1
PERENCANAAN PUSKESMAS DILAKUKAN SECARA TERPADU
STANDAR 1.1
KRITERIA 1.1.1.
PERENCANAAN PUSKESMAS DILAKUKAN
Puskesmas wajib menyediakan jenis-jenis pelayanan yang ditetapkan berdasarkan visi, misi, SECARA
tujuan, danTERPADU
tata nilai, analisis kebutuhan dan harapan, analisis
peluang pengembangan pelayanan, analisis risiko pelayanan, dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang dituangkan dalam perencanaan. (lihat juga
PMP 5.1; dan PMP 5.2 )
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) bidang kesehatan yang bersifat fungsional dan unit layanan yang bekerja profesional harus memiliki Visi, Misi, Tujuan dan
Tata Nilai yang mencerminkan Tugas Pokok dan Fungsinya sebagai penyedia layanan UKM maupun UKPPP. (lihat PP 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah)
• Puskesmas wajib menyediakan pelayanan sesuai dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai, hasil analisis kebutuhan dan harapan masyarakat, hasil analisis peluang pengembangan
pelayanan, hasil analisis risiko pelayanan dan peraturan perundang-undangan
• Untuk mendapatkan hasil analisis kebutuhan masyarakat perlu dilakukan analisis situasi data kinerja Puskesmas, data status kesehatan masyarakat di wilayah kerja termasuk hasil
pelaksanaan PIS-PK yang disusun secara terpadu yang berbasis wilayah kerja Puskesmas. (UKM : 2.1.1 , 2.7.1 dan 2.8.3)
• Agar Puskesmas dapat mengelola upaya kesehatan dengan baik dan berkesinambungan dalam mencapai tujuannya, maka Puskesmas harus menyusun rencana kegiatan untuk periode
5 (lima) tahunan yang selanjutnya akan dirinci lagi ke dalam rencana tahunan Puskesmas berupa Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) sesuai siklus
perencanaan anggaran daerah
• Perencanaan Puskesmas dilakukan secara terpadu baik KMP, upaya kesehatan masyarakat (UKM), Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP), Kefarmasian, dan Laboratorium & disusun
bersama dengan sektorterkait dan masyarakat
• Rencana Usulan Kegiatan (RUK) disusun secara terintegrasi melalui penetapan Tim Manajemen Puskesmas, yang akan dibahas dalam Musrenbang Desa dan Musrenbang Kecamatan
untuk kemudian diusulkan ke Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota
• Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) dilakukan berdasarkan :
1) Alokasi anggaran sesuai Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yang disetujui oleh Dinkes Kab/Kota;
2) Membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui dengan RUK yg diusulkan dan situasi pada saat penyusunan RPK tahunan
• RPK dirinci menjadi RPK Bulanan bersama target pencapaiannya dan direncanakan kegiatan pengawasan dan pengendaliannya
• Perencanaan baik Rencana Lima Tahunan dan RPK dimungkinkan untuk dirubah/disesuaikan dengan kebutuhan saat itu apabila dalam hasil analisis pengawasan dan pengendalian
kegiatan dijumpai kondisi tertentu termasuk perubahan kebijakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
KRITERIA SIMU
1.1.1. ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA LASI
EP 2 Ditetapkan jenis-jenis pelayanan yang SK Ka Puskesmas ttg 1.Rapat penetapan 1.Kepala Puskesmas.
disediakan berdasarkan hasil identifikasi dan Jenis2 Pelayanan dan jenis layanan(GAUN) 2.Ketua tim perencana,
analisis sesuai dengan yang diminta dalam kegiatan Puskesmas 2.analisa Kebutuhan 3.Pengelola program
pokok pikiran pada paragraf terakhir. (R,D,W) dan Harapan program / pelayanan, ….. Tentang
masyarakat sbg dasar bagaiman penetapan
penetapan jenis jenis layanan
layanan.
3.Analisa kinerja,
4.analisa Resiko,
5.Peluang
Pengembangan
POKOK PIKIRAN
1 .1.2 Masyarakat sebagai penerima manfaat layanan, lintas program dan lintas sektor mendapatkan kemudahan
akses informasi tentang hak dan kewajiban pasien, jenis-jenis pelayanan, dan kegiatan-kegiatan Puskesmas
serta akses terhadap pelayanan dan penyampaian umpan balik (Lihat juga UKM : 2.2.1; 2.2.2;
EP 2 Dilakukan sosialisasi tentang hak dan 1.Ada bukti kegiatan sosialisasi ttg Wawancara kepada petugas, pqasien dan
kewajiban pasien, jenis-jenis pelayanan Hak dan Kewajiban Pasien dan keluarga pasien tentang kegiatan sosialisasi
serta kegiatan yang disediakan oleh Jenis2 pelayanan & kegiatan- dan pengetahuan ttg hak n kewajiban pasien
Puskesmas. (D,W) kegiatan Puskesmas melalui dan jenis2 pelayanan & kegiatan Puskesmas
berbagai macam media,
2.Ada media sosialisasi dalam
bentuk brosur, leaflet, baliho, dsb
EP 3 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut Wawancara kepada petugas tentang kegiatan
terhadap penyampaian informasi terkait evaluasi dan tindak lanjut perbaikan
hak dan kewajiban pasien, jenis-jenis sosialisasi ttg Hak n kewajiban pasien dan
pelayanan dan kegiatan- kegiatan 1.Rekam bukti evaluasi sosialisasi jenis2 pelayanan & kegatan Puskesmas
Puskesmas terhadap pengguna layanan, HK dan jenis layanan (jajag Wawancara kepada pengguna layanan, LP n
lintas program maupun lintas sektor pendapat dsb..) LS, tentang kegiatan sosialisasi dan
serta pemanfaatan pelayanan dan 2. Rekam bukti TL dari hasil pengetahuan ttg hak n kewajiban pasien dan
kesesuaian pelaksanaan kegiatan evaluasi sosialisasi, jenis2 pelayanan & kegiatan Puskesmas
dengan jadwal yang disusun. (D, W) 3. Bukti evaluasi pemanfaatan Wawancara kepada pengguna layanan, LP n
layanan dan kesesuaian LS, tentang kesesuaian pelaksanaan kegiatan
pelaksanaan kegiatan dengan dengan jadwal yang disusun
jadwal
EP 4 Dilakukan upaya untuk memperoleh Ada sarana, media untuk Wawancara kepada pengguna layanan, LP n
umpan balik dari masyarakat serta 1.Regester umpan balik dari menampung umpan balik LS, tentang Pengelolaan umpan balik dan
dilakukan evaluasi dan tindak lanjut masayarakat, & keluhan dari keluhan dari masyarakat dan pengguna
terhadap umpan balik. (D, O, W) 2.Media untuk memperoleh masyarakat & pengguna layanan
umpan balik, layanan, al. kotak saran,
3.Analisa dari umpan balik, media social,
4.Rekam bukti TL dari hasil pertemuan2 dengan
evaluasi umpan balik, masyarakat
5.Hasil survey Kepuasan
STANDAR 1.2
TATA KELOLA ORGANISASI PUSKESMAS DILAKSANAKAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KRITERIA 1.2.1
Struktur organisasi ditetapkan dengan kejelasan tugas, wewenang, tanggung jawab, dan tata hubungan kerja serta persyaratan jabatan
POKOK PIKIRAN
Agar dapat menjalankan tugas pokok dan fungsi organisasi, perlu disusun struktur organisasi Puskesmas yang
ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
Struktur fungsional mengacu pada PMK 43 tahun 2019
Untuk tiap jabatan yang ada dalam struktur organisasi yang telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Daerah
Kabupaten/Kota, perlu ada kejelasan tugas, wewenang, tanggungjawab dan persyaratan jabatan
Pengisian jabatan dalam struktur organisasi berdasarkan persyaratan jabatan; Karena keterbatasan jumlah tenaga,
dimungkinkan terjadi perangkapan jabatan
Efektivitas struktur dan pengisian jabatan perlu dikaji ulang secara periodik
KRITERIA DOKUMEN SIMUL
ELEMEN PENILAIAN REGULASI OBSERVASI WAWANCARA
1.2.1. BUKTI ASI
EP 1 Ada struktur organisasi Puskesmas yang ditetapkan Ada SK Kepala Dinas Kesehatan
oleh Dinas Kesehatan Daerah Kab/Kota dengan Kab/Kota ttg Struktur Organisasi
kejelasan uraian jabatan yang ada dalam struktur Puskesmas (fungsional)
organisasi yang memuat uraian tugas, tanggung jawab, Struktur fungsional mengacu pada
wewenang, dan persyaratan jabatan. (R) Pmk 43 th 2019
Dilengkapi dengan uraian jabatan,
uraian tugas, tanggung jawab dan
wewenang serta persyaratan
jabatan, serta tahubja
POKOK PIKIRAN
• Pedoman tata naskah sebagai acuan dalam penyusunan dokumen regulasi yang meliputi kebijakan, pedoman, panduan,
kerangka acuan, dan prosedur, maupun dalam pengendalian dokumen eksternal dan dokumen bukti rekaman
pelaksanaan kegiatan
• Pedoman tata naskah mengatur, al:
- Penyusunan,tinjauan & pengesahan
- Pengendalian dokumen termasuk perubahannya
- Pemeliharaan dokumen
- Pengelolaan dokumen eksternal
- Masa retensi
- Alur pneyusunan & distribusi
• Penyusunan Pedoman tata naskah Puskesmas dapat merujuk pada kebijakan masing-masing daerah dan atau sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan terkait tata naskah dinas
• Komponen Tata Naskah Puskesmas sebaiknya mengacu pada Pedoman Tata Naskah yang ditetapkan oleh Dinkes
Kab/Kota
KRITERIA ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN OBSERVASI WAWAN SIMULA
1.2.2. BUKTI CARA SI
EP 1 Ditetapkan pedoman tata naskah Ada PEDOMAN TATA
Puskesmas sebagaimana diminta NASKAH PUSKESMAS
dalam pokok pikiran (R) Sesuai yg diminta dalam
Pokok Pikiran Kriteria
1.2.2
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas perlu mengidentifikasi jaringan dan jejaring yang ada di wilayah kerja Puskesmas untuk optimalisasi
koordinasi dan atau rujukan di bidang upaya kesehatan
• Jaringan pelayanan Puskesmas meliputi: Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, dan praktik bidan desa, atau sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
• Jejaring Puskesmas meliputi UKBM, UKS, klinik, rumah sakit, apotek, laboratorium, praktik mandiri tenaga kesehatan,
dan Fasilitas kesehatan lainnya.
• Puskesmas selain melakukan pembinaan terhadap jaringan Puskesmas dan UKBM, juga melakukan pembinaan
terhadap jejaring fasilitas kesehatan tingkat pertama
• Program pembinaan meliputi aspek KMP, UKM, UKP, Kefarmasian dan Laboratorium, termasuk pembinaan ketenagaan,
sarana prasarana, dan pembiayaan dalam upaya pemberian pelayanan yang bermutu
KRITERIA 1.2.3. ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMUL
ASI
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas menyediakan data dan informasi yang dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat, maupun pengambilan keputusan pada tingkat kebijakan di Dinas Kesehatan daerah kabupaten/kota termasuk
penyampaian informasi kepada masyarakat dan pihak terkait
• Ketersediaan data dan informasi akan memudahkan Tim Peningkatan Mutu, para penanggung jawab upaya pelayanan, dan masing-
masing pelaksana pelayanan baik UKM maupun UKP, Kefarmasian dan Laboratorium dalam merencanakan, melaksanakan,
memantau, dan mengevaluasi keberhasilan upaya kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pengguna layanan
• Pengumpulan, penyimpanan, analisis data dan pelaporan data yang masuk ke dalam sistem informasi dilakukan sesuai dengan
periodisasi yang telah ditentukan
• Distribusi informasi baik secara internal maupun eksternal dilakukan sesuai dengan ketentuan
• Sistem Informasi Puskesmas, (mengacu pada Pmk 31/2019); SK tsb mencakup : Tim Pengelola SIP, Pengelolaan SIP (Pencatatan,
Pengumpulan, Penyimpanan Data, Analisis data, Pelaporan dan Distribusi Informasi); Menjamin ketersediaan data dan informasi
untuk Pengambilan Keputusan merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi keberhasilan upaya kegiatan
peningkatan mutu dan kesela matan pengguna layanan
Ada SOP Pengelolaan SIP (SOP Pencatatan, SOP Pengumpulan, SOP Penyimpanan Data, SOP Analisis data, SOP Pelaporan dan SOP
Distribusi Informasi)
Format SK dan SOP mengacu ke Tatanaskah
• Ada SOP Pengelolaan SIP (SOP Pencatatan, SOP Pengumpulan, SOP Penyimpanan Data, SOP Analisis data, SOP Pelaporan dan SOP
Distribusi Informasi)
• Format SK dan SOP mengacu ke Tatanaskah
KRITERIA Elemen Penilaian REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMU
1.2.4. LASI
EP 1 Dilaksanakan pengumpulan, 1. Ada program kerja, Wawancara
penyimpanan, analisis data dan 2. Ada kegiatan kepada petugas
pelaporan serta distribusi informasi 1. SK Penetapan pengelola pengumpulan, ttg Pelaksanaan
sesuai dengan ketentuan MDI, pengolahan, analisa Sistem Informasi
perundang-undangan terkait Sistem 2. SK Penyelenggaraan MDI, data, penyimpanan Puskesmas, dan
Informasi Puskesmas (R, D, W) 3. Pedoman/ Panduan MDI, dan pelaporan data, pemanfaatan
4. SOP-2 MDI (SOP 3. Rekam Bukti data/informasi
Pencatatan, pelaksanaan kegiatan untuk pelayanan
SOP Pengumpulan, MDI (absensi laporan, maupun untuk
SOP Pemyimpanan Data, bukti laporan, rekap manajemen
SOP Analisis Data, laporan dsb),
SOP Pelaporan , dan 4. Notulen pertemuan
SOP Distribusi Informasi) MDI
KRITERIA 1.3.1
Ketersediaan SDM
POKOK PIKIRAN
• Pemenuhan kebutuhan SDM di Puskesmas berdasarkan jumlah, jenis dan kompetensi maka perlu dilakukan analisis jabatan dan
analisis beban kerja
• Penyusunan analisis jabatan dan analisis beban kerja mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Analisis Jabatan yang dimaksud di Puskesmas merujuk pada jabatan sesuai dengan struktur organisasi Puskesmas, jabatan fungsional
tenaga Puskesmas, dan jabatan pelaksana di Puskesmas.
• Pemenuhan SDM tersebut dimaksudkan untuk memberikan pelayanan sesuai kebutuhan dan harapan pengguna layanan dan
masyarakat
KRITERIA SIMULA
1.3.1. ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SI
POKOK PIKIRAN
• Kepala Puskesmas menetapkan uraian tugas setiap pegawai sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pelayanan
• Uraian tugas pegawai berisi tugas pokok dan tugas tambahan serta kewenangan dan tanggung jawab yang ditetapkan
oleh Kepala Puskesmas.
• Kepala Puskesmas dalam menetapkan tugas pokok memperhatikan: jenis pelayanan, kegiatan dan SK jabatan fungsional
• Bagi pegawai non ASN, tugas pokok adalah tugas yang sesuai dengan surat keputusan pengangkatan sebagai tenaga
kesehatan di Puskesmas berdasarkan standar kompetensi lulusan
• Tugas tambahan adalah tugas yang diberikan kepada pegawai untuk mendukung kelancaran pelaksanaan program dan
kegiatan
• Penilaian kinerja pegawai dilakukan untuk melihat capaian sasaran kerja baik ASN maupun non ASN, mengurangi variasi
pelayanan, dan meningkatkan kepuasan pengguna layanan
• Indikator penilaian kinerja setiap pegawai Puskesmas disusun dan ditetapkan berdasarkan uraian tugas dan tata nilai
yang disepakati
KRITERIA SIMULA
1.3.2. Elemen Penilaian REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SI
EP 1 Ada penetapan uraian tugas yang 1. Penyusunan uraian
berisi tugas pokok dan tugas tugas pegawai
tambahan untuk setiap pegawai. (R 2. sosialisasi uraian
tugas, dan
pemahaman uraian
tugas
EP 2 Ditetapkan indikator penilaian kinerja Ada SK ttg penilaian
pegawai sebagaimana diminta dalam kinerja pegawai
pokok pikiran. (R) ( sebaiknya berupa SK
Payung untuk penilaian
kinerja pegawai, mulai
dari Tata cara penilaian
Kinerja, indikator kinerja,
periodisasi, cara analisa
data, dan tindak
lanjutnya )
EP 3 Dilakukan penilaian kinerja pegawai wawaancara
minimal setahun sekali dan tindak kepada Kepala
lanjut terhadap hasil penilaian kinerja Ada dokumen hasil Puskesmas dan
pegawai untuk upaya perbaikan. (D, penilaian kinerja PJ tentang
W) pegawai ( SKP , DP3 pelaksanaan
atau yg lainnya ), penilaian
Ada RTL dan TL nya kinerja
pegawai
KRITERIA 1.3.3
Setiap pegawai mempunyai dokumen (file) kepegawaian yang lengkap dan mutakhir
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas wajib menyediakan file kepegawaian untuk tiap pegawai yang bekerja di Puskesmas sebagai bukti bahwa pegawai yang
bekerja memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan dilakukan upaya pengembangan untuk memenuhi persyaratan tersebut.
• Tenaga Kesehatan yang bekerja di Puskesmas harus mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR), dan atau Surat Izin Praktik (SIP) sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan
• File kepegawaian tiap pegawai berisi antara lain:
- bukti pendidikan (ijazah) dan verifikasinya
- bukti surat tanda registrasi (STR) dan verifikasinya secara periodik
- bukti surat izin praktik (SIP) dan verifikasinya secara periodik
- uraian tugas pegawai dan/atau rincian wewenang klinis tenaga kesehatan
- bukti sertifikat pelatihan
- bukti pengalaman kerja jika dipersyaratkan
- hasil penilaian kinerja pegawai
- bukti kebutuhan pengembangan/pelatihan
- bukti evaluasi penerapan hasil pelatihan
- bukti pelaksaanaan orientasi.
KRITERIA ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMU
1.3.3. LASI
EP 3 Ada program dan pelaksanaan 1. Ada program kerja imunisasi Wawancara kepada
imunisasi bagi pegawai sesuai dengan karyawan, Tim K-3 dan petugas
tingkat risiko dalam pelayanan. (D, W) 2. Ada pelaksanaan imunisasi tentang
sesuai rencana, implementasi K-3
3. Ada R/R
EP 4 Dilakukan konseling dan tindak lanjut 1. Ada regester kasus K3, Wawancara kepada
terhadap pegawai yang terpapar 2. Ada rekam kegiatan konseling, Tim K-3 dan petugas
penyakit infeksi, kekerasan, atau 3. Ada rekam bukti TL konseling tentang
cedera akibat kerja. (D, W) implementasi K-3
STANDAR 1.4
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)
KRITERIA 1.4.1
Disusun dan diterapkan rencana program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) yang meliputi keselamatan dan keamanan fasilitas,
pengelolaan bahan dan limbah berbahaya, manajemen bencana, pengamanan kebakaran, alat kesehatan dan system utilisasi
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas perlu menyusun program MFK
a. Manajemen Keselamatan dan keamanan
b. Manajemen bahan dan limbah berbahaya dan beracun
c. Manajemen Bencana/disaster
d. Manajemen Penanganan Kebakaran
e. Manajemen Alat Kesehatan
f. Manajemen system utilisasi
g. Pendidikan (edukasi) petugas
• Dilakukan identifikasi dan pembuatan peta risiko (huruf a sd f)
• Tetapkan tim atau petugas yang menjalankan program MFK
• Dilakukan evaluasi minimal per tri wulan, yaitu:
• Keselamatan & keamanan
• Pengelolaan b3 limbah b3
• Manajemen kedaruratan
• Pengamanan kebakaran
• Peralatan Kesehatan
• Sistem utilisasi
• Diklat mfk
KRITERIA OBSERVAS WAWANCA SIMUL
1.4.1. ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI I RA ASI
EP 1 Terdapat petugas yang
bertanggung jawab dalam MFK
serta tersedia program MFK yang 1. Ada SK Penunjukan PJ /
Tim MFK.
ditetapkan setiap tahun
berdasarkan identifikasi risiko. (R) 2. Pedoman MFK,
3. Ada SOP-2 MFK,
4. Ada Program Kerja MFK
POKOK PIKIRAN
• Program untuk keselamatan dirancang untuk mencegah terjadinya cedera bagi pasien, petugas, pengunjung
dan masyarakat akibat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), seperti tertusuk jarum, tertimpa bangunan,
kebakaran, gedung roboh, dan tersengat listrik
• Program keselamatan bagi petugas terintegrasi dengan program keselamatan dan kesehatan kerja
• Program untuk keamanan perlu direncanakan untuk mencegah terjadinya kejadian kekerasan fisik maupun
cedera akibat lingkungan fisik yang tidak aman seperti penculikan bayi, pencurian, dan kekerasan pada
petugas
• Apabila Puskesmas mengalami renovasi dan atau konstruksi bangunan maka perlu disusun Infection Control
Risk Assesment (ICRA) renovasi untuk memastikan proses renovasi dan atau konstruksi bangunan dilakukan
secara aman dan mengontrol terjadinya penyebaran infeksi (lihat juga PPI 5.5.2
KRITERIA Elemen Penilaian REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCA SIMUL
1.4.2. RA ASI
EP 1 Dilakukan identifikasi terhadap PROGRAM 1. Ada kebijakan/ aturan ttg identifikasi pengamatan terhadap
pengunjung, petugas dan petugas KESELAMATAN pengunjung puskesmas, identifikasi : KARTU
alih daya (outsourcing) (D,O,W DAN KEAMANAN 2. Ada rekam bukti identifikasi terhadap IDENTITAS, seragam
pengunjung, karyawan, outsourching,
identifikasi pasien dan
pengunjung
EP 2 Dilakukan inspeksi fasilitas secara 1. Ada Format monitoring, pengamatan terhadap
berkala meliputi bangunan, 2. Ada jadwal kegiatan inspeksi fasilitas, pemeliharaan fasilitas dan
prasarana dan peralatan (D,O,W) 3. Ada rekam bukti inspeksi fasilitas fungsinya
secara berkala,
4. Ada dokumen hasil ispeksi, dan RTL
Nya
EP 3 Dilakukan simulasi terhadap kode 1. Ada KAK, Pengamatan terhadap
darurat secara berkala. (D, O,W) 2. Ada Rekam bukti simulasi terhadap pengetahuan dan
kode Darurat, ketrampilan petugas dalam
3. Ada TL berupa perbaikan prosedur dari operasionalisasi fasilitas
hasil simulasi
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) ikut bertanggung jawab untuk berperan aktif dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bila
terjadi bencana baik internal maupun eksternal.
• Strategi untuk menghadapi bencana perlu disusun sesuai dengan potensi bencana yang mungkin terjadi berdasarkan hasil penilaian kerentanan bahaya
(Hazard Vulnerability Assesment).
• Program kesiapan menghadapi bencana disusun dan disimulasikan (setiap tahun secara internal atau melibatkan komunitas secara luas, terutama ditujukan
untuk menilai kesiapan sistem 2) sampai dengan 6) yang telah diuraikan di bagian c kriteria 1.5.1.
• Setiap pegawai wajib mengikuti pelatihan/ lokakarya dan simulasi pelaksanaan program tanggap darurat yang diselenggarakan minimal setahun sekali agar
siap jika sewaktu-waktu terjadi bencana
• Debriefing adalah sebuah review yang dilakukan setelah simulasi bersama peserta simulasi dan observer yang bertujuan untuk menindaklanjuti hasil dari
simulasi.
• Hasil dari kegiatan debriefing didokumentasikan
• Puskesmas ikut bertanggungjawab dalam berperan aktif dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bila terjadi bencana baik internal maupun eksternal
• Strategi dan rencana untuk menghadapi bencana perlu disusun sesuai dengan potensi bencana yang mungkin terjadi berdasarkan hasil penilaian kerentanan
bahaya (Hazard Vulnerability Assesment), meliputi:
1. identifikasi jenis, kemungkinan, dan akibat dari bencana yang mungkin terjadi,
2. menentukan peran Puskesmas jika terjadi bencana dgn tetap memperhatikan keberlangsungan layanan dan tindak lanjut terhadap bencana,
3. strategi komunikasi jika terjadi bencana,
4. manajemen sumber daya,
5. penyediaan pelayanan dan alternatifnya,
6. identifikasi peran dan tanggung jawab tiap karyawan, dan
7. manajemen konflik yang mungkin terjadi pada saat bencana
• Program persiapan bencana disimulasikan (disaster drill) setiap tahun secara internal atau melibatkan komunitas secara luas, khususnya nomer 3 sd 7
• Setiap karyawan wajib mengikuti pelatihan/ lokakarya dan simulasi dalam pelaksanaan program tanggap darurat
• PROGRAM PENANGGULANGAN BENCANA INTERNAL & EKSTERNAL
- Identifikasi risiko bencana internal & eksternal
- Hazard vulnerability assessment
- Pembentukan tim tanggap/ penanggulangan bencana
- Penyusunan disaster plan
- Edukasi & simulasi penanggulangan bencana
Penentuan kejadian
Pengembangan
ko n s e p skenario
Ris k Kaji ulang
Penetapan
Kebijakan Strategi
Ketersediaan sumber
Proyeksi Analisa kesenjangan daya
D is a s te r /Eks p o s ure kebutuhan
Rencana tindaklanjut
Formalisasi
Sumber:
“Pengantar Perencanaan Kontijensi” oleh
Aktivasi Bakornas PBP
• KONTIJENSI; Kontijensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi mungkin juga tidak akan terjadi
• Rencana Kontijensi adalah suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana yang didasarkan pada situasi kontijensi atau situasi yg
belum tentu terjadi .
• Sebuah rencana kontijensi ada kemungkinan tidak dilakukan (diaktifkan) jika keadaan yang diprediksi tidak terjadi
• Prinsip2 Rencana Kontijensi:
- Dilakukan bersama sama dengan stake holder dan multi-sektor yang terlibat.
- Skenario dan tujuan disepakati.
- Dilakukan secara terus terang.
- Menetapkan peran dan tugas pelaku.
- Menyepakati konsensus.
- Dibuat untuk menghadapi keadaan darurat.
• SIMULASI DAN EVALUASI TAHUNAN
- Diprogramkan dan dilaksanakan Minimal setahun sekali
- Diikuti seluruh staf dan karyawan serta Komunitas secara luas
- Melakukan Debriefing seusai simulasi
- Menindak lanjuti Debriefing hasil simulasi
- Hasil debriefing didokumentasikan
• Tujuan simulasi dan evaluasi tahunan yaitu:
- Mengukur kinerja Seluruh komponen
- Identifikasi area yang perlu perbaikan
- Meningkatkan kemampuan staf dan karyawan menghadapi bencana
- Pemanfaatan sumber daya
- Implementasi: Program, prosedur, Kebijakan terkait
• Kegiatan simulasi bisa berupa emergency drill, workshop, seminar, table top, fullscale, dll
KRITERIA Elemen Penilaian REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULAS
1.4.4. I
EP 1 EP 1.Dilakukan identifikasi risiko
terjadinya bencana internal dan Ada pembentukan Tim
1. Ada dokumen HVA,
eksternal sesuai dengan letak Tanggap/ 2. Ada Peta Bencana, 3. Ada
geografis Puskesmas dan akibatnya Penanggulangan
Rencana kontingensi,
terhadap pelayanan. (D Bencana
EP 2 EP 2.Dilaksanakannya program
manajemen bencana meliputi angka 1. Ada Program Penanggulangan
satu sampai dengan angka tujuh Bencana,
huruf c pada kriteria 1.4.1. (D, W). 2. Ada Pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan Rencana,
3. Ada rekam bukti Pelaksanaan
kegiatan,
4. Ada Rencana Kontingensi,
POKOK PIKIRAN
• Dalam rangka meningkatkan pemahaman, kemampuan, dan keterampilan dalam pelaksanaan Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan (MFK) perlu dilakukan
pendidikan petugas agar dapat menjalankan peran mereka dalam menyediakan lingkungan yang aman bagi pasien, petugas, dan masyarakat.
• Pendidikan petugas dapat berupa edukasi, pelatihan, dan in house training/workshop/lokakarya.
• Pendidikan petugas sebagaimana dimaksud tertuang dalam rencana program pendidikan manajamen fasilitas dan keselamatan
EP 6 6. Hasil pengawasan, pengendalian dan penilaian
kinerja dalam bentuk Laporan Penilaian Kinerja 1, Ada rekam bukti
Puskesmas (PKP), serta upaya perbaikan kinerja pengiriman laporan
dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Daerah Penilaian kinerja
Kabupaten/ Kota (D) Puskesmas dan Laporan
Upaya Perbaikannya. 2.
Ada bukti verifikasi dan
Umpan Balik hasil PKP
dari Dinas Kesehatan
KRITERIA 1.5.2
Lokakarya mini lintas program dan lokakarya mini lintas sektor dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur
POKOK PIKIRAN
• Proses maupun hasil pelaksanaan upaya Puskesmas perlu dikomunikasikan oleh Kepala Puskesmas, Penanggung jawab Upaya baik KMP, UKM, dan UKPP kepada serta lintas program dan lintas sektor terkait agar ada kesamaan
persepsi untuk efektivitas pelaksanaan upaya Puskesmas.
• Komunikasi dan koordinasi Puskesmas melalui Lokakarya mini bulanan lintas program dan Lokakarya mini triwulan lintas sektor dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
• Lokakarya mini bulanan digunakan untuk : menyusun secara lebih terinci kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan selama 1 (satu) bulan mendatang, khususnya dalam waktu, tempat, sasaran, pelaksana kegiatan, dukungan
(lintas program dan sektor) yang diperlukan, serta metode dan teknologi yang digunakan; menggalang kerjasama dan keterpaduan serta meningkatkan motivasi petugas.
• Lokakarya mini triwulan digunakan untuk : menetapkan secara konkrit dukungan lintas sektor yang akan dilakukan selama 3 (tiga) bulan mendatang, melalui sinkronisasi/harmonisasi RPK antar-sektor (antar-instansi) dan
kesatupaduan tujuan; menggalang kerjasama, komitmen, dan koordinasi lintas sektor dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan pembangunan di tingkat kecamatan; meningkatkan motivasi dan rasa kebersamaan dalam
melaksanakan pembangunan masyarakat kecamatan
KRITERIA ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULA
1.5.2. SI
POKOK PIKIRAN
• Kinerja Puskesmas yang dilakukan perlu dipantau apakah mencapai target yang ditetapkan, yang dapat dilakukan
melalui audit internal dan tinjauan manajemen
• Audit internal merupakan salah satu mekanisme pengawasan dan pengendalian yang dilakukan secara sistematis
oleh tim audit internal yang dibentuk oleh Kepala Puskesmas
• Jika ada permasalahan yang ditemukan dalam audit internal tetapi tidak dapat diselesaikan sendiri oleh pimpinan
dan pegawai Puskesmas, maka permasalahan tersebut dapat dirujuk ke Dinas Kesehatan daerah Kabupaten/Kota
untuk ditindak lanjuti
• Pelaksanaan kinerja direncanakan dan dipantau serta ditindaklanjuti.
• Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab Mutu secara periodik melakukan pertemuan tinjauan manajemen untuk
membahas umpan balik pelanggan, keluhan pelanggan, hasil audit internal, hasil penilaian kinerja, perubahan
proses penyelenggaraan Upaya Puskesmas dan kegiatan pelayanan Puskesmas, maupun perubahan kebijakan mutu
jika diperlukan, serta membahas hasil pertemuan tinjauan manajemen sebelumnya, dan rekomendasi untuk
perbaikan.
• Pertemuan tinjauan manajemen dipimpin oleh Penanggung jawab Mutu
KRITERIA Elemen Penilaian REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVAS WAWAN SIMULA
1.5.3. I CARA SI
EP 1 Kepala Puskesmas membentuk tim 1. SK Tim Audit Internal,
audit internal dengan uraian tugas, dilengkapi dengan uraian
wewenang, dan tanggung jawab tugas, tanggung jawab
yang jelas. (R) dan wewenang
2. Pedoman Audit Internal
dan Pertemuan Tinjauan
Manajemen. 3. SOP-2
Audit Internal dan RTM
EP 2 Disusun rencana program audit Rencana Program Tahunan
internal tahunan yang dilengkapi Audit Internal (Audit Plan)
kerangka acuan audit dan dilakukan KAK Audit Internal
kegiatan audit sesuai dengan
rencana yang telah disusun. (R)
EP 3 Ada laporan dan umpan balik hasil 1. ada dokumen laporan hasil
audit internal kepada Kepala audit, dg tembusan kepada
Puskesmas, Tim Mutu, pihak yang tim mutu, auditee, dan unit
diaudit dan unit terkait. (D) terkait,
2. Ada rekomendasi
perbaikan
EP 4 Tindak lanjut dilakukan terhadap 1. ada rekam bukti
temuan dan rekomendasi dari hasil pelaksanaan intervensi
audit internal baik oleh kepala Tindak Lanjut dari
Puskesmas, penanggung jawab rekomendasi AI,
maupun pelaksana. (D) 2. Ada hasilnya..
EP 5 Kepala Puskesmas bersama dengan 1. Ada KAK,
Tim Mutu merencanakan pertemuan
tinjauan manajemen dan 2. Ada Rekam bukti
Ada KAK dan SOP Pertemuan Pelaksanaan RTM sesuai
pelaksanaan pertemuan tinjauan Tinjauan Manajemen (PTM) KAK,
manajemen dilakukan dengan 3. Ada Rekomendasi
agenda sebagaimana pokok pikiran.
(D, W) perbaikan,
EP 6 Rekomendasi hasil pertemuan 1. Ada Rekam bukti intervensi
tinjauan manajemen ditindaklanjuti dari Rekomendasi
dan dievaluasi. (D) perbaikan,
2. Ada perubahan-2 yag
diperlukan untuk
perbaikan,
STANDAR 1.6.
PERAN DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
KRITERIA 1.6.1
Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap Puskesmas
sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota dalam rangka perbaikan
kinerja Puskesmas
POKOK PIKIRAN
• Dalam rangka menjalankan tugas, fungsi dan tanggung jawab, Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota melakukan
bimbingan teknis dan supervisi, pemantauan evaluasi, dan pelaporan serta peningkatan mutu pelayanan kesehatan
• Pembinaan yang dilakukan Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota dalam hal penyelenggaraan Puskesmas mulai
dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan hingga evaluasi kinerja Puskesmas
• Pembinaan tersebut dilaksanakan secara periodik termasuk pembinaan dalam rangka pencapaian target PIS PK,
target Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan Program Prioritas Nasional (PPN), serta pemenuhan standar
akreditasi
• Tugas pembinaan meliputi: pendampingan persiapan penilaian untuk survei akreditasi termasuk pra survei,
pendampingan pasca survei dalam rangka tindaklanjut hasil rekomendasi surveiior (penyusunan PPS), pembinaan
mutu pasca survei dan monev mutu.
KRITERIA
1.6.1. OBSERVA WAWAN SIMULAS
Elemen Penilaian REGULASI DOKUMEN BUKTI SI CARA I
EP 1 Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota
menetapkan struktur organisasi Ada SK Kepala Dinas
Puskesmas sesuai dengan ketentuan tentang SO Puskesmas
peraturan perundang-undangan. (R) ( lengkap dengan uraian
tugas tanggung jawab,
wewenang dan persyaratan
jabatan, serta Tahubjanya
EP 2 Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota
menetapkan kebijakan pembinaan 1. Ada program kerja
Puskesmas secara periodik yang pembinaan ke
dituangkan dalam program kerja yang 1. Ada SK TPCB / TPMDK, Puskesmas, maupun
jelas dan terukur (R, D) 2. Ada Pedoman surat pemberitahuan dari
Pelaksanaan TPCB / Dinas,
TPMDK 2. Ada jadwal pembinaan,
3. Ada Format pembinaan,
4. Ada hasil pembinaan
EP 3 Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah
Kabupaten/ Kota melaksanakan 1. Ada surat pemberitahuan
pembinaan secara terpadu termasuk pembinaan ke
pembinaan oleh tim TPMDK sesuai puskesmas,
ketentuan kepada Puskesmas secara 2. Ada Rekam bukti
periodik dengan menggunakan indikator pembinaan oleh Dinas
pembinaan program dan menyampaikan Kesehatan ( buku tamu,
hasil pembinaan kepada Puskesmas. hasil feed back hasil
(D,W) pembinaan, rekam bukti
pertemuan dsb)
KRITERIA ELEMENT PENILAIAN REGULASI DOKUMEN OBSERVASI WAWANCA SIMULA
RA SI
EP 4 Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Ada rekam bukti pendampingan Dinas
Kota melakukan pendampingan penyusunan dalam penyusunan RUK ( ada lembar
Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas dan verifikasi dsb…)
Rencana Pelaksanaan Kegiatan. (D, W)
EP 5 Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ 1. Ada usulan Puskesmas ke Dinas
Kota menindaklanjuti pelaksanaan lokakarya sebagai hasil rekomendasi dari
mini Puskesmas yang menjadi wewenang minilokakarya,
dalam rangka membantu menyelesaikan 2. Ada tanggapan dari Dinas
masalah kesehatan yang tidak bisa diselesaikan Kesehatan berupa ….
di tingkat Puskesmas. (D, W)
EP 7 Puskesmas melakukan tindak lanjut terhadap 1. Ada feed back hasil pembinaan
hasil pembinaan Dinas Kesehatan Daerah oleh Dinas Kesehatan,
Kabupaten/ Kota. (D, W) 2. Ada Rencana menindaklanjuti
hasil feedback,
3. Ada rekam bukti intervensi tindak
lanjut dari yang ditrencanakan.
pembinaan Dinas Kesehatan ke
Puskesmas