Anda di halaman 1dari 76

IMPLEMENTASI (GERMAS)

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT &


DUKUNGAN PENANGANAN STUNTING
DI KABUPATEN TEGAL

Dr. MELIANSYORI (KABID KESMAS DINKES)


Pembangunan kesehatan pada hakekatnya
adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
Saat ini, Indonesia tengah mengalami
perubahan pola penyakit yang sering
disebut transisi epidemiologi yang ditandai
dengan meningkatnya kematian dan
kesakitan akibat penyakit tidak menular
(PTM) seperti stroke, jantung, diabetes
dan lain-lain.
Dampak meningkatnya kejadian PTM adalah
meningkatnya pembiayaan pelayanan kesehatan yang
harus ditanggung oleh masyarakat dan pemerintah;
menurunnya produktivitas masyarakat; menurunnya
daya saing negara yang pada akhirnya mempengaruhi
kondisi sosial ekonomi masyarakat itu sendiri
HL Bloem (1908) telah mengidentifikasi bahwa
derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4
faktor yakni: Perilaku, Lingkungan, Pelayanan
kesehatan dan Keturunan. Faktor Perilaku dan Faktor
Lingkungan memegang peran lebih dari 75% dari
kondisi derajat kesehatan masyarakat.
Perbaikan lingkungan dan perubahan perilaku
kearah yang lebih sehat perlu dilakukan secara
sistematis dan terencana oleh semua komponen
bangsa; untuk itu GERAKAN MASYARAKAT
HIDUP SEHAT (GERMAS) menjadi sebuah pilihan
dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang lebih baik.
OLEH SEBAB ITU............

PENYAKIT TIDAK MENULAR DAPAT DICEGAH

Melalui

GERAKAN MASYARAKAT
HIDUP SEHAT (GERMAS)
INPRES no.1 tahun 2017
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT

Dalam rangka mempercepat dan


mensinergikan
tindakan dari upaya promotif dan preventif
hidup sehat guna meningkatkan produktifitas
penduduk dan menurunkan beban
pembiayaan pelayanan kesehatan akibat
penyakit
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT

PENGERTIAN
Suatu tindakan yang sistematis dan
terencana
yang dilakukan secara bersama-sama
oleh seluruh komponen bangsa
dengan kesadaran, kemauan dan
kemampuan berperilaku sehat untuk
meningkatkan kualitas hidup
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT

PENGERTIAN TUJUAN
Suatu tindakan yang sistematis dan AGAR MASYARAKAT BERPERILAKU SEHAT
terencana yang dilakukan secara SEHINGGA BERDAMPAK PADA :
bersama-sama oleh seluruh Kesehatan terjaga, produktif, lingkungan bersih
komponen bangsa dengan
kesadaran, kemauan dan
kemampuan berperilaku sehat
untuk meningkatkan kualitas hidup SIAPA YANG MELAKSANAKAN ?

Seluruh lapisan masyarakat


• Individu, keluarga, masyarakat :
BENTUK Mempraktekkan pola hidup sehat sehari-hari
KEGIATAN • Akademisi, dunia usaha, organisasi masyarakat :
Menggerakkan institusi dan organisasi masing-masing
1. Melakukan aktivitas fisik • Pemerintah pusat dan daerah :
2. Mengonsumsi sayur dan buah Menyediakan : kurikulum pendidikan, fasilitas olahraga, sayur
3. Memeriksa kesehatan secara rutin dan buah, fasilitas kesehatan, transportasi, Kawasan Tanpa
Rokok, taman untuk beraktivitas, Iklan Layanan Masyarakat,
car free day, dsb
TUJUAN

AGAR MASYARAKAT BERPERILAKU SEHAT


SEHINGGA BERDAMPAK PADA :

Kesehatan Biaya untuk


Terjaga berobat
Lingkunga berkurang
Produktif n Bersih
SIAPA YANG MELAKSANAKAN ?
Seluruh lapisan masyarakat

Mempraktekkan pola
hidup sehat sehari-hari

Individu Keluarga Masyarakat


Menggerakkan institusi
dan organisasi masing-
masing

Menyediakan : kurikulum
pendidikan, fasilitas olahraga, Akademisi Dunia Usaha Organisasi Masyarakat
sayur dan buah, fasilitas
kesehatan, transportasi,
Kawasan Tanpa Rokok, taman Pemerintah
untuk beraktivitas, Iklan Pusat dan
Layanan Masyarakat, car free Daerah
day, dsb
SURAT EDARAN & INSTRUKSI
BUPATI
TERKAIT GERMAS TAHUN 2017
GERMAS DI KAB. TEGAL

1. Aktivitas Fisik
2. Konsumsi sayur dan buah
3. Cek kesehatan secara rutin
4. ASI eksklusif
5. Tidak merokok
6. Stop BABS
7. Ayo ke posyandu
KEGIATAN TERKAIT GERMAS
YANG TELAH
DILAKSANAKAN DI
KABUPATEN TEGAL SEJAK
TAHUN 2017
LAUNCHING GERMAS TH. 2016 Bersama Kemenkes
KEGIATAN GERMAS TAHUN
2017
Sosialisasi Germas di 20 Sekolah Tingkat SMA
Peregangan bersama
Peregangan bersama
Gerakan makan buah bersama
SOSIALISASI GERMAS DI 18 KECAMATAN
BALIHO GERMAS 2 BUAH
(Di Alun-alun Slawi & Taman Rakyat Slawi
Ayu)
KAMPANYE GERMAS DI TRASA
Stan Buah dan Sayur
Penandatangan komitmen bersama
Dihadiri lebih dari 500 orang
Pemeriksaan Kesehatan Gratis
Gerakan Makan Buah dan Sayur
RADIO SPOT & DIALOG INTERAKTIF
GERMAS
 RADIO SPOT GERMAS DI RADIO RADAR
CBS DAN RADIO SLAWI FM
 DIALOG INTERAKTIF DI RADIO SLAWI FM
DIKLAT PEMBUATAN FILM
GERMAS
Praktek Pembuatan Film Germas
Editing
SOSIALISASI GERMAS DI
PONPES
GERMAS SAPA bersama BPOM
DUKUNGAN DINAS
KESEHATAN
DALAM
PENCEGAHAN PENANGGULANGAN STUNTING
APA PENYEBAB
STUNTING

Anak sering sakit terutama


diare,campak, TBC dan penyakit
infeksi lainnya
Keterbatasan air bersih dan
sanitasi
Ketersedian pangan di tingkat
47 rumahtangga rendah
Kondisi Stunting Di Indonesia
Indonesia masih Balita Stunting (Tinggi Badan per Umur)
menghadapi  Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun
permasalahan 2010, 2013 dan 2018, dan Pemantauan
gizi yang berdampak Status Gizi Tahun 2015 dan 2017,
menunjukan
serius terhadap
prevalensi stunting masih tinggi dan
Kualitas tidak menurun mencapai batas
Sumber Daya Manusia ambang WHO
(SDM). Salah satu  Riskesdas Tahun 2010 mencapai 35,6%
masalah gizi yang dan Tahun 2013 mencapai 37,2 %
menjadi perhatian Riskesdas 2018 (30,8)
utama  Pemantauan Status Gizi (PSG) Tahun
saat ini adalah masih 2015 (29.0%) dan Tahun 2017 (29,6 %)
tingginya anak balita
pendek (Stunting)
Jawa Tengah
Prevalensi < 20
% KOTA
SALATIGA
Riskesdas 2018
=30,8 %
,
9
50
KEGIATAN SPESIFIK
DALAM PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN STUNTING
KAMPANYE GERMAS
JAWATENGAH TH 2018

Aktivitas Fisik Buah dan Sayur Cek Kesehatan


dikonsumsi setiap Secara Berkala
hari
Diberikan ASI Eksklusif Enyahkan Rokok
Fokus untuk pencegahan &
penanggulangan stunting

52
5 (lima) Kegiatan Utama Germas
dalam upaya pencegahan Stunting

1. Konsumsi Tablet tambah darah

2. Fortifikasi zat besi dalam makanan

3. Pemberian ASI Eksklusif


4. Pencegahan Kecacingan
5. Mengkonsumsi Garam Beryodium
Pengelolaan Garam Sehat
Penyimpanan
Garam yodium perlu di simpan :
1) Di bejana atau wadah tertutup
2) Tidak kena cahaya
3) Tidak dekat dengan tempat lembab air, hal ini
untuk menghindari penurunan kadar yodium dan
meningkatkan kadar air, karena kadar yodium
menurun bila terkena panas dan kadar air yang
tinggal akan melekatkan yodium.
Penggunaan Garam Yodium
Cara penggunaan garam yodium:
1) Tidak di bumbukan pada sayuran mendidih, tetapi
dimasukkan setelah sayuran diangkat dari tungku,
kadar Kalium Iodate (KIO3) dalam makanan akan
terjadi penurunan setelah dididihkan 10 menit.

2) Kadar yodium juga akan menurun pada makanan


yang asam, makin asam makanan makin mudah
menghilangkan KIO3 dari makanan tersebut.
INTERVENSI SPESIFIK
DINAS KESEHATAN
1. Sasaran Ibu Hamil:
2. Sasaran anak baru lahir sd usia 23
bulan
3. Sasaran Keluarga
4. Ibu Menyusui dan Anak Usia
barulahir hingga usia 6 Bulan
5. Ibu Menyusui dan Anak Usia 6
bulan-2 tahun
6. Sasaran Remaja Putri
Intervensi Gizi Spesifik dengan sasaran Ibu
Hamil:

 Pemberian makanan tambahan kepada semua ibu hamil


yang kekurangan energi dan protein kronis dan berasal
dari keluarga miskin
 Pendampingan kepada semua ibu hamil agar patuh

mengonsumsi tablet tambah darah oleh Kader


 Kelas ibu hamil untuk kesehatan ibu hamil dan

persiapan menyusui
 Pencegahan kecacingan dan malaria pada semua ibu

hamil yang tinggal didaerah endemis malaria dengan


pemberian klambu anti malaria
Intervensi Gizi Spesifik Untuk Sasaran anak baru
lahir sd usia
23 bulan:
 Pendampingan kepada semua ibu yang memiliki anak usia 0-6 bulan
agar mampu memberikan ASI secara Eksklusif pada bayi sejak lahir
sampai umur 6 bulan oleh petugas kesehatan dan kader
 Pembelajaran pola asuh Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA)
untuk ibu dalam bentuk kelas ibu, kunjungan rumah dan konseling
dengan frekuensi minimal 8x (penyelenggaraan oleh kader, nara
sumber dari petugas kesehatan-Puskesmas)
 Pemantauan pertumbuhan bayi dan anak usia 0-59 bulan oleh kader
(meningkatkan partisipasi balita ke Posyandu (D/S) dan biaya
transportasi rujukan anak dengan masalah gizi yang perlu
ditindaklanjuti lebih lanjut
 Pendataan sasaran dan pendampingan pemberian makanan tambahan
pemulihan untuk anak kurus umur 6-23 bulan dari keluarga miskin
Intervensi Spesifik Untuk Sasaran Keluarga:

 Penyedian air bersih skala desa


 Sanitasi lingkungan skala desa meliputi

MCK, pembuangan sampah dan


pengelolaan limbah
 Pendidikan gizi (gizi seimbang dan PHBS)

penyelenggaraan oleh kader dengan


narasumber petugas kesehatan-Puskesmas
Intervensi dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak
Usia barulahir hingga usia 6 Bulan:
1.Mendorong inisiasi menyusu dini (pemberian ASI
jolong/colostrum).
2.Mendorong pemberian ASI Eksklusif.
Intervensi dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 6 bulan-2
tahun:
1. Mendorong penerusan pemberian ASI hingga usia 23 bulan
didampingi oleh pemberian MP-ASI.
2. Menyediakan obat cacing.
3. Menyediakan suplementasi zink.
4. Melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan.
5. Memberikan perlindungan terhadap malaria.
6. Memberikan imunisasi lengkap.
7. Melakukan pencegahan dan pengobatan diare.
SASARAN REMAJA PUTRI
1. Penanggulangan anemi remaja dengan pembeian Tablet Tambah
Darah
2. Penanggulangan kekurangan gizi (KEK) pad remaja putri dengan
penyuluhan menu makanan dengan gizi seimbang
Intervensi Sensitif

Intervensi ini dapat dilakukan oleh


Pemerintah Desa dengan mendorong
kepedulian Desa dalam
menangani masalah kesehatan ibu dan
anak
melalui penganggaran APB Desa.
Kegiatan intervensi sensitif antara lain

 Pembangunan dan penyediaan air bersih, sanitasi


(jamban keluarga),
 ketahanan pangan dan gizi (melalui kebun gizi),
 penyuluhan kesehatan ibu dan anak (melalui
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat),
 Pelatihan para Guru PAUD agar mampu
memberikan penyuluhan pengasuhan (parenting),
maupun mengajar anak usia dini.
Pemerintah Desa dapat mendukung penuh
kegiatan melalui prioritas Dana Desa

 Untuk operasional Posyandu setiap bulannya,


 penyuluhan bagi remaja putri akan kebersihan
alat reproduksi,
 Meningkatkan layanan jaminan kesehatan
masyarakat dan
 memastikan penguatan dan pelatihan
Pendamping Lapang Keluarga Berencana.
Potensi Desa Untuk Penanganan
Stunting
 Penanganan stunting merupakan prioritas pembangunan
nasional melalui Rencana Aksi Nasional Gizi dan Ketahanan
Pangan
 Sesuai dengan UU tentang Desa, maka terhadap upaya
penanganan stunting yang sudah menjadi prioritas nasional
sangat memungkinkan bagi Desa untuk menyusun kegiatan-
kegiatan yang relevan dan yang bersifat skala desa melalui
APBDes
 Rujukan Belanja Desa untuk penangan stunting diperkuat
dengan telah dikeluarkannya Permendesa PDT No. 16 Tahun
2018 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2019
Intervensi Gizi Sensitif
1. Menyediakan dan Memastikan Akses pada Air
Bersih.
2. Menyediakan dan Memastikan Akses pada
AKSI-AKSI Gizi
Sanitasi. SENSITIF ATAU
MULTI-SEKTORAL
3. Melakukan Fortifikasi Bahan Pangan.
MEMBANTU
4. Menyediakan Akses kepada Layanan Kesehatan MENGURANGI
dan Keluarga Berencana (KB).
STUNTING 80%
5. Menyediakan Jaminan Kesehatan Nasional SISANYA
(JKN).
6. Menyediakan Jaminan Persalinan Universal
(Jampersal).
7. Memberikan Pendidikan Pengasuhan pada
Orang tua.
8. Memberikan Pendidikan Anak Usia Dini
Universal.
9. Memberikan Pendidikan Gizi Masyarakat.
10. Memberikan Edukasi Kesehatan Seksual dan
Reproduksi, serta Gizi pada Remaja.
11. Menyediakan Bantuan dan Jaminan Sosial bagi
Keluarga Miskin.
12. Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Gizi.
Intervensi Gizi
Sensitif

• Pertanian : ketersediaan pangan, distribusi pangan, konsumsi


pangan
• Sosial : BPJS untuk menjamin akses terhadap pelayanan kesehatan, PKH,
pemanfaatan fasilitator utk pendidikan gizi
• Pendidikan : peningkatan pengetahuan pangan dan gizi pada anak usia
PAU, pendidikan Kespro pd remaja, UKS, Dokter Kecil, PHBS
• Pemberdayaan Perempuan : pendewasaaan usia pernikahan dan
pengetahuan pangan dan gizi
• Perlindungan Anak : tumbuh kembang, ASI Eksklusif, MP-ASI
• PU : ketersedian air bersih dan sanitasi yang layak
• BKKBN : pelayanan kesehatan reproduksi, dan pelayanan KB
• Sosial : program keluarga harapan
Intervensi Gizi
Sensitif
• Perindustrian, Perdagangan, BPOM : kebijakan terkait
pelabelan, promosi dan iklan susu formula, makanan olahan
serta terkait fortifikasi
• Kelautan dan Perikanan : produksi dan distribusi ikan
• Kemendes : akses terhadap pangan di daerah terpencil,
perbatasan dan kepulauan, penyediaan anggaran pada APBD
Desa
• Ketenagakerjaan : pekerja anak, ruang laktasi di perusahaan
• Kemendagri : revitalisasi posyandu, distribusi tenaga
kesehatan, PKK
• Kemenag : Pendidikan gizi dan kesehatan kepada calon
pengantin melalui KUA, di madrasah dan pondok pesantren,
Mendorong peran serta ulama untuk pendidikan gizi dan
kesehatan
Faktor Penguat
(Enabling Factor)

• Evaluasi yang tepat : Bappenas, Bappeda, BPS


• Strategi advokasi : Kemenkoinfo dan K/L
• Koordinasi : Kemendagri, Kemenko PMK, Bappenas
• Akuntabilitas, regulasi insentif dan peraturan
perundang-undangan : Kemendagri dan K/L
• Kepemimpinan : Kemendagri dan K/L lain
• Mobilisasi sumberdaya lokal : Bappeda
• Peningkatan kapasitas : Bappenas, Bappeda
OPTIMALISAI POSYANDU
SEBAGAI GARDA TERDEPAN
DALAM PENANGANAN STUNTING

70
OPTIMALISASI POKJANAL/POKJA
POSYANDU

 MELIBATKAN STAKE HOLDER DALAM


PELAKSANAAN Intervensi Gizi Sensitif
 Penyusunan regulasi yang mendukung ( Per. Bup/Per.
Wali sd Perdes stunting)
 Penyusunan rencana aksi Pokjanal Posyandu
 Pengadaan Posyandu Kit (Anthropometri Kit)
 Pengadaan Media Promosi Posyandu
 Pembinaan ke Kabupaten/Kota
 Implementasi Pengembangan Posyandu Terintegrasi
(Permendagri 19 Tahun 2011)
PERKEMBANGAN LAYANAN POSYANDU
PENGINTE
GRASIAN
BERBAGAI
LAYANAN
SOSIAL
DASAR

POSYANDU
GENERASI I POSYANDU
1. Gizi & Kes Ibu Anak
GENERASI III
2. P2 dan PL
 Kes Ibu & Anak 3. PHBS
 KB 4. Kesehatan Lansia
POSYANDU
 PAUD 5. BKB
GENERASI
 BKB II 6. PAUD
o Kes Ibu & Anak 7. Peningkatan EKONMI KEL
o KB 8. Fakir Miskin dan PMKS
o Imunisasi 9. KRR
o Diare 10. Penganekaragaman konsumsi
pangan
Lanjutan…..

7 LANGKAH KEGIATAN POSYANDU

MELIPUTI :
1. PENDAFTARAN;
2. PENIMBANGAN;
3. PENCATATAN;
4. PELAYANAN KESEHATAN;
5. PENYULUHAN KESEHATAN;
6. PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN;
7. PENINGKATAN PEREKONOMIAN KELUARGA.
OPTIMALISASI PERAN KADER
POSYANDU
 Pelaksanaan deteksi dini tumbuh kembang bayi balita
 Kreasi Penyediaan menu PMT sehat dan bergizi baik
 Penggerakan sasaran imunisasi untuk melindungi bayi
balita dari penyakit
 Pencegahan penyakit Diare dengan kebersihan
lingkungan, makanan, sumber air bersih dan PHBS
 Pelayanan Kesehatan Remaja (KRR) : informasi stunting,
kesling, gizi seimbang
 Pemberian ASI Eksklusif bayi usia 0 s/d 6 bulan
 Peningkatan D/S Posyandu
 Pelaksanaan kunjungan rumah
SALAM GERMAS
S E H AT , B U G A R , P R O D U K T I F
CEGAH STUNTING ITU PENTING
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai