Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN PENDAHULUAN

HERNIA
disusun oleh :

ALDINO NIM : 21260155


DEWI PUSPASARI NIM : 21260130
YULIANA NIM : 21260132
VIANA RESTILIANI NIM : 21260131
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
 Hernia merupakan suatu kondisi dimana adanya penonjolan isi
rongga melalui suatu bagian yang lemah dari dinding rongga
tersebut, dimana hernia terdiri dari cincin, isi dan kantong
hernia.hernia dapat terjadi akibat kelainan kongenital maupun
didapat. Faktor risiko yang dapat menjadi etiologi hernia
inguinalis yaitu peningkatan intra abdomen yang disebabkan
karena batuk kronis, konstipasi, ascites, aktifitas fisik berat dan
keganasan abdomen,juga kelemahan otot dinding perut yang
disebabkan oleh usia tua,kehamilan, prematuritas,pembedahan
insisi yang mengakibatkan hernia insisional,dan obesitas
(Adhyatma, 2018).
B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum
Dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pengalaman yang nyata
kepada penulis dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Hernia
umbilical
2. Tujuan khusus
 Melakukan pengkajian pada klien hernia umbilikal
 Melakukan analisa data pada klien hernia umbilikal
 Merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul pada klien hernia
umbilikal
 Merumuskan intervensi keperawatan pada klien hernia umbilikal
 Melakukan implementasi keperawatan pada klien hernia umbilikal
 Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada klien hernia umbilikal
 Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan pada klien hernia
umbilikal
BAB II
KONSEP TEORI

1. Pengertian
a. Hernia adalah kelainan pada dinding abdomen yang
memungkinkan isi abdomen menonjol dari rongga abdomen
(Bhesty dan Yudha.2016)
b. Hernia adalah menonjolnya isi rongga melalui defek atau
bagian lemah dari dinding rongga abdomen bersangkutan.
Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan
atau kongenital dan hernia dapatan atau akuisita
(Syamsuhidayat.2016)
c. Hernia adalah penonjolan dari organ internal melalui
pembentukan abnormal atau lemah pada otot yang
mengelilingnya. ( Jitiwoyono dan Kristiyanasari. 2016)
2.Etiologi

a. Umur
b. Jenis Kelamin
c. Penyakit penyerta
d. Keturunan
e. Obesitas
f. Kehamilan
g. Pekerjaan
h. Kelahiran prematur
3. Klasifikasi

a. Berdasarkan Terjadinya
• Hernia Bawaan atau Kongenital
• Hernia dapatan atau akuisita (acquisitus = didapat)
b. Berdasarkan sifatnya
• Hernia reponibel/reducible
• Hernia ireponibel
• Hernia strangulata atau inkarserata
c. Berdasarkan Letaknya
• Hernia Femoralis
• Hernia Umbilikalis
• Hernia sikatriks atau hernia insisional
• Hernia Inguinalis, hernia inguinalis dapat dibagi menjadi :
• 1. HERNIA INGUINALIS INDIREK
• 2. HERNIA INGUINALIS DIREK
4. Manifestasi klinik

a. Berupa benjolan
b. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan
c. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila
telah ada komplikasi
d. Terdapat keluhan kencing berupa disuria pada
hernia femoralis yang berisi kandung kencing
5. Patofisiologi

Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan


seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau
batuk yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus ke daerah otot abdominal,
tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan menyebabkan suatu
kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis atau tidak cukup kuatnya
pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau terjadi dari proses perkembangan
yang cukup lama, pembedahan abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena organ–
organ selalu saja melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang
cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan yang mengakibatkan kerusakan yang sangat
parah. Sehingga akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut menjadi atau
mengalami kelemahan.
6.
P
at
h
w
ay
7. Pencegahan

a. Menjaga berat badan agar tetap normal dan memperhatikan pola


makan dengan mengonsumsi makanan yang sehat. Walaupun tidak
ada pantangan makanan bagi penderita hernia, namun tetap harus
dijaga pola makan agar tidak berlebihan, yang akan menyebabkan
tekanan dalam perut meningkat.
b. Menghindari mengangkat benda-benda berat yang dapat
menimbulkan tekanan pada otot.
c. Berhenti atau mengurangi aktivitas merokok karena hal ini dapat
menyebabkan seseorang batuk-batuk yang menjadi salah satu
penyebab hernia.
d. Mengonsumsi makanan yang mengandung serat, sehingga hal ini
dapat melancarkan pencernaan dan menghindarkan dari sembelit
atau diare.
8. Penatalaksanaan medis

a. Secara konservatif (non operatif)


1) Reposisi hernia
2) Hernia dikembalikan pada tempat semula bisa langsung dengan tangan
3) Penggunaan alat penyangga dapat dipakai sebagai pengelolaan sementara,
misalnya pemakaian korset
b. Secara operatif
1) Hernioplasti: Memindahkan fasia pada dinding perut yang lemah,
hernioplasti sering dilakukan pada anak – anak
2) Herniographi: Pada bedah elektif, kanalis dibuka, isi hernia di masukkan,
kantong diikat, dan dilakukan bainy plasty atau teknik yang lain untuk
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Ini sering dilakukan pada
orang dewasa
3) Herniotomi: Seluruh hernia dipotong dan diangkat lalu dibuang. Ini
dilakukan pada klien dengan hernia yang sudah nekrosis
9. Pengkajian Keperawatan

a. Aktivitas/istirahat
b. Eliminasi
c. Integritas ego
d. Neuro sensori
e. Nyeri atau ketidaknyamanan
f. Keamanan
10. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri Akut b/d Agen pencedera di buktikan


dengan tampak meringis,gelisah, Sulit tidur,
tekanan darah meningkat, nafsu makan
berubah
b. Gangguan Rasa Nyaman b/d Gejala penyakit di
buktikan dengan gelisah, tampak
merintih/meringis,pola eliminasi berubah
c. Resiko infeksi di buktikan dengan Efek prosedur
invasif
INTERVENSI
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. L DENGAN HERNIA UMBILICAL DI RUANG YASMIN RSU
UMMI BENGKULU
Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen pencedera fisik


dibuktikan dengan tampak meringis, gelisah
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
dibuktikan dengan klien mengatakan nyeri di sekitar
umbilikal saat bergerak, gerakan terbatas, klien tampak
lemah
3. Resiko infeksi berhubungan dengan Efek prosedur invasif
dibuktikan dengan luka bekas operasi sepanjang 8cm di
perut, rubor (+), dolor (+)
Intervensi

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi


1 Diagnosa: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, diharapkan Manajemen Nyeri
Nyeri Akut berhubungan nyeri akut menurun Observasi:
dengan Agen pencedera Dengan Kriteria Hasil 1. Identifikasi skala nyeri
dibuktikan dengan tampak Kemampuan meningkatkan aktivitas : 5 (meningkat) 2. Identifikasi respon nyeri non verbal
meringis, gelisah, Keluhan nyeri : 5 (menurun)
Teraupetik :
Meringis : 5 (menurun)
1. Berikan teknik non farmakologi untuk mengurangi
Gelisah : 5 (menurun))
rasa nyeri
Kesulitan tidur : 5 (menurun))
Frekuensi nadi : 5 (membaik) Edukasi :
Tekanan darah : 5 (membaik) 1. Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi
Pola tidur : 5 (membaik) rasa nyeri

Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian analgetik,jika perlu
2. Diagnosa : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, diharapkan
Dukungan Mobilisasi:
mobilitas fisik meningkat
Gangguan mobilitas fisik
Observasi :
berhubungan dengan nyeri
- Idenifikasi adanya nyeri
dibuktikan dengan klien
- Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
Dengan Kriteria Hasil
mengatakan nyeri di sekitar
Pergerakan Extremitas : 5 (meningkat) - Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
umbilikal saat bergerak,
Rentan Gerak (ROM) : 5 (meningkat) Terapeutik :
gerakan terbatas, klien
Nyeri : 5 (menurun) - Fasilitasi aktivitas mobilisasi dg alat bantu(mis. Pagar
tampak lemah
Kecemasan : 5 (menurun) tempat tidur)

Gerakan terbatas : 5 (menurun) - Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam

Kelemahan fisik : 5 (menurun) meningkatkan pergerakan


Edukasi :
- Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan(mis. Duduk ditempat tidur,duduku disisi
tempat tidur)
3 Diagnosa : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, diharapkan Pencegahan Infeksi
Resiko infeksi berhubungan Tingkat Infeksi menurun Observasi :
dengan Efek prosedur invasif Dengan Kriteria Hasil 1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
dibuktikan dengan luka Kebersihan tangan, kebersihan badan : 5 (meningkat)
bekas operasi sepanjang 8cm Nafsu makan : 5 (meningkat) Teraupetik :
di perut, rubor (+), dolor (+) Kemerahan : 5 (menurun) 1. Batasi jumlah pengunjung
Nyeri : 5 (menurun) 2. Cuci tengan sebelum dann sesudah kontak dengan
Bengkak : 5 (menurun) pasien dan lingkungan pasien
Cairan berbau busuk : 5 (menurun)
Edukasi :
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
3. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
operasi
4. Ajurkan meningkatkan asupan nutrisi
Implementasi
BAB IV
PEMBAHASAN

Pengkajian

Pengkajian merupakan satu langkah awal dalam proses keperawatan. Pada tahap ini penulis melakukan pemgkajian pada

klien secara menyeluruh yang penulis dapatkan melalui tehnik anamnesa, tehnik observasi, pemeriksaan fisik, study
kepustakaan, dan study dokumentasi.
Dalam pengkajian ini adalah klien sangat kooperatif dalam memberikan informasi tentang masalah kesehatan yang

dialaminya, serta tersedianya alat – alat pengkajian fisik yang memadai diruangan. Sedangkan faktor penghambat dalam
pengkajian tidak penulis temukan, ini berkat kerjasama klien, keluarga klien, serta perawat ruangan yang memberikan data
secara lengkap pada saat penulis melakukan pengkajian .

Diagnosa Keperawatan

Pada kasus Ny. L didapatkan diagnose sebagai berikut :

a. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen pencedera fisik dibuktikan dengan tampak meringis,gelisah
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dibuktikan dengan gerakan terbatas, klien tampak lemah
c. Resiko infeksi berhubungan dengan Efek prosedur invasif dibuktikan dengan luka bekas operasi sepanjang 8cm di perut
Perencanaan

Pada tahap ketiga ini ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan perawatat, yaitu penentuan prioritas, penentuan
tujuan dan kriteria hasil, serta penentuan masalah. Penentuan prioritas masalah keperawatan secara teori ditentukan
berdasarkan masalah yang mengancam jiwa dan berdasarkan kebutuhan Maslow.

Langkah kedua yaitu menentukan tujuan dan kriteria hasil. Penentuan tujuan mengacu pada masalah keperawatan
klien dan penentuan kriteria hasil mengacu berdasarkan data – data yang ada pada klien. Penentuan kriteria hasil
mengacu pada prinsip SMART.

Langkah ketiga yaitu menyusun rencana tindakan yaitu untuk mencapai tujuan dan kriteria hasil yang telah
ditetapkan sebelumnya. Pada langkah ketiga ini penulis menyusun rencana tindakan berdasarkan teori.

Pada tahap ini juga penulis tidak menemukan hambatan. Banyak literatur dan bimbingan perawat ruangan dan
bimbingan institusi sangat membantu penulis melakukan tahap perencanaan ini.
Pelaksanaan

Tahap ini merupakan realisasi dari rencana yang telah dibuat namun tidak semua tindakan mampu
dilakukan sesuai rencana karena waktu interaksi dengan klien tidak dalam waktu 24 jam, melainkan
kurang lebih 8 jam per hari, oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut penulis bekerja sama dengan
perawat ruangan untuk melanjutkan tindakan keperawatan yang sudah direncanakan sebelumnya.

Secara teori ada tiga langkah dalam proses ini, yaitu tindakan keperawatan mandiri, tindakan
keperawatan kolaborasi, dan mendokumentasikan semua kegiatan keperawatan yang diberikan pada
klien. Penulis melakukan tindakan keperwatan mandiri dan kolaboratif dan semua yang penulis lakukan
didokumentasikan dalam catatan keperawatan klien. Faktor pendukung yang membuat pelaksanaan
tersebut dapat dilakukan karena klien sangat kooperatif dan antusias untuk mengikuti anjuran perawat.
Evaluasi

Evaluasi merupakan umpan balik untuk menilai keberhasilan suatu rencana keperawatan yang telah
dibuat sebelumnya. Evaluasi ini meliputi 2 hal, yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses
didokumentasikan dalam catatan keperawatan berupa respon klien setalah dilakukan tindakan keperawatan,
sedangkan evaluasi hasil adalah tahap akhir untuk menilai apakah tujuan tercapai, tercapai sebagian, atau tidak
tercapai.

Evaluasi proses penulis dokumentasikan dalam bentuk respon klien pada setiap tindakan keperawatan
yang penulis lakukan evaluasi hasil didokumentasikan dalam catatan perkembangan dalam bentuk SOAP.

Faktor pendukung dalam evaluasi yaitu klien sangat kooperatif dan mau bekerja sama, sedangkan faktor
penghambat yaitu keterbatasan waktu yang dimiliki oleh perawat sehingga masalah belum teratasi.
BAB V
Kesimpulan PENUTUP
 Pada tahap pengkajian klien sangat kooperatif sehingga memudahkan dalam menemukan masalah prioritas yang diangkat menjadi diagnose.

 Pada pelaksanaan tindakan keperawatan, penulis menemui kesulitan dalam melakukan tindakan karena keterbatasan waktu yaitu hanya kurang lebih 8 jam per hari saja,
tetapi penulis mengatasi hal itu dengan bekerja sama dengan perawat ruangan untuk melanjutkan rencana tindakan.

 Pada tahap evaluasi 1 diagnosa teratasi dan 2 diagnosa teratasi sebagian, tindakan keperawatan dilanjutkan oleh klien dirumah.
Saran

 Adapun saran yang penulis sampaikan untuk rumah sakit, perawat ruangan, serta mahasiswa/ i adalah sebagai berikut:
1. Untuk rumah sakit

 Supaya mempertahankan serta dapat lebih meningkatkan pelayanan rumah sakit sehingga terwujud rumah sakit berstandar internasional.
1. Untuk perawat ruangan

a. Untuk dapat memaksimalkan perannya sebagai perawat profesional;

b. Mempertahankan serta meningkatkan asuhan keperawatan yang berkualitas diruangan.

2. Untuk mahasiswa/ i

a. Untuk dapat lebih meningkatkan serta menetapkan apa yang telah didapatkan di akademik sesuai SOAP yang ada;

b. Harus lebih banyak bertanya apabila kurang mengerti sebelum melakuakn tindakan agar terhindar dari kesalahan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai