Anda di halaman 1dari 30

KONSEP DIRI

Roslina.S.Psi.,M.kes
1. PENGERTIAN KONSEP DIRI
◦ Konsep diri seseorang adalah sekumpulan hal-hal yang dipikirkan, diyakini, dan
dipersepsikan seseorang tentang dirinya. Sebutan lain untuk konsep diri adalah konstruksi
diri, identitas diri, perspektif diri, atau struktur diri. Hal ini mencakup performa akademis,
identitas gender, identitas seksual, dan identitas rasial.
◦ Definisi konsep diri menurut Baumeister (1999) adalah: ”” align=”center”Apa yang
dipercayai seseorang tentang dirinya, mencakup sifat-sifat orang tersebut, juga tentang siapa
dan apa sebenarnya dirinya itu.”
◦ Konsep diri terdiri dari skema diri, diri masa lampau (past self), diri masa kini (present self),
dan diri masa depan (future self). Konsep diri berbeda dengan harga diri (self esteem).
Konsep diri bersifat kognitif dan deskriptif tentang diri seseorang (misalnya: “saya seorang
atlet marathon”), sedangkan harga diri bersifat evaluatif dan menyangkut pendapat seseorang
tentang dirinya (misalnya: “saya bangga menjadi seorang atlet marathon”).
◦ Menurut Carl Rogers, konsep diri merupakan gestalt konseptual yang teratur dan bersifat konsisten yang
terdiri dari persepsi-persepsi tentang ciri atau karakteristik diri kita atau persepsi yang kita miliki tentang
hubungan antara diri kita dengan orang lain, apa pendapat orang lain tentang diri kita dan juga berbagai
aspek tentang kehidupan kita.
◦ Konsep diri merupakan gabungan dari pandangan diri kita tentang orang tua kita, teman kita, pasangan
kita, juga dari atasan kita, karyawan, atlit dan juga dari artis yang kita idolakan. Sehingga jelas bahwa
konsep diri seseorang terdiri dari gabungan berbagai persepsi yang merefleksikan peran spesifik dalam
konteks kehidupan.
◦ Konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan percampuran yang kompleks dari perasaan, sikap & persefsi
bawah sadar maupun sadar. Konsep diri memberikan kita kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen
kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain. Kita mulai membentuk konsep diri saat usia
muda.
◦ Lebih menjelaskan bahwa konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh : fisikal,
emosional, intelektual, sosial, dan spiritual. Kepribadian yang sehat disebut dengan istilah fully functioning
person yang memiliki ciri-ciri terbuka pada pengalaman, hidup pada masa kini, percaya pada diri sendiri,
mengalami kebebasan dan kreatifitas. Kelima ciri tersebut berjalan secara berurutan, bila seseorang tidka
terbuka pengalamannya maka ia tidak bisa hidup pada masa kini, tidak percaya pada diri sendiri dan
seterusnya.
A. Konsep Diri Menurut Para Ahli
◦ Seifert dan Hoffnung (1994), misalnya, mendefinisikan konsep diri sebagai “suatu
pemahaman mengenai diri atau ide tentang konsep diri.“.
◦ Santrock (1996) menggunakan istilah konsep diri mengacu pada evaluasi bidang
tertentu dari konsep diri.
◦ Atwater (1987) menyebutkan bahwa konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri,
yang meliputi persepsi seseorang tentang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-
nilai yang berhubungan dengan dirinya.
◦ Menurut Burns (1982), konsep diri adalah hubungan antara sikap dan keyakinan
tentang diri kita sendiri. Sedangkan Pemily (dalam Atwater, 1984), mendefisikan
konsep diri sebagai sistem yang dinamis dan kompleks diri keyakinan yang dimiliki
seseorang tentang dirinya, termasuk sikap, perasaan, persepsi, nilai-nilai dan tingkah
laku yang unik dari individu tersebut.
◦ Cawagas (1983) menjelaskan bahwa konsep diri mencakup seluruh
pandangan individu akan dimensi fisiknya, karakteristik pribadinya,
motivasinya, kelemahannya, kelebihannya atau kecakapannya,
kegagalannya, dan sebagainya.
◦ Stuart dan Sudeen (1998), konsep diri adalah semua ide, pikiran,
kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan
mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah cara
seseorang untuk melihat dirinya secara utuh dengan semua ide, pikiran,
kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan
dengan orang lain.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

◦ Menurut Stuart dan Sudeen ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri. Faktor-
faktor tersebut terdiri dari teori perkembangan Significant Other (orang yang terpenting atau yang
terdekat ) dan Self Perception (persepsi diri sendiri).
1. Teori Perkembangan
Konsep diri berkembang secara bertahap sejak lahir seperti mulai mengenal dan membedakan dirinya
dan orang lain. Dalam melakukan kegiatannya memiliki batasan diri yang terpisah dari lingkungan dan
berkembang melalui kegiatan eksplorasi lingkungan melalui bahasa, pengalaman atau pengenalan tubuh,
nama panggilan, pengalaman budaya dan hubungan interpersonal, kemampuan pada area tertentu yang
dinilai oleh diri sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasi potensi yang nyata.
2. Significant Other (Orang Terpenting atau Terdekat)
Konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain, belajar diri sendiri melalui
cermin orang lain yaitu dengan cara pandangan diri merupakan interpretasi diri pandangan orang lain
terhadap diri, anak sangat dipengaruhi orang yang dekat, remaja dipengaruhi oleh orang lain yang dekat
dengan dirinya, pengaruh orang dekat atau orang penting sepanjang siklus hidup, pengaruh budaya dan
sosialisasi.
3. Self Perception (Persepsi Diri Sendiri)
◦ Yaitu persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaiannya, serta persepsi individu terhadap pengalamannya akan
situasi tertentu. Konsep diri dapat dibentuk melalui pandangan diri dan pengalaman yang positif. Sehingga konsep
merupakan aspek yang kritikal dan dasar dari prilaku individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat
berfungsi lebih efektif yang dapat berfungsi lebih efektif yang dapat dilihat dari kemampuan interpersonal,
kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan. Sedangkan konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan
individu dan sosial yang terganggu.
4. Aktualisasi Diri
◦ Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang pengalaman yang nyata
yang sukses dan diterima.
5. Konsep Diri Positif
◦ Konsep diri positif apabila individu memiliki pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri.
6. Harga Diri Rendah
◦ Harga diri rendah adalah transisi antara respon konsep diri adaptif dengan respon konsep diri maladaptif.
7. Kerancuan Identitas
◦ Kekacauan identitas adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek – aspek identitas masa kanak – kanak ke
dalam kematangan aspek psikososial kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
8. Depersonalisasi
◦ Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan
kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain.
A. Pembagian Konsep Diri
◦ Untuk Konsep diri terbagi menjadi beberapa bagian. Pembagian konsep diri tersebut dikemukakan oleh Stuart dan Sundeen (1991), yang
terdiri dari :
1.      Pola Gambaran Diri (Body Image)
Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang
ukuran, bentuk, dan fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan
pengalaman baru setiap individu (Stuart and Sundeen, 1991).
2.      Ideal Diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Standar dapat berhubungan
dengan tipe orang yang diinginkan/disukainya atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang diraih.
3.      Harga Diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal
dirinya. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, yaitu dicintai, dihormati dan dihargai.
4.      Identitas
Identitas adalah pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan
keunikan individu. Mempunyai konotasi otonomi dan meliputi persepsi seksualitas seseorang.
5.      Peran (Role Performance)
Peran adalah serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok
sosial. Peran yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak mempunyai pilihan.
B.   Konsep Diri Positif dan Konsep Diri Negatif
◦ Menurut Calhoun dan Acocela (1990), dalam perkembangannya konsep diri
terbagi menjadi dua, yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif.
1.        Konsep Diri Positif
◦ Konsep diri positif kepada penerimaan diri bukan sebagai suatu kebanggaan
yang besar tentang diri. Konsep diri yang positif bersifat stabil dan bervariasi.
Individu yang memiliki konsep diri positif adalah individu yang tahu betul
tentang dirinya.
2.        Konsep Diri Negatif
◦ Calhoun dan Acocela membagi konsep diri negatif menjadi dua tipe, yaitu :
Pandangan individu tentang dirinya sendiri benar-benar tidak teratur, tidak
memiliki perasaan kestabilan dan keutuhan diri.
C. Mengembangkan Perkembangan Konsep Diri

◦ Konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan seseorang manusia dari kecil
hingga dewasa. Lingkungan dan pengalaman orang tua turut memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap konsep diri yang terbentuk.
◦ Menurut Charles Horton Cooley konsep diri dapat dimunculkan dengan melakukan pembayangan diri
sendiri sebagai orang lain, yang disebutnya sebagai looking-glass self (diri-cermin) seakan-akan kita
menaruh cermin dihadapan kita sendiri. Prosesnya dimulai dengan membayangkan bagaimana kita
tampak pada orang lain, kita melihat sekilas diri kita seperti dalam cermin.
◦ Menurut Verderber, upaya mengembangkan perkembangan konsip diri indovidu dapat dilakukan dengan
cara:
a. Self-appraisal
Istilah ini menunjukkan suatu pandangan yang menjadikan diri sendiri sebagai objek dalam komunikasi
atau dengan kata lain adanya kesan kita terhadap diri kita
b. Reaction and Response of Others
Konsep diri itu tidak saja berkembang melalui pandangan kita terhadap diri sendiri, namun berkembang
dalam rangka interaksi kita dengan masyarakat. Dengan demikian apa yang ada pada diri kita dievaluasi
oleh orang lain melalui interaksi kita dengan orang tersebut, dan pada gilirannya evaluasi masing-masing
individu mempengaruhi perkembangan konsep diri kita.

c. Roles You Play-Role Taking


Peran memiliki pengaruh terhadap konsep diri, adanya aspek peran yang kita mainkan sedikit banyak
akan mempengaruhi konsep diri individu. Peran yang individu mainkan itu adalah hasil dari sistem nilai
individu. Individu dapat memotret diri sebagai individu yang bermain sesuai persepsi yang didasarkan
pada pengalaman diri sendiri, yang di dalamnya terdapat unsur selektivitas dari keinginan individu untuk
memainkan peran.

d. Reference Groups
Konsep diri individu juga terbentuk dari adanya kelompok yang bercirikan individu itu terkumpul dalam
suatu kelompok atau komunitas yang diiinginkan. Setiap kelompok tersebut mempunyai ikatan enosional
yang pada akhirnya dapat berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri individu.
e. Berpikir positif

Segala sesuatu tergantung pada cara kita memandang segala sesuatu baik terhadap
persoalan maupun terhadap seseorang, artinya kendalikan pikiran jika pikiran itu
mulai menyesatkan jiwa dan raga.

f. Jangan memusuhi diri sendiri

Sikap menyalahkan diri sendiri yang berlebihan merupakan pertanda bahwa ada
permusuhan dengan kenyataan diri akan menimbulkan konsep diri yang negatif.
 
D.     Pengaruh Konsep Diri Terhadap Prestasi

1. Pengertian Prestasi

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar, baik
di sekolah maupun di luar sekolah. Webster’s New International Dictionary mengungkapkan bahwa prestasi
adalah : “Achievement test a standardised test for measuring the skill or knowledge by person in one more lines
of work a sudy”. Prestasi adalah tes standar untuk mengukur kecakapan atau pengetahuan bagi seseorang dalam
satu atau lebih garis-garis pekerjaan atau belajar. Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar
diri (faktor eksternal) individu.

Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan) dan dapat secara
intrinsik (kegairahan untuk menyelidiki, mengartikan situasi). Prestasi belajar ialah hasil usaha bekerja atau
belajar yang menunjukkan ukuran kecakapan yang dicapai. Siswa harus memiliki prestasi belajar yang baik
demi terciptanya manusia yang berkualitas dan berprestasi tinggi. Prestasi belajar merupakan tolak ukur
maksimal yang telah dicapai siswa setelah melakukan proses belajar selama waktu yang ditentukan. Prestasi
belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik berasal dari dalam dirinya (internal) maupun dari
luar dirinya (eksternal).
2.     Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang dikhusukan ke konsep diri, adalah adanya konsep diri
yang tinggi. Konsep diri yang tinggi akan memudahkan siswa belajar secara teratur dan terarah. Sedangkan konsep
diri rendah akan menjadikan seseorang memiliki perasaan tidak mampu memahami diri sendiri, rendah diri,
sehingga siswa tersebut menjadi minder bergaul dan mengurangi interaksi di sekolah. Selain itu konsep diri yang
tinggi menjadikan seeorang menjadi percaya diri atas apa yang dimilikinya sehingga menjadikan seseorang agar
selalu berpikir positif terhadap dirinya sendiri.

3.     Hubungan Konsep Diri terhadap Prestasi Belajar

Konsep diri menjadikan seseorang melakukan suatu perbuatan tertentu sehingga konsep diri sangat dibutuhkan
dalam membentuk kepribadian seseorang. Prestasi belajar dapat ditentukan oleh berbagai aspek salah satunya adalah
konsep diri. Ketika seoang individu mempunyai konsep diri yang baik sehingga dapat melahirkan suatu pola berpikir
yang positif, maka hal itu akan memudahkan seseorang untuk mencapai suatu tujuan yang terarah. Hubungan konsep
diri dengan prestasi diantaranya :
a.     Meningkatkan Motivasi
Motivasi yang tumbuh dari dalam diri seseorang (internal) maupun dari luar diri seseorang (eksternal)
dapat mempengaruhi konsep diri yang akan dibentuk dan dibangun sehingga hal itu menjadi salah satu
pemicu pembentukan kepribadian.

b.     Meningkatkan rasa percaya diri


Ketika seseorang sudah memiliki konsep diri yang positif, maka akan melahirkan rasa percaya diri di
dalam diriya. Sehingga memudahkan seseorang untuk berinteraksi dan melakukan berbagai macam
kegiatan yang dapat menunjang prestasi belajar seseorang.

c.      Menjadikan seseorang memahami dirinya, baik kelebihan dan kekurangannya


Konsep diri yang positif menjadikan seseorang lebih memahami siapa dirinya, kemampuannya dan
kekurangannya.

d.     Menjadikan seseorang untuk berpikir positif


Pikiran positif yang ada pada diri seseorang berasal dari pengkonsepan seseorang mengenai dirinya
sendiri. Hal itu terbentuk dari faktor internal maupun eksternal.

e.      Memudahkan seseorang dalam belajar


Konsep diri yang positif akan melahirkan berbagai hal yang positif seperti berpikir positif, motivasi,
pemahaman terhadap diri sendiri, meningkatkan rasa percaya diri, dan lain sebagainya.
E. Perkembangan Konsep Diri

Konsep diri bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir. Kita tidak dilahirkan dengan konsep diri tertentu.
Bahkan ketika kita lahir, kita tidak memiliki konsep diri, tidak memiliki pengetahuan tentang diri, dan tidak
memiliki pengharapan bagi diri kita sendiri, serta tidak memiliki penilaian apa pun terhadap diri kita sendiri.

Konsep diri bukan merupakan faktor bawaan atau herediter. Konsep diri merupakan faktor bentukan dari
pengalaman individu selama proses perkembangan dirinya menjadi dewasa. Proses pembentukan tidak terjadi
dalam waktu singkat melainkan melalui proses interaksi secara berkesinambungan. Burns (1979) menyatakan
bahwa konsep diri berkembang terus sepanjang hidup manusia, namun pada tahap tertentu, perkembangan
konsep diri mulai berjalan dalam tempo yang lebih lambat. Secara bertahap individu akan mengalami sensasi dari
tubuhnya dan lingkungannya, dan individu akan mulai dapat membedakan keduanya. Perkembangan konsep diri
adalah proses sepanjang hidup. Setiap tahap perkembangan mempunyai aktivitas spesifik yang membantu
seseorang dalam mengembangkan konsep diri yang positif.
1. Bayi
Bayi menumbuhkan rasa percaya dari konsistensi dalam interaksi pengasuhan dan pemeliharaan yang dilakukan
oleh orang tua atau orang lain. Kontak dengan orang lain, dan penggalian lingkungan memperkuat kewaspadaan diri.
Tanpa stimulasi yang adekuat dari kemampuan motorik dan penginderaan, perkembangan citra tubuh dan konsep
diri mengalami kerusakan.

2. Anak Usia Bermain


Anak-anak beralih dari ketergantungan total kepada rasa kemandirian dan keterpisahan diri mereka dari orang
lain. Mereka mencapai keterampilan dengan makan sendiri dan melakukan tugas higien dasar. Anak usia bermain
belajar untuk mengoordinasi gerakan dan meniru orang lain.

3. Usia prasekolah
Pada masa ini seorang anak memiliki inisiatif, mengenali jenis kelamin, meningkatkan kesadaran diri,
meningkatkan keterampilan berbahasa, dan sensitive terhadap umpan balik keluarga. Anak-anak belajar menghargai
apa yang orang tua mereka hargai. Penghargaan dari anggota keluarga menjadi penghargaan diri.

4. Anak usia sekolah


Pada masa ini seorang anak menggabungksn umpan balik dari teman sebaya dan guru. Dengan anak memasuki
usia sekolah, pertumbuhan menjadi cepat dan lebih banyak didapatkan keterampilan motorik, sosial dan intelektual.
5. Masa remaja
Masa remaja membawa pergolakan fisik, emosional, dan sosial. Sepanjang maturasi seksual, perasaan, peran,
dan nilai baru harus diintegrasikan ke dalam diri

6. Masa dewasa muda


Pada masa dewasa muda perubahan kognitif, sosial dan perilaku terus terjadi sepanjang hidup. Dewasa muda
adalah periode untuk memilih. Adalah periode untuk menetapakan tanggung jawab, mencapai kestabilan dalam
pekerjaan dan mulai melakukan hubungan erat. Dalam masa ini konsep diri dan citra tubuh menjadi relatif
stabil.

7. Usia dewasa tengah


Usia dewasa tengah terjadi perubahan fisik seperti penumpukan lemak, kebotakan, rambut memutih dan
varises. Tahap perkembangan ini terjadi sebagai akibat perubahan dalam produksi hormonal dan sering penurunan
dalam aktivitas mempengarui citra tubuh yang selanjutnya dapat mengganggu konsep diri.

8. Lansia
Perubahan pada lansia tampak sebagai penurunan bertahap struktur dan fungsi. Terjadi penurunan kekuatan otot
dan tonus otot. Konsep diri selama masa lansia dipengaruhi oleh pengalaman sepanjang hidup. Masa lansia
adalah waktu dimana orang bercermin pada hidup mereka, meninjau kembali keberhasilan dan kekecewaan dan
dengan demikian menciptakan rasa kesatuan dari makna tentang diri makna tentang diri mereka dan dunia
membentu generasi yang lebih muda dalam cara yang positif sering lansia mengembangkan perasaan telah
meninggalkan warisan.
F. Penyesuaian Sosial

Penyesuaian adalah proses yang dilakukan individu pada saat menghadapi situasi dari dalam maupun dari luar
dirinya. Pada saat individu mengatasi kebutuhan, dorongan-dorongan, tegangan dan konflik yang dialami agar
dapat menghadapi kondisi tersebut dengan baik. Ada beberapa jenis penyesuaian antara lain penyesuaian sosial. 
Hurlock (1990) menyatakan bahwa penyesuaian sosial merupakan keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan
diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompok pada khususnya.
Dikatakan oleh Schneirders (dalam Hurlock, 1990) penyesuaian sosial merupakan proses mental dan tingkah
laku yang mendorong seseorang untuk menyesuaikan diri dengan keinginan yang berasal dari dalam diri sendiri
yang dapat diterima oleh lingkungannya

Menurut Schneiders penyesuaian diri adalah proses yang meliputi respon mental dan tingkah laku yang mana
seorang individu berusaha untuk menguasai atau menanggulangi kebutuhan-kebutuhan dalam diri, ketegangan,
frustrasi, konflik secara berhasil dan untuk mempengaruhi suatu tingkat keseimbangan antara tuntutan-tuntutan
dalam diri individu dengan tuntutan dari lingkungan tempat individu berada.

Untuk mencapai kematangan dalam penyesuaian sosial, maka individu dapat menciptakan relasi yang baik
dengan orang lain, memperhatikan orang lain, mengembangkan persahabatan yang baik dengan orang lain,
berperan secara aktif dalam kegiatan sosial, serta menghargai nilai-nilai yang berlaku. Terdapat tiga aspek yang
saling berkaitan satu sama lain di dalam penyesuaian sosial, yaitu lingkungan keluarga (rumah), sekolah dan
masyarakat.
PENGERTIAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

A.    Definisi Pengembangan

Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral
karyawan sesuai dengan kebituhan pekerjaan/ jabatan melalui pendidikan dan latihan.
Andrew F. Sikula mendefinisikan pengembangan sebagai berikut : “Pengembangan mengacu pada masalah staf
dan personel adalah suatu proses pendidikan jangka panjang menggunakan suatu prosedur yang sistematis dan
terorganisasi dengan mana manajer belajar pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan umum”. Sedangkan
definisi latihan diungkapkan oleh Andrew F. Sikula yaitu “latihan adalah proses pendidikan jangka pendek dengan
menggunakan prosedur yang sistematis dan terorganisir, sehingga karyawan operasional belajar pengetahuan
teknik pengerjaan dan keahlian untuk tujuan tertentu”.

B.     Pengertian Kepribadian


Menurut Horton (1982) Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan temparmen seseorang. Sikap
perasaan ekspresi dan tempramen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang jika di hadapan pada situasi tertentu.

C.     Pengertian Pengembangan Kepribadian


Pengembangan kepribadian berarti kemauan diri  sendiri untuk menata aspek internal diri atau sikap batin, dan
aspek perilaku eksternal diri, yaitu cara seseorang menampilkan diri atau tampak sisi luar diri di persepsi orang
lain.
FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUKAN DAN PENGHAMBAT KEPRIBADIAN KEPRIBADIAN

A.    Faktor pembentukan Kepribadian


Setelah memahami tentang pengertian kepribadian dan unsur-unsurnya.kali ini kita akan mengupas tentang faktor-
faktor yang dapat membentuk kepribadian seseorang. Kebudayaan setempat yang secara langsung memengaruhi
kepribadian seseorang adalah sebagai berikut.
1.      Kebudayaan daerah.
2.      Agama yang dianut oleh seseorang.
3.      Pekerjaan yang digeluti.
Adapun pembentukan kepribadian seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini.

1)      Warisan Biologis (Heredity)


Warisan biologis berpengaruh pada perilaku kehidupan manusia, misalnya pada pembentukan sifat kepemimpinan,
pengendalian diri, sikap, dan minat. Setiap manusia memiliki sifat biologis yang berbeda antara satu dengan yang
lainnya, walaupun pada dua orang lahir kembar identik.

2)      Warisan Lingkungan Alam (Natural Environment)


Perbedaan iklim, topografi, dan sumber daya alam menyebabkan manusia harus mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan alam di mana ia tinggal. Proses penyesuaian diri pada lingkungan alam mampu mengubah pola
perilaku masyarakat secara keseluruhan.
3)      Warisan Sosial (Social Herritage) atau kebudayaan
Manusia, alam, dan kebuadayaan mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling memengaruhi. Sementara itu,
kebudayaan sangat berpengaruh pada perilaku individu dalam pembentukan kepribadiannya.
Manusia sebagai makhluk yang berpikir akan senantiasa menghasilkan kebudayaan sebagai manifestasi
kehidupannya. Manusia berusaha untuk mengubah alam sesuai dengan kebudayaannya guna memenuhi kebutuhan
hidupnya. Selain itu, manusia dapat mengubah pegunungan menjadi lahan pemukiman.

4)      Pengalaman hidup dalam kelompok


Sebagai makhluk sosial, manusia senatiasa hidup dalam kelompok-kelompok, seperti keluarga, RT, dan sekolah.
Dengan demikian, kehidupannya akan dipengaruhi oleh kelompok tersebut. Hal ini mengingat setiap kelompok pasti
memiliki norma, nilai, dan aturan sendiri yang berbeda dengan kelompok lain.
Setiap kelompok pasti memengaruhi anggota-anggotanya. Setiap kelompok pasti mewariskan pengalaman khas yang
tidak diberikan kelompok lain, sehingga akan muncul kepribadian khas anggota kelompok tersebut.
Kelompok yang menjadi acuan pertama seorang anak adalah keluarga. Pengalaman hidup dalam keluarga sangat
menentukan perkembangan kepribadian seorang anak. Seorang anak yang hidup dalam keluarga yang demokratis,
akan tumbuh menjadi orang dengan kepribadian baik dan percaya diri.
B.     Penghambat Pengembangan Kepribadian

1. Faktor yang berasal dari diri sendiri :

 Tidak punya tujuan hidup yang jelas;

 Individu kurang termotivasi;

 Ada keengganan untuk menelaah diri sendiri ( takut menerima kenyataan karena memiliki kekurangan
kelemahan );

 Orang yang usianya sudah tua tidak melihat bahwa kearifan dan kebijaksanaan bisa dicapai

 Merasa tidak ada tantangan

 Merasa tidak mampu;

 Sudah merasa puas

 Merasa tidak berharga


2. Faktor penghambat yang berasal dari lingkungan :

a. Sistem yang dianut ( di lingkungan : pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal )


b. Tanggapan, sikap atau kebiasaan dalam lingkungan kebudayaan ( kebiasaan atau tradisi, misalnya : isteri sebagai
pengurus rumah tangga sulit berkembang dalam bidang profesi yang diminati ).

Faktor-Faktor penghambat pengembangan kepribadian pada mahasiswa

1.   Faktor Input
A. Tidak mempunyai tujuan hidup yang jelas.
B. Kurangnya motivasi dalam hidup.
C. Mempunyai problema.
D. Tidak percaya diri.
E. Kurang kreatif.
F. Sudah merasa puas.
G. Mudah menyerah. Sikap mudah menyerah menjadikan mahasiswa memiliki kemampuan yang terbatas.

2. Faktor Output
H. Faktor tradisi budaya
I. Pengaruh perkembangan zaman
TEORI JAUHARI WINDOWS

Teori Johari Window (Jedela Johari) merupakan perangkat sederhana dan berguna dalam mengilustrasikan dan
meningkatkan kesadaran diri serta pengertian bersama individu-individu yang ada dalam suatu kelompok tertentu.
Midel ini juga berfungsi dalam meningkatkan hubungan antar kelompok yang sekaligus mengilustrasikan kembali
proses memberi maupun menerima feedback. 

Terminologi kata Jendela Johari mengarah pada-personel/dari pribadi dan orang lain. Personal untuk diri individu itu
sendiri, sebagai subjek manusia dalam analisa Jendela joharu. Selanjutnya, orang lain berarti objek lain dari
kelompok pribadi. Jendela Johari juga berhubungan dengan teoti intelegen emisional, emotional Intelligence theory
(EQ), dan kesadaran individu serta peningkatan EQ.

Terdapat 4 perspektif Jendela Johari yang biasa disebut dengan 'daerah' atau 'kuadran'. Masing-masing daerah
mengandung informasi perasaan, motivasi, dan lain- lain yang dikenali oleh individu, dengan catatan apakah
informasi tersebut dikenali ataupun tidak terdeteksi oleh si individu, dan apakah informasi tersebut juga bisa dikenali
oleh kelompok lain, atau malah tidak tahu sama sekali.
Adapun daerah pengenalan diri dari Jendela Johari tersebut dapat dilihat pada diagram di berikut: 

 
Known by self   Unknown by self
Arena "Diri Terbuka"   Blind Area    "Diri Buta"   
Hidden Area "Diri Unknown Area "Diri Tak
Tersembunyi"   Dikenali"

Dari diagram tersebut, bisa dijabarkan:

Pada kolom 1.  Disebut dengan "diri terbuka", apa yang diketahui oleh 'personal' atau individu juga diketahui
oleh orang lain, Bisa juga disebut dengan 'daerah terbuka' atau 'areal bebas' atau 'diri bebas' ataupun 'arena'. 

Pada kolom 2. Disebut dengan "diri buta". Apa yang diketahui oleh individu tidak diketahui. bisa juga disebut
"blind spot: atau :blind area". 

Pada kolom 3. Disebut dengan "diri tersembunyi". Apa yang diketahui oleh si individu tetapi tidak diketahui
oleh orang lain. Bisa juga disebut "daerah tersembinyu" atau "daerah yang dihindari". 

Pada kolom 4. Disebut dengan "diri yang tidak dikenal". Apa yang tidak diketahui oleh individu juga tidak
diketahui oleh orang lain. Selanjutnya, uraian masing-masing kolom / kuadran:
Jendela Johari pada Kuadran - I (Diri Terbuka)

Pada Jendela Johari pertama ini dikenal juga sebagai "daerah bebas aktivitas" adalah berisikan informasi
mengenai personal / individu-perilaku, kebiasaan, perasaan. Emosi, pengatahuan, pengalaman, keahlian,
pandangan, dan lain-lain. Kemudianm ditetapkan sebagai person (the self/diri) dan kelompok ('other'/orang
lain).
  
Jendela Johari pada Kuadran -  II (Diri Buta)

Dengan mencari atau mendapatkan feedback dari orang lain, seharusnya bisa mengurangi gejala pada
Jendela / kuadran ini dan dapat memperluas "diri terbuka" yang notabenenya adalah untuk meningkatkan
kesadaran diri, kuadran dua ini tidak efektif untuk dibawa ke individu atau kelompok
Ambil contoh, ketika X makan malam direstoran dengan Z, lalu ketika telah menempel sesuatu entah itu
remah makan atau apa, di wajah X, maka X tidak akan tahu, sedangkan Z sangat leluasa untuk segera
mengetahui ada sesuatu menempel di wajah X. Pada saat Z mengatakan ada sesuatu di wajah X, maka jendela
akan mengarah ke kanan, memperluas daerah "diri terbuka".
 
Jendela Johari pada Kuadran – III (Diri Tersembunyi )

Daerah tersembunyi mencakup sensitivitas, ketakutan, agenda tersembunyi, rahasia, banyak hal yang
diketahui oleh seseorang tapi tidakdiceritakannya untuk berbagai alasan. Contohnya saja dalam
webside pribadi, X tidak pernah menyebutkan apa salah satu rasa favorit eskrim yang paling
disukainya, informasi tersebut merupakan kuadran tersembunyi X, namun ketika X membuka
rahasianya dengan mengatakan bahwa coklat adalah eskrim kesukaannya, maka X mendorong
kuadrannya ke bawah sehingga sedikit memperluas "diri terbuka" atau arena.

Jendela Johari pada Kuadran – IV (Diri Tak Dikenal)

Kuadran ke empat ini mengandung informasi, perasaan, kemampuan laten, pengalaman, dan lain-lain
yang sama sekali tidak diketahui baik oleh individu yang bersangkutan maupun oleh orang lain, hal-
hal tersebut di atas bisa jadi cukup dekat ke permukaan, yang mana cukup positif dan berguna, atau
bahkan bisa jadi aspek- sapek yang lebih dalam dari personaliti seseorang yang mempengaruhi tingkat
perilakunya.
JENDELA IDEAL ITU

Idealnya sebuah jendela diri itu bisa dilihat dari tingginya tingkat kepercayaan dalam kelompok ataupun
hubungan dengan individu lain, jika berada pada jendela ini ukuran arena atau diri terbuka akan meningkat,
dikarenakan tingginya tingkat kepercayaan dalam kelompok sosial. Norma-norma pun dikembangkan oleh
kelompok untuk saling memberi feedback dan difasilitasi tentunya untuk pertukaran ini.

Faktor penghambat dari lingkungan


Adalah sistem yang dianut oleh lingkungan sekitar kita, misalnya; ada pihak yang lebih dominan sehingga
menghambat pengembangan diri.

Faktor Intern
Merupakan faktor yang menyebabkan kita enggan untuk menelaah diri, terkadang kita tidak bisa menerima
kenyataan, misalnya saja faktor tujuan hidup dan usia.

1. Faktor tujuan hidup yang belum tergambarkan dengan jelas, faktor motivasi dan keenganan untuk
menelaah diri, kadang-kadang manusia takut untuk menerima kenyataan bahwa ia memiliki kekurangan
ataupun kelebihan pada dirinya. 
2. Faktor Usia. Kadang-kadang orang yang sudah tua dalam usia tidak melihat bahwa kearifan dan
kebijaksanaan dapat dicapainya, mereka cenderung usia muda lebih hebat karena produktif. 
 
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai