PERDARAHAN (POSITIONING DAN TORNIQUET) KEPERAWATAN KEGAWATDARURAT DAN MANAJEMEN BENCANA
Juwita Y Pakpahan S.Kep.,MH.Kes
Terjadi akibat rusaknya dinding pembuluh darah yang dapat disebabkan oleh ruda paksa ( trauma ) atau penyakit. Perdarahan yang tampak / terlihat jelas keluar dari luka terbuka.
Biasanya tak terlihat dan kulit tampak rusak,
kadang-kadang terlihat dibawah permukaan kulit berupa memar. A. Pendarahan external
1. Perdarahan Nadi ( Arteri )
- Berasala dari pembuluh Nadi - keluarnya memancar seirama denyut nadi - berwarna merah terang
2. Perdarahan Balik ( Vena )
- Darah keluar mengalir - Berwarna merah gelap
3. Perdarahan Rambut ( kapiler )
- Darah keluar merembes - Berwarna merah gelap B. Pendarahan internal
1. Pukulan keras, terbentur hebat.
2. Luka tusuk, kena peluru. 3. Pecahnya pembuluh darah karena suatu penyakit. 4. Robeknya pembuluh darah akibat terkena ujung tulang yang patah A.Perlindungan terhadap Infeksi pada penangan perdarahan : 1. Gunakan APD 2. Jangan menyentuh mulut, hidung, mata, makanan sewaktu memberi perawatan. 3. Buang bahan yang telah ternoda. B.Mengendalikan Perdarahan Luar /external: 1.Tekan Langsung ( 5 – 15 menit ) Teknik ini dilakukan untuk luka kecil yang tidak terlalu parah, misalnya luka sayatan yang tidak terlalu dalam. Penekanan ini dilakukan dengan kuat pada daerah pinggir luka.Setelah beberapa saat dengan teknik ini maka sistem peredaran darah akan menutup luka tersebut.
2. Elevasi ( dilakukan bersamaan tekan langsung )
Setelah luka dibalut, maka selanjutnya mengangkat bagian yang luka sehingga posisinya lebih tinggi dari jantung. Apabila darah masih merembes, maka diatas balutan yang pertama bisa diberi balutan lagi tanpa membuka balutan yang pertama. 3. Tekan pada titik tekan nadi. Penekanan titik nadi ini bertujuan untuk mengurangi aliran darah menuju bagian yang luka. Pada tubuh manusia terdapat 9 titik nadi yaitu temporal artery (di kening), facial artery (di belakang rahang), common carotid artery (di pangkal leher, dekat tulang selangka), femoral artery (di lipatan paha), popliteal artery (di lipatan lutut), posterior artery (di belakang mata kaki), dan dorsalis pedis artery (di punggung kaki).
4. Cara lain yaitu imobilisasi dengan / tanpa bidai/
Tourniquet . a. Teknik imobilisasi bertujuan untuk meminimalkan gerakan anggota tubuh yang luka. Dengan sedikitnya gerakan diharapkan aliran darah ke bagian luka tersebut dapat. b. Tourniquet Balutan yang menjepit sehingga aliran darah di bawahnya terhenti sama sekali. Saat keadaan mendesak di luar rumah sakit sehelai pita kain yang lebar, pembalut segitiga yang dilipat-lipat, atau sepotong karet ban sepeda dapat dipergunakan untuk keperluan ini. Teknik hanya dilakukan untuk menghentikan perdarahan di tangan atau di kaki saja.
Panjang Tourniquet haruslah cukup untuk dua kali melilit
bagian yang hendak dibalut.
Tempat yang terbaik untuk memasang Tourniquet lima jari di
bawah ketiak (untuk perdarahan lengan) dan lima jari di bawah lipat paha (untuk perdarahan di kaki). Next Tourniquet Teknik ini merupakan pilihan terakhir, dan hanya diterapkan jika kemungkinan ada amputasi. Bagian lengan atau paha atas diikat dengan sangat kuat sehingga darah tidak bisa mengalir. Tourniquet dapat menyebabkan kerusakan yang menetap pada saraf, otot dan pembuluh darah dan mungkin berakibat hilangnya fungsi dari anggota gerak tersebut. Next Tourniquet Sebaiknya teknik ini hanya dilakukan oleh mereka yang pernah mendapatkan pelatihan. Jika keliru, teknik ini justru akan membahayakan.
Saat penanganan di luar rumah sakit, maka dahi korban
yang mendapatkan tourniquet diberi tanda silang sebagai penanda dan korban harus segera dibawa ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
Jika korban tidak segera mendapatkan penanganan maka
bagian yang luka akan dapat membusuk Tehnik Tourniquet 1. Buat ikatan di anggota badan yang cedera (sebelum luka) dengan verban yang lebarnya 4 inci dan buatlah 6 – 8 lapis. Kalau tidak ada verban bisa pakai bahan yang telah disebutkan diatas tadi. Kemudian buat simpul pada ikatan tersebut 2. Selipkan sebatang kayu dibawah ikatan itu. 3. Kencangkan kedudukan kayu itu dengan cara memutarnya. 4. Agar kayu tetap erat dudukannya, ikat ujung yang satunya.menurun. 1. Pada perdarahan besar : a. Tutup langsung luka b. Pertahankan dan tekan cukup kuat. c. Rawat luka setelah perdarahan terkendali.
2. Pada Perdarahan ringan atau terkendali
a. Gunakan tekanan langsung dengan penutup luka b. Tekan sampai perdarahan terkendali c. Jangan melepas penutup luka atau balutan pertama. 3. Perdarahan dalam / curiga ada perdarahan dalam : a. Baringkan & Istirahatkan penderita b. Buka jalan nafas & pertahankan c. Perawatan Syok jika ada d. Periksa berkala pernapasan & denyut nadi e. Jangan beri makan & minum f. Rawat cedera lain g. Beri O2 & Rujuk Teknik menghentikan perdarahan saat melakukan pertolongan pertama Pastikan penderita selalu dalam keadaan berbaring. Perdarahan berat tidak boleh ditangani sementara korban dalam keadaan duduk atau berdiri. Jika mungkin, posisikan kepalanya sedikit lebih rendah daripada badan, atau angkat bagian tungkai kaki. Posisi ini bisa mengurangi risiko pingsan dengan cara meningkatkan aliran darah ke otak. Angkat bagian yang berdarah setinggi mungkin dari jantung. Misalnya, jika yang berdarah bagian betis, letakkan betis tersebut di atas tumpuan, sehingga posisinya lebih tinggi dari badan. Buang kotoran dari luka, tapi jangan mencoba mencabut benda yang menancap dalam. Berikan tekanan langsung di atas luka. Gunakan pembalut yang bersih. Jika tidak ada, gunakan sapu tangan atau potongan kain. Jangan sekali-kali “memeriksa” perdarahan dengan cara menyingkap pembalut. Jika darah masih terus merembes, kuatkan tekanan. Tambahkan sapu tangan lagi di atasnya, tanpa perlu membuang sapu tangan pertama. Hal ini dilakukan karena di dalam darah yang keluar terdapat faktor-faktor pembekuan. Pertahankan tekanan hingga perdarahan berhenti. Jika telah mampet, balut luka dengan verban, langsung di atas kain penyerap. Jika tidak ada verban, gunakan potongan kain biasa. Kemudian segera bawa korban ke rumah sakit. THANK YOU