Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 3:

Hayatun Nufus
Annisa Jazila
Putri Arifa
Nadia Rizka
Zamra Kusuma Putra
Ravi Arianda Raziz
Sejarah Singkat Khalifah Abdullah Al-
Makmun Sang Pembaharu Ilmu Pengetahuan

Abdullah ibnu Harun Ar-Rasyid, lebih dikenal dengan panggilan Al-


Ma’mun, dilahirkan pada tanggal 15 Rabi’ul Awal 170 H / 786 M, bertepatan
dengan wafat kakeknya Musa Al-Hadi dan pengangkatan ayahnya, Harun Ar-
Rasyid. Ibunya, bekas seorang budak yang dinikahi ayahnya bernama   Murajil
dan meninggal setelah melahirkannya.  Al-Makmunanak yang jenius. Sebelum
usia 5 tahun dididik agama dan membaca Al-Qur’an oleh dua orang ahli yang
terkenal bernama Kasai Nahvi dan Yazidi.
Untuk mendalami Hadits, Al-Makmun dan Al-Amin dikirim ayahnya,
Harun Ar-Rasyid  kepada Imam Malik di Madinah. Al-Makmun dan saudaranya
belajar kitab Al-Muwattha karangan Imam  Malik. Dalam waktu yang sangat
singkat, Al-Makmuntelah menguasai Ilmu-ilmu kesusateraan, tata Negara,
hukum, hadits, falsafah, astronomi, dan berbagai ilmu pengetahuaan lainnya. Ia
juga hafal Al-Qur’an dan ahli juga menafsirkannya.
Sebagaimana ayahnya, Khalifah Harun Ar-Rasyid, Al-Makmun adalah
Khalifah Dinasti Bani Abbasiyyah yang besar dan menonjol. Ia memiliki sifat-
sifat yang agung, diantaranya, tekadnya kuat, penuh kesabaran, menguasai
berbagai keilmuan, penuh ide, cerdik, berwibawa, berani dan toleran.
Pada masa kekhalifahannya, Dinasti Bani Abbasiyah mengalami masa
kegemilangan. Beberapa pencapaian kejayaan dan gemilangan peradaban Islam
daantaranya:

a.  Bidang pertanian dan Perdagangan.


Dengan keamanan terjamin, kegiatan pertanian berkembang dengan pesat.
Pertanian dikembangkan dengan luas. Buah-buahan dan bunga-bungaan dari
Parsi makin meningkat dan terjamin mutunya. Anggur dari Shiraz, Yed dan
Isfahan telah menjadi komoditi penting dalam perdagangan diseluruh Asia.

Tempat-tempat pemberhentian kafilah dagang menjadi ramai dengan kafilah-


kafilah yang datang dan memencar ke berbagai penjuru. Lalu lintas dagang
dengan Tiongkok melalui dataran tinggi Pamir atau  yang disebut dengan Jalan
Sutera (Silk Road), dan Jalur Laut (Sea Routes) dari teluk Parsi menuju bandar-
bandar lainya sangat ramai.
b. Bidang Pendidikan.
Perhatian besar terhadap pengembangan ilmu pengetahuan sebagaimana yang
dimulai oleh Khalifah Al-Mansur, dilanjutkan Khalifah Harun Ar-Rasyid,
semakin mendapat puncaknya oleh Al-Makmun.   Ia mendorong dan
menyediakan  dana besar untuk melakukan gerakan penerjemahan karya-karya
kuno dari Yunani dan Syria ke dalam bahasa Arab, seperti ilmu kedokteran,
astronomi, matematika, filsafat , dan lain-lain. Para penerjemah yang termasyhur
adalah  Yahya bin Abi Manshur, Qusta bin Luqa, Sabian bin Tsabit bin Qura, dan
Hunain bin Ishaq yang digelari Abu Zaid Al-Ibadi.

Selain itu, Hunain bin Ishak,  ilmuwan Nasrani  menerjemahkan buku-buku


Plato dan Aristoteles atas permintaan Al-Makmun. Al-Makmun juga mengirim
utusan kepada Raja Roma, Leo Armenia, untuk mendapatkan karya-karya ilmiah
Yunani Kuno yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
Al-Makmun  mengembangkan perpustakaan Bait Al-Hikmah yang didirikan sang
ayah, Khalifah Harun Ar-Rasyid, menjadi pusat  ilmu pengetahuan, yang berhasil
melahirkan  sederet ilmuwan Muslim yang melegenda. Selanjutnya dibangun
Majlis Munazharah, sebagai pusat kajian agama. Pada masanya muncul ahli
Hadis termasyhur, Imam Bukhori dan sejarawan terkenal, al-Waqidi.
c. Perluasan Daerah Islam dan penertiban Administrasi Negara.
Di era kekhalifahan  Al-Makmun, Dinasti Abbasiyah menjelma menjadi
negara adikusa  yang sangat disegani. Wilayah kekuasaan dunia Islam terbentang
luas mulai dari Pantai Atlantik di Barat hingga Tembok Besar Cina di Timur.
Dalam mengembangkan wilayah kekuasaan di zaman Al-Makmun, ada beberapa
peristiwa besar yang dicapai, diantaranya penaklukan Pulau Kreta (208 H/ 823
M), dan juga penaklukan Pulau Sicily (212 H/ 827 M).

Kemudian pada tahun 829 M, wilayah Islam mendapat serangan dari Imperium
Bizantium (Romawi).  Di penghujung tahun 214 H/ 829 M, dengan pasukan yang
besar  menyerang  kekuasaan  imperium  Bizantium ,  pada tahun 832 M  berhasil
menduduki wilayah Kilikia dan Lidia. Tetapi belum seluruhnya menaklukkan
Bizantium Al-Makmun  mennggal pada tahun 218 H/ 833 M dan  perjuangan
selanjutnya dilanjutkan oleh saudaranya,  Al-Mu’tashim.

Anda mungkin juga menyukai