Anda di halaman 1dari 39

ASET TETAP

Pengertian Aset Tetap


Aset tetap adalah Aset berwujud yang diperoleh
dalam keadaan siap dipakai atau dibangun
terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi
perusahaan, tidak jual dalam rangka kegiatan
normal perusahaan dan mempunyai masa
manfaat lebih dari satu tahun.
Aktiva Tetap dan Aktiva Tidak Berwujud
Pengertian dan kriteria aktiva tetap
Aktiva tetap adalah harta berwujud yang diperoleh
dalam bentuk siap atau dibangun sendiri yang harus
memenuhi kriteria sbb :
1. Dimiliki dan digunakan dalam usaha atau yang
dimiliki untuk mendapatkan, menagih dan memelihara
penghasilan, dengan suatu masa manfaat yang lebih
dari setahun,
2. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan
normal.
Karakteristik aset tetap berwujud
(PSAK 16, IAI 2004)
a. Dipergunakan untuk operasional perusahaan
dan tidak untuk dijual.
b. Memiliki masa manfaat lebih dari satu
periode akuntansi atau satu siklus operasi
normal, tergantung mana yang lebih
panjang.
c. Memiliki bentuk fisik.
d. Nilainya material.
PENGERTIAN PENYUSUTAN
*Penyusutan, adalah alokasi sistimatik jumlah
yang dapat disusutkan dari satu aktiva sepanjang
masa manfaat.
PENGERTIAN MASA MANFAAT
*Masa manfaat adalah:
a. Periode suatu aktiva oleh suatu perusahan;
atau
b. Jumlah produksi atau unit serupa yang
diharapkan diperoleh dari aktiva oleh perusahan
PENGERTIAN BIAYA PEROLEHAN
* Biaya perolehan, adalah jumlah kas atau
setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar
imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh
suatu aktiva pada saat perolehan sampai dengan
aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang
siap untuk dipergunakan.
PERHITUNGAN PENYUSUTAN
Pengertian penyusutan atau depresiasi adalah
proses alokasi harga perolehan aktiva tetap
berwujud yang mempunyai masa terbatas,
dengan cara sistematis kedalam periode-periode
yang memperoleh manfaat aktiva tersebut.
Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan aset tetap (depresiasi) adalah alokasi
harga perolehan aset tetap kepada periode-
periode akuntansi dalam masa penggunaannya.
Akumulasi penyusutan adalah jumlah harga
perolehan aset yang telah dibebankan (melalui
pemakaian) dalam periode-periode sebelumnya.
Beban penyusutan adalah pengakuan atas
penggunaan manfaat potensial dari suatu aset.
Faktor-faktor yang menentukan besarnya penyusutan
 Harga perolehan Aset tetap
Harga perolehan Aset tetap meliputi semua pengeluaran yang
berhubungan dengan perolehan dan penyiapannya, sampai
Aset tetap yang bersangkutan siap dioperasikan.
 Nilai residu atau nilai sisa
Nilai residu (residual value) adalah taksiran nilai Aset tetap
setelah habis masa penggunaannya.
 Usia ekonomis atau usia manfaat
Usia ekonomis adalah taksiran masa penggunaan Aset tetap,
dihitung sejak mulai dioperasikan sampai saat Aset tetap
biasanya ditetapkan berdasarkan taksiran.
 Metode penyusutan yang diterapkan
Terdapat beberapa metode penyusutan Aset tetap yang dapat
digunakan untuk menentukan besarnya penyusutan yang
menjadi beban tiap periode akuntansi.
Metode Penyusutan Aset Tetap
1. Metode Garis Lurus
Menurut metode Garis Lurus (Straight Line Method),
beban penyusutan tiap tahun penggunaan Aset tetap
jumlahnya sama.
Sehingga jumlah penyusutan tiap tahun dihitung sebagai
berikut :

Penyusutan = HP - NR
n
Keterangan: HP = Harga Perolehan Aset tetap
NR = Nilai Residu atau nilai sisa
n = Usia Ekonomis Aset tetap
Metode garis lurus metode ini
beranggapan bahwa aktiva tetap
mempunyai manfaat yang sama selama
umur penggunaan dan tidak
mempertimbangkan perubahan-perubahan
produksi dan efisien.
Contoh: sebuah kendaraan mempunyai
harga perolehan RP 35.000.000,-. Ditaksir
mempunyai umur ekonomis 5 tahun
dengan nilai residu RP 2.000.000,-.
Tabel penyusutan aktiva tetap (metode garis lurus)

Tahun ke Penyustan (RP) Akumulasi penyusutan Nilai buku (RP)


(RP)

0 35.000.000,-.
1 6.600.000,-. 6.600.000,-. 28.400.000,-.
2 6.600.000,-. 13.200.000,-. 21.800.000,-.
3 6.600.000,-. 19.800.000,-. 15.200.000,-.
4 6.600.000,-. 26.400.000,-. 8.600.000,-.
5 6.600.000,-. 33.000.000,-. 2,000.000,-.
PT. BAGUS membeli peralatan pompa air
dengan harga perolehan Rp. 13.000.000,
taksiran umur pemakaian selama 5 tahun
dengan nilai residu Rp. 1.000.000
Tahun ke Penyusutan (RP) Akumulasi Nilai buku (RP)
penyusutan (RP)

0 13.000.000,-
1 4.000.000,.- 4.000.000,- 9.000.000,-
2 3.200.000,- 7,200.000,- 5.800.000,-
3 2.400.000,- 9.600.000,- 3,400.000,-
4 1.600.000,- 11.200.000,- 1.800.000,-
5 800.000,- 12.000.000,- 1.000.000,-
Contoh :
Pada tanggal 5 April 2008, suatu perusahaan membeli
sebuah mesin dengan harga perolehan Rp 130.000.000. Usia
penggunaan mesin tersebut ditaksir selama 8 tahun dengan
nilai residu sebesar Rp 10.000.000.
Berdasarkan data di atas, penyusutan tiap tahun penggunaan
mesin dihitung sebagai berikut:

Rp130.000.000 – Rp10.000.000
Penyusutan = = Rp15.000.000
8
Lanjutan .....
Beban penyusutan mesin untuk tahun 2008, dihitung untuk
masa penggunaan sejak bulan April sampai 31 Desember
2008, yaitu selama 9 bulan, atau sebesar :
9 x Rp15.000.000 = Rp11.250.000
12
Jumlah ini pada tanggal 31 Desember 2008 dicatat dengan
jurnal sebagai berikut :
Tgl Account Ref Debit Kredit

Des, 31 Beban Penyusutan. Mesin 11.250.000

2008 Akum. Peny. Mesin 11.250.00


0
Tabel penyusutan mesin untuk periode akuntansi
tampak pada gambar berikut
Lanjutan .....
2. Metode Jumlah Angka Tahun
Menurut metode jumlah angka tahun (Sum of the Years
Digits Method), penyusutan untuk tiap tahun
penggunaan aset tetap jumlahnya menurun.
Besarnya penyusutan tiap tahun penggunaan aset tetap,
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Sisa usia aktiva tetap pada tahun
Penyusutan = penggunaannya x Jumlah yang harus disusutkan
Jumlah angka tahun usia aktiva tetap
Contoh :
Sebuah kendaraan angkutan dengan harga
perolehan Rp120.000.000 mulai dioperasikan
bulan Juli 2008. Taksiran usia penggunaan
selama 6 tahun dengan nilai residu
Rp15.000.000. Kendaraan tersebut disusutkan
dengan metode Jumlah Angka Tahun.
Jawab :
Penyusutan tiap tahun penggunaan kendaraan dihitung
sebagai berikut:
 Pada tahun 2008 kendaraan dioperasikan selama 6 bulan
yaitu sejak bulan Juli sampai denga Desember 2008.
Dengan demikian beban penyusutan untuk tahun 2008
dihitung sebagai berikut : 6/12 X Rp 30.000.000,00 = Rp
15.000.000,00
 Beban penyusutan tahun 2009 terdiri atas 6 bulan dari
penyusutan tahun penggunaan pertama dan 6 bulan dari
penyusutan tahun penggunaaan kedua.
 Penyusutan tahun ke -1 sebesar Rp 30.000.000,00 pada
perhitungan dimuka adalah untuk masa sejak 1 Juli 2009.
Beban penyusutan untuk tiap periode akuntansi dicatat
tiap tanggal 31 Desember.oleh karena itu seperti tampak
diates penyusutan tahun ke -1 untuk 6 bulan menjadi
beban tahun 2008 dan untuk 6 bulan menjadi beban
tahun 2009.Demikian pula penyusutan tahun ke -2 6
bulan menjadi beban tahun 2009 dan untuk 6 bulan
Lanjitan ..........
Menjadi beban tahun 2010. Dengan demikian beban penyusutan tahu
Dengan demikian penyusutan tahun 2009 dihitung sebagai berikut:
Penyusutan tahun ke -1 : 6/12 x Rp 30.000.000,00 = Rp
15.000.000,00
Penyusutan tahun ke -2 : 6/12 x Rp 25.000.000,00 = Rp
12.500.000,00

Jumlah Rp 27.500.000,00
Beban penyusutan 2010 dihitung seperti diatas .yaitu 6 bulan dari
penyusutan tahun ke 2 dan 6 bulan dari penyusutan tahun ke
2.Beban penyusutan kendaraan untuk tiap periode setelah dihitung
seperti diatas .
Lanjutan .....
3. Metode Menurun Ganda
Dalam penerapan metode menurun ganda (Double
Declining Balance Method), penyusutan tiap tahun
penggunaan Aset tetap ditentukan berdasarkan
persentase tertentu yang dihitung dari harga buku pada
tahun yang bersangkutan.
Persentase penyusutan ditetapkan sebesar dua kali
persentase penyusutan menurut metode garis lurus.
PT. MUSTIKA SARI mempunyai mesin
dengan harga perolehan sebesar Rp.
14.000.000. dari % penyusutan aktiva
tetap ditetapkan 20% pertahun dari nilai
bukunya.
Contoh :
Sebuah mesin mulai dioperasikan pada tanggal 1
Oktober 2008. Mesin tersebut diperoleh dengan harga
Rp 100.000.000 ditaksir dapat dioperasikan selama 10
tahun, dan disusutkan menurut metode menurun
ganda.
Dari data tersebut, besarnya penyusutan mesin tiap
tahun penggunaannya dihitung sebagai berikut:
 Persentase penyusutan tiap tahun menurut metode
garis lurus, 100% : 10 = 10%.
 Persentase penyusutan tiap tahun menurut metode
menurun ganda, 2 x 10% = 20%.
Lanjutan .....
Berdasarkan besarnya persentase penyusutan tersebut, beban penyusutan
mesin tiap periode akuntansi dihitung seperti tampak dalam tabel berikut
ini:
Lanjutan .....
4. Metode Satuan Jam Kerja
Dalam penerapan metode satuan jam kerja (Service
Hours Method), beban penyusutan diterapkan
berdasarkan jam kerja yang dapat dicapai dalam periode
yang bersangkutan.
Beban penyusutan untuk suatu periode dihitung dengan
cara sebagai berikut:
Beban Penyusutan = Jam kerja yang dicapai x Tarif penyusutan tiap jam kerja

Harga Perolehan – Nilai Residu


Tarif penyusutan tiap jam kerja =
Taksiran jumlah jam kerja yang dapat dicapai
selama masa penggunaan aset tetap
PT. SETIAKI menggunakan mesin
produksi dengan harga perolehan Rp.
58.000.000 nilai residu ditaksir sebesar
Rp. 4.000.000. mesin tersebut dapat
digunakan selama 18.000 jam operasi.
Tahun ke Jam penggunaan mesin

1 3.200 jam
2 4.000 jam
3 4,600 jam
4 3.500 jam
5 2.700 jam

Jumlah 18.000 jam


Tahun ke Penggunaan Penyusutan Akumulasi Nilai buku
(jam) (RP) (RP) (RP)

A B C= tarip x b D e = HP - 4

0 58.000.000
1 3.200 9.600.000 9.600.000 48.000.000
2 4.000 12.000.000 21.600.000 36.400.000
3 4.600 13.000.000 35.400.000 22.600.000
4 3.500 10.000.000 45.900.000 12.100.000
5 2.700 8.100.000 54.000.000 4.000.000
Tahun ke Penyusutan Akumulasi (RP) Nilai buku (RP)
(RP)

0 14.000.000
1 2.800.000 2.800.000 11.200.000
2 2.240.000 5.040.000 8.960.000
3 1,792.000 6.832.000 7.168.000
4 1.433.000 8.265.600 5,743.400
5 1.146.000 9.412.480 4.587.520
6 917.504 10.329.984 3.670.016
7 743.003 11.063.987 2,936.013
Contoh :
Sebuah mesin diperoleh degan harga Rp200.000.000. Mesin tersebut
disusutkan menurut metode Satuan Jam Kerja. Selama masa
penggunaannya ditaksir dapat dioperasikan sebanyak 80.000 jam,
dengan nilai residu sebesar Rp20.000.000.
Berdasarkan data contoh diatas, tarif penyusutan tiap jam kerja mesin
dihitung sebagai berikut:

Rp200.000.000 – Rp20.000.000
= Rp2.250
80.000
Hasil perhitungan di atas menunjukkan tiap 1 jam mesin dioperasikan,
penyusutan yang harus dibebankan sebesar Rp 2.250.
Apabila selama tahun 2007 mesin dioperasikan sebanyak 7.200 jam dan
tahun 2008 sebanyak 7.600 jam.
Maka beban penyusutan dihitung sebagai berikut:
 Tahun 2007 = 7.200 x Rp 2.250 = Rp16.200.000.
 Tahun 2008 = 7.600 x Rp 2.250 = Rp17.100.000.
Lanjutan .....
5. Metode Satuan Hasil Produksi
Penerapan metode hasil produksi (Productive Output Method), sama
dengan penerapan metode satuan jam kerja (jasa) yaitu didasarkan
kepada faktor penggunaan.
Dalam penerapan metode satuan hasil produksi, beban penyusutan
ditetapkan berdasarkan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam
periode yang bersangkutan.
Beban penyusutan suatu periode adalah hasil kali jumlah satuan
produk yang dihasilkan dengan tarip penyusutan per satuan produk.
Tarip penyusutan atau beban penyusutan per satuan produk,
dihitung sebagai berikut:
Harga Perolehan – Nilai Residu
Tarif penyusutan per satuan produk =
Taksiran jumlah satuan produk yang dapat
dihasilkan selama masa penggunaan aset tetap
Sebuah mesin giling kopi, nilai perolehan
Rp. 23.000.000 ditaksir akan dapat
menghasilkan total produksi 800 ton dan
nilai residu ditetapkan sebesar Rp.
3.000.000
Tahun ke Hasil produksi (ton)

1 150 Ton
2 230 Ton
3 250 Ton
4 170 Ton

Jumlah 800 Ton


Tahun ke Produksi Penyusutan Akumulasi Nilai buku
(ton) (RP) penyusutan (RP)
(RP)

A B c = tarip x b D E = HP – 3

0 23.000.000
1 150 3.750.000 3.750.000 19.250.000
2 230 5.750.000 9.500.000 13.500.000
3 250 6.250.000 15.750.000 7.250.000
4 170 4.250.000 20.000.000 3.000.000
Contoh :
Sebuah mesin diperoleh dengan harga Rp 130.000.000. Selama masa
penggunaannya ditaksir dapat menghasilkan 400.000 unit produk.
Taksiran nilai residu sebesar Rp 10.000.000.
Dari data di atas, tarip penyusutan tiap unit produk yang dihasilkan
dihitung sebagai berikut:

Rp130.000.000 – Rp10.000.000
= Rp300
400.000
Berdasarkan hasil penghitungan di atas, tiap unit produk yang
dihasilkan harus dibebani dengan penyusutan mesin sebesar Rp300.
Apabila selama tahun 2007 produk yang sesungguhnya dihasilkan
sebanyak 38.000 unit dan dalam tahun 2008 sebanyak 42.000 unit.
Maka beban penyusutan dihitung sebagai berikut:
 Tahun 2007 = 38.000 x Rp300 = Rp11.400.000.
 Tahun 2008 = 42.000 x Rp300 = Rp12.600.000.
TERIMA KASIH

SUKSES SELALU UNTUK ANDA .....

Anda mungkin juga menyukai