Anda di halaman 1dari 48

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,

Riset, dan Teknologi

REFLEKSI PEMBELAJARAN
PARADIGMA BARU
Unit Modul
PEMBUKAAN
Selamat datang!
Berikut adalah tujuan kita dari sesi ini:

TUJUAN
Di akhir sesi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan perubahan/penyesuaian kurikulum untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dalam konteks
satuan pendidikan
2. Menjelaskan alasan penting kurikulum perlu diadaptasi
di satuan pendidikan masing-masing
3. Memahami struktur kurikulum merdeka dan rencana
mempelajarinya lebih detil
AGENDA
● Mulai dari diri : ● Refleksi Terbimbing :
Menjawab pertanyaan pemantik Menjawab pertanyaan refleksi
● Eksplorasi konsep 1: ● Elaborasi Pemahaman:
Diskusi mengenai apa itu kurikulum dan Menjawab dan mengelaborasi pertanyaan
peran dan fungsinya pemantik
● Ruang kolaborasi 1: ● (Rencana) Aksi Nyata:
Diskusi mengenai perbedaan generasi murid Menyusun rencana belajar individu
● Eksplorasi Konsep 2: mengenai Kurikulum Merdeka
Diskusi mengenai alasan perubahan
kurikulum, adaptasi kurikulum dan struktur
kurikulum merdeka
● Ruang Kolaborasi 2:
Membuat karya visual bagaimana
melakukan adaptasi kurikulum
1. .
2. .
KESEPAKATAN
BERSAMA 3. .
4. .
MULAI DARI
DIRI
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Sebagai pendidik, selama ini, Apa yang


Bapak/Ibu gunakan sebagai panduan dalam
merencanakan perjalanan belajar murid?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Menurut Bapak/Ibu apa yang seharusnya


menjadi alasan terhadap berubahnya sebuah
kurikulum?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Dari pengalaman mengajar mana yang lebih


sering terjadi, menyelesaikan materi yang ada
atau mencapai tujuan yang ada di dalam
kurikulum? Jelaskan analisa Bapak/Ibu!
EKSPLORASI
KONSEP 1
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Apa itu Kurikulum?


sampai hari ini, belum ada pengertian kurikulum yang mengikat secara universal.

Kurikulum dapat dimaknai sebagai titik awal sampai titik akhir pengalaman belajar
murid.

Ada juga yang memaknai kurikulum sebagai “ jantung atau isi pendidikan”, yaitu ‘apa saja
yang akan murid pelajari’. Jika tidak ada jantung atau isi pendidikan, maka tidak ada yang
‘memompa darah’ atau ‘kosong’.

Bahkan, ada juga yang menganggap kurikulum sebagai program pendidikan. Program
yang menyediakan pengalaman-pengalaman belajar untuk perubahan perilaku murid.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Apa itu Kurikulum?


Ralph Tyler dalam bukunya “The basic Secara umum, komponen-komponen
principle of curriculum”, mengungkapkan tersebut diklasifikasikan menjadi 3 hal yang
setidaknya ada 4 komponen dalam kurikulum digunakan di beberapa negara, yaitu;
yaitu,
1. Tujuan pembelajaran/konten
1. Tujuan 2. Panduan pedagogi
2. Konten
3. Panduan asesmen
3. Metode/cara
4. Evaluasi Kerangka/komponen ini dapat kita gunakan
dalam mendesain kurikulum dan
pembelajaran berdasarkan kebutuhan murid.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Apa itu Kurikulum?


Ada dua hal utama yang ada pada kurikulum yang perlu digarisbawahi:

1. Kompetensi apa yang akan dimiliki murid sebagai proyeksi masa depan
2. Bagaimana cara mewujudkan/ mencapai kompetensi murid itu.

Maka, bahwa murid menjadi acuan/’core’ dari kurikulum itu sendiri sangatlah jelas. Dimana
‘kemerdekaan murid dalam belajar” lah sebagai ‘jantung’ desain/pengembangan
kurikulumnya.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Peran dan Fungsi Kurikulum


Peran kurikulum yaitu sebagai pedoman dan acuan kita dalam pembelajaran.

Ada tiga peranan kurikulum yang dapat kita maknai:

1. Mewariskan nilai dan budaya masyarakat yang relevan dengan masa kini
2. Mengembangkan sesuatu yang dibutuhkan saat ini dan masa depan
3. Menilai dan memilih sesuatu yang relevan sebagai kontrol sosial

Sementara fungsi kurikulum bagi guru, adalah untuk memandu dalam proses belajar murid.
RUANG
KOLABORASI 1
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Ruang Kolaborasi 1
Dalam setiap kelompok silakan diskusikan pertanyaan berikut ini:
1. Identifikasikan hal-hal yang berubah pada murid kita 10 tahun yang lalu dengan murid kita
saat ini dengan menganalisa:
- Cara mendapatkan informasi/belajar
- Cara mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
- Cara berkomunikasi
- Teknologi yang sering digunakan
- Cita-cita/pilihan profesi mereka
- Permainan yang mereka mainkan bersama
1. Bagaimana selama ini Bapak/Ibu merespon perubahan tersebut?
2. Ketika terjadi perubahan kurikulum bagaimana Bapak/Ibu menyikapinya?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Tautan BOR Ruang Kolaborasi 1


Kelompok 1 :
Kelompok 2 :
Kelompok 3 :
Kelompok 4 :
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

PRESENTASI KELOMPOK
Ruang Kolaborasi 1
EKSPLORASI
KONSEP 2
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Alasan perubahan kurikulum

Dari materi sebelumnya, kita mempelajari bahwa “Kurikulum yang


baik adalah kurikulum yang sesuai dengan zamannya”.

Kurikulum bersifat dinamis dan terus dikembangkan atau


diadaptasi sesuai konteks dan karakteristik murid, demi
membangun kompetensi sesuai kebutuhan mereka: kini dan di
masa depan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Alasan perubahan kurikulum


Perubahan dan perkembangan yang terjadi begitu cepat saat ini, menuntut kita untuk selalu siap
beradaptasi dengan perubahan tersebut dengan meningkatkan beberapa kompetensi tertentu.

Proyeksi Pendidikan 2030 yang dilakukan oleh OECD, kompetensi tidak hanya fokus pada aspek
kognitif, sikap, psikomotorik, tetapi juga ada value/nilai yang melengkapi kompetensi murid.

Saat ini, kualitas literasi dan numerasi, kesehatan mental dan sosial emosional murid merupakan
pondasi atau prasyarat yang diperlukan murid untuk membangun kompetensi transformatif
murid dengan siklus belajar Antisipasi-Aksi-Refleksi menuju pemelajar sepanjang hayat.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Mengutip pernyataan Ki Hajar Dewantara:

“Maksud pendidikan itu adalah menuntun


segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-
anak, agar mereka dapat mencapai
“Memberi ilmu demi kecakapan hidup anak
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
dalam usaha mempersiapkannya untuk
tingginya baik sebagai manusia, maupun
segala kepentingan hidup manusia, baik
anggota masyarakat.”
dalam hidup bermasyarakat maupun hidup
berbudaya dalam arti seluas-luasnya.”
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Alasan perubahan kurikulum


Ketika kita merancang kurikulum, kita harus menempatkan kebutuhan, pendapat, pengalaman,
hasil belajar, serta kepentingan murid sebagai rujukan utama. Sejatinya, kurikulum dirancang
untuk murid.

Agar dapat mewujudkan seluruh kompetensi yang diharapkan dari kurikulum, semua pihak harus
berusaha secara kolaboratif. Misalnya:

1. Guru harus terus belajar memfasilitasi pembelajaran yang sesuai,


2. Orang tua harus terus memahami perkembangan murid dan kebutuhanya.
3. Begitu juga dengan pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan semua yang bergerak di bidang
pendidikan juga harus terus mengikuti perkembangan kebutuhan murid.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Mengapa kurikulum perlu diadaptasi?


● Di mana sekolah kita berada?
● Apakah di tepi pantai?
● Apakah di tengah-tengah perkebunan?
● Apakah di tengah perkotaan yang padat penduduk dengan sosial
yang beragam?
● Selama setahun belakangan, perubahan apa saja yang terjadi di
sekitar sekolah?
● Apakah ada bangunan yang baru didirikan?
● Apakah ada hal-hal yang mengubah kehidupan guru dan murid di
sekolah?
Keadaan sekolah dan sekitar kita memang berbeda-beda. Murid kita
berbeda-beda, pembelajaran seperti apa yang paling berhasil untuk
masing-masing murid kita, boleh jadi memang tak sama.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Mengapa kurikulum perlu diadaptasi?


Perbedaan lingkungan dan ekosistem sekolah, ditambah pula dengan
perubahan yang terus terjadi di sekitar kita. Hal-hal ini merupakan sebagian
alasan mengapa kurikulum yang kita terima dari pemerintah pusat harus
melalui proses adaptasi terlebih dahulu.

Bentuk adaptasi kurikulum sesuai dengan kebutuhan murid-murid kita di


sekolah dapat diterjemahkan dalam Kurikulum Operasional Satuan
Pendidikan yang akan dibahas pada modul selanjutnya.

Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan adalah dokumen hidup, yang


dapat sewaktu-waktu disesuaikan dengan kebutuhan murid setelah proses
refleksi yang dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Struktur Kurikulum Merdeka


Pembelajaran dengan Paradigma Baru merupakan upaya menumbuhkan pemelajar
sepanjang hayat yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.

Proses pembelajaran dengan paradigma baru dilaksanakan melalui Kurikulum Merdeka


yang memuat:
1. Program intrakurikuler,
2. Program ekstrakurikuler, dan
3. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Struktur Kurikulum Merdeka


1. Program Intrakurikuler:
Intrakurikuler berisi muatan atau mata pelajaran dan muatan tambahan lainnya seperti
muatan lokal, jika memang ada di satuan pendidikannya. Kegiatan pembelajaran di
dalam kelas diharapkan dapat mengembangkan kompetensi murid sesuai dengan
capaian pembelajaran pada fasenya.

Berbagai kegiatan dapat dilakukan untuk membantu murid mencapai kompetensi yang
diharapkan. Rancanglah kegiatan yang menarik, membangun rasa ingin tahu murid dan
dihubungkan dengan kehidupan atau lingkungan sekitarnya sehingga menjadi
pembelajaran yang bermakna.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Struktur Kurikulum Merdeka


Program Intrakurikuler PAUD:
Pertama, pada fase pondasi yaitu, PAUD. Pada jenjang ini, murid akan belajar melalui
kegiatan bermain yang mencakup antara lain, jati diri, literasi, numerasi dan STEAM,
serta agama dan budi pekerti. Pendidikan PAUD mempersiapkan murid untuk jenjang
pendidikan berikutnya yaitu, Sekolah Dasar (SD).
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Struktur Kurikulum Merdeka


Program Intrakurikuler SD:
Selanjutnya, pada jenjang SD, mata pelajaran IPA dan IPS dilebur menjadi IPAS. Hal ini
didasarkan pada pertimbangan bahwa anak usia SD masih dalam tahap berpikir
konkrit/sederhana, holistik, komprehensif dan tidak detail. Meskipun IPAS belum
diajarkan secara spesifik di fase A, tapi bukan berarti mereka tidak belajar IPA dan IPS.
Pada fase A, muatan pelajaran IPAS terintegrasi pada mata pelajaran lain.

Program Intrakurikuler SMP:


Pada jenjang SMP, mata pelajaran informatika menjadi mata pelajaran wajib.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Struktur Kurikulum Merdeka


Program Intrakurikuler SMA:
Pada jenjang SMA murid lebih dipersiapkan kepada minat yang menunjang pilihan
pendidikan pada jenjang berikutnya. Sehingga, pembelajaran dibagi menjadi mata
pelajaran umum dan program peminatan. Program peminatan dimulai di kelas 11.
Pada program peminatan, murid diperbolehkan mengambil beberapa mata pelajaran
pilihan sesuai minat, bakat dan aspirasinya, meskipun pelajaran itu lintas jurusan. Artinya
murid di kelas IPA juga diperbolehkan mengambil mata pelajaran di kelas IPS.
Dalam program peminatan, apabila sumber daya memungkinkan, sekolah juga dapat
membuka kelas vokasi/mata pelajaran baru, misalnya kelas bahasa jerman, kelas tata
boga, kelas budidaya kopi, dll.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Struktur Kurikulum Merdeka


Program Intrakurikuler SMK:
Untuk jenjang SMK, sekolah dapat mengambil kelompok Mata Pelajaran Vokasi dan
Prakarya yang berkolaborasi dengan masyarakat/industri sekitar. Sehingga
pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja dan industri pada
lingkungannya.

Program Intrakurikuler SLB:


Terakhir, untuk Sekolah Luar Biasa atau SLB, penggunaan Capaian Pembelajaran akan
berbeda-beda karena bergantung pada hasil analisis usia mental murid. Karena
meskipun usia kronologisnya sama, tetapi bisa saja usia mentalnya berbeda.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Struktur Kurikulum Merdeka


2. Program Ekstrakurikuler:

Untuk kegiatan ekstrakurikuler, kegiatannya tetap diadakan pada pembelajaran


dengan kurikulum merdeka. Pelaksanaannya dapat dikembangkan oleh satuan
pendidikan sesuai dengan kapasitas dan minat karakteristik murid.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Struktur Kurikulum Merdeka


3. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila:
Program ini merupakan pembelajaran berbasis projek yang ditujukan sebagai
penguatan profil pelajar pancasila melalui tema yang telah ditetapkan, yaitu:
1. Gaya Hidup Berkelanjutan
2. Kearifan Lokal
3. Bhinneka Tunggal Ika
4. Bangunlah Jiwa dan Raganya
5. Suara Demokrasi
6. Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKR
7. Kewirausahaan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Struktur Kurikulum Merdeka


3. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila:
Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini mempunyai alokasi waktu sendiri dan tidak
terikat dengan mata pelajaran apapun. Asesmen yang dilakukan pun berfokus pada
ke 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan pembelajaran yang kontekstual,
mengasah kemampuan berpikir, dan pemecahan masalah kepada murid. Murid pun
juga belajar mengaplikasikan ilmu lintas disiplin pada program ini.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Struktur Kurikulum Merdeka


4. Asesmen:
Asesmen merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan, dan pencapaian hasil belajar. Satuan
Pendidikan mempunyai kewenangan untuk merancang, menentukan teknik, dan
waktu pelaksanaan asesmen sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
Kita pahami kembali bahwa asesmen berperan memberikan informasi sebagai umpan
balik bagi guru, murid, dan orang tua agar dapat memandu mereka dalam
menentukan strategi pembelajaran selanjutnya. Asesmen juga sebagai bahan refleksi
untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Asesmen yang dilakukan di kelas bukan hanya memberikan data perkembangan
belajar murid, tetapi juga upaya untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Struktur Kurikulum Merdeka


5. Alokasi Waktu
Satuan pendidikan juga memiliki keleluasaan untuk menentukan alokasi waktu pembelajaran.
Ada tiga alternatif model pembelajaran yang dapat diadaptasi, yaitu model reguler, blok, dan
model kolaborasi dengan mempertimbangkan sarana-prasarana, jam mengajar guru, atau
strategi lainya agar pengorganisasian kegiatan belajar berjalan lancar.
a. Model reguler adalah model pembelajaran yang paling umum digunakan. Setiap pembelajaran
dilakukan terpisah antara satu mapel dengan mapel lainnya
b. Pada model blok, waktu pelajaran dikelola dalam bentuk blok-blok waktu. Misalnya, dalam 1 semester
mata pelajaran IPA diajarkan dalam 3 bulan pertama, kemudian 3 bulan selanjutnya digunakan untuk
mata pelajaran IPS.
c. Pada model kolaborasi, guru berkolaborasi sedemikian rupa untuk merencanakan, melaksanakan,
dan melakukan asesmen untuk suatu pembelajaran yang terpadu. Misalnya kolaborasi antara Bahasa
Indonesia dan Seni Musik. Murid membuat lirik puisi dan membuat lagu dari lirik tersebut.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Struktur Kurikulum Merdeka


6. Perangkat Ajar
Selain keleluasaan dalam menentukan alokasi waktu, kita juga mempunyai keleluasaan
untuk memilih dan memberikan perangkat ajar kepada murid, selama masih ada dalam
prinsip Pembelajaran dengan Paradigma Baru.
Jadi, perangkat ajar bukan saja melalui buku teks, tetapi bisa menggunakan media lain
seperti,
1. Modul ajar,
2. Modul projek,
3. Buku non teks,
4. Video, dan
5. Media cetak/digital.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Struktur Kurikulum Merdeka

Struktur Kurikulum Merdeka didesain dengan prinsip


pendidikan yang berpusat pada murid, sehingga dalam
pelaksanaannya harap diperhatikan bahwa masing-
masing satuan pendidikan dapat menyesuaikan
kurikulum sesuai dengan konteksnya.

*) Bapak/Ibu dapat mengunduh Kepmen N0 56/M/2022


Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka
Pemulihan Pembelajaran pada LMS, untuk mengetahui
secara detil struktur kurikulum Merdeka dengan lengkap
RUANG
KOLABORASI 2
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Ruang Kolaborasi 2
● Pada sesi ini, kita akan kembali melakukan diskusi
dalam kelompok kecil sesuai kelompok pada sesi
Ruang Kolabarasi 1
● Setiap kelompok akan berdiskusi di dalam ruangan
terpisah dengan alokasi waktu 40 menit
● Sebelum berdiskusi silakan Bapak/Ibu bisa
mengunduh LK Ruang Kolaborasi 2 pada LMS
● Setelah berdiskusi masing-masing kelompok akan
melakukan presentasi selama 4 menit di ruang
utama
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Ruang Kolaborasi 2
Dalam setiap kelompok silakan diskusikan
pertanyaan berikut ini:
1. Buatlah karya visual
(poster/gambar/bagan/infografis) dalam satu
halaman yang menggambarkan bagaimana
Bapak/Ibu melakukan adaptasi kurikulum !
2. Apa saja potensi tantangan yang akan dihadapi
ketika melakukan adaptasi kurikulum?
3. Apa saja solusi untuk menanggulangi potensi
tantangan tersebut?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

PRESENTASI KELOMPOK
Ruang Kolaborasi 2
REFLEKSI
TERBIMBING
ELABORASI
PEMAHAMAN
(RENCANA)
AKSI NYATA
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

(Rencana) Aksi Nyata


● Pada sesi ini, Bapak/Ibu secara individu akan
membuat rencana belajar mengenai Kurikulum
Merdeka
● Bapak/Ibu akan diberikan waktu selama X menit
untuk menyusun rencana belajarnya
● Silakan Bapak/Ibu bisa mengunduh LK (Rencana)
Aksi Nyata pada LMS
● Beberapa perwakilan peserta diberi kesempatan
untuk menyampaiakan hasil rencana belajarnya
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

PRESENTASI
(Rencana) Aksi Nyata
SAMPAI JUMPA DI
SESI SELANJUTNYA!

Anda mungkin juga menyukai