Anda di halaman 1dari 18

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

KOTA PURBALINGGA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG
SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

Satuan Polisi Pamong Praja, disingkat


Satpol PP, adalah perangkat
Pemerintah Daerah dalam memelihara
ketentraman dan ketertiban umum serta
menegakkan Peraturan Daerah
Tugas Pokok dan Fungsi
Satuan Polisi Pamong Praja
Kota Surakarta

Tugas Memelihara dan menyelenggarakan


ketenteraman dan ketertiban umum,
Pokok menegakkan peraturan daerah dan
peraturan kepala daerah serta
perlindungan masyarakat
a. Penyelenggaraan kesekretariatan;
b. Pelaksanaan perencanaan, pengendalian, evaluasi
dan pelaporan;
Fungsi
c. Penyelenggaraan pembinaan ketenteraman dan
ketertiban;
d. Penegakan Peraturan Daerah;
e. Penyelenggaraan Sosialisasi;
f. Pembinaan Jabatan Fungsional.
g. Perlindungan Masyarakat
Sistem Pengamanan

•KEADAAN DINAMIS MASYARAKAT


•SYARAT TERSELENGGARANYA PROSES
PEMBANGUNAN NASIONAL
KAMTIBMAS •TERJAMINNYA KEAMANAN, KETERTIBAN

TRAMTIBUM
•KEADAAN DINAMIS
•PEMERINTAH & MASY. DAPAT
MELAKUKAN AKTIFITAS
DGN TENTRAM, TERTIB & TERATUR
POTENSI YG DPT MENIMBULKAN
GANGGUAN TRAMTIBUM
• HURU HARA

• PENGEMIS, GELANDANGAN, & ORANG TERLANTAR (PGOT)

• PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) & ASONGAN

• HUNIAN TIDAK BERIJIN

• PENGAMEN DAN PGOT

• PELAJAR MEMBOLOS

• AKSI CORAT-CORET (VANDALISME)


Unjuk rasa atau menyampaikan pendapat di muka umum pada hakekatnya
adalah manifestasi  kebebasan berkumpul,  berekspresi dan  berpendapat.
Unjuk rasa yang dapat berupa demonstrasi, pawai, rapat umum, maupun
mimbar bebas dijamin di dalam Konstitusi tertulis UUD 1945
Tugas pokok dan fungsi Satpol PP dalam menyelenggarakan ketenteraman
dan ketertiban umum salah satu diantaranya adalah pengamanan dan
pelayanan setiap aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh masyarakat. Adalah hak
masyarakat untuk menyampaikan pendapat di muka umum, untuk itu Satpol
PP akan membantu mengawal, mengamankan dan memberikan pelayanan
bagi setiap aksi unjuk rasa yang disampaikan oleh masyarakat agar bisa
berjalan aman, tertib dan lancar serta tidak mengganggu ketertiban umum.
Kegiatan unjuk rasa sebagai bagian dari hak asasi manusia dan hak
konstitusional itu bukannya tak terbatas sebagaimana dalam Pasal
28 UUD 1945 yaitu : kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan, dan sebagainya ditetapkan
dengan undang-undang
DASAR HUKUM
1. Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2010 Tentang
Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja hukum positif yang
memberikan kewenangan kepada Satpol PP untuk
menertibkan dan menindak warga masyarakat atau
badan hukum yang mengganggu ketertiban, selain
itu juga memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan
represif non yustisial terhadap warga masyarakat atau
badan hukum yang melakukan pelanggaran Perda dan
keputusan Kepala Daerah;
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 54
tahun 2011  tentang standart operasional prosedur
Satpol PP memberikan petunjuk pelaksanaan penanganan
unjuk rasa;
3. Peraturan Bupati Purbalingga Nomor 82 Tahun 2016
Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan
Fungsi, serta Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Purbalingga.
FUNGSI SATPOL PP:
 a.penyusunan program dan pelaksanaan penegakan Perda,
penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat
serta perlindungan masyarakat;
 b.pelaksanaan kebijakan penegakan Perda dan peraturan kepala
daerah;
 c.pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum dan
ketenteraman masyarakat di daerah;
 d.pelaksanaan kebijakan perlindungan masyarakat;
e.pelaksanaan koordinasi penegakan Perda dan peraturan kepala
daerah, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman
masyarakat dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Penyidik
Pegawai Negeri Sipil daerah, dan/atau aparatur lainnya;
 f.pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum
agar mematuhi dan menaati Perda dan peraturan kepala daerah; dan
 g.pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh kepala daerah.
WEWENANG SATPOL PP :
 a.melakukan tindakan penertiban nonyustisial terhadap warga
masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran
atas Perda dan/atau peraturan kepala daerah;
 b.menindak warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang
mengganggu ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat;
 c.fasilitasi dan pemberdayaan kapasitas penyelenggaraan perlindungan
masyarakat;
 d.melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga masyarakat,
aparatur, atau badan hukum yang diduga melakukan pelanggaran atas
Perda dan/atau peraturan kepala daerah; dan
 e.melakukan tindakan administratif terhadap warga masyarakat,
aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda
dan/atau peraturan kepala daerah.
KEWAJIBAN SATPOL PP :

 a.menjunjung tinggi norma hukum, norma agama, hak asasi


manusia, dan norma sosial lainnya yang hidup dan berkembang
di masyarakat;
 b.menaati disiplin pegawai negeri sipil dan kode etik Polisi
Pamong Praja;
 c.membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat
yang dapat mengganggu ketertiban umum dan ketenteraman
masyarakat;
 d.melaporkan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia atas
ditemukannya atau patut diduga adanya tindak pidana; dan
 e.menyerahkan kepada Penyidik Pegawai Negeri Sipil daerah
atas ditemukannya atau patut diduga adanya pelanggaran
terhadap Perda dan/atau peraturan kepala daerah.
Sebagaimana terdapat pada Peraturan Bupati
Purbalingga Nomor 82 Tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta
Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Purbalingga BAB III Tugas dan Fungsi
pada Bagian Keempat Bidang Ketertiban Umum
dan Ketentraman Masyarakat Pasal 21
bahwadalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam pasal 20, Bidang Ketertiban
Umum dan Ketentraman Masyarakat
menyelenggarakan 11 (sebelas) fungsi. Salah
satunya pada poin i (fungsi yang ke-9) yaitu
melakukan Penanganan dan pengendalian
aksi unjuk rasa.
RUANG LINGKUP
 Unjuk Rasa Damai
Unjuk rasa dapat berupa demonstrasi, pawai, rapat umum, ataupun mimbar
bebas. Unjuk rasa umumnya telah diberitahukan terlebih dahulu kepada
pihak Kepolisian. Selanjutnya dari pihak Kepolisian memberitahukan
kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja setempat
 Kerusuhan Massa / Huru Hara
1. Massa perusuh telah dinilai melakukan tindakan yang sangat
mengganggu ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta
melakukan kekerasan yang membahayakan keselamatan jiwa, harta
dan benda antara lain:
a)Merusak fasilitas umum dan instalasi pemerintah.
b) Melakukan pembakaran benda-benda yang menggangu arus lalu lintas.
c) Melakukan kekerasan terhadap orang/masyarakat lain.
2. Massa perusuh menunjukkan sikap dan tindakan yang melawan perintah
petugas/aparat pengamanan antara lain :
a) Melewati garis batas yang telah diberikan petugas.
b) Melakukan tindakan kekerasan/anarkhis kepada petugas pengamanan
Pihak yang terlibat
1. Pihak Pendemo
2. Pihak Pengamanan
3. Pihak yang didemo
pihak pengamanan memberikan perlindungan
dan pelayanan kepada kedua belah pihak
yaitu pihak pendemo dan yang di demo.
sehingga diharapkan pihak pengamanan
dapat bersifat netral dan dapat menjadi
penengah di dalam setiap aksi unjuk rasa
yang di gelar agar tidak meluas menjadi
aksi unjuk rasa yang anarkis dan
mengganggu kepentingan umum.
PENANGANAN HURU HARA
(Permendagri 54 tahun 2011 Tentang Standart Operasional Prosedur Satpol PP)

 Persiapan:
 Memakai Pakaian Dinas Lapangan (PDL)
 Menyiapkan perlengkapan yang diperlukan:
1. Perlengkapan Perorangan: helm, pentungan, borgol, tameng
(senjata api bagi yang mempunyai izin).
2. Kendaraan Khusus dilengkapi dengan Sirine, lampu perhatian (lampu
sorot), megaphone dan alat komunikasi.
 Menyusun daftar petugas dan Surat Perintah Pengamanan.
 Komandan Operasi memberikan arahan singkat perihal tindakan yang
dibenarkan untuk dilakukan.
 Pelaksanaan
 Komandan Operasi melakukan koordinasi dengan pihak Kepolisian tentang
langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan.
 Anggota Satuan Polisi Pamong Praja yang sifatnya sebagai tenaga
pendukung/ bantuan, hanya melakukan tindakan sesuai koordinasi
pihak Kepolisian.
 Tidak dibenarkan melakukan tindakan diluar kendali pimpinan lapangan.
 Laporan Hasil Kegiatan
Membuat Laporan Tertulis dan membuat laporan langsung terhadap kejadian
yang memerlukan tindak segera
PENANGANAN UNJUK RASA DI KOTA SURAKARTA
Kesimpulan

1. Hukum positif telah memberikan kewenangan penanganan


unjuk rasa terhadap Satpol PP.
2. Kewenangan ini sebagai amanat hukum harus dijalankan
sesuai dengan prinsip negara hukum konstitusional yang
mengakui, menghormati, serta menjunjung tinggi hak asasi
manusia.
3. Diperlukan pemahaman yang baik akan prosedur tetap,
norma hukum serta prinsip-prinsip hak asasi manusia dalam
menjalankan tugas dan kewenangannya tersebut, agar
tindakan Satpol PP dalam menangani unjuk rasa tetaplah
dalam koridor hukum dan hak asasi manusia

Anda mungkin juga menyukai