Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TENTANG
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
(untuk staf klinis)
DASAR HUKUM
1. Undang- undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang- undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2018 tentang
Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2017
tertanggal 7 Juni 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1438 /
MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/Menkes/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN SESUAI DENGAN PERATURAN MENTERI
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG
KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN
-Area publik yang terbuka seperti area parkir, ruang rawat jalan dan
penunjang pelayanan
-Area tertutup seperti NICU, ruang bayi, ICU ,OT
-Area semi terbuka , seperti ruang rawat inap , pengunjung harus menggunakan
identitas pengunjung
HPK 2: Rumah sakit menetapkan regulasi dan
proses untuk mendukung partisipasi pasien
dan keluarga di dalam proses asuhan
Maksud dan tujuan:
Rumah sakit mendorong pasien dan keluarga terlibat
dalam seluruh aspek pelayanan. Rumah sakit menetapkan
regulasi untuk mengatur hak pasien untuk mencari second
opinion tanpa rasa khawatir memengaruhi proses
asuhannya, sehingga seluruh staf harus semua dilatih
untuk melaksanakan regulasi dan perannya dalam
mendukung pasien serta keluarganya untuk berpartisipasi
di dalam proses asuhannya.
second opinion
HPK 2.1 :Pasien diberitahu informasi
tentang semua aspek asuhan klinis
dan tindakan
Maksud dan Tujuan HPK 2.1
Agar pasien dan keluarganya dapat berpartisipasi
dalam membuat keputusan, mendapatkan informasi
tentang siapa DPJP, kondisi medis, setelah dilakukan
asesmen termasuk diagnosis pasti dan rencana asuhan,
termasuk kemungkinan hasil yang tidak terduga.
HPK 2.2 : Pasien dan keluarga menerima informasi
tentang penyakit, rencana tindakan, dan DPJP serta
para PPA lainnya agar mereka dapat memutuskan
tentang asuhannya
Maksud dan tujuannya:
Anggota staf menjelaskan setiap tindakan atau prosedur yang
diusulkan kepada pasien dan keluarganya dengan memberikan
informasi yang memuat semua elemen yang ada di informed
consent, serta staf klinis juga memberitahu pasien , nama dokter,
atau profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya sebagai
penanggung jawab asuhan pasien yang diberi izin melakukan
tindakan dan prosedur atau rumah sakit harus menetapkan proses
untuk menjawab jika pasien minta tambahan informasi tentang
DPJP dan perawat penanggung jawab asuhan (PPJA) mereka.
HPK 2.3 : Rumah sakit memberitahu pasien dan
keluarganya tentang hak dan tanggung jawab
mereka yang berhubungan dengan penolakan
atau tidak melanjutkan pengobatan
Maksud dan tujuan :
Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya
tentang hak mereka untuk membuat keputusan, potensi
hasil dari keputusan tersebut dan tanggung jawab mereka
berkenaan dengan keputusan tersebut, dan diberitahu
tentang alternatif pelayanan dan pengobatan
HPK 2.4 : Rumah sakit menghormati keinginan dan
pilihan pasien untuk menolak pelayanan resusitasi,
menunda atau melepas bantuan hidup dasar (Do
Not Resusitate/DNR)
Maksud dan tujuan:
Penting bagi rumah sakit untuk mengembangkan pedoman dalam pembuatan
keputusan yang sulit tersebut. Pedoman berisi :
Rumah sakit harus mematuhi peraturan perundang-undangan yang terkait
Rumah sakit harus memastikan sesuai dengan norma agama dan budaya
Mencakup situasi keputusan tersebut berubah sewaktu pelayanan sedang
berjalan
Memandu PPA melalui isu hukum dan etika dalam melaksanakan menunda
atau melepas bantuan hidup dasar
Mengembangkan kebijakan dan prosedur melalui suatu proses yang
melibatkan banyak profesi dari berbagai sudut pandang dan identifikasi
tanggung jawab masing-masing pihak dan pendokumentasiannya dalam
rekam medis pasien.
HPK 2.5 : Rumah sakit mendukung hak
pasien terhadap asesmen dan
manajemen nyeri yang tepat
Maksud dan tujuan:
Rumah sakit diminta untuk mengakui hak pasien terhadap
nyeri dan tersedia proses melakukan asesmen serta
manajemen nyeri yang sesuai.
Pasien didorong dan didukung melaporkan rasa nyeri.
HPK 2.6 : Rumah sakit mendukung hak pasien
untuk mendapatkan pelayanan yang penuh
hormat dan penuh kasih sayang pada akhir
kehidupannya
Maksud dan tujuan :
Pasien yang sedang menghadapi kematian mempunyai kebutuhan
yang unik dalam pelayanan yang penuh hormat dan kasih sayang.
Agar dapat terlaksana, semua staf harus menyadari kebutuhan unik
pasien pada akhir kehidupannya. Kebutuhan ini meliputi pengobatan
dan perawatan terhadap gejala primer dan sekunder, manajemen
nyeri, respon terhadap aspek psikologis, sosial, emosional, agama,
budaya pasien dan keluarganya, serta keterlibatannya dalam
keputusan pelayanan, perawatan jenasah sebelum dipindah ke ruang
jenasah serta asuhan proses berduka pada keluarga.
HPK 3 : Rumah sakit memberikan penjelasan kepada
pasien dan keluarganya tentang proses untuk
menerima, menanggapi dan menindaklanjuti bila ada
pasien menyampaikan keluhan, konflik serta
perbedaan pendapat tentang pelayanan pasien .Rumah
sakit juga menginformasikan tentang hak pasien dan
keluarga untuk berpartisipasi dalam proses ini
Maksud dan tujuan:
Pasien mempunyai hak untuk menyampaikan keluhan tentang
pelayanan yang mereka terima. Rumah sakit menetapkan cara-cara
dalam mencari solusi terhadap dilema dan keluhan tersebut.
Tindak lanjut atas respon komplain sesuai dengan
kategori/grading yaitu:
1.Warna Merah
Berhubungan dengan polisi, pengadilan, kematian, mengancam
sistem/kelangsungan organisasi, potensial kerugian material.
Ditanggapi dan ditindak lanjuti maksimal 1x 24 jam
2.Warna Kuning
Berhubungan dengan pemberitaan media, potensi kerugian
immaterial
Ditanggapi dan ditindaklanjuti maksimal 3 hari
3.Warna Hijau
Tidak menimbulkan kerugian baik material maupun
immaterial
Ditanggapi dan ditindaklanjuti maksimal 7 hari
HPK 4: Semua pasien diberitahu tentang hak
serta kewajiban dengan metode dan bahasa
yang mudah dimengerti
Maksud dan tujuan :
Rumah sakit menyiapkan keterangan tertulis tentang hak dan
kewajiban pasien yang diberikan pada saat mereka diterima
sebagai pasien rawat inap atau mendaftar sebagai pasien rawat
jalan.
Jika komunikasi tertulis dengan pasien tidak efektif atau tidak
tepat maka pasien dan keluarga diberitahu tentang hak serta
kewajibannya dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh
mereka.
HPK 5: Pada saat pasien diterima waktu
mendaftar rawat jalan dan setiap rawat inap,
diminta menandatangani persetujuan umum
(General Consent).
Maksud dan tujuan :
Rumah sakit wajib meminta persetujuan umum (General
Consent) kepada pasien atau keluarganya berisi persetujuan
terhadap tindakan yang berisiko rendah, prosedur diagnostik,
pengobatan medis lainnya, batas-batas yang telah ditetapkan,
dan persetujuan lainnya.
Persetujuan umum diminta pada saat pasien datang pertama
kali untuk rawat jalan dan setiap rawat inap.
HPK 5.1: Rumah sakit menetapkan regulasi
pelaksanaan persetujuan khusus (informed
consent) oleh DPJP dan dapat dibantu oleh staf
yang terlatih dengan bahasa yang dapat
dimengerti sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
Maksud dan tujuan HPK 5.1
Satu dari banyak upaya membuat pasien terlibat dalam
pengambilan keputusan dalam proses asuhan/tindakan
adalah dengan jalan memberikan persetujuan (consent)
HPK 5.2: Persetujuan khusus (informed consent)
diberikan sebelum operasi, anestesi (termasuk
sedasi), pemakaian darah dan produk darah, tindakan
dan prosedur, serta pengobatan lain dengan resiko
tinggi yang ditetapkan oleh regulasi rumah sakit.
7. Informed consent yang sudah diberikan dapat ditarik kembali (dicabut) setiap
saat, kecuali tindakan kedokteran yang direncanakan sudah sampai pada tahapan
pelaksanaan yang tidak mungkin lagi dibatalkan dan seluruh informed consent
wajib diisi
Wajib diingat :
Membubuhkan cap jempol jari kiri, bila tidak dapat menandatangani
setiap formulir informed consent yang ada ceklistnya dikanan, itu yang
melakukan ceklist adalah pasien atau keluarga
DI ALTERNATIF RESIKO WAJIB DIISI JANGAN SAMPAI KOSONG
8.Tentang formulir DNR jika formulir ini ditandatangani bukan oleh
pasien, tuliskan nama wali yang ditunjuk oleh pasien untuk mewakilinya
atau nama keluarga pasien yang menandatangani formulir DNR, usia,
jenis kelamin, alamat lengkap, serta nomor telepon yang dapat dihubungi.