Deteksi cahaya merupakan kebutuhan dasar bagi alat, tanaman dan juga hewan.
Dalam hal hewan, sistem deteksi cahaya nya sangatlah tinggi. Contoh : Elang, burung
hantu, kelelawar.
Kecanggihan system deteksi cahaya hewan memungkinkan mereka dapat bergerak
mudah di malam gelap.
Militer yang paling banyak melakukan riset mengenai detector / sensor cahaya.
Sensor cahaya kemudian diubah menjadi sinyal yang dapat digunakan untuk
pengendalian oleh transduser.
Klasifikasi Transduser cahaya :
1) Detektor Fotoemisif
Detektor fotoemisif : detektor prinsip efek fotoelektrik.
Cahaya yang mengenai detektor akan melepaskan elektron dari permukaan material
detektor. Elektron bebas yang dilepaskan akan mengalir atau dikumpulkan di
rangkaian eksternal
Detektor fotoemisif tampilannya agak mirip dengan tabung penguat sinyal radio yang
digunakan pada perangkat radio awal sebelum munculnya transistor dan sirkuit
terintegrasi, yang terdiri dari anoda dan katoda di dalam tabung kaca.
Detektor fotoemisif memiliki kelemahan
yang agak serius yaitu agak besar dan
rapuh, dan membutuhkan voltase yang
cukup tinggi 100 V atau lebih, meskipun
mereka memiliki konstanta waktu yang
sangat singkat.
Detektor Fotokonduktif