Mengikuti logika ini, beberapa masalah masih belum diselidiki. Pertama, perusahaan
kontemporer memiliki banyak kecenderungan untuk menggunakan sumber daya dalam eco-
inovasi; Namun, inovasi ini terdapat dua masalah yang perlu diselesaikan. Untuk mengejar
inovasi lingkungan membutuhkan tingkat pengetahuan teknologi dan keterampilan
memecahkan masalah lingkungan agar perusahaan dapat memecahkan masalah dengan
menciptakan metode baru atau mendesain ulang produk atau proses.
Kedua, meskipun para sarjana telah menekankan teknologi push, demand pull, dan push / pull
regulasi sebagai kekuatan utama yang mendorong eco-inovasi (Horbach, 2008; Rennings,
2000), mereka belum memberikan perspektif holistik mengenai bagaimana permintaan
pelanggan dan regulasi sebagai faktor yang secara konteks melengkapi hubungan antara
kegiatan inovasi dan strategi inovasi-lingkungan (Dangelico, 2016).
LANJUTAN
Ketiga, sifat eco-inovasi menekankan manfaat lingkungan yang ditandai
sebagai sistemik dan rumit, seperti hubungan antara daur ulang dan
pengurangan bahan dan antara daur ulang dan penggantian bahan (Ambec
& Lanoie, 2008; De Marchi, 2012). Selain itu, perusahaan inovatif
biasanya mencari berbagai tujuan; dengan demikian, mereka menetapkan
beberapa tujuan dalam hal eco-strategi mereka, seperti meningkatkan
penjualan, mengumpulkan label hijau atau legitimasi, mengurangi biaya,
atau meningkatkan efisiensi produksi (Dangelico & Pontrandolfo, 2015;
Ghisetti, Marzucchi, & Montresor, 2015).
Dalam studi ini, mengatasi kesenjangan dalam literatur dengan
menyelidiki hubungan antara kegiatan inovasi dan strategi eco-inovasi
dengan manfaat lingkungan yang berfokus pada peran moderat dari
permintaan pelanggan dan regulasi lingkungan.
TEORI UTAMA (GRAND TEORI)