Anda di halaman 1dari 21

Konjungtivitis Bakteri

Pembimbing : dr. Obdes Maharni Emputri, Sp.M

Disusun oleh :

Yana Rahmalia 102120091


Konjungtiva

Merupakan membrane yang menutupi


sklera dan kelopak bagian belakang.

Ilmu Penyakit Mata Edisi Kelima Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, hal 3
Anatomi Konjungtiva
Terdiri atas 3 bagian:
1. Konjungtiva tarsal yang menutupi
tarsus, sukar digerakkan dari tarsus.
2. Konjungtiva bulbi menutupi sklera
dan mudah digerakkan dari sklera di
bawahnya.
3. Konjungtiva fornises/forniks yang
merupakan tempat peralihan
konjungtiva tarsal dengan
konjungtiva bulbi.
Ilmu Penyakit Mata Edisi Kelima Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, hal 3
Konjungtivitis
Konjungtivitis adalah peradangan pada
konjungtiva yang ditandai dengan adanya
pelebaran pembuluh darah, infiltrasi seluler
dan eksudasi.

Buku Ajar Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia, hal 17.
1.
Etiologi
Hiper Akut (purulent)
Konjungtivitis Bakteri
○ Neisseria gonorrhoeae
○ Neisseria meningitidis
○ Neisseria kochii

2. Akut (mukopurulen)
○ Pneumococcus (Streptococcus pneumoniae)
○ Haemophilus aegyptius (Koch-Weeks baccilus)

3. Sub Akut
○ Haemophilus influenzae

4. Menahun/Kronik, termasuk Blefarokonjungtivitis


○ Staphylococcus aureus
○ Moraxella lacunata (diplobacillus dari Morax-Axenfeld)
Buku Oftalmologi Umum D.G. Vaughan et al., hal 100
Klasifikasi Konjungtivitis Bakteri

Konjungtivitis Bakteri Konjungtivitis


01 03
Hiperakut Bakteri Subakut

Konjungtivitis Konjungtivitis
02 04
Bakteri Akut Bakteri Kronik

Buku Ajar Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia, hal 18
01 Konjungtivitis Bakteri
Hiperakut
Konjungtivitis Bakteri Hiperakut

01 Etiologi
Neisseria gonorrheae, N. Meningiditis, Hemophilus spesies,
Streptococcus, dan Coryne bacterium diphtheria.

02 Gambaran Klinis
Konjungtivitis purulent hiperakut yang disebabkan ole N. gonorrheae
(konjungtivitis gonore) pada bayi baru lahir usia 1-3 hari, memerlukan
perhatian serius. Terdapat konjungtivitis hiperakut bilateral, eksudat
(sekret) serosanguinolen lalu menjadi purulent kental kekuningan. Edem
palpebra yang berat, kemosis yang berat.
Buku Ajar Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia, hal 18
Konjungtivitis Bakteri Hiperakut

03 Komplikasi
Pada konjungtivitis gonorrheae, komplikasi yang dapat terjadi tukak
kornea marginal terutama di bagian atas. Pada anak-anak sering terjadi
keratitis/tukak kornea sehingga sering terjadi perforasi kornea. Perforasi
kornea dapat mengakibatkan endoftamitis dan panoftalmitis sehingga
terjadi kebutaan total.
04 Terapi
Terapi konjungtivitis gonore pada bayi:
Irigasi konjungtiva dengan larutan salin tiap jam sampai sekret teratasi.
Tetesi fluoroquinolone atau gentamisin. Dianjurkan injeksi ceftriaxone IM
atau IV dengan dosis tunggal 25-50 mg/kgBB atau cefotaxim dosis tunggal
100 mg/kgBB pada kasus dimana terdapat kelainan lain selain
konjungtivitisnya.
Buku Ajar Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia, hal 18
02 Konjungtivitis Bakteri
Akut
Konjungtivitis Bakteri Akut

01 Etiologi
Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, streptococcus
pneumoniae, Hemophylus influenzae.

02 Gambaran Klinis
Injeksi konjungtiva yang hebat, mata merah (pink eye), secret
mukopurulen, merasa ada benda asing, edema palpebral dan saling
melengket waktu bangun pagi, kadang ada lakrimasi, kemosis, membran
dan perdarahan subkonjungtiva. Konjungtivitis bakteri sering terdapat
dalam bentuk epidemi.
Buku Ajar Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia, hal 18
Konjungtivitis Bakteri Akut

03 Komplikasi
Konjungtivitis yang disebabkan oleh H. Influenza pada anak kadang-
kadang disertai otitis media.

04 Terapi
Terapi awal dengan antibiotik tetes mata atau salep mata seperti neomisin
polymixin, chloramfenikol, fluroquinolon/ciprofloxacin, levofloxacin,
tobramisin, gentamisin.
Apabila terapi awal yang diberikan tidak memberikan respon setelah 3-5
hari, maka terapi diberikan sesuai dengan hasil pemeriksaan mikrobiologi.
Ilmu Penyakit Mata Edisi Kelima Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, hal 127

Buku Ajar Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia, hal 18
03 Konjungtivitis Bakteri
Subakut
Konjungtivitis Bakteri Subakut

01 Etiologi
H. Influenza, Escherechia Coli, Proteus Spesies

02 Gambaran Klinis

Eksudat tipis, lakrimasi

Buku Ajar Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia, hal 18
04 Konjungtivitis Bakteri
Kronik
Konjungtivitis bakterial menahun terjadi pada
pasien dengan obstruksi ductus nasolakrimalis
dan dakriositisis menahun, yang biasanya
unilateral. Infeksi ini juga dapat menyertai
blefaritis bacterial menahun atau disfungsi
kelenjar Meibom. Pasien dengan sindrom
palpebra lemas dan sktropion dapat
menimbulkan konjungtivitis bacterial
sekunder.
Buku Oftalmologi Umum D.G. Vaughan et al., hal 104
Dasar Diagnosis Konjungtivitis Bakteri
1. Anamnesa 2. Pemeriksaan Fisik
○ Seperti ada benda asing ○ Hiperemia
○ Rasa terbakar ○ Lakrimasi
○ Gatal ○ Eksudasi
○ Fotofobia ○ Edem palpebra
○ Kadang-kadang juga merasa sakit ○ Edem konjungtiva bulbi (kemosis)
○ Folikel
○ Membran, pseudomembran
○ Papil hipertropi
○ Pembesaran kelenjar pre aurikuler

Buku Ajar Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia, hal 17-18
Prognosis
● Konjungtivitis bacterial akut hampir selalu
sembuh sendiri. Tanpa diobati, infeksi dapat
berlangsung selama 10-14 hari: jika diobati
dengan memadai, 1-3hari, kecuali konjungtivitis
staphylococcus (yang dapat berlanjut menjadi
blefarokonjungtivitis dan memasuki tahap
menahun) dan konjungtivitis gonokokus (yang
bila tidak diobati dapat berakibat perforasi kornea
dan endoftalmitis).
● Konjungtivits bacterial menahun mungkin tidak
dapat sembuh sendiri dan menjadi masalah
pengobatan yang menyulitkan.
Buku Oftalmologi Umum D.G. Vaughan et al., hal 104
Edukasi
Pencegahan transmisi merupakan hal penting yaitu,
dengan sering melakukan cuci tangan, tidak menyentuh
mata yang infeksi, tidak berbagi handuk atau kosmetik.
Pasien yag terinfeksi sebaiknya tidak masuk
kerja/sekolah dulu. Pemakaian lensa kontak harus
berhenti pemakaiannya sampai tanda dan gejala hilang.

Buku Ajar Oftalmologi Ed. 1 Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, hal 117.
Terima
Kasih
Daftar Pustaka
1. Ilyas, Sidarta., Yulianti, Sri rahayu., Ilmu Penyakit
Mata, cetakan 5, Balai Penerbit FKUI, 2017.

2. Vaughan, Daniel., Asbury, Taylor., Riordan-Paul,


General Ophthalmology, 14th, Widya Medika, 2008.

3. Rita S. Sitorus DKK., Buku Ajar Oftalmologi, Edisi


pertama, jakarta UI Publishing, 2020

4. Syawal, R, Amir S, Rahmah M N dkk.. Buku Ajar


Bagian Ilmu Kesehatan Mata. Edisi 1. Makasar:
Universitas Muslim Indonesia, 2018.

Anda mungkin juga menyukai