Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LAHIR
BY
1
BAYI BARU LAHIR
2
CIRI – CIRI UMUM BBL NORMAL
3
Sebagai akibat perubahan lingkungan dlm uterus
ke luar uterus, maka bayi menerima rangsangan
yg bersifat kimiawi, mekanik & termik.
Hasil rangsangan tsb membuat bayi akan
mengalami perubahan - perubahan
4
PERUBAHAN-PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA
BAYI BARU LAHIR
Masuknya udara
6
PERKEMBANGAN SISTEM
PULMONER
8
Tali Pusat Diklem
Lingkungan yg dingin 9
3. Perubahan pd Sistem Thermogenik
Kehilangan panas pd BBL dpt tjd mll 4 cara a/l :
• Konveksi : Proses hilangnya pns tbh melalui
kontak dgn udara yg dingin di sktrnya
• Radiasi :Proses hilangnya pns tbh bl by
diletakkan dkt dgn benda2 yg lbh rendah
suhunya dr suhu tbhnya
• Evaporasi : Proses hilangnya pns tbh bl by
berada dlm keadaan bsh
• Konduksi : Proses hilangnya pns tbh melalui
kontak lgs dgn benda2 yg mempunyai suhu lbh
rendah
10
Stress
Dingin
Meningkatnya
Meningkatnya konsumsi
metabolisme oksigen
Menipisnya Hypoksia
persediaan
glikogen
Menurunnya Asidosis metabolisme
Menurunnya produksi surfaktan pH
(kebutuhan O2, glukosa, perfusi
Hypoglikemia paru-paru yg adequate)
Vasokonstriksi pulmonary
12
Lanjutan
13
Lanjutan
6. Perubahan pd Sistem Hepar
Liver bayi mempunyai peranan yg ptg dlm hal :
• penyimpanan zat besi
• metabolisme KH
• konjugasi bilirubin
• koagulasi
Liver BBL blm matur u/ membentuk glukosa shg BBL mdh
terkena hipoglikemi
Neonatus telah memiliki kapasitas fungsional u/ mengubah
bilirubin, namun sebagian bsr BBL ada yg mengalami
hiperbilirubinemia fisiologis
14
Lanjutan
15
Lanjutan
16
Lanjutan
20
Penatalaksanaan segera stlh badan lahir
1. Secara cepat nilai pernafasan, letakkan bayi diatas
perut ibu yg dialas handuk
2. Lap segera darah & lendir pada wajah bayi
3. periksa ulang pernafasan bayi.bila bayi menangis
/bernafas biarkan bayi diperut ibu
4. bila dlm 30 dtk tidak bernafas/menangis lakukan
resusitasi
5. kemudian potong tali pusat, periksa tali pusat
6. Bila msh ada perdarahan lakukan pengikatan ulang,
lakukan perawatan tali pusat terbuka
7. Bersihkan bayi dr sisa darah yg menempel pd bayi, jgn
dimandikan minimal sblm 6 jam
8. Ganti handuk/kain basah yg membungkus bayi dgn handuk baru
21
9 .Berikan obat tetes mata untuk mencegah infeksi
(eritromicin 0,5 % / tetrasiklin 1 %
10.lakukan pemeriksaan fisik & pengukuran antropometri,
beri identitas lengkap sesuai ibu
11.Bungkus bayi (kepala hrs tertutup), berikan pada ibu
agar disusui dan kontak dini agar bayi tetap hangat.
12.Bila kondisi ibu tdk memungkinkan tempatkan bayi dlm
inkubator dgn kepala miring kesatu sisi
13.Berikan injeksi vitamin K dgn dosis 0,5- 1 mg IM
14.Dlm waktu 24 jam, sblm bayi & ibu dipulangkan berikan
imunisasi BCG, Polio, Hepatitis B
15.Observasi bayi setiap 15-30 menit/bila diperlukan
22
Pengkajian Bayi Baru Lahir
a. Kaji Apgar score,menit I & V = 7-10
b. Riwayat kehamilan,persalinan :
- usia kehamilan,masalah yg mgkn terjadi/komplikasi
- lama inpartu ,kondisi ketuban ,perdarahan & jenis persalinan,lama kala
I- IV, distress janin, kondisi ibu, masalah yg mgkn terjadi
23
2. dada :
- raba denyutan yg paling kuat
- hitung denyut jantung
- observasi:ronchi,wheezing,stridor,irama
pernafasan,tarikan dinding dada
3. abdomen :
- abdomen spt kubah,kondisi tali pusat & pembuluh
darahnya, adalah kelainan kongenital
4. neurologis :
- periksa tonus otot,refleks,
- palpasi fontanela anterior adakah massa /benjolan
/caput, ukufan fontanela, & sutura
5. observasi lain : adakah marformasi stuktur/kelainan
kongenital pd BBl
24
6. pola perilaku bayi : tenang/ aktif, pola tidur
7. pola nutrisi/pemberian makan :
- asi/ pasi,frekwensi, adakah muntah/gumoh
8. pola eliminasi :
- dlm 1-2 jam pasca lahir sdh keluar
- > 10 jam blm ada, kemungkinan kelainan
- stlh 3-4 hr berubah warna
- kaji frekuensi & sifat tinja
- urine 24 jam I: 15 -20 cc
- neonatus 200 cc/hr
25
9. pemeriksaan antropometri ;
- BB, TB, LK & LD
Diagnosa :
a. pola nafas tdk efektif b/d obstruksi jalan nafas
b. resiko tinggi termoregulasi tdk efektif b/d
kehilangan panas dr lingkungan
c. gangguan pertukaran gas b/d hipotermi
d. resiko tinggi infeksi b/d faktor lingkungan
e. kurang pengetahuan ttg perawatan bayi b/d
keterbatasan informasi
26
Tujuan & kriteria hasil :
- mempertahankan pola nafas efektif, RR 40-60x/mnt
- mempertahankan termoregulasi yg efektif,suhu 36,5-37,5
- terbebas dr infeksi,tanda –tanda infeksi (-)
- ortu mampu merawat bayi
Intervensi :
1. Observasi kondisi bayi: pernafasan, denjut jantung, tonus otot,
refleks & warna kulit
2. Jaga jalan nafas tetap adekuat, beri 02 bila diperlukan
3. Pertahankan bayi dalan keadaan hangat & kering, ganti
pakaian,bedong bila basah
4. Lakukan perawat tali pusat terbuka/ bungkus dgn kassa kering
steril
27
5. Tidurkan bayi dengan kepala lebih tinggi & miring
kesatu sisi
6. Pisahkan bayi dari bayi yg berisiko
7. Cuci tangan sebelun & melakukan perawatan pd ayi
8. Lakukan rawat gabung agar tercapai bounding segera
9. Ajarkan ibu cara perawatan bayi sehari-hari:
memandikan ,perawatan tali pusat,teknik menyusui
yg benar
10. Jelaskan pd ibu tanda bahaya BBL :nafas </ > 60
x/mnt. Suhu < 36 / > 38,warna kulit kuning,hisapar
lemah, tali pusat merah/bau/keluar cairan, tdk BAB
dlm 3 hr, bayi rewel
11. Observasi bayi tiap 30 mnt/ bila diperlukan
28
Implementasi :
- sesuai dgn rencana yg telah disusun
Evaluasi :
- Sesuai tujuan dan kriteria hasil
29
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIAN ANDA
30
TERMOREGULAS
(Perlindungan Termal)
31
PENDAHULUAN
Mekanisme pengaturan temperatur
tubuh pd BBL blm berfungsi
sempurna, permukaan tubuh bayi
relatif luas, tubuh bayi terlalu kecil
utk memproduksi & menghslkan
panas sebabkan BBL mudah sekali
terkena Hipotermi.
Disebut hipotermi bila suhu tubuh
turun di bwh 36,5 °C
( N : 36,5 °C – 37,5 °C )
32
MEKANISME KEHILANGAN
PANAS PD BBL
EVAPORASI
33
KONDUKSI
KONVEKSI
34
RADIASI
Kehilangan panas yg tjd krn bayi
ditempatkan di dekat benda-
benda yg mempunyai suhu tubuh
lebih rendah dr suhu tubuh bayi.
35
PENILAIAN HIPOTERMI BBL
GejalaHipotermi BBL
1. Bayi tdk mau menyusu/minum
2. Bayi tampak lesu
3. Tubuh bayi teraba dingin
4. Dlm keadaan berat, denyut
jantung bayi menurun & kulit bayi
mengeras
36
Tanda-tanda Hipotermi sedang
1. Akifitas berkurang, letargis
2. Tangisan lemah
3. Kulit berwarna tdk rata
4. Kemampuan menghisap lemah
5. Kaki teraba dingin
37
Tanda-tanda Hipotermi Berat
1. Bibir & kuku kebiruan
2. Pernafasan lambat
3. Pernafasan tdk teratur
4. Bunyi jantung lambat
5. Selanjutnya mungkin timbul
hipoglikemia & asidosis metabolik
38
Tanda-tanda Stadium Lanjut
Hipotermi
1. Muka, ujung kaki & tangan
berwarna merah terang.
2. Bagian tubuh lainnya pucat
3. Kulit mengeras merah & timbul
edema terutama pd punggung, kaki
& tangan
39
PENCEGAHAN HIPOTERMI
1. Segera mengeringkan bayi setelah lahir
2. Menyelimuti bayi dengan selimut atau
kain bersih, kering dan hangat
3. Menutupi kepala bayi dengan topi
4. Bonding attachment dan memberikan
ASI
5. Tidak memandikan bayi minimal 6 jam
setelah lahir (sampai suhu tubuh stabil)
6. Rawat gabung
40
PEMELIHARAAN PERNAFASAN
BBL
41
EVALUASI NILAI APGAR
KU bayi dimulai 1 menit stlh lahir dgn
menggunakan nilai APGAR.
Penilaian ini bertujuan u/ mengetahui apakah
bayi menderita asfiksia/tdk.
Penilaian bayi dilakukan berdasakan :
1. bernafas
2. Usaha Frekuensi denyut jantung
3. Warna kulit
4. Tonus otot
5. Reaksi Penghisapan 42
USAHA BERNAFAS
Jika bayi mengalami kesulitan bernafas, jgn
lakukan pemeriksaan sblm jln nafas dibersihkan
& pemberian O2 hingga respirasi kembali normal.
CARA MEMBERSIHKAN JLN NAFAS
1. kepala bayi dimiringkan agar cairan
berkumpul di mulut & tdk di faring bag belakang
2. mulut dibersihkan terlebih dahulu agar
cairan tdk terakspirasi & isapan pd hidung
akan menimbulkan pernafasan mengap- mengap.
43
3. Apabila mekonium kental & bayi mengalami
depresi, hrs dilakukan penghisapan dr trakea dgn
menggunakan pipa endotrakea.
MENILAI USAHA BERNAFAS
1. Bila bayi bernafas spontan & memadai,
menilai frekuensi denyut jantung
2. Bila bayi mengalami apnea/sukar bernafas
lakukan rangsangan taktil dg menepuk-
nepuk atau menyetil telapak kaki
bayi/menggosok-gosok punggung bayi
sambil beri O2 100% kecepatan 5ltr/mnt.
44
3. Apabila stlh bbrp detik tdk tjd reaksi atas
rangsangan taktil mulai beri VTP.
45
FREKUENSI DENYUT JANTUNG
47
WARNA KULIT
Menilai warna kulit br dilakukan apabila bayi
bernafas spontan & frekuensi denyut jantung >
100x/mnt.
Apabila terdpt sianosis sentral, O2 tetap diberikan.
Apabila tdp sianosis perifer,O2 tdk perlu diberikan.
48
TONUS OTOT
Pd saat lahir biasanya tonus otot lemas, ttp stlh 1
atau 2x tangisan tonus otot bayi akan bertambah
sempurna.
Sgr stlh lahir bayi cenderung u/ memfleksikan
tbhnya u/ m’capai posisi senyamam mungkin.
Tonus otot yg buruk pd by yg berusia bbrp mnt hrs
dianggap sbg pertanda buruk anoksia, narkosis,
kolaps vaskuler, sindrom jantung kiri konginental,
hipoglikemia, sindrom down, hematoma subdural dr
sumsum tulang belakang dll.
49
REAKSI PENGHISAPAN
50
APGAR ringkasan dari :
A : Appearance : Rupa (warna kulit)
P : Pulse Rate : Nadi/frekuensi jantung
G : Grimace: Menyeringai (akibat
reflek kateter dlm hidung)
A : Activity : Keaktifan/tonus otot
R : Respiration : Pernafasan
JUMLAH 52
Dari hasil penilaian tsb dpt diketahui keadaan bayi
dgn kriteria sbb :
Nilai APGAR 7 – 10 : Bayi normal
Nilai APGAR 4 – 6 : Asfiksia ringan – sedang
Nilai APGAR 0 – 3 : Asfiksia berat
INDIKASI
1. Apabila BBL mempunyai nilai APGAR 4-6
(APGAR mnt ke-1 bayi butuh perhatian
khusus, APGAR mnt ke-5 indeks dr
efektifitas resusitasi)
2. Menunjukkan depresi pernafasan sedang
& butuh resusitasi.
54
PENATALAKSANAAN RESUSITASI
55
56
BONDING
Dimulainya interaksi : emosi, fisik, dan sensorik
antara orang tua dan bayi (segera setelah lahir)
ATTACHMENT
Ikatan perasaan yang terjadi antara individu
Meliputi pencurahan perhatian serta adanya
hubungan evaluasi dan fisik yang akrab
(Nelson & May, 1986)
57
PENINGKATAN TALI
KASIH DAN
KETERIKATAN
ORANG TUA DAN
BAYI
58
Faktor keterikatan ibu - bayi
LINGKUNGAN
Penampilan
Sentuhan
Kontak mata
Aroma
PERSONAL TEMPERAMEN
IBU SIKLUS HUBUNGAN BAYI
Aroma
Nangis
Kontak mata
Penampilan
LINGKUNGAN
59
BONDING AND ATTACHMENT
ORTU BAYI
Memberi kehangatan
Menurunkan rasa sakit ibu dan bayi
Memberikan rasa nyaman
Meningkatkan perkembangan
Emosi
Intelektual SEJAK AWAL DEWASA
isik
60
PRINSIP IKATAN KASIH SAYANG
( KLOUS & KENNEL)
Menit dan jam pertama kelahiran :
Periode sensitif & wkt yg optimal u/ kontak ortu
& bayi
Sentuhan ortu untuk pertama kali
Timbul respon khusus dari bayi thd ortu :
dimulainya hub
Ikatan yg baik & sistimatis
Isyarat bayi : gerakan bola mata pada ibu
Individu yang terlibat dlm proses persalinan,
memiliki ikatan yg kuat dgn bayinya
Bbrp kejadian awal persalinan cemas yg berupa
Mempengaruhi keterikatan ortu – bayi
61
ASPEK KASIH SAYANG DARI AYAH SAMA DGN
IBU, SEHINGGA AYAH DIHARAPKAN
BERPARTISIPASI DI DLM PROSES KELAHIRAN &
PERAWATAN BAYI
(Reeder/Martin)
62
DAMPAK POSITIF PADA BAYI
Menurut Klaus
Bayi merasa : dicintai, diperhatikan,
mempercayai dan menumbuhkan sikap
sosial
Bayi merasa : aman, berani mengadakan
eksplorasi bertambahnya pengertian
Merupakan awal menciptakan dasar
“kepribadian positif” yaitu perasaan besar
hati dan sikap positif terhadap orang lain.
(Reeder/Martin)
63
Orang tua, melalui suara
Orang lain
Belajar berinteraksi
Ada keterikatan dengan ibu
64
DAMPAK TDK TJDINYA
KETERIKATAN KASIH SAYANG DG SEGERA
(KLAUS)
TERTUNDANYA PERKEMBANGAN
TINGKAH LAKU ANAK, DITANDAI :
1. TINGKAH LAKU STERIOTIP : tidur di lantai,
menghisap jari, membenturkan badan
2. SOSIAL ABNORMALY : ketakutan, cari
perhatian pada orang dewasa
3. KEMUNDURAN MOTORIK, KOGNITIF,
VERBAL
4. SIKAP APATIS
(Reeder/Martin)
65
HAMBATAN DALAM “BONDING
ATTACHMENT” ORTU – BAYI
Kurang support system
Ibu dengan resiko
Bayi dengan resiko
Kehadiran bayi tidak diharapkan
Adaptasi
Kontak sedini mungkin
Fasilitas untuk kontak lebih lama
Penekanan pada hal-hal positif
Perawat maternitas khusus
Keterlibatan anggota keluarga lain
Informasi bertahap
66
PERAN BIDAN
• Bidan/perawat hrs dpt menciptakan s/ lingk yg
meningkatkan kontak positif ortu &
anak.Misalnya: meletakkan bayi yg baru lahir
lahir diatas perut ibu & kmdn menyuruh ibu u/
memeluk & meneteki bayinya.
• Bidan/perawat dpt mendorong kesadaran ortu
ttg kemampuan & respon anaknya u/
berkomunikasi,memberi dukungan & dorongan
semangat saat ortu berusaha u/ mjd kompeten
& memainkan perannya dgn penuh kasih &
meningkatkan proses ikatan.
67
PEMBERIAN ASI AWAL
68