Anda di halaman 1dari 21

BAYI PREMATUR

Oleh. Farida Linda Sari Siregar, M.Kep


Pengertian Bayi premature

 Bayi Premature yaitu Bayi yang dilahirkan


sebelum 37 minggu dari hari pertama
menstruasi terakhir, dianggap mempunyai
masa gestasi yang diperpendek. (Kosa M
Sachrin)
 Persalinan preterm atau partus prematur
adalah persalinan yang terjadi pada
kehamilan kurang dari 37 minggu ( antara
20 – 37 minggu ) atau dengan berat janin
kurang dari 2500 gram ( Manuaba, 1998 :
221).
Penyebab terjadinya bayi
premature

A. Faktor Meternal :

 Toksomia, hipertensi, malnutrisi atau penyakit


kronis, misalnya diabetes militus.

 Pada umumnya, kelahiran premature berkaitan


dengan adanya kondisi dimana uterus tidak
mampu untuk menahan fetus, misalnya pada
pelepasan plasenta dan infark dari plasenta.
(Kosa M Sachrin)
B. Faktor Fetal :
Kelainan kromosal (misalnya trisomi
autosomal), fetus multi ganda, cidera
radiasi, deformitas fetus makroskopik.
(Kosa M Sachrin)

C. Faktor Ibu :
Penyakit yang berhubungan lansung
dengan kehamilan, misalnya perdarahan
anterpartum, trauma fisik dan psikologi,
diabetes militus, toksomia grafidarum dan
nefritis akut.
D. Usia Ibu :
Angka kejadian prematuritas tertinggi
ialah pada usia < 20 th, dan multi gravida
yang jarak kelahirannya terlalu dekat.

E. Keadaan sosial dan ekonomi :


Keadaan ini sangat berperan terhadap
kejadian prematuritas. Kejadian tertinggi
pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal
ini disebabkan oleh keadaan gizi dan
pengawasan antenatal yang kurang.
F. Faktor Janin :
Hidramnion, kehamilan ganda dan
kelainan kromosom.

G. Faktor lingkungan :
Radiasi dan zat-zat beracun.
Ciri-ciri bayi premaute
Proporsi umum

 Bayi preterm mempunyai kepala yang besar


dibandingkan dengan proporsi dari ukuran
badannya.
 Toraks secara relative kecil sementara abdomen
secara relative besar dan anggota gerak kecil
dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya.
 Telinga tipis dan lembek
 Tangisannya lemah
 Tali pusat berwarna kuning kehijauan
 Otot lemah dan aktivitas fisik sedikit (belum ada
garis tangan)
Aktivitas
 Lebih rendah umur gestasi bayi, maka
semakin kurang aktif anak tersebut.

Pengendalian suhu
 Bayi preterm cenderung untuk memiliki
suhu tubuh yang subnormal. Hal ini
disebabkan oleh produksi panas yang
buruk dan peningkatan kehilangan
panas.
System Pernafasan
 lebih pendek masa gestasi, maka semakin
kurang perkembangan paru-paru pada bayi
dengan berat 900 gram alveoli cenderung kecil
dengan adanya sedikit pembuluh darah yang
mengelilingi stroma selular.
 Otot pernafasan bayi lemah dan pusat
pernafasan kurang berkembang.
 Kurangnya Lipoprotein paru-paru, yaitu sutu
surfaktan yang dapat mengurangi tegangan
permukaan pada paru-paru.
 Ritme dan dalamnya pernafasan cenderung
tidak teratur, sering kali ditemukan apnea,
dalam keadaan ini timbul sianosis
System sirkulasi
 jantung secara relati kecil saat lahir,
pada beberapa bayi preterm kerjanya
lambat dan lemah.
 Terjadi ekstra systole dan bising yang
dapat didengar pada atau segera setelah
lahir. Hal ini hilang, ketika aperture
jantung fetus menutup secara
berangsur-angsur.
 Vena di bawah kulit terlihat
System pencernaan
 semakin rendah umur gestasi, maka semakin
lemah reflek menghisap dan menelan, bayi
yang paling kecil tidak mampu untuk minum
secara efektif.
 Lambung dari seorang bayi 900 gram
memperlihatkan adanya sedikit lipatan
mukosa, glandula sekretoris, demikian juga
otot kurang berkembang.
 Hepar secara relative besar, tetapi kurang
berkembang terutama pada bayi yang kecil.
Sistem urinarius

 pada saat lahir, fungsi ginjal perlu


menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungan.
 Fungsi ginjal kurang efisien dengan
adanya angka filtrasi glomerolus yang
menurun, klirens urea dan bahan terlarut
rendah. Hal ini menyebabkan konsentrasi
urin menjadi sedikit.
System persyarafan
 perkembangan susunan syaraf sebagian besar
tergantung pada drajat maturitas.
 Pusat pengendali fungsi vital, misalnya
pernafasan, suhu tubuh dan pusat refleks
kurang berkembang.

System genital
 pada wanita, labia minora tidak ditutupi oleh
labia mayora hingga aterm.
 Pada laki-laki, testis terdapat dalam abdomen,
kanalis inguinalis atau skrotum.
Pemeriksaan bayi premature

 Rontgen dada, untuk melihat


kematangan paru-paru.
 Analisa gas
 Kadar gula darah
 Kadar kalsium darah
 Kadar bilirubin.
Pencegahan agar tidak terjadi bayi
premature

 Tirah baring
 Obat-obat khusus untuk mengurangi kontraksi
rahim
 Suntikan steroid untuk pematangan paru janin
 Pemeriksaan klinik
 Tidak beraktifitas berlebih
 Menjaga emosi
 ANC memantau perkembangan ibu dan bayi
Perawatan Bayi Premature

 Penanganan
 Pemeliharaan suhu tubuh
 Incubator
 Pencegahan terhadap infeksi
 Pemberian O2
 Memandikan
 Memberi makan bayi.
Nutrisi yang diberikan

 Pada bayi yang lahir premature tidak


boleh terlalu banyak di beri ASI.
 Sekitar 10-30 Cc/Kg/BB/hari.
 Karena masih mengalami gangguan pada
system penyerapan.
Klasifikasi asupan nutrisi pada bayi premature
berdasarkan berat badan

Berat badan bayi >1800 gram (>34 minggu)


 Langsung dapat disusui, bila tidak cukup ASI donor 8-10
kali/hari

Berat badan bayi 1500-1800 gram (32-34 minggu)


 Di berikan ASI dengan sendok /cangkir 10-12 kali sehari,
karena pada keadaan ini reflek hisap bayi belum baik,
sedangkan reflek menelan sudah ada.

Berat badan bayi 1250-1500 gram (30-31 minggu)


 Di berikan ASI perah melalui pipa orogastnik 12 kali
sehari, karena reflek hisap dan menelan bayi belum ada.
Komplikasi pada bayi baru lahir

 system termoregulasi immature


 resiko tinggi integritas kulit.
 Resiko terjadinya Infeksi.
 Intoleransi aktifitas
 Gangguan mata, nafas, saluran cerna, pus
berwarna kuning, pembuluh darah tidak
menutup
 Hyperglikemia
 Hipoglikemia
 Jaundice
 Intoleransi system pencernaan
 System syaraf pusat immature
Intervensi pada bayi premature

 posisikan untuk pertukaran udara yang optimal.


 tempatkan pada posisis telungkup bila mungkin.
 Tempatkan pada posisi telentang dengan leher sedikit ekstensi
dan hidung menghadap kea tap dalam posisi mengendus untuk
mencegah adanya penyempitan jalan napas.
 tempatkan bayi di dalam incubator, penghangat radian
atau pakaian hangat dalam kranjang terbuka untuk
mempertahankan suhu tubuh stabil.
 pantau suhu aksila 1 sampai 4 jam.
 periksa suhu bayi dengan ambeyer.
 cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan intervensi
 menjaga agar alat-alat tetap steril.

Anda mungkin juga menyukai