KULIAH II

DIAGNOSA KLINIK
VETERINER
Oleh :
RUSLI
LAB. KLINIK
URUTAN PEMERIKSAAN
I. SINYALEMEN (SIGNALEMENT)
II. ANAMNESE
III. STATUS PRAESEN
1. KEADAAN UMUM
a. GIZI
b. TEMPERAMEN
c. HABITUS/SIKAP
2. a. FREKUENSI NAFAS
b. FREKUENSI PULSUS/NADI
c. SUHU TUBUH
3. KULIT DAN KEADAAN BULU
4. SELAPUT LENDIR
5. KELENJAR PERTAHANAN
(LYMPHOGLANDULAE)
6. MATA DAN TELINGA
7. ALAT-ALAT PERNAPASAN
 8. ALAT-ALAT PEREDARAN DARAH
9. ALAT-ALAT PENCERNAAN
10. ALAT KELAMIN DAN PERKENCINGAN
11. SUSUNAN SARAF
12. ALAT-ALAT PERGERAKAN
IV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PEMERIKSAAN URINE
PEMERIKSAAN FESES
PEMERIKSAAN DARAH
PEMERIKSAAN KULIT
PEMERIKSAAN SPUTUM, DLL
V. DIAGNOSA
IV. DIFERENSIAL DIAGNOSA
IV. PROGNOSA
IV. TERAPI
I. SINYALEMEN (SIGNALEMENT)
 SINYALEMEN ATAU JATI DIRI ATAU CIRI-
CIRI SEEKOR HEWAN
 DICATAT PADA AWAL PEMERIKSAAN
FISIK
 SINYALEMEN SELALU DIMUAT DI DALAM
SURAT BAGI HEWAN, PENCANTUMAN
STATUS KESEHATAN HEWAN DAN
IDENTITAS DIRI DI DALAM REKAM MEDIK
KERUMAHSAKITAN
 SINYALEMEN TERDIRI :
1) NAMA HEWAN
2) JENIS HEWAN
3) BANGSA ATAU RAS
4) JENIS KELAMIN
5) UMUR
6) WARNA KULIT DAN RAMBUT
7) BERAT BADAN
8) CIRI-CIRI KHUSUS
PERKIRAAN UMUR DOMBA
BERDASARKAN PEMERIKSAAN GIGI
1. DI BAWAH SATU TAHUN (BELUM
DITEMUKAN GIGI SERI
PERMANEN)
2. SATU TAHUN (2 GIGI SERI
PERMANEN)
3. DUA THN (4 GIGI SERI
PERMANEN)
4. 3 TAHUN (6 GIGI SERI PERMANEN)
II. ANAMNESA

ANAMNESIS/SEJARAH PERJALANAN PENYAKIT

HEWAN, BERITA/KELUHAN PEMILIK HEWAN
MENGENAI KEADAAN HEWAN PD SAAT
DATANG/BERKONSULTASI PERTAMA KALI ANTARA
PEMILIK HEWAN DG DOKTER HEWAN

ANAMNESIS DPT DIPEROLEH SCR PASIF DARI

INFORMASI PEMELIK TENTANG GEJALA YANG
TIMBUL MULA-MULA, WAKTU DAN LAMA KEJADIAN
ATAU DIPEROLEH SECARA AKTIF OLEH DRH
BILA INFO BELUM MEWAKILI TENTANG
KEJADIAN PENYAKIT, HARUS DIAJUKAN
PERTANYAAN UNTK UMENDAPATKAN
ANAMNESIS AKTIF SEPERTI :
SUDAH BERAPA LAMA
SAKITNYA
BAGAIMANA GEJALA PADA
MULANYA
BAGAIMANA DGN NAFSU
MAKANNYA
APAKAH HEWAN LAIN
YANG DEKAT MENUNJUKKAN GEJALA
YANG SAMA
III. STATUS PRESEN
1. KEADAAN UMUM
 GIZI; STATUS GIZI DITENTUKAN OLEH FISIK YG
GEMUK ATAU KURUS. INSPEKSI BAGIAN KOSTAE,
SKAPULA, PELPIS, DLL
 TEMPERAMEN; EKSPRESI WAJAH DAN REAKSI HEWAN
THD LINGKUNGAN SEKITARNYA. TEMPERAMEN DP
DISEDERHNAKAN DGN MENILAI SIFAT HEWAN
PERIANG/ RAMAH, PEMARAH, PEMURUNG, TENANG,
PENAKUT, GAMPANG TERKEJUT, DLL
 SIKAP HEWAN/HABITUS; SEEKOR HEWAN
MENUNJUKKAN KESAKITAN DGN BERMACAM-
MACAM CARA DAN SIKAP. KESAKITAN PD KAKI
DITUNJUKKAN DG SIKAP KEPINCANGAN, SAKIT PD
PERUT DGN SIKAP GELISAH, DLL
FREKUENSI NAPAS
DIUKUR DGN MENGHITUNG SIKLUS RESPIRASI
YAITU PROSES INSPIRASI DAN EKSPIRASI DALAM
SATU SATUAN WAKTU
SUMBER: KELLY (1977, GRIFFTH (1990)
CONTOH;
NO JENIS WAN KALI/MENIT
1. SAPI 10 - 30
4. KUDA 10 - 14
5. KERBAU 10 - 30
6. KAMBING 20 - 30
7. AYAM 12 - 30
8. DOMBA 20 - 30
9. KUCING 20 - 30
10. ANJING 15 - 30
FREKUWENSI PULSUS/NADI
PULSUS/DENYUT NADI DIPERIKSA UTK MENDAPATKAN
SUATU KESAN TENTANG STATUS PEREDARAN DARAH
SEEKOR HEWAN
CONTOH ;
SUMBER : KELLY (1977), GRIFFITH (1990)
NO JENIS HEWAN KALI/MENIT

1. SAPI 50 - 60
4. KUDA 40
5. KAMBING 70 - 90
6. DOMBA 70 - 90
7. ANJING BESAR 65 - 95
8. ANJING KECIL 90 - 120
9. KUCING 110 - 130
SUHU TUBUH/REKTAL
PENGUKURAN SUHU RAGAWI HEWAN
DILAKUKAN DENGAN
MENEMPATKAN TERMOMETER KE
DALAM ANUS DAN DISEBUT
PENGUKURAN
NO SUHU REKTAL.
JENIS HEWAN SUHU (˚C)

CONTOH;
1. SAPI 37,8 – 39,2
2. KUDA 37,2 – 38,0
3. KERBAU 38,2
4. KAMBING 38,6 – 40,2
5. DOMBA 38,9 – 40,5
6. ANJING 38,0 – 38,5
7. KUCING 38,0 – 39,3
8. AYAM 40,5 - 43
FEBRIS/FIBRIS
 GANGGUAN MEKANISME PENGATURAN PANAS
RAGAWI DISERTAI PENINGKATAN PANAS
RAGAWI MELEBIHI BATAS AMBANG
 FEBRIS UMUMNYA DIBAGI 3 STADIUM :
 STADIUM INCREMENTI/PERMULAAN, SUHU
RAGAWINYA NAIK, KAPILER DARAH KUTIS
KONSTRIKSI, SEHINGGA HEWAN MERASA
KEDINGINAN/MENGGIGIL
 STADIUM FASTIGIUM, SUHU RAGAWI MAKSIMAL
 STADIUM DECMENTI, STADIUM SUHU RAGAWI
MENURUN
GEJALA FEBRIS DAPAT MENURUN SECARA
CEPAT, SEHINGGA SUHU RAGAWI KEMBALI
NORMAL DALAM BEBERAPA JAM DINAMAKAN
“KRISIS”
FEBRIS YANG HILANG SECARA LAMBAT
DINAMAKAN “LYSIS”
TANDA-TANDA FEBRIS MENGHILANG DISERTAI
DENGAN TANDA-TANDA KEMATIAN DINAMAKAN
“KOLAPS”
 FEBRIS BERDASARKAN TINGKAT KEPARAHAN

RATA-RATA SUHU
NO FIBRIS RAGAWI DI ATAS
NORMAL (˚C)
1. FEBRIS RINGAN ± 1,5
2. FEBRIS SEDANG
± 2,5
(PYREXIA)
3. FEBRIS TINGGI ± 3,0
 FEBRIS BERDASARKAN PENYEBAB :

FEBRIS INFECTIO;
TERJADI AKIBAT DARI DIHASILKANNYA BAHAN-
BAHAN TOKSIS OLEH BAKTERI-BAKTERI YANG
SEDANG BERKEMBANG BIAK

FEBRIS ACEPTICA;
DISEBABKAN OLEH PEROMBAKAN SEL-SEL
RAGAWI SECARA BESAR-BESARAN, TANPA
ADANYA INFEKSI BAKTERIAL, MISALNYA
DISEBABKAN OLEH EKSTRAVASASI DARAH
 FEBRIS BERDASARKAN LAMA KEJADIAN :

FEBRIS EPHIMERA, BERLANGSUNG DALAM

SEHARI
FEBRIS AKUT, BERLANGSUNG DALAM 2 – 9 HARI
FEBRIS SUB AKUT, BERLANGSUNG 10 – 20 HARI
FEBRIS KRONIS, BERLANGSUNG LEBIH DARI 3
MINGGU
 BERDASARKAN TIPE FEBRIS :
NO TIPE FIBRIS KETERANGAN

SUHU RAGAWI NAIK & TETAP TINGGI DLM BEBERAPA HARI (SELISIH
1. FEBRIS SEDERHANA ≤ 1 ˚ C)

2. FEBRIS CONTINUA SAMA DENGAN F. SEDERHANA, WAKTU LEBIH LAMA

SERANGAN FEBRIS TINGGI TERJADI SEBENTAR, DAN KEMBALI LAGI

3. FEBRIS REMITTENS
DALAM WAKTU SINGKAT (SUHU ≥ 1˚ C)
FEBRIS TINGGI, MENDADAK NAIK DAN MENDADAK TURUN, LALU
4. FEBRIS INTERMITTENS TERJADI LAGI DEMIKIAN DAN SETERUSNYA

SERANGAN FEBRIS YG LEBIH LAMA LALU DISELINGI OLEH KEADAAN

5. FEBRIS REKURENS NONFEBRIS YG LEBIH LAMA PULA

6. FEBRIS ATIPIK SUHU NAIK TURUN DENGAN TDK MENURUTI ATURAN TERTENTU

SUHU RAGAWI NAIK PERLAHAN-LAHAN SAMPAI TINGGI DAN TURUN

7. FEBRIS KAMBUHAN TIBA-TIBA, DAN SIKLUS INI DIULANGI LAGI HINGGA BEBERAPA KALI

BERCIRIKAN FEBRIS TINGGI SECARA TAK BERATURAN DISELINGI

8. FEBRIS UNDULANS DENGAN SAAT-SAAT FEBRIS SEDANG
 KULIT DAN BULU/RAMBUT

KULIT
PERMUKAAN KULIT
LESIO-LESIO PRIMER
LESIO-LESIO SKUNDER

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS
SUHU KULIT
TURGOR KULIT
RAMBUT
 TURGOR KULIT
TURGOR KULIT DISEBUT PULA ELASTISITAS KULIT ATAU
KEPEGASAN ATAU KELENTURAN KULIT, DIPENGARUHI
OLEH KANDUNGAN AIR DI DALAM KULIT
DIPERIKSA DGN MENARIK KULIT KE LUAR (TERANGKAT)
ATAU MENCUBIT KULIT (LEHER DORSAL, PUNGGUNG )
KE ATAS (SEBENTAR) LALU DILEPAS.
PADA HEWAN SEHAT, SANGAT BAIK DLM HITUNGAN
DETIK (KURANG LEBIH 2-3 DETIK)
 RAMBUT
SEEKOR HEWAN MENDERITA GANGGUAN MAKAN
AKIBAT SAKIT, MEMPENGARUHI NAFSU MAKAN
DALAM WAKTU LAMA DAN AKAN MENUNJUKKAN
PADA RAMBUTNYA : SURAM, KERING, KASAR
SERTA MUDAH LEPAS/RONTOK
RAMBUT-RAMBUT YG BERDIRI DI TEMPAT-TEMPAT
YANG LOKAL DAPAT TERJADI AKIBAT INFILTRASI
CAIRAN PADA KULIT DI BAWAHNYA
KOTOR, MELEKAT SATU DENGAN YANG LAIN ME-
NANDAKAN HEWAN TIDAK DIRAWAT DENGAN BAIK
 SELAPUT LENDIR
 PEMERIKSAAN FISIK SELAPUT LENDIR (MEMBRAN
MUKOSA) YG TERLIHAT DARI LUAR (KONJUNCTIVA,
HIDUNG, MULUT, VULVA-VAGINA, PENIS-PREPUTIUM
DAN REKTUM/KLOACA
 PEMERIKSAAN DILAKUKAN DI BAWAH SINAR/CAHAYA
MATAHARI ATAU MENGGUNAKAN SENTER/LAMPU MATA
 PEMERIKSAAN DITUJUKAN PD PENILAIAN WARNA (ROS,
KEPUCATAN, KEMERAHAN, KEBIRUAN & KEKUNINGAN),
KELEMBABAN, CAPILLARY REFILL TIME, LESIO-LESIO
SERTA PENDARAHAN
 LIMFONODUS
 LIMFONODUS ATAU KELENJENJAR
GETAH BENING TERLETAK
BERDEKATAN DENGAN
PERMUKAAN KULIT/SUPERFISIAL
DAN SEBAGIAN BESAR DAPAT
DIPALPASI
 PEMERIKSAAN FISIK LIMFONODUS
PERLU DIPERHATIKAN :
KEBENGKAKAN
LOBULASI
KONSISTENSI
SUHU KULIT YG TERLETAK DI ATASNYA
ADANYA EKSUDAT
PERLEKATAN ANTARA LFD DAN KULIT ATAU
LFD & JARINGAN DI BAWAHNYA
APAKAH UNILATERAL/BILATERAL ATAU
TUNGGAL/SEMUA
  LIMFONODUS (LN) YG HARUS DIPERIKSA :
LN. MANDIBULARIS, TERDIRI 2-3 NODUS,
LETAK DEKAT
DGN KELENJAR SALIVARIUS MANDIBULARIS
LN. PHARYNGEALIS, TERDP SEPASANG, (SUB

PAROTIDEA/LN. PARAPHARYALIS DAN

RETROPARYALIS) TERLETAK DIANTARA DIANTARA
ATLAS & LARING
LN. PRAESCAPULARIS, TERLETAK DISISI
KRANIAL DARI SKAPULA
LN. AXILLARIS, TERLETAK DI KETIAK
LN. POPLITEA, TERLETAK DIANTARA M.
BICEPS FEMORALIS DAN M. SEMITENDINOSUS
LN. INGUINALI SUPERFISIALIS, PD HEWAN
BETINA TERLETAK DIANTARA DINDING ABDOMEN DAN
Pemeriksaan limfoglandula
Lgl