HERNIA
disusun oleh :
A. Latar Belakang
Hernia merupakan suatu kondisi dimana adanya penonjolan isi
rongga melalui suatu bagian yang lemah dari dinding rongga
tersebut, dimana hernia terdiri dari cincin, isi dan kantong
hernia.hernia dapat terjadi akibat kelainan kongenital maupun
didapat. Faktor risiko yang dapat menjadi etiologi hernia
inguinalis yaitu peningkatan intra abdomen yang disebabkan
karena batuk kronis, konstipasi, ascites, aktifitas fisik berat dan
keganasan abdomen,juga kelemahan otot dinding perut yang
disebabkan oleh usia tua,kehamilan, prematuritas,pembedahan
insisi yang mengakibatkan hernia insisional,dan obesitas
(Adhyatma, 2018).
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pengalaman yang nyata
kepada penulis dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Hernia
umbilical
2. Tujuan khusus
Melakukan pengkajian pada klien hernia umbilikal
Melakukan analisa data pada klien hernia umbilikal
Merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul pada klien hernia
umbilikal
Merumuskan intervensi keperawatan pada klien hernia umbilikal
Melakukan implementasi keperawatan pada klien hernia umbilikal
Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada klien hernia umbilikal
Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan pada klien hernia
umbilikal
BAB II
KONSEP TEORI
1. Pengertian
a. Hernia adalah kelainan pada dinding abdomen yang
memungkinkan isi abdomen menonjol dari rongga abdomen
(Bhesty dan Yudha.2016)
b. Hernia adalah menonjolnya isi rongga melalui defek atau
bagian lemah dari dinding rongga abdomen bersangkutan.
Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan
atau kongenital dan hernia dapatan atau akuisita
(Syamsuhidayat.2016)
c. Hernia adalah penonjolan dari organ internal melalui
pembentukan abnormal atau lemah pada otot yang
mengelilingnya. ( Jitiwoyono dan Kristiyanasari. 2016)
2.Etiologi
a. Umur
b. Jenis Kelamin
c. Penyakit penyerta
d. Keturunan
e. Obesitas
f. Kehamilan
g. Pekerjaan
h. Kelahiran prematur
3. Klasifikasi
a. Berdasarkan Terjadinya
• Hernia Bawaan atau Kongenital
• Hernia dapatan atau akuisita (acquisitus = didapat)
b. Berdasarkan sifatnya
• Hernia reponibel/reducible
• Hernia ireponibel
• Hernia strangulata atau inkarserata
c. Berdasarkan Letaknya
• Hernia Femoralis
• Hernia Umbilikalis
• Hernia sikatriks atau hernia insisional
• Hernia Inguinalis, hernia inguinalis dapat dibagi menjadi :
• 1. HERNIA INGUINALIS INDIREK
• 2. HERNIA INGUINALIS DIREK
4. Manifestasi klinik
a. Berupa benjolan
b. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan
c. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila
telah ada komplikasi
d. Terdapat keluhan kencing berupa disuria pada
hernia femoralis yang berisi kandung kencing
5. Patofisiologi
a. Aktivitas/istirahat
b. Eliminasi
c. Integritas ego
d. Neuro sensori
e. Nyeri atau ketidaknyamanan
f. Keamanan
10. Diagnosa Keperawatan
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian analgetik,jika perlu
2. Diagnosa : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, diharapkan
Dukungan Mobilisasi:
mobilitas fisik meningkat
Gangguan mobilitas fisik
Observasi :
berhubungan dengan nyeri
- Idenifikasi adanya nyeri
dibuktikan dengan klien
- Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
Dengan Kriteria Hasil
mengatakan nyeri di sekitar
Pergerakan Extremitas : 5 (meningkat) - Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
umbilikal saat bergerak,
Rentan Gerak (ROM) : 5 (meningkat) Terapeutik :
gerakan terbatas, klien
Nyeri : 5 (menurun) - Fasilitasi aktivitas mobilisasi dg alat bantu(mis. Pagar
tampak lemah
Kecemasan : 5 (menurun) tempat tidur)
Pengkajian
Pengkajian merupakan satu langkah awal dalam proses keperawatan. Pada tahap ini penulis melakukan pemgkajian pada
klien secara menyeluruh yang penulis dapatkan melalui tehnik anamnesa, tehnik observasi, pemeriksaan fisik, study
kepustakaan, dan study dokumentasi.
Dalam pengkajian ini adalah klien sangat kooperatif dalam memberikan informasi tentang masalah kesehatan yang
dialaminya, serta tersedianya alat – alat pengkajian fisik yang memadai diruangan. Sedangkan faktor penghambat dalam
pengkajian tidak penulis temukan, ini berkat kerjasama klien, keluarga klien, serta perawat ruangan yang memberikan data
secara lengkap pada saat penulis melakukan pengkajian .
Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen pencedera fisik dibuktikan dengan tampak meringis,gelisah
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dibuktikan dengan gerakan terbatas, klien tampak lemah
c. Resiko infeksi berhubungan dengan Efek prosedur invasif dibuktikan dengan luka bekas operasi sepanjang 8cm di perut
Perencanaan
Pada tahap ketiga ini ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan perawatat, yaitu penentuan prioritas, penentuan
tujuan dan kriteria hasil, serta penentuan masalah. Penentuan prioritas masalah keperawatan secara teori ditentukan
berdasarkan masalah yang mengancam jiwa dan berdasarkan kebutuhan Maslow.
Langkah kedua yaitu menentukan tujuan dan kriteria hasil. Penentuan tujuan mengacu pada masalah keperawatan
klien dan penentuan kriteria hasil mengacu berdasarkan data – data yang ada pada klien. Penentuan kriteria hasil
mengacu pada prinsip SMART.
Langkah ketiga yaitu menyusun rencana tindakan yaitu untuk mencapai tujuan dan kriteria hasil yang telah
ditetapkan sebelumnya. Pada langkah ketiga ini penulis menyusun rencana tindakan berdasarkan teori.
Pada tahap ini juga penulis tidak menemukan hambatan. Banyak literatur dan bimbingan perawat ruangan dan
bimbingan institusi sangat membantu penulis melakukan tahap perencanaan ini.
Pelaksanaan
Tahap ini merupakan realisasi dari rencana yang telah dibuat namun tidak semua tindakan mampu
dilakukan sesuai rencana karena waktu interaksi dengan klien tidak dalam waktu 24 jam, melainkan
kurang lebih 8 jam per hari, oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut penulis bekerja sama dengan
perawat ruangan untuk melanjutkan tindakan keperawatan yang sudah direncanakan sebelumnya.
Secara teori ada tiga langkah dalam proses ini, yaitu tindakan keperawatan mandiri, tindakan
keperawatan kolaborasi, dan mendokumentasikan semua kegiatan keperawatan yang diberikan pada
klien. Penulis melakukan tindakan keperwatan mandiri dan kolaboratif dan semua yang penulis lakukan
didokumentasikan dalam catatan keperawatan klien. Faktor pendukung yang membuat pelaksanaan
tersebut dapat dilakukan karena klien sangat kooperatif dan antusias untuk mengikuti anjuran perawat.
Evaluasi
Evaluasi merupakan umpan balik untuk menilai keberhasilan suatu rencana keperawatan yang telah
dibuat sebelumnya. Evaluasi ini meliputi 2 hal, yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses
didokumentasikan dalam catatan keperawatan berupa respon klien setalah dilakukan tindakan keperawatan,
sedangkan evaluasi hasil adalah tahap akhir untuk menilai apakah tujuan tercapai, tercapai sebagian, atau tidak
tercapai.
Evaluasi proses penulis dokumentasikan dalam bentuk respon klien pada setiap tindakan keperawatan
yang penulis lakukan evaluasi hasil didokumentasikan dalam catatan perkembangan dalam bentuk SOAP.
Faktor pendukung dalam evaluasi yaitu klien sangat kooperatif dan mau bekerja sama, sedangkan faktor
penghambat yaitu keterbatasan waktu yang dimiliki oleh perawat sehingga masalah belum teratasi.
BAB V
Kesimpulan PENUTUP
Pada tahap pengkajian klien sangat kooperatif sehingga memudahkan dalam menemukan masalah prioritas yang diangkat menjadi diagnose.
Pada pelaksanaan tindakan keperawatan, penulis menemui kesulitan dalam melakukan tindakan karena keterbatasan waktu yaitu hanya kurang lebih 8 jam per hari saja,
tetapi penulis mengatasi hal itu dengan bekerja sama dengan perawat ruangan untuk melanjutkan rencana tindakan.
Pada tahap evaluasi 1 diagnosa teratasi dan 2 diagnosa teratasi sebagian, tindakan keperawatan dilanjutkan oleh klien dirumah.
Saran
Adapun saran yang penulis sampaikan untuk rumah sakit, perawat ruangan, serta mahasiswa/ i adalah sebagai berikut:
1. Untuk rumah sakit
Supaya mempertahankan serta dapat lebih meningkatkan pelayanan rumah sakit sehingga terwujud rumah sakit berstandar internasional.
1. Untuk perawat ruangan
2. Untuk mahasiswa/ i
a. Untuk dapat lebih meningkatkan serta menetapkan apa yang telah didapatkan di akademik sesuai SOAP yang ada;
b. Harus lebih banyak bertanya apabila kurang mengerti sebelum melakuakn tindakan agar terhindar dari kesalahan.
TERIMA KASIH