Anda di halaman 1dari 43

Tuberkulosis kutis, Anthrax dan Frambusia

Disusun oleh : Siti Khodijah S 1102014252

Pembimbing : dr. Randy S Nugraha, Sp.DV

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Kulit


dan Kelamin RS TK.II MOH. RIDWAN MEURAKSA
Periode 08 Agustus- 27 Agustus 2022
Tuberkulosis Kutis

Tuberkulosis kutis ialah tuberkulosis pada kulit yang di


Indonesia disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan
mikobakteria atipikal.
Mycobacterium tuberculosis tipe
human :91.5%

Myvobacterium atipis : 8.5%


Klasifikasi
Patogensis

1. Penjalaran langsung ke kulit dari organ di bawah kulit yang telah dikenai penyakit
tuberkulosis, misalnya skrofuloderma.
2. lnokulasi langsung pada kulit sekitar orifisium alat dalam yang dikenai penyakit
tuberkulosis , misalnya tuberkulosis kutis orifisialis.
3. Penjalaran secara hematogen, misalnya tuberkulosis kutis miliaris.
4. Penjalaran secara limfogen, misalnya lupus vulgaris .
5. Penjalaran langsung dari selaput lendir yang sudah diserang penyakit tuberkulosis,
misalnya lupus vulgaris.
6. Kuman langsung masuk ke kulit, jika ada kerusakan kulit dan resistensi lokalnya
telah menurun, contohnya tuberkulosis kutis verukosa.
Inokulasi tuberculosis primer (Tuberculosis Chancre)

● Afek primer dapat berbentuk papul , pustul


atau ulkus. Masa tunas 2-3 minggu, limfangitis
dan limfadenitis timbul beberapa minggu
hingga beberapa bulan setelah afek primer,
pada waktu tersebut reaksi tuberkulin
menjadi positif.
● Pada ulkus tersebut dapat terjadi indurasi ,
karena itu disebut tuberculous chancre
Tuberkulosis Kutis
Verukosa
● Terjadi secara eksogen, jadi kuman
langsung masuk ke dalam kulit
● Gambaran klinisnya khas sekali , biasanya
berbentuk bulan sabit akibat penjalaran
secara serpiginosa, yang berarti penyakit
menjalar kesatu jurusan diikuti
penyembuhan di jurusan yang lain.
Tuberkulosis Kutis
Orifisialis
Pada tuberkulosis paru dapat terjadi ulkus di
mulut, bibir atau di sekitamya akibat berkontak
langsung dengan sputum. Pada tuberkulosis
saluran cema, ulkus dapat ditemukan di sekitar
anus akibat berkontak langsung dengan feses
yang mengandung kuman tuberkulosis
Tuberkulosis Kutis
Miliaris Terjadi karena penjalaran ke kulit dari
fokus di badan. Reaksi terhadap
tuberkulin biasanya negatif (anergi).
Ruam berupa eritema sirkumskrip,
papul, vesikel , pustul, skuama, atau
purpura generalisata.
Tuberkulosis Kutis
Gumosa ● Tuberkulosis kutis tersebut terjadi akibat
penjalaran secara hematogen , biasanya
dari paru . Kelainan kulit berupa guma,
yakni infiltrat subkutan, sirkumskrip dan
kronis , kemudian melunak dan bersifat
destruktif.
Skrofuloderma
● Timbulnya skrofuloderma akibat penjalaran dari
organ di bawah kulit yang telah diserang
penyakit tuberkulosis, yang tersering berasal
dari KGB, juga dapat berasal dari sendi dan
tulang.
● Tempat predileksinya pada leher, ketiak, dan
yang terjarang pada lipat paha.
● Nodul, ulserasi, fistel multiple, jembatan kulit
Lupus
Vulgaris
● Predileksi di wajah
● Nodus eritematosa yang berubah wama
menjadi
kuning pada penekanan (apple jelly colour).
● Bila nodus-nodus tersebut berkonfluensi
terbentuk plak, bersifat destruktif, sering
terjadi ulkus
Liken
Skrofulosorum
● Terutama terdapat pada anak anak
● Kelainan kulit terdiri atas beberapa papul
miliar, warna dapat serupa dengan kulit
atau
kemerahan (eritematosa) . Mula-mula
tersusun tersendiri, kemudian
berkelompok tersusun sirsinar, kadang-
kadang di sekitarnya terdapat skuama
halus.
Tuberkulid Papulonekrotika
● Selain berbentuk papulonekrotika , juga
dapat berbentuk papulopustul. Tempat
predileksi pada wajah, anggota badan
bagian ekstensor, dan batang tubuh .
Mula-mula terdapat papul eritematosa
yang timbul secara bergelombang,
membesar perlahan-lahan dan kemudian
menjadi pustul. Lalu memecah menjadi
krusta dan membentuk jaringan nekrotik
dalam waktu 8 minggu, lalu menyembuh
dan meninggalkan sikatriks. Kemudian
timbul lesi-lesi baru. Lama penyakit dapat
Eritema Nodosum
Kelainan kulit berupa nodus-nodus
indolen terutama pada ekstremitas
bagian ekstensor.
Eritema Induratum (El)
Bazin
● Kelainan kulit juga berupa eritema dan
nodus-nodus indolen seperti EN, tetapi
tempat predileksinya pada ekstremitas
daerah fleksor. Perbedaan lain , pada El
terjadi supurasi sehingga membentuk ulkus-
ulkus.
Pemeriksaan Penunjang
Peninggian
LED
berarti terjadi 01 02 Bakteriologik
kerusakan
jaringan

03 04 TesTuberkulin
Histopatologik
Tatalaksana
Keadaan umum diperbaiki, misalnya
Non-Medikamentosa keadaan gizi dan anemia

Medikamentosa Prinsip pengobatan tuberkulosis kutis


sama dengan tuberkulosis paru.
ANTRAKS
Definisi

Antraks adalah suatu penyakit menular akut terutama pada binatang rumahan
atau piaraan dan binatang liar, tetapi manusia secara kebetulan juga dapat
terkena melalui kontak terhadap binatang atau produk binatang yang terinfeksi.
Etiologi
Bacillus antharis kuman aerobik gram positif berbentuk batang (basil), berkapsul,
tidak bergerak, yang mempunyai kemampuan untuk membentuk spora, dan toksin
(toksin edema dan toksin letal).
Gejala Klinis
● Terdapat tiga jenis manifestasi klinis antraks bergantung jalur masuknya, yaitu
antraks kulit, antraks saluran cema dan antraks saluran napas.

● Masa inkubasi tergantung dari jumlah kuman atau spora yang masuk, antara 1
hingga 12 hari, tetapi dapat mencapai 6 minggu.

● Diikuti dengan gejala prodromal yang tidak khas berupa demam, rasa lemas
dan sakit kepala. Setelah itu, akan terjadi suatu infeksi sistemik dengan gejala
sakit berat.
Antraks Kulit

● Predileksi : Kulit yang terbuka; tangan, wajah, dan leher


● Lesi awal berupa papular merah kecil yang tidak nyeri, berkembang dalam 1 sampai
12 hari setelah inokulasi spora Bacillus anīhíacis di kulit yang luka. Disertai rasa
gatal/terbakar.
● Minggu berikutnya dalam 1-2 hari lesi berkembang menjadi stadium vesikular dengan
diameter 1-2 cm berisi cairan jernih atau serosanguinosa yang mengandung lekosit
dan kuman basilus.
Antraks Kulit

● Selanjutnya, vesikel membesar, menjadi hemoragik dan akan membentuk ulkus dengan
eskhar nekrotik kehitaman, dikelilingi zona edema non-pitting kecoklatan.
● Eskhar akan mengering dan rontok dalam 1 atau 2 minggu dengan meninggalkan
jaringan parut yang minimal.
Antraks Saluran Nafas
Gejala yang timbul berupa fatigue, malaise, panas tinggi, menggigil, batik kering, sesak nafas,
dan kolaps. Gambaran foto toraks menunjukkan pelebaran mediastinum yang simetris.

Antraks Gastrointestinal
Gejala yang timbul berupa demam, mual, muntah, sakit perut, sembelit, atau diare
berat, hematokezia, melena, hematemesis, asites yang cepat, dan akut abdomen.
Pemeriksaan
Penunjang

Laboratorium Mikrobiologis Histopatologik


Ditemukan kuman
Leukositosis Edema
pada pengecatan
terutama hemoragik,
usapan lesi kulit
leukosit dilatasi
dengan
polimorfonukelar pembulluh linfe
McFadyean
dan nekrosis
pada epidermis
Pemeriksaan Penunjang

Biakan/Kultur Lainnya
Konfirmasi Konfirmasi adanya
diagnostik: biakan kuma antraks juga
kuman dengan agar dapat ditentukan
nutrisi pada 5% dengan
CO2/ medium pemeriksaan diíecī
supplemen basal fluoíescenī
lani dengan 0 ,8% anīobody dari lesi
natrium bikarbonat antraks kulit
Tatalaksana
● Melepaskan semua pakaian, dimasukkan ke dalam
plastik dan diikat rapat.
Non-Medikamentosa ● Mandi dengan sabun da air yang cukup

● Kristalin penisilin-G parenteral 2 juta unit setiap 6 jam,


selama 7-14 hari (sampai edema menghilang/lesi kulit
Medikamentosa mengering
● Siprofloksasis 20-30 mg/kgBB dibagi 2 dosis (max.
50 0 mg bid) atau Doksisiklin 100 mg bid per oral
selama 60 hari.
● Anak & ibu menyusui : Amoksisilin 40 mg/kgBB (BB <
20kg) diabgi 3 dosis atau 500 mg 3x/hari (BB >20 kg)
FRAMBUSIA
Definisi

Frambusia atau yaws adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh


bakteri gram negatif. Frambusia merupakan penyakit Treponematosis
menahun, hilang timbul dengan 3 stadium yaitu ulkus atau granuloma
(mother yaw), lesi non-destruktif yang dini dan destruktif yang lanjut pada
kulit, tulang dan perios.
ETIOPATOGENESIS
Kuman penyebab frambusia adalah Treponema pallidum pertenue.
Ditularkan secara kontak langsung non seksual melalui cairan getah (eksudat)
dan serum dari lesi kulit frambusia.

Kebersihan
Jarang
dan lingkungan
perorangan
pakaian
ganti yang
buruk
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
penularan
Bergantian
Tinggal di
memakai
pakaian yang
yang kumuh
daerah
dengan
sama
pasien
Gejala Klinis Menurut Stadium
perjalanan penyakit
STADIUM 1
● Timbulnya papul kemerahan -> tunggal atau lebih
dari satu.
● Sering gatal dan tumbuh menjadi besar seperti
papiloma (bertangkai)
● Papul berkonfluens menjadi ulkus ->
mengeluarkan getah mengandung T. pertenue
-> mengering -> krusta kekuningan diatas
papul (krusta papiloma)
● Dasar ulkus : jaringan granulasi dan serum
bercampur
darah
● Pembesaran KGB regional
● Setelah 2-6 bulan bila tidak diobati -> stadium
laten :
atrofi kulit, hipopigmentasi, parut
STADIUM 2
● Kelainan kulit khas : tersebar luas dan hampir
simetris
● Kelainan pada tangan dan kaki berupa
hiperkeratotik, pecah-pecah (fissura),
ulserasi disertai rasa nyeri
● Dapat timbul peradangan tulang dan
kelainan
pada kuku
● Kelainan kulit dapat hilang spontan tanpa
gejala sisa kemudian masuk ke masa laten II
yang berlangsung 5-10 tahun
STADIUM 3
Gejala klinik :
Gumma (benjolan yang mengalami perlunakan &
merusak sehingga menjadi cacat) seperti :
- Gangosa (hidung keropos)
- Juxta-articular nodes (benjolan pada sendi) bisa
menjadi bengkok
- Kelainan tulang seperti pedang
- Gondow : benjolan di tulang
- Telapak tangan/kaki :
- penebalan (hiperkeratotik)
- Pecah-pecah (fisura)
- nyeri
Pemeriksaan Laboratorium

Langsung Serologi Histopatologi


● Getah yang diambil dari Untuk mendeteksi penyakit Dengan pewamaan silver,
(luka/borok) sifilis, yaitu: RPR atau VDRL triponema mudah ditemukan
dibuat apusan (smear), dan dikonfirmasi dengan di antara sel epidermal
difiksasiNaCl kemudian
dengan TPHA. Pemeriksaan serologis
dilihat langsung cli bawah ini berguna untuk
mikroskop lapangan gelap Menemukan pasien dalam
(dark field microscope). masa laten yang tidak
● Sediaan diwarnai dengan menunjukkan gejala klinik
Giemsa atau Wright tetapi ternyata seropositif.
untuk menyingkirkan Pasien seperti ini merupakan
kemungkinan parasit lain. reservoirframbusia.
Klasifikasi
Diagnosis Banding
● Sifilis ● Kusta
● Ektima ● Psoriasis
● Skabies ● Ulkus tropikum
● Parakoksidioidomikosis ● Tb Kutis
Tatalaksana
Secara epidemiolgi, pengobatan yang dianjurkan sebagai berikut:
● bila sero positif >50% atau prevalensi frambusia di suatu desa/dusun >5% maka
seluruh penduduk harus diobati.
● bila sero positif sebanyak 10-50% atau preva- lensi frambusia di suatu
desa/dusun 2-5%, maka pasien, kontak dan seluruh anak usia 15 tahun atau
kurang harus diobati.
● bila sero positif kurang dari 10% atau preva- lensi frambusia di suatu
desa/dusun
<2% , makayangharusdiobatiha yapasien,kontak serumah dan kontak yang erat.
● untuk anak sekolah setiap kali ditemukan kasus, seluruh murid dalam kelas yang
sama harus diobati.
Tatalaksana
Thank You

Anda mungkin juga menyukai