KELOMPOK 1
Toilet training merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu
mengontrol dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar.
Seperti halnya pada usia toodler, kemampuan sfingter uretra untuk
mengontrol rasa ingin berkemih dan sfingter ani untuk mengontrol rasa
ingin defekais mulai berkembang. Dimana seiring kemampuan anak
yang telah mampu untuk berjalan yaitu antara usia 18-24 bulan. Namun
kesiapan fisik, psikologi, dan intelektual, iyu semua sangat berpengaruh
pada sukses tidaknya toilet training
Contohkan aktivitas bertoliet
Contohkan kepada anak tenteng aktivitas bertoilet, baik itu pipis,
buang air besar, mandi, cuci kaki dan cuci tangan. Tujuannya agar
anak memahami kalau mau bersih-bersih tubuh tempatnya ditoilet
Berapa jam sekali biasanya anak pipis. Jika sudah tahu waktunya
makabeberapa menit sebelumnya ajak anak ke toilet. Selai
membiasakan buar air kecil ditoliet juga menumbuhkan motivasi
anak agar terus melakukannya dengan baik
Bangun tengah malam
Sulit bagi balita untuk tidak mengompol saat tidur malam tetapi kita
bisa mengatasi dengan mengajaknya untuk pipis sebelum tidur, tidak
tidur sambil minum susu dan siap bangun tengah malam untuk
mengajaknya pipis ditoilet
Beri penghargaan
Jika anak mampu melakukan toilet training ingatlah selalu untuk
memberinya penghargaa. Misl, ia mampun menahan pipisnya hingga
ia mampu menyampaikan keinginan pipis atau pup dan tidak
mengompol. Penghargaan bisa berupa pujian kecupan, pelukan atau
belaian
Harus konsisten
Lakukan pelatiahan secara konsistendan terus menerus
sehingga anak bisa terus belajar dan memperbaiki
kesalahannya.
Tujuan Anticipatory
Guidance Pada Usia
Toddler
• Mengoptimalkan hubungan orang tua
dengan anak & mendorong kepada
berbagai perilaku yang sehat bagi anak
• Membantu orang tua untuk dapat
memahami dampak temperamen anak
serta lingkungannya terhadap
pertumbuhan & perkembangan anak
• Mengantisipasi kemampuan perilaku &
masalah yang biasa muncul pada usia
toddler
Karakteristik Anak Usia
Toddler