PENJUALAN ANGSURAN

(INSTALLMENT SALES)
PENJUALAN YANG PEMBAYARANNYA DILAKUKAN SECARA
BERTAHAP DALAM JANGKA WAKTU TERTENTU.
 PENJUAL MENERIMA PEMBAYARAN PERTAMA (DOWN
PAYMENT) DARI HARGA PENJUALAN
 SISANYA DIBAYAR DLM BEBERAPA KALI ANGSURAN
DITAMBAH BUNGA.
PENGAKUAN LABA KOTOR DLM PENJUALAN ANGSURAN
1. LABA KOTOR DIAKUI PD PERIODE PENJUALAN DILAKUKAN
PADA CARA INI, PENJUALAN ANGSURAN DIPERLAKUKAN
SEPERTI PENJUALAN KREDIT.
LABA KOTOR SELURUHNYA DIAKUI PADA PERIODE YANG
BERSANGKUTAN
2. LABA KOTOR DIAKUI DIHUBUNGKAN DGN PERIODE -
PERIODE TERJADINYA REALISASI PENERIMAAN KAS

 PENERIMAAN PEMBAYARAN PERTAMA DAN BERIKUTNYA

DICATAT SEBAGAI PENGEMBALIAN COST
SISA DICATAT SEBAGAI REALISASI KEUNTUNGAN

 PENERIMAAN PEMBAYARAN PERTAMA DAN BERIKUTNYA

DICATAT SEBAGAI REALISASI KEUNTUNGAN
SISA DICATAT SEBAGAI PENGEMBALIAN COST

 SETIAP PENERIMAAN PEMBAYARAN DICATAT SEBAGAI

PENGEMBALIAN COST DAN REALISASI REALISASI
KEUNTUNGAN
CONTOH 1 :
PADA 2 JANUARI 2015, CV“ JAYA” MENJUAL SECARA
ANGSURAN 10 SEPEDA MOTOR DENGAN HARGA
JUAL RP. 15.000.000,- PER UNIT. HARGA POKOK (BELI)
SEPEDA MOTOR PER UNIT RP. 10.500.000,- DIANGSUR
SETIAP 6 BULAN SEKALI SELAMA 6 KALI ANGSURAN
JAWAB :
HARGA JUAL 10 SEPEDA X 15JT = Rp. 150.000.000,- (100%)
HARGA POKOK (COST) SEPEDA
10 SEPEDA X 10.500 = Rp. 105.000.000,- (70%)
LABA KOTOR = Rp. 45.000.000,- (30%)

PENGAKUAN LABA KOTOR RP. 45.000.000,-

1. PADA METODE PERTAMA LABA RP. 45.000.000,-
SELURUHNYA DIAKUI PADA 31 DES 2015
2. PADA METODE KEDUA PENGAKUAN LABA
SEBESAR RP. 45.000.000,- ADALAH SBB:

JUMLAH ANGSURAN SETIAP TAHUN

RP. 150.000.000 : 3 TAHUN =RP. 50.000.000

CARA PERTAMA CARA KEDUA CARA KETIGA

TAHUN
COST LABA COST LABA COST LABA

2015 50.000 0 5.000 45.000 35.000 15.000

2016 50.000 0 50.000 0 35.000 15.000
2017 5.000 45.000 50.000 0 35.000 15.000
TOTAL 105.000 45.000 105.000 45.000 105.000 45.000
CONTOH 2:

1. PADA 2 JANUARI 2015, CV“ JAYA” MENJUAL

SECARA ANGSURAN 10 SEPEDA MOTOR
DENGAN HARGA JUAL RP. 15.000.000,- PER
UNIT.
2. HARGA POKOK (HARGA BELI) SEPEDA MOTOR
PER UNIT RP. 10.500.000,-
3. UANG MUKA (DOWN PAYMENT) 20%.
4. SISANYA DIANGSUR SETIAP 6 BULAN SELAMA 4
KALI ANGSURAN, DITAMBAH BUNGA PER
TAHUN 12%
JAWAB :
HARGA JUAL 10 SEPEDA X 15JT = Rp. 150.000.000,- (100%)
HARGA POKOK (COST) SEPEDA
10 SEPEDA X 10.500 = Rp. 105.000.000,- (70%)
LABA KOTOR = Rp. 45.000.000,- (30%)

HARGA JUAL 10 SEPEDA x 15JT = 150.000.000,-

DOWN PAYMENT 20% x RP. 150.000.000 = 30.000.000,-
SISA PIUTANG DIANGSUR SELAMA 4 X ANGS = 120.000.000,-

JUMLAH PER ANGSURAN 120JT : 4 x ANGS = RP. 30.000.000,-

BUNGA PER ANGSURAN 6/12 x 12% x 120 JT = RP. 7.200.000,-
JML UANG DITERIMA SETIAP ANGSURAN = RP. 37.200.000,-
JURNAL YANG DIBUAT UNTUK MENCATAT TRANSAKSI TSB :

TGL NAMA REKENING DEBIT KREDIT

2/1/15 PIUTANG ANGSURAN 150.000
PENJUALAN ANGSURAN 150.000
(MENCATAT PENJUALAN ANGSURAN)
KAS 30.000
PIUTANG ANGSURAN 30.000
(MENCATAT DP (UANG MUKA ) 20%)
30/6/15 KAS 37.200
PIUTANG ANGSURAN 30.000
PENDAPATAN BUNGA 7.200
(MENCATAT ANGSURAN 1 + BUNGA)
30/12/15 KAS 37.200
PIUTANG ANGSURAN 30.000
PENDAPATAN BUNGA 7.200
(MENCATAT ANGSURAN 2 + BUNGA)
31/12/15 HARGA POKOK PENJUALAN ANGSURAN 105.000
PENGIRIMAN BARANG 105.000
(MENCATAT HARGA POKOK PENJ. ANGS)
PENJUALAN ANGSURAN 150.000
HARGA POKOK PENJ. ANGSURAN 105.000
LKBD 45.000
TGL NAMA REKENING DEBIT KREDIT
MENGHITUNG LABA KOTOR YANG DIAKUI (LKD) TAHUN 2015:
1. % LABA KOTOR = LABA KOTOR : PENJUALAN X 100%
45.000 : 150.000 x 100% = 30%
2. JUMLAH KAS DARI PENJUALAN ANGSURAN TAHUN 2015= 90 JT
3. LABA KOTOR DIAKUI = 30 % X 90 JT = RP. 27.000.000,-
LKBD 27.000
31/12/15 LKD 27.000
(MEMINDAH LKBD KE LKD )
LKD 27.000
31/12/15 PENDAPATAN BUNGA 14.400
RUGI LABA 41.400
(MENUTUP REK LKD DAN PEND. BUNGA)
KAS 37.200
30/6/16 PIUTANG ANGSURAN 30.000
PENDAPATAN BUNGA 7.200
(MENCATAT ANGSURAN 3+ BUNGA)
KAS 37.200
30/12/16 PIUTANG ANGSURAN 30.000
PENDAPATAN BUNGA 7.200
(MENCATAT ANGSURAN 4 + BUNGA)
LKBD 18.000
31/12/16 LKD 18.000
PEMILIKAN KEMBALI BARANG SBLM KEWAJIBAN
PEMBELI DISELESAIKAN
LANGKAH – LANGKAH :
1. SISA PIUTANG ANGSURAN YG DIBATALKAN , DIHAPUS DARI
CATATAN PEMBUKUAN
2. LKBD YANG BELUM DIAKUI DIBATALKAN(DIHAPUS)
3. MENENTUKAN HARGA BARANG YG DITARIK KEMBALI
4. MENGHITUNG RUGI – LABA PEMILIKAN KEMBALI BARANG
( BANDINGKAN HARGA PASAR BRG YG DITARIK DGN COST
ANGSURAN )

CONTOH:
PADA 2 JANUARI 2015, CV “JAYA” MENJUAL SECARA
ANGSURAN 10 SEPEDA MOTOR DENGAN HARGA JUAL RP.
15.000.000,- PER UNIT. HARGA POKOK (BELI) SEPEDA MOTOR
PER UNIT RP. 10.500.000,- DIANGSUR SETIAP 6 BULAN SEKALI
SELAMA 6 KALI ANGSURAN. SETELAH ANGSURAN KE 3, 2 UNIT
SEPEDA MOTOR DITARIK KEMBALI KRN PEMBELI TDK DPT
MEMENUHI KEWAJIBAN. HARGA PASAR SEPEDA YANG DITARIK
KEMBALI Rp. 9.000.000,-
JAWAB :
HARGA JUAL 10 SEPEDA X 15JT = Rp. 150.000.000,- (100%)
HARGA POKOK (COST) SEPEDA
10 SEPEDA X 10.500 = Rp. 105.000.000,- (70%)
LABA KOTOR = Rp. 45.000.000,- (30%

JUMLAH PIUTANG 2 UNIT SPD x Rp. 15.000.000,-= Rp. 30.000.000,-

L K B D 2 UNIT SPD 30% x Rp. 30.000.000,- = Rp. 9.000.000,-
PIUTANG YG DIBATALKAN Rp. 30 JT – Rp. 15 JT = Rp. 15.000.000,-
L K B D YG DIBATALKAN 30% x Rp. 15 JT = Rp. 4.500.000,- (-)
HARGA POKOK 2 UNIT SPD YG DIBATALKAN = Rp. 10.500.000,-
HARGA PASAR 2 UNIT SPD YG DIBATALKAN = Rp. 9.000.000,- (-)
RUGI PEMILIKAN KEMBALI = Rp. 1.500.000,-
JURNAL YG DIBUAT
PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN 9.000.000
LKBD 4.500.000
RUGI PEMILIKAN KEMBALI 1.500.000
PIUTANG ANGSURAN 15.000.000