Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Penyusutan = HP - NR
n
Keterangan: HP = Harga Perolehan Aset tetap
NR = Nilai Residu atau nilai sisa
n = Usia Ekonomis Aset tetap
Metode garis lurus metode ini
beranggapan bahwa aktiva tetap
mempunyai manfaat yang sama selama
umur penggunaan dan tidak
mempertimbangkan perubahan-perubahan
produksi dan efisien.
Contoh: sebuah kendaraan mempunyai
harga perolehan RP 35.000.000,-. Ditaksir
mempunyai umur ekonomis 5 tahun
dengan nilai residu RP 2.000.000,-.
Tabel penyusutan aktiva tetap (metode garis lurus)
0 35.000.000,-.
1 6.600.000,-. 6.600.000,-. 28.400.000,-.
2 6.600.000,-. 13.200.000,-. 21.800.000,-.
3 6.600.000,-. 19.800.000,-. 15.200.000,-.
4 6.600.000,-. 26.400.000,-. 8.600.000,-.
5 6.600.000,-. 33.000.000,-. 2,000.000,-.
PT. BAGUS membeli peralatan pompa air
dengan harga perolehan Rp. 13.000.000,
taksiran umur pemakaian selama 5 tahun
dengan nilai residu Rp. 1.000.000
Tahun ke Penyusutan (RP) Akumulasi Nilai buku (RP)
penyusutan (RP)
0 13.000.000,-
1 4.000.000,.- 4.000.000,- 9.000.000,-
2 3.200.000,- 7,200.000,- 5.800.000,-
3 2.400.000,- 9.600.000,- 3,400.000,-
4 1.600.000,- 11.200.000,- 1.800.000,-
5 800.000,- 12.000.000,- 1.000.000,-
Contoh :
Pada tanggal 5 April 2008, suatu perusahaan membeli
sebuah mesin dengan harga perolehan Rp 130.000.000. Usia
penggunaan mesin tersebut ditaksir selama 8 tahun dengan
nilai residu sebesar Rp 10.000.000.
Berdasarkan data di atas, penyusutan tiap tahun penggunaan
mesin dihitung sebagai berikut:
Rp130.000.000 – Rp10.000.000
Penyusutan = = Rp15.000.000
8
Lanjutan .....
Beban penyusutan mesin untuk tahun 2008, dihitung untuk
masa penggunaan sejak bulan April sampai 31 Desember
2008, yaitu selama 9 bulan, atau sebesar :
9 x Rp15.000.000 = Rp11.250.000
12
Jumlah ini pada tanggal 31 Desember 2008 dicatat dengan
jurnal sebagai berikut :
Tgl Account Ref Debit Kredit
Jumlah Rp 27.500.000,00
Beban penyusutan 2010 dihitung seperti diatas .yaitu 6 bulan dari
penyusutan tahun ke 2 dan 6 bulan dari penyusutan tahun ke
2.Beban penyusutan kendaraan untuk tiap periode setelah dihitung
seperti diatas .
Lanjutan .....
3. Metode Menurun Ganda
Dalam penerapan metode menurun ganda (Double
Declining Balance Method), penyusutan tiap tahun
penggunaan Aset tetap ditentukan berdasarkan
persentase tertentu yang dihitung dari harga buku pada
tahun yang bersangkutan.
Persentase penyusutan ditetapkan sebesar dua kali
persentase penyusutan menurut metode garis lurus.
PT. MUSTIKA SARI mempunyai mesin
dengan harga perolehan sebesar Rp.
14.000.000. dari % penyusutan aktiva
tetap ditetapkan 20% pertahun dari nilai
bukunya.
Contoh :
Sebuah mesin mulai dioperasikan pada tanggal 1
Oktober 2008. Mesin tersebut diperoleh dengan harga
Rp 100.000.000 ditaksir dapat dioperasikan selama 10
tahun, dan disusutkan menurut metode menurun
ganda.
Dari data tersebut, besarnya penyusutan mesin tiap
tahun penggunaannya dihitung sebagai berikut:
Persentase penyusutan tiap tahun menurut metode
garis lurus, 100% : 10 = 10%.
Persentase penyusutan tiap tahun menurut metode
menurun ganda, 2 x 10% = 20%.
Lanjutan .....
Berdasarkan besarnya persentase penyusutan tersebut, beban penyusutan
mesin tiap periode akuntansi dihitung seperti tampak dalam tabel berikut
ini:
Lanjutan .....
4. Metode Satuan Jam Kerja
Dalam penerapan metode satuan jam kerja (Service
Hours Method), beban penyusutan diterapkan
berdasarkan jam kerja yang dapat dicapai dalam periode
yang bersangkutan.
Beban penyusutan untuk suatu periode dihitung dengan
cara sebagai berikut:
Beban Penyusutan = Jam kerja yang dicapai x Tarif penyusutan tiap jam kerja
1 3.200 jam
2 4.000 jam
3 4,600 jam
4 3.500 jam
5 2.700 jam
A B C= tarip x b D e = HP - 4
0 58.000.000
1 3.200 9.600.000 9.600.000 48.000.000
2 4.000 12.000.000 21.600.000 36.400.000
3 4.600 13.000.000 35.400.000 22.600.000
4 3.500 10.000.000 45.900.000 12.100.000
5 2.700 8.100.000 54.000.000 4.000.000
Tahun ke Penyusutan Akumulasi (RP) Nilai buku (RP)
(RP)
0 14.000.000
1 2.800.000 2.800.000 11.200.000
2 2.240.000 5.040.000 8.960.000
3 1,792.000 6.832.000 7.168.000
4 1.433.000 8.265.600 5,743.400
5 1.146.000 9.412.480 4.587.520
6 917.504 10.329.984 3.670.016
7 743.003 11.063.987 2,936.013
Contoh :
Sebuah mesin diperoleh degan harga Rp200.000.000. Mesin tersebut
disusutkan menurut metode Satuan Jam Kerja. Selama masa
penggunaannya ditaksir dapat dioperasikan sebanyak 80.000 jam,
dengan nilai residu sebesar Rp20.000.000.
Berdasarkan data contoh diatas, tarif penyusutan tiap jam kerja mesin
dihitung sebagai berikut:
Rp200.000.000 – Rp20.000.000
= Rp2.250
80.000
Hasil perhitungan di atas menunjukkan tiap 1 jam mesin dioperasikan,
penyusutan yang harus dibebankan sebesar Rp 2.250.
Apabila selama tahun 2007 mesin dioperasikan sebanyak 7.200 jam dan
tahun 2008 sebanyak 7.600 jam.
Maka beban penyusutan dihitung sebagai berikut:
Tahun 2007 = 7.200 x Rp 2.250 = Rp16.200.000.
Tahun 2008 = 7.600 x Rp 2.250 = Rp17.100.000.
Lanjutan .....
5. Metode Satuan Hasil Produksi
Penerapan metode hasil produksi (Productive Output Method), sama
dengan penerapan metode satuan jam kerja (jasa) yaitu didasarkan
kepada faktor penggunaan.
Dalam penerapan metode satuan hasil produksi, beban penyusutan
ditetapkan berdasarkan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam
periode yang bersangkutan.
Beban penyusutan suatu periode adalah hasil kali jumlah satuan
produk yang dihasilkan dengan tarip penyusutan per satuan produk.
Tarip penyusutan atau beban penyusutan per satuan produk,
dihitung sebagai berikut:
Harga Perolehan – Nilai Residu
Tarif penyusutan per satuan produk =
Taksiran jumlah satuan produk yang dapat
dihasilkan selama masa penggunaan aset tetap
Sebuah mesin giling kopi, nilai perolehan
Rp. 23.000.000 ditaksir akan dapat
menghasilkan total produksi 800 ton dan
nilai residu ditetapkan sebesar Rp.
3.000.000
Tahun ke Hasil produksi (ton)
1 150 Ton
2 230 Ton
3 250 Ton
4 170 Ton
A B c = tarip x b D E = HP – 3
0 23.000.000
1 150 3.750.000 3.750.000 19.250.000
2 230 5.750.000 9.500.000 13.500.000
3 250 6.250.000 15.750.000 7.250.000
4 170 4.250.000 20.000.000 3.000.000
Contoh :
Sebuah mesin diperoleh dengan harga Rp 130.000.000. Selama masa
penggunaannya ditaksir dapat menghasilkan 400.000 unit produk.
Taksiran nilai residu sebesar Rp 10.000.000.
Dari data di atas, tarip penyusutan tiap unit produk yang dihasilkan
dihitung sebagai berikut:
Rp130.000.000 – Rp10.000.000
= Rp300
400.000
Berdasarkan hasil penghitungan di atas, tiap unit produk yang
dihasilkan harus dibebani dengan penyusutan mesin sebesar Rp300.
Apabila selama tahun 2007 produk yang sesungguhnya dihasilkan
sebanyak 38.000 unit dan dalam tahun 2008 sebanyak 42.000 unit.
Maka beban penyusutan dihitung sebagai berikut:
Tahun 2007 = 38.000 x Rp300 = Rp11.400.000.
Tahun 2008 = 42.000 x Rp300 = Rp12.600.000.
TERIMA KASIH