Anda di halaman 1dari 25

Pengantar

 Sebagai alat komunikasi verbal


bahasa merupakan suatu sistem
lambang bunyi yang bersifat arbitrer.
Artinya, tidak ada hubungan wajib
antara lambang/yang menandai
(berupa kata atau leksem) dengan
referen/yang ditandai (baik benda
maupun konsep).
 Karena kearbitreran itulah makna sebagai
objek studi semantik sangat tidak jelas
strukturnya dibandingkan dengan sintaksis
dan morfologi.
 Bahkan, aliran linguistik struktural
behaviorisme (setiap data keilmuan harus
bisa diamati secara empiris) beranggapan
semantik bukan merupakan bagian sentral
melainkan periferal studi bahasa (Hockett,
1958).
 Barumulai tahun 60-an semantik
mendapat tempat yang sejajar
karena orang menyadari bahwa
kegiatan berbahasa tidak lain
kegiatan mengekspresikan
lambang untuk menyampaikan
makna kepada mitra tutur atau
lawan tutur.
Pengertian
 Semantik (semantics) dari bahasa Yunani :
sema `tanda/lambang`verbanya semaino
`melambangkan/menandai` atau to
signify ‘memaknai’. Perancisnya signé
linguistique.
 Semantik adalah studi linguistik yang
mempelajari makna/arti dalam bahasa.
 Jadi, semantik merupakan salah satu 3
tataran analisis bahasa, yaitu fonologi,
gramatika (sintaksis dan morfologi), dan
semantik.
Pengertian
 A. Bahasa awalnya adalah bunyi-bunyi
abstrak yg mengacu pada adanya lambang-
lambang tertentu
 B. lambang-lambang mrpkan seperangkat
system yang memiliki wadah dan hubungan
tertentu.
 C. seperangkat lambang yg memiliki bentuk
dan hubungan itu mengasosisikan adanya
makna tertentu (Palmer, 1981:5)
Lingkup Kajian Semantik
Semiotika: ilmu/teori tentang lambang dan
tanda (baik bahasa, lalu lintas, dan kode
morse). Jadi, semiotika adalah sesuatu
yang berhubungan dengan sistem
lambang dan tanda dalam seluruh aspek
kehidupan manusia.
Semiotika = semiologi
Semantik hanya membicrakan makna yang
berkenaan dengan bahasa sebagai alat
komunikasi verbal.
Teks dan Konteks
 Teks : tanda linguistik bentuk verbal
 Konteks : verbal dan nonverbal (keduanya
adalah tanda semiotik)

Contoh
Contoh
Contoh
Ilmu yang berhubungan erat
dengan Semantik
Sosiologi erat dengan semantik karena sering
penggunaan kata tertentu untuk menandai
identitas kelompok tertentu (mis. OPM,
GAM, dsb.)
Antropologi erat dengan semantik karena
analisis makna suatu bahasa dapat
menjanjikan klasifikasi praktis tentang
kehidupan budaya pemakainya (mis.
Ngaben, Nyekar, Nyadran, dsb)
Bahasa itu bersifat unik dan
mempunyai hubungan yang
sangat erat dengan budaya
masyarakat pemakainya, maka
analisis suatu bahasa hanya
berlaku untuk bahasa itu saja
tidak dapat digunakan untuk
menganalisis bahasa lainnya.
Misal: iwak.
Hal itu disebabkan oleh suatu
kenyataan bahwa bahasa
merupakan produk budaya dan
sekaligus wadah kebudayaan
masyarakat bahasa bersangkutan,
misalnya kata ‘gedang’ bagi
masyarakat Sunda= ‘pepaya’,
sedangkan di masyarakat Jawa=
‘pisang’.
Hubungan tanda dan referen itu tidak selalu
satu lawan satu.

t r

r
t
r

t
r
t
Objek Semantik
1. Kata
2. Frase
3. Klausa
4. Kalimat
5. Wacana.
Kata
 Morfem atau kombinasi morfem yang oleh
bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil
yang dapat diujarkan sebagai bentuk bebas
 Satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri terdiri
dari morfem, misal : batu, kelereng, atau
gabungan mofem, misal: mengikuti, pancasila
 Morfem : satuan bahasa terkecil yang maknanya
relatif stabil dan yang tidak dapat dibagi atas
bagian bermakna yang lebih kecil.
Frase, Klausa, Kalimat, Wacana
 Frase: gabungan dua kata atau lebih yang tidak
predikatif
 Klausa: satuan gramatikal yang berupa
kelompok kata sekurang-kurangnya terdiri dari
subjek dan predikat dan berpotensi menjadi
kalimat
 Kalimat: satuan bahasa yang secara relatif
berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final
yang secara faktual dan potensial terdiri atas
klausa.
 Wacana: keseluruhan tutur yang mrpkn suatu
kesatuan ***
Cakupan Kajian Semantik
1. Semantik Leksikal (yang diselidiki
makna pada leksem-leksem/
leksikon)
2. Semantik Gramatikal (pada
morfologi: hubungan
leksem/kata; pada tataran
sintaksis: kategori dan peran)
Leksem
 Satuan leksikal dasar yang abstrak yang
mendasari pelbagai bentuk kata
 Satuan terkecil dalam leksikon
 Leksikon: kosa kata, komponen bahasa
yang memuat semua informasi tentang
makna dan pemakaian kata dalam bahasa
Leksem
Dalam semantik leksem dimaknai
satuan bahasa bermakna.
• Ada leksem satu kata, misalnya meja,
kucing, beras.
• Ada leksem dua kata/lebih, misalnya
meja hijau `pengadilan`,
bertekuk lutut `menyerah`,
tamu tak diundang `pencuri`.
Morfem, Leksem, Kata, dan
Leksikon
 Morfem:
 1. bebas> satuan terkecil yg memiliki
makna=kata (rumah, pergi, dsb.)
 2. terikat> (afiks: ke, di, me)
 Leksem: satuan leksikal dasar dan
abstrak bs berdiri sendiri atau mendasari
bentuk lain (membunuh, terbunuh,
dibunuh,dsb.) atau bergabung dengan
bentuk lain.
Contoh
 Dalam bahasa inflektif. Misalnya dlm bhs
Inggris (sleep, slept, sleeping)
 dalam bhs Arab> ((‫ق&&ارء‬-‫ق&&را&ن‬-‫ي&&قرأ‬-‫ق&&ر&أ‬
 ‘Kirik’ (Jw.) mewakili simbol frasa ‘anak
anjing’. Keduanya adalah leksem, tetapi
‘anak anjing’ tdk dapat ‘anak’ saja krn
mempunyai makna yg berbeda dengan
‘anak anjing’
Kata dan Leksikon
 Kata: satuan terkecil dlm bahasa yg
memiliki makna dan dapat berdiri sendiri
> morfem tunggal (batu, rumah, datang,
dsb).
> gabungan morfem (membatu,
merumahkan, dsb.)
 Leksikon: kosakata atau kekayaan kata
yg dimiliki suatu bahasa/kamus
sederhananya
Leksikal
 berkaitan dengan kata,
 berkaitan dengan leksem
 Berkaitan dengan kosakata
Analisis Wacana
Analisis wacana menelaah
hubungan antar anggota wacana
(yaitu hubungan kalimat yang
satu dengan kalimat lainnya
dalam satu kesatuan makna yang
utuh).

Anda mungkin juga menyukai