Anda di halaman 1dari 18

STUNTING

Martin
Risa
Wira
Pengertian

• Stunting adalah masalah gizi utama yang akan


berdampak pada kehidupan sosial dan ekonomi
dalam masyarakat. Ada bukti jelas bahwa individu
yang stunting memiliki tingkat kematian lebih tinggi
dari berbagai penyebab dan terjadinya peningkatan
penyakit. (Mann dan Truswell, 2002).
Latar Belakang
• Di Indonesia, diperkirakan 7,8 juta anak
mengalami stunting, data ini berdasarkan laporan
yang dikeluarkan oleh UNICEF dan memposisikan
Indonesia masuk ke dalam 5 besar negara dengan
jumlah anak yang mengalami stunting tinggi
(UNICEF, 2007). Hasil Riskesdas 2010, secara 2
nasional prevalensi kependekan pada anak umur
2-5 tahun di Indonesia adalah 35,6 % yang terdiri
dari 15,1 % sangat pendek dan 20 % pendek.
Vidio penyebab Stunting

• E:\martin harefa\tugas sem


4\Bu Yuyun PTM\Tugas
Part 2\Ini Penyebab Anak
Mengalami Kekerdilan
Stunting.mp4
Etiologi
• Ada tiga faktor utama penyebab stunting yaitu
asupan makan tidak seimbang (berkaitan dengan
kandungan zat gizi dalam makanan yaitu karbohidrat,
protein, lemak, mineral, vitamin, dan air) riwayat
berat lahir badan rendah (BBLR) dan riwayat penyakit
(UNICEF, 2007).
Lanjutan
• Pada tingkat rumah tangga (keluarga), kualitas dan
kuantitas 3 makanan yang tidak memadai, tingkat
pendapatan, pola asuh makan anak yang tidak
memadai, pelayanan kesehatan dasar yang tidak
memadai menjadi faktor penyebab stunting, dimana
faktor-faktor ini terjadi akibat faktor pada tingkat
masyarakat (UNICEF, 2007).
• Penilaian status gizi balita yang paling sering dilakukan
adalah dengan cara penilaian antropometri.
• Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan
adalah berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan
menurut umur (TB/U), berat badan menurut tinggi
badan (BB/TB) yang dinyatakan dengan standar deviasi
unit z (Z- score).
• Berikut klasifikasi status gizi stunting berdasarkan
indikator tinggi badan per umur (TB/U).
• Sangat pendek : Zscore < -3,0
• Pendek : Zscore < -2,0 s.d. Zscore ≥ -3,0
• Normal : Zscore ≥ -2,0 13
Pemeriksaan antropometri stunting
• Umur
Umur adalah suatu angka yang mewakili lamanya kehidupan
seseorang.

• Tinggi badan
Tinggi atau panjang badan ialah indikator umum dalam
mengukur tubuh dan panjang tulang. Alat yang biasa dipakai
disebut stadiometer.
Kondisi yang mendukung ada nya faktor penyebab

• (1) kondisi politik ekonomi wilayah setempat,


• (2) status pendidikan,
• (3) budaya masyarakat,
• (4) Agriculture dan sistem pangan,
• (5) kondisi air, sanitasi, dan lingkungan.
Faktor penyebab stunting
• Faktor keluarga dan rumah tangga
Faktor maternal, dapat dikarenakan nutrisi yang buruk selama
prekonsepsi, kehamilan, dan laktasi

• Complementary feeding yang tidak adekuat


Kualitas makanan yang buruk meliputi kualitas micronutrient yang
buruk, kurangnya keragaman dan asupan pangan yang bersumber
dari pangan hewani, kandungan tidak bergizi, dan rendahnya
kandungan energi pada complementary foods.
Beberapa masalah dalam pemberian ASI
Masalah-masalah terkait praktik pemberian ASI meliputi Delayed
Initiation, tidak menerapkan ASI eksklusif, dan penghentian dini
konsumsi ASI.
Infeksi
• Kelainan endokrin
Batubara (2010) menyebutkan terdapat beberapa penyebab perawakan
pendek diantaranya dapat berupa variasi normal, penyakit endokrin,
displasia skeletal, sindrom tertentu, penyakit kronis dan malnutrisi.
Consequences
• Pendekatan multi sektor dalam pembangunan pangan dan
gizi meliputi produksi, pengolahan, distribusi, hingga
konsumsi pangan, dengan kandungan gizi yang cukup,
seimbang, serta terjamin keamanannya.
• gerakan perbaikan gizi adalah kepada kelompok 1000 hari
pertama kehidupan, pada tataran global disebut dengan
Scaling Up Nutrition (SUN) dan di Indonesia disebut
dengan Gerakan Nasional Sadar Gizi
Intervensi pada Penanggulangan Stunting
• Intervensi efektif dibutuhkan untuk mengurangi stunting,
defisiensi mikronutrien, dan kematian anak . Jika diterapkan pada
skala yang cukup maka akan mengurangi (semua kematian anak)
sekitar seperempat dalam jangka pendek.

• Intervensi penanggulangan stunting juga difokuskan pada


masyarakat termiskin. Hal ini penting dilakukan untuk mencapai
target yang diusulkan WHO. Perhatian khusus diberikan kepada
36 negara high burden (Cobham, 2013).
Upaya Pemerintah Dalam Peningkatan Gizi Bayi-Balita

• Upaya perbaikan gizi sebaiknya dilakukan melalui


pendekatan continuum of care dengan fokus yang
diutamakan adalah 1000 hari pertama kehidupan, yaitu
mulai dari masa kehamilan sampai anak berumur 2
tahun.Pemerintah telah mengupayakan penanggulangan
masalah gizi dengan mengembangkan suatu program
yaitu usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK).
Kesimpulan

• Masalah stunting merupakan permasalahan gizi yang dihadapi


dunia khususnya negara-negara miskin dan berkembang.
Stunting merupakan kegagalan pertumbuhan akibat akumulasi
ketidakcukupan nutrisi yang berlangsung lama mulai dari
kehamilan sampai dengan usia 24 bulan. Banyak faktor yang
menyebabkan tingginya kejadian stunting pada balita.
Masyarakat belum menyadari stunting sebagai suatu masalah
dibandingkan dengan permasalahan kurang gizi lainnya.
Saran
• Pemerintah perlu gencar dalam melakukan perbaikan gizi pada bayi dan balita
• Pemerintah perlu meningkatkan mutu pangan pada masyarakat khusunya bagi
bayi dan balita agar berbagai masalah gizi bisa dicegah.
• Pemerataan program bulan vitamin A di Puskesmas dan Posyandu di seluruh
Indonesia.
• Pemberian penyuluhan kesehatan pada masa kehamilan bagi ibu hamil.
• Meningkatkan kinerja program gizi dengan memperbaiki manajemen
perencanaan, pengadaan, distribusi, dan pengawasan bantuan 20 keranga
kebijakan 1000 hari pertama kehidupan suplemen tablet zat besi dan
pemeberian makan tambahan.
•Sekian dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai