% dari normal, 2 Tidak bergerak, 0
Tekanan darah menyimpang 20-50 % dari normal, 1
Tekanan darah menyimpang >50% dari normal, 0
Jika jumlahnya > 8, penderita dapat
dipindahkan ke ruangan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai