Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KASUS

ODS KONJUNGTIVITIS BAKTERI

Sry Rahayu
111 2015 0030

Supervisor:
dr. Marliyanti N. Akib, Sp.M, M.kes

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2017
PENDAHULUAN

Konjungtivitis adalah salah satu penyebab paling umum terkait


kunjungan perawatan primer untuk kasus mata-akut

Hal tersebut disebabkan antara lain oleh karena lokasi anatomisnya


yang menyebabkan konjungtiva sering terekspos oleh berbagai
macam mikroorganisme dan faktor stress lingkungan lainnya

Pertahanan konjungtiva oleh adanya tear film yang berfungsi


melarutkan kotoran dan bahan yang toksik. Tear film juga
mengandung beta lysine, lisosim, IgA, IgG yang berfungsi
menghambat pertumbuhan kuman. Apabila kuman mampu
menembus pertahanan tersebut maka terjadilah proses infeksi
pada konjungtiva
LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. A
• Umur : 64 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Suku Bangsa : Bugis Makassar
• Agama : Islam
• Alamat : Jl.Rappokalling
Timur Lr. 2
• No. Rekam Medik : 067159
• Pekerjaan : IRT
• Tanggal Pemeriksaan : 05 April 2017
ANAMNESIS
Keluhan utama :
mata merah
Anamnesis terpimpin :
Pasien datang ke poli mata RS Ibnu Sina dengan
keluhan kedua mata merah yang dialami sejak ± 2 hari
yang lalu. Pasien juga mengeluh kedua matanya terasa
gatal, dan keluar air mata berwarna bening tapi tidak
terlalu banyak. Pasien mengaku saat bangun tidur
terdapat kotoran mata yang banyak berwarna kuning
sehingga pasien sulit untuk membuka kedua matanya.
Cont....
Tidak ada keluhan nyeri, pandangan mata
kabur pada kedua matanya dan keluhan lain
yang mengganggu aktivitasnya. Tidak ada
riwayat trauma pada kedua matanya. Menurut
pasien, cucu pasien yang tinggal bersamanya
juga mengalami hal yang serupa.
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
OD   OS
Edema (+) Palpebra Edema (+)
Normal, sekret (+) Silia Normal, sekret (+)
mukopurulen berwarna mukopurulen berwarna
kuning kuning
Lakrimasi (+) Apparatus Lakrimalis Lakrimasi (+)
Hiperemis (+), Injeksi Konjungtiva Hiperemis (+), Injeksi
Konjungtiva (+) Konjungtiva (+)
Jernih Kornea Jernih
Kesan normal Bilik mata depan Kesan normal
Coklat, kripte (+) Iris Coklat, kripte (+)
Bulat, sentral, RC (+) Pupil Bulat, sentral, RC (+)
Jernih Lensa Jernih
Ke segala arah Mekanisme muskular Ke segala arah
- ODS
- OD
- OS
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
• Palpasi
OD   OS

Tn Tensi Okuler Tn

(-) Nyeri Tekan (-)

(-) Massa Tumor (-)

Tidak Ada Pembesaran Glandula PreAurikuler Tidak Ada Pembesaran

VISUS
VOD : 20/60 VOS : 20/50
PENYINARAN OBLIK

OD   OS
Hiperemis (+) Konjungtiva Hiperemis (+)
Jernih Kornea Jernih
Kesan Normal Bilik Mata Depan Kesan Normal
Coklat, Kripte (+) Iris Coklat, Kripte (+)
Bulat, Sentral, RC Pupil Bulat, Sentral, RC
(+) (+)
Jernih Lensa Jernih
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
Seorang perempuan berumur 64 tahun
datang ke poli mata RS Ibnu Sina dengan
keluhan hiperemis pada okuli dextra dan sinistra
yang dialami sejak ± 2 hari yang lalu. Mata berair
(+), gatal (+), sekret mukopurulen berwarna
kuning yang banyak pada pagi hari (+),
penglihatan kabur (-), riwayat trauma (-), riwayat
kontak dengan penderita sakit mata (+).
Pada pemeriksaan oftalmologi, VOD 20/60,
VOS 20/50, TODS : Tn. Pada inspeksi didapatkan
palpebra ODS edema, ODS hiperemis dan
terdapat injeksi konjungtiva. Kornea jernih, BMD
kesan normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat,
sentral, RC (+) dan lensa jernih. Pembesaran
glandula pre aurikuler (-).
Diagnosis :
ODS Konjungtivitis Bakteri

Terapi :
- Menjaga hygiene
- Antibiotik topikal
- Anjuran : kontrol kembali untuk koreksi kelainan
refraksi
DISKUSI

Dari hasil anamnesis pada pasien ini, ditemukan


keluhan utama mata merah pada mata kanan dan kiri
yang dialami sejak ± 2 hari yang lalu. Gatal (+), air mata
berlebihan (+), kotoran mata yang berlebih pada pagi
hari (+), riwayat trauma (-), riwayat kontak dengan
penderita yang sama (+).
Pada pemeriksaan oftalmologi, VOD 20/60, VOS
20/50, TODS : Tn. Pada inspeksi didapatkan palpebra
ODS edema, ODS hiperemis dan terdapat injeksi
konjungtiva. Kornea jernih, BMD kesan normal, iris
coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral, RC (+), lensa
jernih, pembesaran glandula preaurikuler (-).
DISKUSI

Pada pasien ini didapatkan keluhan mata merah,


air mata berlebih, kelopak mata yang saling
melekat pada pagi hari akibat banyaknya sekret
mukopurulen yang menunjukkan tanda khas dari
konjungtivitis bakteri. Tidak adanya pembesaran
dari kelenjar pre aurikuler yang khas pada
konjungtivitis akibat virus.
Konjungtivitis bakteri dapat sembuh sendiri
dalam beberapa hari. Namun kita dapat
memberika terapi antibiotik topikal spektrum luas
sebagai profilaksis agar tidak terjadi komplikasi.
TINJAUAN PUSTAKA
E N I SI
DEF

Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva yang


ditandai oleh dilatasi vaskular, infiltrasi selular dan
eksudasi, atau Radang pada selaput lendir yang
menutupi belakang kelopak dan bola mata
Anatomi konjungtiva

• Konjungtiva
Palpebralis
• Konjungtiva
Bulbaris
• Konjungtiva
Fornix
Struktur Histologis Konjungtiva:
1. Lapisan epitel
Konjungtiva tarsal : 2 lapis
Forniks dan konj bulbar : 3 lapis
Limbus: 5-6 lapis
2. Stroma
- Lapisan adenoid/ limfoid
- Lapisan Fibrosa

Kelenjar yang terdapat pada konjungtiva:


1. Kelenjar Sekretori Musin (Sel goblet dan Kel.
Manz)
2. Kelenjar lakrimalis aksesorius (Kel krause & Kel
Wolfring)
Suplai arteri pada konjungtiva
1. Konjungtiva bulbar a. Konjungtiva Posterior
Plx Perikornea
a. Konjungtiva anterior

Inervasi Konjungtiva
N. Oftalmikus (N. V.I)

Fungsi konjungtiva :
1. Memproduksi air mata
2. Menyediakan kebutuhan oksigen ke kornea
3. Melindungi mata dengan mekanisme pertahanan nonspesifik yang berupa
barier epitel, aktivitas lakrimasi, dan menyuplai darah
4. Pertahanan spesifik berupa mekanisme imunologis seperti sel mast,
leukosit, adanya jaringan limfoid pada mukosa tersebut dan antibodi
dalam bentuk IgA.
PATOMEKANISME

Intensitas paparan

Proses imunologis

Komplikasi penyakit sistemik

Proses inflamasi intra okuli


Hiperemis

Mata berair

Pseudoptosis
MANIFESTASI KLINIS
Hipertrofi papilar

Pseudomembran

Limfadenopati preaurikuler
Konjung
ti vitis Bak
teri
a. Konjungtivitis bakteri hiperakut
Sekret purulen oleh Neisseria
gonorrhoeae yang dapat menembus
epitel kornea yang utuh. Paling sering
diakibatkan oleh autoinokulasi dari alat
kelamin dan paling sering terlihat pada
neonatus, remaja, dan dewasa muda.
b. Konjungtivitis bakteri akut
Umumnya dapat menular di segala
usia, ras dan kedua jenis kelamin,
disebabkan oleh, terutama
Staphylococcus aureus, Streptococcus
pneumoniae, dan spesies Haemophilus.
Umumnya berlangsung kurang dari 3
minggu.
c. Konjungtivitis bakteri kronik
Berlangsung lebih dari 4 minggu, sering dikaitkan
dengan inokulasi bakteri terus menerus yang juga
terkait dengan blepharitis. Penyebab paling umum
yaitu Staphylococcus aureus. Blepharoconjunctivitis
merupakan salah satu infeksi kronis dari Staphylococcus
atau Moraxella.
DIAGNOSIS BANDING
Konju
ngtivi
tis Vir
us

a. Adenoviral Konjunctivitis
Lebih sering pada anak-anak dan biasanya
disertai dengan faringitis ringan dan demam
ringan. Adenoviral Infeksi dapat sangat
menular.

b. Herpetic Conjunctivitis
Herpes zoster adalah infeksi Herpes varicella yang
berulang. Biasanya pada pasien setengah baya atau
lebih tua, dan tidak menunjukkan perbedaan musiman
atau ras sebagai predileksi. Lima puluh persen pasien
dengan herpes zoster oftalmikus (melibatkan nervus
ophthalmikus dari saraf trigeminal).
a. Konjungtivitis Atopi
Kronis yang berhubungan dengan
dermatitis atopik, yang muncul
spontan di usia remaja dan berlanjut
selama 4-5 dekade
b. Konjungtivitis alergi sederhana
Paparan berbagai alergen, sering
dari hasil paparan obat mata atau
solusio lensa kontak (atau pengawet
lensa). Ko
nju
c. Konjungtivitis Musiman ng
tiv
itis
Berulang, bersifat sementara, dan A le
self-akibat paparan musiman, rgi
serbuk sari, bulu, debu, atau spora
jamur.
d. Vernal Konjungtivitis
Mayoritas pasien yang terkena
adalah laki-laki di bawah usia 20
tahun. Durasi rata-rata
konjungtivitis vernal adalah 4
tahun, dan kebanyakan kondisi
pasien cenderung sembuh pada
usia 30 tahun. Penyakit mata ini
lebih sering terjadi pada cuaca
kering dan iklim hangat. Sering
terjadi komplikasi pada kornea
e. Giant Papillary Conjuctivitis
Sering dikaitkan dengan pemakaian
lensa kontak, serta pemakaian okular
protesa atau jahitan pada konjungtiva.

f. Konjungtivitis flikten
Merupakan konjungtivitis nodular
yang disebabkan oleh alergi bakteri atau
antigen tertentu. Disebabkan oleh proses
hipersensitifitas tipe IV terhadap
tuberkuloprotein,stafilokok,
limfogranuloma venereal, leismaniasis,
infeksi parasit. Beruhubungan dengan
keapadatan penduduk, ISPA, dan TBC.
Diagnosis Banding Konjungtivitis berdasarkan
Gambaran Klinis

Tanda Bakterial Virus Alergi Toksik Clamidia


Injeksi Mencolok Sedang Ringan- Ringan- Sedang
Konjungtiva Sedang Sedang
Hemoragi + + - - -
Kemosis ++ +/- ++ +/- +/-
Eksudat Purulen – Jarang, air Berserabut - Berserabut
Mukopurulen lengket putih lengket
Pseudomem +/- +/- - - -
bran
Papil +/- - + - +/-
Folikel - + - + +
Nodus + ++ - - +/-
preaurikuler
Pannus - - - (kecuali - +
vernal)
PENATALAKSANAAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai