KELOMPOK 5
Nama Anggota :
Yuli fitriani 1904010108
Siti aisyah 1904010040
Kartini aprilani 1904010184
Yusuf firmansyah 1904010153
Fajar Nurdiansyah 1904010170
EFEKTIFITAS ANTISEPTIK GEL
HAND SANITIZER EKSTRAK
ETANOL PELEPAH PISANG KEPOK
(Musa paradisiaca L.) TERHADAP
BAKTERI Staphylococcus aureus DAN
Escherichia coli
Pemilihan getah pelepah pisang sebagai bahan untuk pembuatan handsanitizer karena memiliki kandungan
senyawa polifenol yang tinggi. Pelepah pisang diketahui mengandung tiga zat sebagai antibakteri, yaitu
saponin, flavonoid, dan asam askorbat (Ariningsih, dkk 2015). Kandungan saponin dan tanin pada pelepah
pisang diketahui dapat dijadikan sebagai zat antiseptik alami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
zona hambat pada konsentrasi 20%, 40%, 60%, dan 80% (Fadhilah. 2017). Yaitu, semakin tinggi konsentrasi
getah pelepah pisang yang digunakan maka semakin besar diameter zona hambat yang terbentuk. Dengan
demikian, getah pelepah pisang dapat menghambat pertumbuhan Staphylococccus aureus (Syamsuddin,
2018).
Bagaimana keefektivitasan
2. antiseptik terhadap bakteri dari
sediaan gel ekstrak etanol Pisang
(Musa paradisiaca L.) ini, apakah
memenuhi syarat?
1. Mengetahui formula pada sediaan gel ekstrak etanol Pisang (Musa paradisiaca L.)
2. Mengetahui keefektivitasan antisseptik terhadap bakteri dari sediaan gel ekstrak etanol Pisang
(Musa paradisiaca L.)
Manfaat untuk masyarakat diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang pembuatan hand sanitaizer
dari pelapah pisang yang kerap saat ini jarang diketahui manfaatnya. Serta pembuatan hand sanitizer alami
berbahan dasar pelepah pisang ini memiliki keunggulan bebas alkohol dan bahan pengawet. jadi
masyarakat akan lebih praktis untuk melakukan dan mengetahui manfaat dari pelepah pisang ini untuk
sediaan hand sanitizer.
Hand Sanitizer merupakan pembersih tangan yang memiliki kemampuan antibakteri dalam menghambat hingga membunuh bakteri. Hand sanitizer gel
merupakan pembersih tangan berbentuk gel yang berguna untuk membersihkan atau menghilangkan kuman pada tangan, mengandung bahan aktif alkohol 60%
(Diana, 2012).
2.2 Gel
Merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu
cairan. Jika massa gel terdiri dari jaringan partikel kecil yang terpisah, gel digolongkan sebagai sistem dua fase. Dalam sistem dua fase, jika ukuran partikel
dari fase terdispersi relatif besar, massa gel kadangkadang dinyatakan sebagai magma (misalnya Magma Bentonit). Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul
organik yang tersebar merata dalam suatu cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul makro yang terdispersi dan cairan. Gel fase
tunggal dapat dibuat dari makromolekul sintetik (misalnya Karbomer) atau dari gom alam (misalnya Tragakan). Sediaan tragakan disebut juga musilago.
Walaupun gel-gel ini umumnya mengandung air, etanol dan minyak dapat digunakan sebagai fase pembawa. Gel dapat digunakan untuk obat yang
pemberiannya secara topikal atau dimasukkan ke dalam lubang tubuh (Depkes RI, 2020).
2.3 Bakteri
Bakteri Staphylococcus aureus memiliki potensi untuk menyebabkan penyakit yang didapat pada tubuh manusia melalui saluran pernapasan, saluran
pencernaan dan infeksi melalui kulit. Bahan makanan yang disiapkan dengan kontak tangan langsung tanpa proses mencuci tangan, sangat berpotensi
Your Logo
terkontaminasi Bakteri Staphylococcus. Bakteri Eshericia coli dapat menyebabkan berbagai penyakit dan infeksi terhadap saluran or Name pada
pencernaan Here manusia,
diantaranya enterotoknigenik, enterohaemorrhagik, enteropatogenik, enteroinuasiue dan enteroagregatif. Bakteri memiliki spectrum yang sangat luas.
2.4 Kulit
Kulit adalah organ terbesar tubuh manusia yang menutupi seluruh permukaan luar tubuh. Pada tubuh manusia dewasa, kulit membentuk sekitar 16 % dari
berat badan dan meliputi area seluas 1,5 sampai 2 m2 . Kulit dan struktur asesorisnya membentuk sistem integumen. Sistem integumen rentan terhadap berbagai
penyakit, gangguan, dan cedera. Kulit memberikan perlindungan menyeluruh bagi tubuh dan bertanggung jawab lebih dari sekedar estetika tubuh. Kulit terdiri
dari tiga lapisan, epidermis, dermis, dan hipodermis, anatomi dan fungsi dari ketiganya sangat bervariasi (Kolarsick et al., 2011; Biga et al., 2020).
Pisang (Musa paradisiaca L ) adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman buah ini
kemudian menyebar luas ke kawasan Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan, dan Amerika Tengah. Penyebaran tanaman ini selanjutnya hampir merata ke
seluruh dunia, yakni meliputi daerah tropikdan subtropik dimulai dari Asia Tenggara ke timur Lautan Teduh sampai ke Hawaii, dan menyebar ke barat melalui
Samudra Atlantik, Kepulauan Kanari, sampai Benua Amerika) (Irma et al. 2010).
Senyawa tanin dan flavonoid menunjukkan bahwa yang terdapat dalam kulit pisang berpotensi sebagai antibakteri terhadap
bakteri Escherichia coli. Hal ini menunjukkan bahwa kulit pisang memiliki kandungan antibakteri sehingga memungkinkan untuk
dijadikan antibiotik terhadap infeksi bakteri Staphylococcus aureus. Noorhamdani dkk, (2012)
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah simplisia pelepah pisang kapok (Musa paradisiaca L.). Ekstrak pelepah pisang kapok (Musa paradisiaca
L.), Karbopol, Propilenglikol (Brataco), Gliserin (Brataco), DMDM Hydantoin (Brataco), TEA (Brataco), dan Etanol (Brataco). FeCl3 1%, gelatin 10%,
serbuk Mg dan HCl 2 N. media Nutrien agar (NA), media Nutrien Broth (NB), media Muller Hinton Agar (MHA), aquadest steril, kertas cakram, biakan
bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
3. Prosedur
Metode Pengelolaan Data Setelah data di peroleh dari sampel yang telah ada, kemudian dilakukan
pengelolaan data. Pengelolaan data dalam penelitian ini dilakukan terhadap diameter zona hambat pada
masing-masing formula sediaan. Analisis statistik yang digunakan adalah uji ANOVA, karena kelompok uji
lebih dari 2 kelompok dan sebelumnya telah dilakukan pengujian normalitas dan homogenitas data, sebagai
syarat untuk validitas uji ANOVA. Pengujian Post Hoc ANOVA dilakukan untuk melakukan analisis
perbedaan signifikansi diameter zona hambat untuk 2 formula, sehingga dapat diperoleh formula sediaan yang
memiliki zona hambat paling tinggi dan berbeda bermakna.
- Asfar, AMIA., & Yasser, M. 2018. Phytochemical Qualitative Analysis of Flavonoid Content of Sappan Wood Extract (Caesalpinia Sappa L.)
From Ultrasonic Assisted Solvent Extraction Method. Jurnal Chemica, 19(2), 15- 25
- Purwandari, R., Ardiana A., Wantiyah. 2013. Hubungan antara perilaku mencuci tangan dengan insiden diare pada anak usia sekolah di
kabupaten jember. Jurnal Keperawatan. 4(2): 122 - 130
- Kementerian Kesehatan RI. (2020). Panduan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS).
- Wardini, ladisia agata, dan Siti Sulandjari. 2017. Pengaruh Penambahan Tepung Kulit Pisang Kepok dan Kulit Jeruk Nipis Terhadap Hasil
Lulur Tradisional. e-Journal, 6 (1): 73-80.
- Dinastuti, Rina, Sri Poeranto Y.S., dan Dwi Yuni Nur Hidayati. (2015). Uji Efektifitas Antifungal Ekstrak Kulit Pisang Kepok (Musa
acuminata x balbisiana) Mentah Terhadap Pertumbuhan Candida albicans Secara In Vitro. Majalah Kesehatan FKUB. 2 (3).
- Shabella, Rifdah, 2012,Terapi daun sukundahsyatnya khasiat daun sukun untukmenumpas penyaki
- Ariningsih,dkk. 2015. Produksi Handsang “Hand sanitizer Berbahan Utama Pelepah Pisang” Sebagai Program Percontohan UMKM. PKM -
K: 2
- Fadhilah, Nur. 2017. “Potensi Pelepah Daun Pisang Kepok Sebagai Hand Sanitizer Alami”. SKRIPSI. FKIP UMS.
- Diana, A. (2012). Pengaruh Desiminasi Dokter Kecil Tentang Penggunaan Hand Sanitizer Gel dan Spray Terhadap Penurunan Angka Kuman
Tangan Siswa SDN Demakijo Gamping Sleman. Skripsi. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Your Logo or Name Here
- Depkes, R. (Ed.). (2020). Farmakope Indonesia Edisi VI. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Thank You
+1 23 987 6554
kalle@email.com
www.fabrikam.com