Anda di halaman 1dari 11

INNOVATION INTENSITY, CREATIVITY

ENHANCEMENT, AND ECO‐ INNOVATION


STRATEGY: THE ROLES OF CUSTOMER DEMAND
AND ENVIRONMENTAL REGULATION

INTENSITAS INOVASI, PENINGKATAN KREATIVITAS,


DAN ECO-STRATEGI INOVASI: PERAN PERMINTAAN
PELANGGAN DAN REGULASI LINGKUNGAN

Yi‐Chuan Liao , Kuen‐Hung Tsai


ABSTRAK
 Penelitian ini mengembangkan kerangka kerja kontingensi untuk menyelidiki
bagaimana dan kapan intensitas inovasi dan peningkatan kreativitas
mempengaruhi strategi eco-inovasi perusahaan dengan memanfaatkan perspektif
pandangan berbasis sumber daya dan teori pemangku kepentingan.
 Investigasi ini bertujuan untuk mengeksplorasi apakah perusahaan dengan
intensitas inovasi tinggi dan peningkatan kreativitas benar-benar mengejar
strategi eco-inovasi.
 Penelitian didasarkan pada sampel 2.126 perusahaan manufaktur.
 Dengan menggunakan regresi hirarkis, hasilnya mengungkapkan bahwa
pengaruh intensitas inovasi dan peningkatan kreativitas pada strategi eco-
inovasi tergantung pada permintaan pelanggan dan peraturan lingkungan .
 Secara khusus, permintaan pelanggan secara positif memoderasi pengaruh
intensitas inovasi dan peningkatan kreativitas pada strategi eco-inovasi,
sedangkan ada peraturan yang memiliki efek yang lebih lemah pada hubungan
antara kegiatan inovasi dan strategi eco-inovasi dibandingkan dengan peraturan
yang diantisipasi.
PENDAHULUAN
 Strategi eco-inovasi mengacu pada inovasi perusahaan di
bidang lingkungan seperti pengurangan emisi; mendaur ulang;
dan substitusi material, yaitu, sejauh mana kegiatan perusahaan
menguntungkan lingkungan, bukan hanya berfokus pada
adopsi eco-inovasi (Hart, 1995; Hart & Dowell, 2011).
 Literatur menunjukkan bahwa semakin banyak perusahaan
terlibat dalam inovasi lingkungan, semakin besar dampak
positif pada kinerja mereka (Russo & Fouts, 1997).
 Penelitian ini berkonsentrasi pada bagaimana perusahaan
mengalokasikan sumber daya mereka untuk memperluas ruang
lingkup eco-inovasi untuk keunggulan kompetitif mereka.
CELAH PENELITIAN (RESEARCH GAP)
 Meskipun kontribusi penting telah dibuat untuk mendorong eco-inovasi, literatur terus dibatasi
oleh pendekatan yang berpusat pada apakah perusahaan benar-benar melakukan inovasi
lingkungan .

 Mengikuti logika ini, beberapa masalah masih belum diselidiki. Pertama, perusahaan
kontemporer memiliki banyak kecenderungan untuk menggunakan sumber daya dalam eco-
inovasi; Namun, inovasi ini terdapat dua masalah yang perlu diselesaikan. Untuk mengejar
inovasi lingkungan membutuhkan tingkat pengetahuan teknologi dan keterampilan
memecahkan masalah lingkungan agar perusahaan dapat memecahkan masalah dengan
menciptakan metode baru atau mendesain ulang produk atau proses.

 Kedua, meskipun para sarjana telah menekankan teknologi push, demand pull, dan push / pull
regulasi sebagai kekuatan utama yang mendorong eco-inovasi (Horbach, 2008; Rennings,
2000), mereka belum memberikan perspektif holistik mengenai bagaimana permintaan
pelanggan dan regulasi sebagai faktor yang secara konteks melengkapi hubungan antara
kegiatan inovasi dan strategi inovasi-lingkungan (Dangelico, 2016).
LANJUTAN
 Ketiga, sifat eco-inovasi menekankan manfaat lingkungan yang ditandai
sebagai sistemik dan rumit, seperti hubungan antara daur ulang dan
pengurangan bahan dan antara daur ulang dan penggantian bahan (Ambec
& Lanoie, 2008; De Marchi, 2012). Selain itu, perusahaan inovatif
biasanya mencari berbagai tujuan; dengan demikian, mereka menetapkan
beberapa tujuan dalam hal eco-strategi mereka, seperti meningkatkan
penjualan, mengumpulkan label hijau atau legitimasi, mengurangi biaya,
atau meningkatkan efisiensi produksi (Dangelico & Pontrandolfo, 2015;
Ghisetti, Marzucchi, & Montresor, 2015).
 Dalam studi ini, mengatasi kesenjangan dalam literatur dengan
menyelidiki hubungan antara kegiatan inovasi dan strategi eco-inovasi
dengan manfaat lingkungan yang berfokus pada peran moderat dari
permintaan pelanggan dan regulasi lingkungan.
TEORI UTAMA (GRAND TEORI)

Penelitian ini mengembangkan model dengan


memanfaatkan
1. Perspektif pandangan berbasis sumber daya
(Resources Base View/RBV)
2. Teori pemangku kepentingan (Teori
Stakeholder)
TUJUAN PENELITIAN
 Pertama, penelitian ini menyoroti posisi strategi eco-inovasi
untuk memberi manfaat bagi berbagai jenis lingkungan.
Penelitian ini lebih fokus pada "ruang lingkup" karena
keterkaitan berbagai bidang inovasi lingkungan yang
berbeda serta keunggulan kompetitif yang diperoleh dari
perspektif strategis.

 Kedua, penelitian ini memperluas literatur dengan


menjembatani kesenjangan dalam pengetahuan tentang
dampak dari kegiatan inovasi pada strategi eco-inovasi.

 Ketiga, penelitian ini memberikan kerangka kerja holistik


yang mengintegrasikan berbagai teori.
RESOURCE BASE VIEW (RBV)
 Menurut RBV, sumber daya berharga memungkinkan perusahaan untuk
melakukan tugas dengan baik dan menciptakan keunggulan kompetitif
yang dihasilkan dari kemampuan yang tak dapat ditiru dan istimewa
(Barney, 1991).
 Perusahaan dapat menggunakan pengambilan keputusan yang efektif
untuk memanfaatkan sumber daya yang paling baik dan mengubahnya
menjadi produk unggulan atau sistem produksi yang unggul.
 Perusahaan dapat menggunakan strategi eco-inovasi untuk mendesain
ulang produk atau proses mereka. Desain ulang akan melibatkan
penggunaan teknologi baru dan atau kreativitas dalam proses perubahan
(Russo & Fouts, 1997). Oleh karena itu, intensitas inovasi dan kreativitas
karyawan dianggap sebagai sumber daya utama yang memungkinkan
perusahaan untuk mengeksplorasi dan menggabungkan pengetahuan baru
dan untuk menghasilkan atau merealisasikan ide-ide baru dan berguna
untuk inovasi (Sarooghi, Libaers, & Burkemper, 2015).
TEORI STAKEHOLDER
 Teori pemangku kepentingan, menekankan interaksi perusahaan
dengan pihak eksternal untuk mencapai tujuan strategis perusahaan.

 Teori pemangku kepentingan menyatakan bahwa suatu perusahaan


dapat dilihat sebagai serangkaian hubungan yang saling tergantung
antara para pemangku kepentingannya (Donaldson & Preston, 1995).

 Literatur menunjukkan bahwa perusahaan yang mengelola hubungan


dengan pemangku kepentingan mereka memiliki lebih banyak
kemampuan untuk memindai lingkungan dan membuat keputusan
mengenai prioritas masalah yang perlu dilibatkan, dipilih, dan
ditanggapi oleh perusahaan (Hyatt & Berente, 2017).
LANJUTAN
 Teori ini menyatakan bahwa perusahaan memuaskan kepentingan para
pemangku kepentingan dengan menerapkan strategi dan praktik untuk
memastikan pertumbuhan atau kelangsungan hidup yang berkelanjutan
(Laplume, Sonpar, & Litz, 2008). Untuk alasan ini, perusahaan perlu
mengintegrasikan "suara lingkungan" (yaitu, pemangku kepentingan) ke dalam
pengembangan eco-inovasi mereka (Goodman, Korsunova, & Halme, 2017;
Hart & Dowell, 2011).
 Literatur menemukan strategi perusahaan dipengaruhi dari kondisi permintaan
dan kebijakan publik (Kammerer, 2009); eco-corporation dapat berpotensi
menghalangi peraturan pemerintah tentang kegiatan atau denda perusahaan dan
juga dapat menarik pelanggan (Servaes & Tamayo, 2013).
 Dengan demikian, penelitian ini menyelidiki regulasi lingkungan dan pengaruh
kebutuhan pelanggan pada dampak kapasitas inovasi dan peningkatan
kreativitas pada strategi eco-inovasi perusahaan.
KERANGKA TEORETIS

Anda mungkin juga menyukai