0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan30 halaman
Penilaian kinerja digunakan untuk mengukur prestasi kerja pegawai berdasarkan standar yang telah ditetapkan. Penilaian kinerja bertujuan untuk meningkatkan kinerja, menentukan kompensasi, promosi, pelatihan, perencanaan karir, dan memberikan umpan balik. Metode penilaian meliputi rating scale, checklist, metode insiden kritis, tes kinerja, dan observasi.
Penilaian kinerja digunakan untuk mengukur prestasi kerja pegawai berdasarkan standar yang telah ditetapkan. Penilaian kinerja bertujuan untuk meningkatkan kinerja, menentukan kompensasi, promosi, pelatihan, perencanaan karir, dan memberikan umpan balik. Metode penilaian meliputi rating scale, checklist, metode insiden kritis, tes kinerja, dan observasi.
Penilaian kinerja digunakan untuk mengukur prestasi kerja pegawai berdasarkan standar yang telah ditetapkan. Penilaian kinerja bertujuan untuk meningkatkan kinerja, menentukan kompensasi, promosi, pelatihan, perencanaan karir, dan memberikan umpan balik. Metode penilaian meliputi rating scale, checklist, metode insiden kritis, tes kinerja, dan observasi.
pegawai berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan, dengan cara membandingkan sasaran (hasil kerjanya) dengan persyaratan deskripsi pekerjaan yaitu standar pekerjaan yang telah ditetapkan selama periode tertentu Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Penilaian kinerja menurut Werther dan Davis mempunyai beberapa tujuan dan manfaat bagi organisasi dan pegawai yang dinilai, yaitu: 1. Performance Improvement. Yaitu memungkinkan pegawai dan manajer untuk mengambil tindakan yang berhubungan dengan peningkatan kinerja. 2. Compensation adjustment. Membantu para pengambil keputusan untuk menentukan siapa saja yang berhak menerima kenaikan gaji atau sebaliknya. 3. Placement decision. Menentukan promosi, transfer, dan demotion. 4. Training and development needs mengevaluasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan bagi pegawai agar kinerja mereka lebih optimal. 5. Carrer planning and development. Memandu untuk menentukan jenis karir dan potensi karir yang dapat dicapai. 6. Staffing process deficiencies. Mempengaruhi prosedur perekrutan pegawai. 7. Informational inaccuracies and job-design errors. Membantu menjelaskan apa saja kesalahan yang telah terjadi dalam manajemen sumber daya manusia terutama di bidang informasi job-analysis, job-design, dan sistem informasi manajemen sumber daya manusia. 8. Equal employment opportunity. Menunjukkan bahwa placement decision tidak diskriminatif. 9. External challenges. Kadang-kadang kinerja pegawai dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti keluarga, keuangan pribadi, kesehatan, dan lain-lainnya. Biasanya faktor ini tidak terlalu kelihatan, namun dengan melakukan penilaian kinerja, faktor-faktor eksternal ini akan kelihatan sehingga membantu departemen sumber daya manusia untuk memberikan bantuan bagi peningkatan kinerja pegawai. 10. Feedback. Memberikan umpan balik bagi urusan kepegawaian maupun bagi pegawai itu sendiri. • Penilaian kinerja yang baik adalah yang mampu untuk menciptakan gambaran yang tepat mengenai kinerja pegawai yang dinilai. Penilaian tidak hanya ditujukan untuk menilai dan memperbaiki kinerja yang buruk, namun juga untuk mendorong para pegawai untuk bekerja lebih baik lagi. • Berkaitan dengan hal ini, penilaian kinerja membutuhkan standar pengukuran, cara penilaian dan analisa data hasil pengukuran, serta tindak lanjut atas hasil pengukuran Elemen-elemen utama dalam sistem penilaian kinerja A. Performance Standard Penilaian kinerja sangat membutuhkan standar yang jelas yang dijadikan tolok ukur atau patokan terhadap kinerja yang akan diukur Ada empat hal yang harus diperhatikan dalam menyusun standar penilaian kinerja yang baik dan benar yaitu : Validity, agreement, realism, dan objectivity. 1. Validity adalah keabsahan standar tersebut sesuai dengan jenis pekerjaan yang dinilai. 2. Agreement berarti persetujuan, yaitu standar penilaian tersebut disetujui dan diterima oleh semua pegawai yang akan mendapat penilaian. 2. Realism berarti standar penilaian tersebut bersifat realistis, dapat dicapai oleh para pegawai dan sesuai dengan kemampuan pegawai. 4. Objectivity berarti standar tersebut bersifat obyektif, yaitu adil, mampu mencerminkan keadaan yang sebenarnya tanpa menambah atau mengurangi kenyataan dan sulit untuk dipengaruhi oleh bias -bias penilai B. Kriteria Manajemen Kinerja (Criteria for Managerial Performance) Kriteria penilaian kinerja dapat dilihat melalui beberapa dimensi, yaitu kegunaan fungsional (functional utility), keabsahan (validity), empiris (empirical base), sensitivitas (sensitivity), pengembangan sistematis (systematic development), dan kelayakan hukum (legal appropriateness). a. Kegunaan fungsional bersifat krusial, karena hasil penilaian kinerja dapat digunakan untuk melakukan seleksi, kompensasi, dan pengembangan pegawai, maka hasil penilaian kinerja harus valid, adil, dan berguna sehingga dapat diterima oleh pengambil keputusan. b. Valid atau mengukur apa yang sebenarnya hendak diukur dari penilaian kinerja tersebut. c. Bersifat empiris, bukan berdasarkan perasaan semata. d. Sensitivitas kriteria. Kriteria itu menunjukkan hasil yang relevan saja, yaitu kinerja,bukan hal-hal lainnya yang tidak berhubungan dengan kinerja. e. Sistematika kriteria. Hal ini tergantung dari kebutuhan organisasi dan lingkungan organisasi. Kriteria yang sistematis tidak selalu baik. Organisasi yang berada pada lingkungan yang cepat berubah mungkin justru lebih baik menggunakan kriteria yang kurang sistematis untuk cepat menyesuaikan diri dan begitu juga sebaliknya. f. Kelayakan hukum yaitu kriteria itu harus sesuai dengan hukum yang berlaku. C. Pengukuran Kinerja (Performance Measures) Pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan menggunakan sistem penilaian (rating) yang relevan Penilaian karya harus dilakukan secara sistematis dan konsisten ke arah objektivitas yang tinggi. Untuk melaksanakan penilaian karya yang obyektif maka terlebih dahulu harus ditetapkan hal-hal sebagai berikut : A. Tujuan Penilaian B. Obyek yang Dinilai yang dinilai yaitu : –Kesetiaan –Prestasi kerja –Tanggung jawab –Ketaatan –Kejujuran –Kerjasama –Kepemimpinan C. Siapa yang menilaian NIH NILAI KALIAN BAGUS SAMPAI JUMPA MINGGU DEPAN Metode Penilaian Metode penilaian adalah suatu cara atau prosedur yang digunakan untuk menilai prestasi kerja, kelemahan- kekuatan dan potgensi yang dimiliki oleh karyawan, sehingga diperoleh hasil penilaian yang obyektif terhdap karyawan yang dinilai •Dacis, (1986: 289-297) membedakan dua kelompok metode penilaian kerja, yaitu 1. Metode-metode penilaian Berorientasi masa Lalu (Past-Oriented appraisal Methods ) 2.Metode-metode penilaian Berorientasi masa Depan ( Future-Oriented Appraisal Methods). Metode-metode penilaian Berorientasi masa Lalu (Past-Oriented appraisal Methods )
Metode-metode penilaian berorientasi masa lalu merupakan
metode atau prosesdur penilaian karya terhadap seluruh aktivitas kerja karyawan yang telah dilaksanakan dan bagaimana hasil pekerjaannya apakah telah sesuai dengan standar, lebih rendah atau lebih tinggi dari standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Kelemahan metode ini adalah berbagai kesalahan atau ketidak sesuaian prestasi kerja karyawan tidak dapat diperbaiki karena hal tersebut telah menjadi realita. Dan sebaliknya metode ini memiliki keunggulan yaitu seluruh hasil penilaian karya yang dilaksanakan terhadap karyawan merupakan umpan balik baik bagi karyawan yang bersangkutan maupun bagi pimpinan perusahaan. Adapun bentuk penilaian yang berorientasi masa lalu antara lain sebagai berikut : •Rating Scales, •Checklists, •Critical Incident Metohod, •Field Review Method, •Performance Tests And Observarion.
(1) Rating Scales
Rating scales merupakan metode penilaian karya paling tua yang dilaksanakan untuk mengadakan penilaian terhadap prestasi kerja karyawan Contoh ranting scale adalah sebagai berikut : Skala penilaian a. Terpuji b. Baik sekali c. Baik d. Cukup e. Kurang baik Unsur atau kriteria yang dinilai : a. Kecakapan b. Inisiatif c. Kehadiran d. Sikap e. Kerjasama f. Kesalahan g. Kualitas hasil pekerjaan h. Dan sebagainya (2) Checklists Method Checklists Checklists method merupakan metode penilaian karya yang disusun berdasarkan pernyataan- pernyataan yang meng gambarkan prestasi kerja dan karakteristik karyawan yang akan dinilain Kebaikan metode ini adalah pertama-tama metode ini mengurangi beban penilai. Di samping itu checklist merupakan metode penilaian karya bagi penilai sederhana, dan terstandarisasi. Kelemahannya adalah terjadinya penyimpangan karena salah interpretasi, biasa penilaian dan pembobotan yang tidak tepat. Dan kadang-kadang penilai memberikan penilaian relatif terhadap karyawan. (3) Critical Incident Method Critical Incident Method merupakan metode penilaian karya yang didasarkan pada catatan- catatan penilai yang menggambarkan perilaku karyawan baik sekali atau yang buruk sekali yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya Metode ini memiliki kebaikan antara lain : •Meminimalkan kesalahan kesan terakhir dalam penilaian karya terhadap karyawan •Sangat berguna untuk umpan balik kepada karyawan itu sendiri untuk mengadakan berbagai perbaikan dan atau meningkatkan prestasi kerjanya. Sedangkan kelemahan dari metode ini adalah kecenderungan atasan langsung tidak tertarik untuk mencatat pristiwa-pristiwa kritis, melainkan timbul kecenderungan atasan langsung mengada-ada atau menilai secara subyektif. (4)Field Review Method Field review Method merupakan metode penilaian karyawan dimana penilai dibantu oleh suatu tim ahli dari departemen personalia untuk mengadakan penilaian dengan mengumpulkan berbagai infomasi tentang prestasi kerja karyawan yang dinilai. Selanjutnya tim ini menyusun laporan hasil penilaiannya yang kemudian diserahkan kepada atasan langsung atau penyelia untuk dipelajari, diperbaiki atau disetujui bersama karyawan yang dinilai. (5) Performance Tests and Observations Performance Tests and Observations method ini merupakan metode penilaian karya yang didasarkan kepada tes pengetahuan dan keterampilan bagi karyawan yang akan dinilai. Tes ini dapat dilaksanakan secara tertulis atau peragaan tentang keterampilan yang ada kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab karyawan yang dinilai. UAH ENAK NIH KERJA SANTAI Metode Penilaian Karya berorientasi Masa Depan
Metode penilaian karya berorientasi masa depan
(future oriented appraisals) adalah suatu metode penilaian karya yang didasarkan atas perhatiannya terhadap prestasi kerja karyawan di masa mendatang melalui penilaian potensi karyawan atau dengan menetapkan sasaran-sasaran prestasi kerja di masa mendatang. Yang termasuk ke dalam metode ini menurut Davis et.al (1986 ; 297-302) adalah : • Self appraisals • management by objectives approach • Psychological appraisals • Assessment center technique 1. Self Appraisals Self-Appraisals adalah metode penilaian karya yang dilaksanakan oleh karyawan sendiri (evaluasi diri) atas prestasi kerjanya. Metode ini dilaksanakan dan memunyai manfaat bila diarahkan untuk mengembangkan dirinya di masa mendatang Jadi dimensi yang penting dari self appraisals adalah keterlibatan dan komtmen karyawan kepada proses pengembangan prestasi kerja di masa mendatang. 2. Management By Objective Approach Management By Objective (MBO) Approach pada intinya adalah penyelia dan karyawan bersama-sama menyusun dan menetapkan sasaran-saran yang ingin dicapai di masa mendatang. Sasaran-saran atau tujuan yang ditetapkan bersama itu harus jelas. Artinya, kurun waktunya harus jelas, sasaran/tujuan harus dapat diukur . 3. Psycholgical Appraisals Psycholgical Appraisals adalah metode penilaian karya yang didasarkan atas wawancara mendalam, tes-tes psikologi, diskusi dengan penyelia dan mereview hasil evaluasi-evaluasi lainnya. Psycholgical appraisals, pada umumnya dilakukan oleh para psikolog, terutama digunakan untuk kepentingan penilaian potensi karyawan di masa mendatang. 4. Assesment Center Technique Assesment Center Technique adalah metode penilaian karya yang distandarisasikan sesuai dengan bentuk atau tipe penilaian dan penilai. Penilaian melalui metode ini dapat dilaksanakan dengan cara wawancara mendalam, tes-tes psikologi permainan bisnis dengan komputer, simulasi pengambilan keputusan dan simulasi lainnya. Kesemuanya itu diarahkan kepada penilaian potensi karyawan di masa mendatang.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional