(Sesi 13) COST OF QUALITY UNTUK MENINGKATKAN MUTU, PROFIT & EFISIENSI
(Sesi 13) COST OF QUALITY UNTUK MENINGKATKAN MUTU, PROFIT & EFISIENSI
SEBAGAI STRATEGI
PENINGKATAN MUTU
PELAYANAN, PROFITABILITAS
DAN EFISIENSI DI RS
SUSY HIMAWATI
SISTIMATIKA
1. QUALITY MANAGEMENT
2. COST OF QUALITY
3. PENERAPAN COST OF QUALITY DALAM PELAYANAN KESEHATAN
QUALITY MANAGEMENT
QUALITY MANAGEMENT
• Organization’s perspective
• Performance (design) quality
• Conformance (design) quality
• Customer perspective
• Garvin’s eight dimensions
• Parasuraman, Zeithaml, and Berry’s five dimensions
• Institute of Medicine
• Quality assurance program
"Quality is free.
It’s not a gift, but it is free.
What costs money are the unquality things -
all the actions that involve not doing jobs right
in the first time”.
4 Butir Dasar Crosby dalam manajemen mutu
Management
understanding and attitude
Problem handling
Cost qualities
(as percentage of sales)
Quality improvement
actions
Summary of
Company quality posture
3
4. Armand V. Feigenbaum
Tiga Langkah ke arah Mutu:
TQM
KAIZEN TQC
QA
QC
1. PENERAPAN KAIZEN DALAM MANAJEMEN
MUTU
• Falsafah maupun strategi manajemen dalam mengelola perusahaan:
• melakukan perbaikan bertahap dan berkelanjutan, tanpa akhir,
• melakukan hal-hal kecil dengan lebih baik, senantiasa
menentukan dan mencapai sasaran baru
• menciptakan standar baru yang makin tinggi.
KAIZEN : proses yang berkelanjutan
• Tidak pernah selesai, tetapi selalu menghasilkan lebih baik dari
sebelumnya.
• KAIZEN menyelesaikan masalah dengan menumbuhkan budaya
perusahaan (korporasi), di mana setiap orang (manajemen puncak,
manajer, pekerja harian) dapat dengan bebas mengemukakan
kesalahannya, dan bekerja sama untuk mencegah terjadinya kembali.
KAIZEN
KAI – melepas, membongkar, memilah-milahkan
ZEN – memperbaiki dengan penuh semangat
Harus dilakukan KAI lebih dulu!
PENGERTIAN TQM
• TOTAL : Semua orang di dalam organisasi terlibat
• QUALITY: Persyaratan konsumen dapat dipenuhi
• MANAGEMENT: Manajemen memberikan komitmen penuh
3 PILAR TQM
• KEPUASAN KONSUMEN
• SUMBER DAYA MANUSIA:
• Keterlibatan semua orang di dalam organisasi adalah vital untuk
keberhasilan program
• METODA PERBAIKAN:
• Menggunakan metoda saintifik tapi mudah dipahami dan
dipergunakan
MANFAAT TQM
Harga yg
Memperbaiki Lebih tinggi
P Posisi
E persaingan
R
B Meningkatkan
A Pangsa pasar
I
K
A
N Meningkatkan
penghasilan
M
U
T Meningkatkan
U Keluaran yg Mengurangi Meningkatkan
Bebas dari Biaya operasi laba
kerusakan
Langkah – langkah
TQM
1. Komitmen CEO/Pimpinan
2. Diklat untuk Top Management
3. Membentuk Steering Committee
4. Menetapkan visi, misi dan prinsip-prinsip
5. Buat diagram alir proses-proses di perusahaan
6. Fokus pada konsumen eksternal dan lakukan survey
7. Anggap karyawan sebagai pelanggan internal
8. Buat program pelatihan mutu untuk karyawan
9. Bentuk Tim Perbaikan Mutu
10. Implementasi proses perbaikan
11. Gunakan alat – alat TQM
Seven Concepts of TQM
1. Continuous improvement
2. Six Sigma
3. Employee empowerment
4. Benchmarking
5. Just-in-time (JIT)
6. Taguchi concepts
7. Knowledge of TQM tools
3. Continuous Improvement
1. Plan
4. Act Identify the
Implement the improvement and make
plan a plan
3. Check 2. Do
Is the plan Test the
working? plan
Figure 6.3
QC vs Quality Assurance
• Inspection is a QC process involving sensors and inspectors
checking for defects. Who are the inspectors?
• Inspection doesn't stop poor products being made.
• Quality cannot be inspected in, it must be planned, designed and
manufactured that way.
• Sampling e.g. inspect/test some chocolates from a batch.
• Inspection may be at the end of an assembly line
• In a bank an inspector may infiltrate as a customer to vet how staff
are handling clients.
• Quality ownership - all operators are inspectors of own
quality.
QUALITY ASSURANCE: (JAMINAN
MUTU)
Prosedur Standard
PRODUK YANG
MASUKAN PROSES KONSISTEN
±3
±6
Figure 6.4
Six Sigma Program
Originally developed by Motorola,
adopted and enhanced by Honeywell
and GE
Highly structured approach to process
improvement
6
A strategy
A discipline - DMAIC
Six Sigma
1. Define critical outputs
and identify gaps for DMAIC Approach
improvement
2. Measure the work and
collect process data
3. Analyze the data
4. Improve the process
5. Control the new process to
make sure new performance is
maintained
Six Sigma Implementation
Emphasize defects per million opportunities
as a standard metric
Provide extensive training
Focus on corporate sponsor support
(Champions)
Create qualified process improvement
experts (Black Belts, Green Belts, etc.)
Set stretch objectives
This cannot be accomplished without a major commitment from
top level management
4. Employee Empowerment
Getting employees involved in product and
process improvements
85% of quality problems are due
to process and material
Techniques
Build communication networks
that include employees
Develop open, supportive supervisors
Move responsibility to employees
Build a high-morale organization
Create formal team structures
Quality Circles
Group of employees who meet
regularly to solve problems
Trained in planning, problem
solving, and statistical methods
Often led by a facilitator
Very effective when done properly
APAKAH GKM (GUGUS KENDALI MUTU)
ITU ?
GKM adalah kelompok – kelompok kecil karyawan
(4 – 8 orang) yang melakukan kegiatan
pengendalian dan peningkatan mutu secara
teratur, sukarela dan berkesinambungan dalam
bidang–bidang pekerjaannya dengan menerapkan
prinsip-prinsip dan teknik-teknik pengendalian mutu
Transparency Masters to accompany Operations Management, 5E (Heizer © 1998 by Prentice Hall, Inc.
& Render) 4-44 A Simon & Schuster Company
Upper Saddle River, N.J. 07458
How To Build House of Quality
Transparency Masters to accompany Operations Management, 5E (Heizer © 1998 by Prentice Hall, Inc.
& Render) 4-46 A Simon & Schuster Company
Upper Saddle River, N.J. 07458
House of Quality Sequence
Quality
Plan
Production
Process
House
Production
4
Process
Specific
Components
House
Components 3
Specific
Characteristics
Design House
Characteristics 2
Design
Requirement
House
Customer
1
s
Transparency Masters to accompany Operations Management, 5E (Heizer © 1998 by Prentice Hall, Inc.
& Render) 4-47 A Simon & Schuster Company
Upper Saddle River, N.J. 07458
House of Quality Example
Customer Customer
Requirements Importance
Target Values
JHigh relationship K Medium relationship m Low Relationship
Transparency Masters to accompany Operations Management, 5E (Heizer © 1998 by Prentice Hall, Inc.
& Render) 4-49 A Simon & Schuster Company
Upper Saddle River, N.J. 07458
House of Quality
Example
X
Copyright 2006 John Wiley & Sons, Inc. 3-55
3. Cause-and-Effect Diagram
Measurement Human Machines
Faulty
testing equipment Poor supervision Out of adjustment
Quality
Inaccurate Problem
temperature
control Defective from vendor Poor process design
Ineffective quality
Not to specifications management
Dust and Dirt Material- Deficiencies
handling problems in product design
10
20
30
40
50
60
70
0
Po
or
W D es
ro ign
(64)
ng
di
m
en
s io
De ns
fe
(13)
cti
ve
pa
rts
M
ac
(10)
hi
ne
ca
l ib
Op ra
tio
e ns
(6)
ra
to
fe
c tiv
em
at
Copyright 2006 John Wiley & Sons, Inc.
Su er
r ial
s
(2)
fa
c ea
br
as
io
ns
(2)
4. Pareto Chart
3-57
5. Flow Chart
Start/ Finish
Operation Operation Decision Operation
Operation Operation
20
15
10
0
1 2 6 13 10 16 19 17 12 16 2017 13 5 6 2 1
10%
Coach’s target value
Game number
Figure 6.8
8. TQM In Services
Service quality is more difficult to
measure than the quality of goods
Service quality perceptions depend on
Intangible differences between products
Intangible expectations customers have
of those products
Service Quality (SERVQUAL)
The Operations Manager must
recognize:
1. The tangible component of services is
important
2. The service process is important
3. The service is judged against the customer’s
expectations
4. Exceptions will occur
Determinants of Service Quality
Reliability Credibility
Responsiveness Security
Competence Understanding/
Access knowing the
customer
Courtesy
Tangibles
Communication
COST OF QUALITY
COST OF QUALITY
COST
DEFINISI COST OF QUALITY
KATEGORI COST OF QUALITY
TUJUAN & MANFAAT COST OF QUALITY
KLASIFIKASI COST OF QUALITY
PENGUKURAN COST OF QUALITY
KURVA COST OF QUALITY
1. DEFINISI COST (BIAYA) :
Bourke (1978) yang dikutip Suwardjono (1991) dan Indra Bastian (2008) adalah “cost is a
general term for measured amount of value purposefully released or to be released
in the acquisition or creation of economic resources, either tangible or intangible”.
KARAKTERISTIK BIAYA
(a)Biaya merupakan pengukur, dalam unit moneter, suatu sumber ekonomis yang digunakan atau
dikorbankan untuk tujuan tertentu.
(b)Biaya secara fisik, yang merupakan kesatuan usaha di mana penguasaan pengelolaan sumber
ekonomi adalah suatu aktiva. Dimana biaya adalah data hasil pengukuran yang ditentukan
ketika transaksi perolehan sumber ekonomi berdasarkan atas harga pertukaran.
(c)Sebagai dasar pengukuran, biaya tidak mempunyai konotasi suatu hal yang negatif atau
mengurangi, merugikan atau sesuatu yang jelek.
COST (BIAYA) : DEFINISI
Menurut Indra Bastian(2008) biaya adalah sumber daya yang dikorbankan untuk
mencapai tujuan tertentu. Pengorbanan ini biasanya diukur sebagai jumlah moneter yang
harus dibayarkan untuk mendapatkan barang dan jasa.
Menurut Roman L.Weil dan Michael W. Maher ( 2005) biaya (cost) adalah :
“ The sacrifice, measured by the price paid or to be paid, to acquire goods or services”
yang artinya biaya adalah pengorbanan, yang diukur dengan harga yang dibayar atau akan
dibayar, untuk mendapatkan suatu barang atau jasa.
Menurut Ascobat Gani (1996), biaya adalah semua pengorbanan yang dikeluarkan
untuk memproduksi dan konsumsi suatu komoditi tertentu.
KLASIFIKASI BIAYA
• Sementara Hansen dan Mowen (2005) mengatakan biaya kualitas adalah biaya-biaya yang
timbul karena mungkin atau telah terdapat produk yang buruk kualitasnya.
1. Mengurangi biaya
kesalahan (error). 2. Meningkatkan kemampuan
Penghematan yang proses. Penghematan 3. Mengurangi 4. Peningkatan
diharapkan tentunya diharapkan datang dari ketidakpuasan konsumen
harus berdasarkan pengurangan dalam variasi konsumen. Indikator baru.
rencana peningkatan karakteristik produk atau awal ketidaksukaan Peningkatan
yang spesifik. Dalam karakteristik proses dan konsumen bisa barang atau
mengestimasikan proses yang hilang lainnya dilihat dari respon jasa yang
present cost, jangan seperti pemilahan inspeksi, pasar dengan menarik
membesarkan atau operasi berlebihan, memberikan konsumen
menggelembungkan mengambil informasi yang pertanyaan kepada akan
present cost dengan terlewatkan, dan berbagai pasar, “Apakah meningkatan
memasukkan kegiatan lainnya yang tak anda mau membeli penghasilan
perdebatan atau bernilai tambah. barang ini lagi?”. penjualan
batasan-batasan.
7. FUNGSI COST OF QUALITY (1)
1.Membantu manager dan staf manajemen lainnya untuk lebih focus pada cara
menjalankan bisnis dan cara merespon kebutuhan pelanggan.
2.Merangsang minat manajemen puncak untuk menggali peluang peningkatan profit
dengan menjalankan program peningkatan kualitas (quality improvement).
3.Menunjukan secara tepat proses bisnis dan area operasi yang paling
memungkinkan untuk dilakukan improvement.
4.Merupakan langkah awal pada berbagai program perubahan budaya organisasi,
continues improvement, business process re-engineering, competitive
benchmarking dan total quality management.
FUNGSI COST OF QUALITY (2)
Dilihat dari segi akutansi, terdapat dua tipe biaya kualitas (H.Daniels, 1994):
•
MODEL KONDISI OPTIMUM
Dari gambar Model kondisi otimum diatas dapat dikemukakan bahwa:
1. Biaya kegagalan akan bernilai nol jika hasil layanan yang dihasilkan seluruhnya memiliki kualitas yang
baik, dan meningkat terus hingga bernilai tak terhingga jika hasil layanan yang dihasilkan, seluruhnya
2. Biaya penilaian plus biaya pencegahan, biaya ini akan bernilai nol pada titik 100% cacat, dan terus
3. Penjumlahan kurva 1 dan 2, merupakan kurva total biaya kualitas, yang menggambarkan total biaya
4. Level minimum biaya kualitas terjadi jika layanan yang dihasilkan 100% memiliki kualitas yang baik
(perfection). Akan tetapi peran utama pelayanan yang masih dipegang oleh manusia mengakibatkan
5. Nilai optimal dari quality conformance berada pada titik kurang dari 100%.
Costs of Quality
Total Cost Total Cost
External Failure
Internal Failure
Prevention
Appraisal
Quality Improvement
TUJUAN QIP
P = BIAYA PENCEGAHAN
A = BIAYA PENILAIAN
B P
F = BIAYA KEGAGALAN
I
A NAC= BIAYA DASAR KEGIATAN
A
NORMAL
Y
A
P
F
A
F
NAC
NAC
3 TAHUN WAKTU
Pareto Chart of Quality Costs
Costs
Quality Control Activities
$400,000
Rework
350,000 Warranty work
300,000 Disposing of scrap
250,000 Disposal of rejected materials
Processing returned materials
200,000
Finished goods inspection
150,000 Preventive maintenance
100,000 Materials inspection
50,000 Design engineering
Assessing vendor quality
0
Activity Categories
9. PENERAPAN COST OF QUALITY DALAM PELAYANAN KESEHATAN
1. Rumahsakit menghadapi masalah peningkatan biaya operasional, terbatasnya
sumberdaya, tuntutan peningkatan pelayanan kesehatan, resiko kesalahan medis
(medical error)
2. DRG Merupakan sebuah solusi untuk menciptakan sistem yang akan membuat
rumahsakit harus efisien biaya dan tinggi dalam mutu pelayanan,, bila tidak maka pihak
rumahsakit akan rugi, pasien akan rugi dan negara mengalami kebangkrutan dalam
bidang pelayanan kesehatan
3. DRG Merupakan sistem penghitungan biaya yang paling advance yang mengkaitkan
antara efisiensi biaya dan mutu pelayanan rumahsakit
4. Sistem DRG s merupakan solusi dalam mewujudkan Quality Cost di Rumahsakit
5. Dalam Kerangka Sistem DRG s,, Billing System dan SIRS merupakan Prasyarat untuk
mewujudkan quality cost di Rumahsakit
6. Survei: Implementasi SIK dan SIM-SIA SIA dengan dukungan TI dapat meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan dan efisiensi di rumah sakit
7. Sinambung dengan Perencanaan Kemenkes untuk Implementasi Casemix (DRG s) di
Indonesia
8. DRG Memberi Kepastian Mutu dan Kepastian Biaya menuju pada sistem pelayanan
kesehatan yang lebih baik
Sistem DRG’s
DRG sebagai alat dalam menghitung quality cost di Rumahsakit Motivasi awal dari
pengembangan DRG adalah menciptakan sebuah kerangka kerja untuk memantau kualitas
pelayanan dan utilisasi pelayanan di rumahsakit, DRG s merupakan suatu cara untuk
mengukur dan mengevaluasi keluaran (output) sektor pelayanan kesehatan.
9 DRG sebagai alat dalam menghitung quality cost di Rumahsakit Tujuan tersebut baru
tercapai tahun 1983 ketika HCFA-Medicare DRG (saat( ini dikenal dengan CMS DRG) mulai
digunakan sebagai bagian dari sistem pembayaran prospektif bagi pasien-pasien Medicare
di Amerika Serikat (Fetter, 1999) Sejak dikenalkan pertama kali di Amerika Serikat, sistem
klasifikasi DRG kemudian dikembangkan dalam beberapa variasi, dimana setiap varian
memiliki kelebihan dan kekurangannya masing- masing (Muldoon, 1999).
10 DRG s Sistem DRG s Sistem biaya paket pelayanan kesehatan berdasarkan diagnosis,
dengan strategi efisien biaya dan penegakan standar operating prosedur medis/ c;inical
pathway, Pengendalian Biaya, Efisiensi Biaya dan Kepastian standar mutu pelayanan
Rumahsakit
11. Metode penyusunan besaran biaya pada DRG’s menggunkan metode ABC costing
TERIMA KASIH