Anda di halaman 1dari 22

Kebijakan dan Pengelolaan Limbah

Medis dan Limbah COVID 19



Kementerian Kesehatan
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Direktorat Penyehatan Lingkungan
Tantangan Limbah Medis dan Limbah
COVID-19

Profil WHO tahun 2017 tentang


pengelolaan limbah medis di Asia
Tenggara menyatakan bahwa 0,68 Kg/pasien/hari
timbulan limbah medis di
Indonesia sebesar:

Informasi dari 519 Fasyankes yang


mengirimkan data limbah Covid-
19 ke Kemenkes, rata-rata 1,88 Kg/pasien/hari
timbulan limbah Covid-19
sebesar:
2
Isu Limbah Medis COVID 19 di Indonesia

 Timbulan limbah COVID mempengaruhi peningkatan
timbulan limbah medis Fasyankes  50-60%
 Timbulan limbah sisa dan kemasan makanan telah
meningkatkan timbulan limbah COVID sebesar 60%
 Timbulan limbah APD juga telah meningkatkan limbah
COVID mencapai 20%
 Timbulan Limbah infeksius sekitar 20%
REGULASI LIMBAH MEDIS COVID 19

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor


P.56/MENLHK-SETJEN/2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Dari Fasilitas
Pelayanan Kesehatan

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.01.07/MENKES/537/2020 Tentang Pedoman Pengelolaan Limbah
Medis Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Limbah Dari Kegiatan Isolasi
Atau Karantina Mandiri Di Masyarakat dalam Penanganan Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19)

Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor


SE.3/MENLHK/PSLB3/PLB.3/3/2021 tentang Pengelolaan Limbah B3
dan Sampah dari penanganan Corona Virus Disease (COVID 19)

Surat Edaran Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


nomor HK.02.02/I/1124/2022 tentang Pengelolaan Limbah Medis berupa
sisa makanan dari kegiatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Isolasi atau
Karantina dalam penanganan Corona Virus Disease 19 (COVID-19)
 Konstruksi penguburan sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan nomor P.56 tahun 2015 adalah sebagaimana gambar berikut ini:


Keputusan Menteri Kesehatan
1. Sisa makanan, dll (organik)
Republik Indonesia Nomor 2. Kardus/kertas, dll (anorganik)
HK.01.07/MENKES/537/2020 Limbah padat khusus:
Limbah 3. Masker sekali pakai,
Padat 4. Sarung tangan bekas,
Domestik 5. tisu/kain yang mengandung
cairan/droplet hidung dan
1. Masker bekas
mulut
2. Sarung tangan bekas
3. Perban bekas
4. Tisu bekas
5. Plastik bekas minuman LIMBAH 1. cairan dari
dan makanan
6. Kertas bekas makanan
COVID-19 mulut/hidung
2. Air kumur pasien
dan minuman Limbah 3. Air cucian alat
Air
7. Alat suntik bekas Padat B3
Limbah kerja/alat
8. Set infus bekas Medis
makan/minum pasien
9. Alat Pelindung Diri bekas 4. Air cucian linen
10.Sisa makanan pasien
6. Setelah selesai digunakan, wadah/bin
didesinfeksi dengan desinfektan KLORIN 0,5%,
Lysol, Karbol dan lain-lain

7. Sampah/Limbah B3 Medis yang telah diikat,


dilakukan desinfeksi menggunakan desinfektan
KLORIN konsentrasi 5% bila akan diangkut ke
pengolah

8. Pengangkutan dilakukan dengan menggunakan


alat transportasi khusus limbah dan petugas
menggunakan APD
1. Sediakan wadah limbah padat domestik
dilokasi mudah dijangkau orang, yaitu wadah
untuk limbah padat organik, non organik dan
limbah padat khusus (untuk masker sekali
pakai, sarung tangan bekas, tissue / kain
yang mengandung cairan/ droplet hidung
dan mulut)

10.Limbah padat organik dan anorganik agar


disimpan di Tempat Penyimpanan Sementara
(TPS) Sampah/ limbah domestik paling lama
1 x 24 jam untuk kemudian dibawa oleh
DINAS KEBERSIHAN

11.Limbah Padat khusus agar disimpan di


Tempat Penyimpanan Sementara (TPS)
sampah/ limbah B3 dengan perlakuan seperti
limbah B3 infeksius
7. Unit Proses IPAL sekurang-kurangnya terdiri atas
proses sedimentasi awal, proses biologis (aerob
dan/atau anaerob), sedimentasi akhir, penanganan
lumpur , dan desinfeksi dengan KLORINASI (dosis
disesuaikan agar mencapai sisa klor 0,5 ppm)

8. Pengukuran unit proses desinfeksi air limbah


dengan kandungan sisa klor pada kisaran 0,5 ppm
sekurang-kurangnya sekali dalam sehari

9. Pengukuran kualitas air limbah hasil proses


pengolahan

10. Pastikan semua parameter kualitas air limbah hasil


pengolahan memenuhi baku mutu air limbah
domestik, meliputi parameter derajat keasaman
(PH), Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical
Oxygen Demand (COD), Total Suspended Solid
(TSS), Minyak dan lemak, amoniak, total coliform
dan debit yang dilakukan sekurang-kurangnya
setiap 1 minggu sekali
Surat Edaran Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit nomor
HK.02.02/I/1124/2022 tentang Pengelolaan Limbah Medis berupa sisa makanan dari
kegiatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Isolasi atau Karantina dalam penanganan Corona
Virus Disease 19 (COVID-19)


Surat Edaran Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit nomor
HK.02.02/I/1124/2022 tentang Pengelolaan Limbah Medis berupa sisa makanan dari kegiatan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Isolasi atau Karantina dalam penanganan Corona Virus Disease 19
(COVID-19)


Bagaimana di masyarakat ?
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS KARANTINA/ISOLASI MANDIRI

MASYARAKAT PETUGAS KESEHATAN

Sarung Tangan dan Masker Bekas


 Test Kit Bekas
APD Bekas dan Limbah
Medis Lain

Guna/Pakai Ulang Sekali Pakai

• Panaskan pada Disinfeksi • Safety Box


• Kantong Plastik
suhu >600C • Kantong Plastik
Kuning Infeksius
• Cuci dengan Kuning Infeksius
Dirusak/sobek
deterjen dan air
• Rendam dengan
disinfektan Wadah/Kantong
Disinfeksi Disinfeksi
Plastik Khusus

Sarung Tangan dan


Drop Box Wilayah Pengolahan (di Fasyankes/lainnya)
Masker Pakai Ulang
Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor
SE.3/MENLHK/PSLB3/PLB.3/3/2021 tentang
Pengelolaan Limbah B3 dan Sampah dari
penanganan Corona Virus Disease (COVID 19)

Pemerintah Daerah menyediakan :


 Fasilitas penampungan (pengumpulan)/depo
tata cara pengemasan dan penyimpanan wajib
mengikuti kaidah penyimpanan limbah B3 dari
fasyankes
 Tempat sampah/drop box untuk sampah masker
Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
SE.3/MENLHK/PSLB3/PLB.3/3/2021 tentang Pengelolaan Limbah B3
dan Sampah dari penanganan Corona Virus Disease (COVID 19)

Limbah B3 Covid 19 dari isolasi mandiri dikelola :
 dikemas menggunakan plastik tertutup, tidak
bocor, kedap udara dan dengan diikat rapat
 denyimpanan paling lama 2 (dua) hari sejak
dihasilkan
 diangkut oleh petugas dari dinas yang
bertanggung jawab menangani lingkungan hidup
dan/atau kebersihan ke fasilitas
penampungan/depo yang disediakan Pemda yang
sselanjutnya diserahkan ke pengolah limbah B3
ALUR PENANGANAN LIMBAH COVID-19 14

ISOLASI
Sumber Jenis LB3 Medis MANDIRI
Penyimpanan Pengangkutan Pengumpulan Pengangkutan Pengolahan
Covid-19

Masker, Sarung
Rumah Tangga
Tangan, Diapers,
Tisu, sisa makanan, Satgas
Dropbox Satgas di
kemasan, dll RT/RW/Keluraha
Kelurahan
n
Depo/TPS LB3 Pengangkutan Pengolahan
Fasilitas kesehatan LB3 oleh pihak (Pengelola LB3)
(infus, jarum suntik, Puskesmas/RS ketiga (lisensi
hazmat) Masker, Pemkot/fasyankes) fasyankes)
(lisensi
Fasilitas Sarung Tangan, Pemkab
Isoman Diapers, Tisu, sisa Dropbox/TPS Puskesmas/RS
Rujukan (Hotel, makanan, kemasan, Fasilitas yang
Wisma, dll) dll Isoman ditunjuk

Penanggungjawab Satgas Satgas / Dinkes Dinkes Satgas/Dinkes Satgas/Dinkes


ALUR PERLAKUAN LIMBAH MASKER & SARUNG 15

TANGAN DARI RUMAH TANGGA TIDAK


TERKONFIRMASI POSITIF COVID-19
Sumber Perlakuan di Pengangkutan sumber Pengumpulan Pengangkutan Pengolahan

Tidak Digunting,
terkonfirmasi didesinfeksi (Klor RT/RW/ TPS SRT Ke TPA Pengelolaan SRT
positif Covid-19 0,5%/direbus/ Kelurahan (Kelurahan/ Kab./Kota di TPA
(SRT) dicuci dengan Kab./Kota
sabun), dan Kecamatan)
dikemas

Penanggung Rumah Tangga Dinas Kebersihan/DLHK/Disperkim/PU Cipta Karya Kab./Kota


jawab
Peran Pemerintah Daerah

 Melakukan koordinasi lintas sektor/program
seperti Dinkes, DLH, Satgas Penanganan Covid-19, Desa/Kelurahan, dan pemangku kepentingan
lainnya.
 Membangun sarana pengumpulan (dropbox atau depo) limbah medis dari warga dan sistem
pengangkutan ke pengolah limbah B3.
 Menentukan perusahaan pengolah limbah B3 berizin dan atau Fasyankes yang mampu dan
bersedia mengolah limbah medis dari hotel/warga.
 Menyampaikan informasi tata cara mengelola limbah medis kepada warga.
 Memberikan pembinaan dan pengawasan agar pihak hotel dapat menyelenggarakan
pengelolaan limbah medis sesuai dengan peraturan.
 Memastikan bahwa seluruh petugas kebersihan khusus menggunakan APD lengkap pada saat
menangani limbah medis.
 Memastikan limbah medis ditimbang dan dicatat sebelum diangkut ke pengolah limbah B3.
Peran Hotel/Wisma/Penginapan

 Menunjuk penanggung jawab pengelolaan limbah medis di hotel.
 Bekerja sama dan berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah dan pemangku
kepentingan.
 Menyediakan sarana dan prasarana pengelolaan limbah padat medis dan limbah
cair.
 Melakukan pengelolaan limbah medis sesuai dengan peraturan yang berlaku.
 Memasang media informasi di kamar dan di tempat yang mudah dilihat.
 Memastikan setiap pasien yang diisolasi membuang sampah sesuai tempatnya.
 Menjaga kebersihan kamar dan seluruh area hotel.
 Melaporkan pengelolaan limbah medis ke Pemerintah Daerah setempat.
Peran Masyarakat
 Membantu aparatur

desa/kelurahan dan petugas
Puskesmas dalam pendataan
keluarga yang berpotensi
menghasilkan limbah medis.
 Mengorganisasi warga untuk mengumpulkan kantong limbah medis
dari rumah warga yang merawat kasus/kontak erat dan meletakkannya di
dropbox atau di depo.
 Jika wilayah tersebut tidak ada petugas kebersihan khusus, maka keluarga
bersama komunitas menghubungi Camat/Lurah/Kepala Desa untuk
meminta agar kantong limbah medis dapat diambil oleh Dinas
Lingkungan Hidup.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai