Anda di halaman 1dari 33

Latar Belakang

KASUS MENINGGAL FATALITY RATE


TERKONFIRMAS
I
Indonesia 527.999 16.646 3,1%

Dunia 61.299.271 1.439.784 2,3%

DKI Jakarta 134.331 2.622 1,9%

Jawa Timur 61.071 4.346 7,1%

Jawa Tengah 52.961 2.223 1,8%

Jawa Barat 51.548 888 4,2%

Sulawesi Selatan 20.439 491 2,4%

https://covid19.go.id/peta-sebaran
Pemerintah telah menetapkan pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)

Pemerintah telah mengumumkan kasus konfirmasi pertama COVID-19 di


Indonesia pada awal Maret 2020. Dalam rentang waktu satu bulan, seluruh
provinsi telah melaporkan kasus konfirmasi. Penyebaran COVID-19 tidak hanya
terjadi di Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan kota padat penduduk lainnya,
namun telah menyebar hingga ke pedesaan di daerah terpencil.

Pandemi COVID-19 memberikan tantangan besar dalam upaya peningkatan


derajat kesehatan masyarakat di Indonesia.

Pandemi COVID-19 yang melanda dunia, juga memberikan dampak yang terlihat
nyata dalam berbagai sektor di antaranya sektor sosial, pariwisata, dan pendidikan.

Perlu segera dilakukan intervensi tidak hanya dari sisi penerapan protokol
kesehatan namun juga diperlukan intervensi lain yang efektif melalui upaya
pemberian vaksinasi.
1. Menurunkan kesakitan &
kematian akibat COVID-19

2. Melindungi dan memperkuat sistem kesehatan secara


menyeluruh

3.Menjaga produktifitas dan meminimalkan dampak


sosial dan ekonomi
Kriteria : Penduduk dengan kondisi sehat dan
pekerjaannya berisiko tinggi terhadap penularan
COVID-19

sebagai garda TNI/Polri, tokoh masyarakat/ Guru, tenaga pendidik aparatur kelompok usia
agama, pelaku dari PAUD/ TK, SD, produktif dan
terdepan dalam aparat hukum,
SMP, SMA dan PT pemerintah berkontribusi dalam
perekonomian
pemberian dan petugas
strategis, perangkat
pusat, daerah, sektor perekonomian
berperanan penting termasuk anggota
layanan pelayanan
daerah kecamatan, dalam dan legislatif .
publik lainnya BPJS Penerima
kesehatan publik desa, RT/RW keberlangsungan Bantuan Iuran (PBI)
dan memiliki yang terlibat investasi pendidikan
langsung anak – anak
risiko Indonesia
tertularnya dengan
COVID-19 pelayanan
masyarakat
PROGRAM MANDIRI

PERPRES NO. 99 TH 2020 : penetapan jenis dan jumlah Vaksin COVID-l9 dilakukan oleh
Menteri Kesehatan dengan memperhatikan pertimbangan Komite Penanganan Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN)
Tempat
Pelayanan Vaksinasi COVID-19
dilaksanakan di Fasilitas
Waktu Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan, berupa:
1. Puskesmas dan jaringan
Mulai Desember 2020
pelayanannya;
secara bertahap dengan 2. klinik;
mempertimbangkan 3. tempat praktik mandiri dokter,
kajian epidemiologi, dan tempat praktik mandiri
ketersediaan vaksin bidan/perawat;
COVID-19 dan sarana 4. rumah sakit; dan/atau
pendukung lainnya 5. klinik Kantor Kesehatan
Pelabuhan.

Dalam hal Fasilitas Pelayanan Kesehatan tidak dapat memenuhi kebutuhan dalam memberikan
Vaksinasi bagi seluruh sasaran dan/atau tidak memenuhi persyaratan, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan Puskesmas dapat membuka pos Vaksinasi COVID-19
INPUT:
SDM,
vaksin
dan
logistik,
cold
chain

• DISTRIBUSI
DAN
MANAJEMEN
VAKSIN DAN
LOGISTIK
• STANDAR
RUANG/
• PELAYANAN
MANAJEMEN
LIMBAH

SISTEM INFORMASI SATU DATA VAKSINASI COVID-19


Aspek Legal: UU No. 36 Tahun 2009 ttg Kesehatan, Perpres No. 99 Tahun 2020 ttg Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan
Pandemi COVID-19, Permenkes No. 12 Tahun 2017 ttg Penyelenggaraan Imunisasi, Permenkes No. 28 Tahun 2020 ttg Pelaksanaan Pengadaan Vaksin Dalam
Rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19
Puskesmas, puskesmas
pembantu, puskesmas
keliling dan pos vaksinasi; melakukan pendataan dan penentuan fasilitas
Fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya baik pemerintah
pelayanan kesehatan atau pos vaksinasi yang
maupun swasta yang
memiliki kerja sama dengan
akan menjadi tempat pelaksanaan pelayanan
Puskesmas maupun Dinas
Kesehatan Provinsi atau
Vaksinasi COVID-19 termasuk pendataan
Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setempat
kapasitas SDM dan sarana yang tersedia di
yaitu rumah sakit, klinik,
tempat praktik mandiri dokter,
setiap fasilitas pelayanan kesehatan tersebut.
atau tempat praktik mandiri
bidan/ perawat;
Unit pelayanan kesehatan
pada Kantor Kesehatan
Pelabuhan (KKP). Hasil pendataan dan penentuan fasilitas pelayanan kesehatan
pelaksana Vaksinasi COVID-19 ini beserta jadwal pelaksanaan
(hari dan jam pelayanan) masing-masing fasilitas pelayanan
kesehatan dan pos vaksinasi dimasukkan langsung oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota ke dalam aplikasi PCare.
Alokasi vaksin dan
logistik vaksinasi lainnya
(ADS, Safety Box dan
alcohol swab) untuk setiap
puskesmas maupun
fasilitas pelayanan
kesehatan ditentukan
berdasarkan data sasaran
yang terverifikasi
Proses pengadaan :
1. vaksin
2. logistik imunisasi (seperti Auto Disable
Syringe – ADS, Safety Box, Kapas Alkohol)
Distribusi dari penyedia (Biofarma) sampai ke Tingkat
Provinsi via udara dengan pesawat (menggunakan cool box)
atau darat dengan kendaraan berpendingin khusus

Di Provinsi :
1. vaksin disimpan oleh instalasi
farmasi dalam cold room dan atau
vaccine refrigerator dengan suhu
terjaga 2 – 8 °C
2. Logistik vaksinasi lainnya (seperti
Auto Disable Syringe – ADS, Safety
Box, Kapas Alkohol) disimpan di
instalasi farmasi
Distribusi vaksin dari Provinsi ke Kabupaten/Kota
dilakukan dengan menggunakan kendaraan berpendingin
khusus (beberapa Prov/Kab/Kota), atau menggunakan
cool box / vaccine carrier.
Mekanisme distribusinya tergantung kebijakan dan
ketersediaan anggaran masing2 daerah : Kab/kota akan
1. Provinsi mengantarkan ke Kab/Kota mendistribusikan
2. Kab/Kota mengambil dari provinsi sesuai jadwal vaksin dan logistik
tibanya vaksin atau dibuat jadwal pengambilan lainnya ke Rumah
sesuai alokasi Sakit, Puskesmas,
KKP, Klinik atau Pos
pelayanan vaksinasi
lainnya yang terdaftar
sebagai tempat
pelayanan vaksinasi
Covid 19 dengan
menggunakan mobil
box atau puskesmas
keliling, vaksin
Di Kabupaten/Kota diterima oleh instalasi ditempatkan pada
farmasi, kemudian: vaccine carrier
1. vaksin disimpan dalam cold room atau
vaccine refrigerator sebelum
didistribusikan ke faskes.
2. Logistik vaksinasi lainnya (seperti Auto
Disable Syringe – ADS, Safety Box, Kapas
Alkohol) disimpan di instalasi farmasi
Puskesmas akan menyimpan
vaksin di vaccine refigerator.
Logistik lainnya disimpan di
instalasi farmasi.
Untuk Fasyankes lainnya (Klinik
KKP, Klinik Pos Pelayanan
vaksinasi, dll) berkoordinasi
dengan Puskesmas untuk
distribusi vaksin dan logistik
lainnya:

1. Jika Fasyankes tidak memiliki


vaccine refrigerator yang sesuai
standar, maka dapat digunakan
lemari es rumah tangga, sesuai
SOP yang berlaku.
2. Vaksin dibawa oleh petugas
menggunakan vaccine carrier.
P Care

Meja 1 (Pendaftaran) Meja 2 (Skrining)


• Peserta menunjukkan e-ticket yang diinput ke • Petugas kesehatan melakukan anamnesa dan
aplikasi Pcare, atau pemeriksaan fisik sederhana untuk melihat kondisi
• Petugas pendaftaran melakukan verifikasi dengan NIK kesehatan dan mengidentifikasi kondisi penyerta
dan daftar sasaran yang didapat dari aplikasi pcare (komorbid)
• Skrining dilakukan dengan menggunakan aplikasi
Pcare
• Peserta menandatangani informed consent

Meja 4 (Pencatatan dan Observasi)


• Petugas mencatat hasil pelayanan vaksinasi ke dalam aplikasi PCare.
• Bagi sasaran yang ditunda pemberian vaksinasinya dilaporkan dan Meja 3 (Vaksinasi)
dijadwalkan ulang melalui aplikasi Pcare • Petugas memberikan vaksinasi secara intra muskular
• Sasaran diobservasi selama 30 menit untuk memonitor kemungkinan KIPI sesuai prinsip penyuntikan aman
• Petugas memberikan penyuluhan tentang 3M dan vaksinasi COVID-19 • Petugas memasukkan nama vaksin dan nomor batch vaksin
• Peserta mendapatkan kartu vaksinasi elektronik yang diberikan kepada sasaran pada aplikasi PCare
PENCATATAN DAN
PELAPORAN
PEMANTAUAN DAN
PENANGGULANGAN
KIPI

PEMANTAUAN PRA, SAAT


DAN PASKA
PELAKSANAAN
• Terpisah dari pencatatan
dan pelaporan imunisasi
rutin

Nama vaksin
• dilakukan secara elektronik
melalui aplikasi PCare
No Batch Vaksin

Tanggal pemberian vaksin


(Dosis 1-2)
Capaian cakupan :
rekapitulasi cakupan
Pencatatan Laporan harian per
harian dan
dilakukan di setiap fasyankes real time keseluruhan
fasyankes
dashboard, peta,
table, grafik, dll

1. Data tertuang dalam format standar


2. Rekapitulasi dapat diunduh dan di cetak untuk mendapatkan pengesahan/ tanda
tangan dari pejabat yang berwenang (Kepala Puskesmas/Kepala Fasyankes)
Monitoring
logistik
menggunakan
Bio Tracking
Biofarma dan
SMILE (Sistem
Monitoring
Imunisasi
Logistik secara
Elektronik)
KIPI yang meresahkan dan
menimbulkan perhatian
berlebihan masyarakat, harus
ALUR segera direspons, diinvestigasi
PELAPORA dan laporannya segera dikirim
langsung kepada Kementerian
N
Kesehatan cq. Sub Direktorat
Vaksinasi/Komnas PP-KIPI
atau melalui WA grup Komda
KIPI – Focal Point, email:
Jenjang Administrasi Kurun waktu diterimanya laporan
komnasppkipi@gmail. com
dan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/Pokja KIPI 24 jam dari saat penemuan kasus data_Vaksinasi@yahoo.com;
website: www.
Dinas Kesehatan Provinsi/Komda PP-KIPI 24-72 jam dari saat penemuan kasus
keamananvaksin.kemkes.go.
id.
Sub Direktorat Vaksinasi/Komnas PP-KIPI 24 jam-7 hari dari saat penemuan
kasus
1. Monitoring 1. Penilaian Cepat
cakupan
cakupan (RCA)
2. Monitoring
2. Evaluasi
kualitas
dampak
pelayanan
melalui
3. Penilaian Cepat
surveilans
cakupan
COVID-19
(RCA
3. Post marketing
)
Pemantauan
vaccine
4. dan
surveillance
Penanggulang
an KIPI
1. Berdasarkan data dan fakta
2. Berorientasi hasil
Bermitra dengan kelompok/ group lokal yang potensial
4. Sharing informasi dengan publik dan masyarakat sebagai
instrumen yang efektif untuk mempengaruhi perilaku
9

1. Terinformasi manfaat vaksinasi dan bahayanya jika tidak mendapatkan


vaksinasi COVID-19 lengkap (misal : 2 dosis pemberian)
2. Mengetahui ketersediaan akses pelayanan vaksinasi di wilayahnya (jumlah
kunjungan dan jarak waktu mendapatkan imunisasi 2 dosis)
3. Mengetahui peran dan tanggung jawab dalam melindungi diri sendiri,
keluarga dan lingkungan (tetap menerapkan protokol kesehatan dsb)
4. Termotivasi untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19 tepat waktu dan
lengkap
• Pemberian vaksinasi COVID-19, disertai dengan penerapan
protokol kesehatan yang ketat, merupakan upaya akselerasi
dalam rangka penanggulangan pandemi
• Kegiatan vaksinasi COVID-19 meliputi tahapan perencanaan,
pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi, dimana keseluruhan
tahapan ini akan didukung oleh sistem informasi terintegrasi
• Perlu dilakukan komunikasi publik yang efektif untuk
meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap vaksinasi
COVID-19

Anda mungkin juga menyukai