Anda di halaman 1dari 17

KELP 3 :

1. AMINAH

2. SAPARMAYA ERYANTI
3. RINA HASTUTI
4. FENI YURLINA

MANAJEMEN 5. SITI FEBRIANTI HIA


6. NORA AGUSTINA

NYERI 7. MAIKA
8.PUTRI NURFITA VERA
9. HARNACALIS
10. NOFI ILMAYANTI
11. NURAZIZAH
12.SYAHWANDI
13.WELSY IIRANIDA
1. PENGERTIAN NYERI

• Nyeri adalah bentuk ketidaknyamanan baik


sensori maupun emosional yang
berhubungan dengan resiko atau aktualnya
kerusakan jaringan tubuh, timbul ketika
jaringan sedang rusak dan menyebabkan
individu tersebut bereaksi untuk
menghilangkan rasa nyeri (Andarmoyo,
2013).
2. KLASIFIKASI NYERI
Nyeri somatik luar
Nyeri yang stimulusnya berasal dari kulit, jaringan
subkutan dan membran mukosa. Nyeri biasanya dirasakan
seperti terbakar, jatam dan terlokalisasi

Nyeri somatik dalam


Berdasarka
Nyeri tumpul (dullness) dan tidak terlokalisasi dengan baik
n sumber akibat rangsangan pada otot rangka, tulang, sendi, jaringan
nyeri ikat

Nyeri viseral
Nyeri karena perangsangan organ viseral atau membran
yang menutupinya (pleura parietalis, perikardium,
peritoneum). Nyeri tipe ini dibagi lagi menjadi nyeri viseral
terlokalisasi, nyeri parietal terlokalisasi, nyeri alih viseral
dan nyeri alih parietal.
Nyeri nosiseptif
Karena kerusakan jaringan baik somatik maupun
viseral.

Nyeri neurogenik
Berdasarka Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau
n jenisnya disfungsi primer pada sistem saraf perifer. Hal ini
disebabkan oleh cedera pada jalur serat saraf
perifer, infiltrasi sel kanker pada serabut saraf, dan
terpotongnya saraf perifer.

Nyeri psikogenik
Nyeri ini berhubungan dengan adanya gangguan
jiwa misalnya cemas dan depresi
Nyeri akut
Nyeri yang timbul mendadak dan berlangsung
sementara. Nyeri ini ditandai dengan adanya
aktivitas saraf otonom seperti : takikardi,
hipertensi, hiperhidrosis, pucat dan midriasis dan
perubahan wajah
Berdasarka
n timbulnya
nyeri
Nyeri kronik
Nyeri berkepanjangan dapat berbulan-bulan tanpa
tanda2 aktivitas otonom kecuali serangan akut
Nyeri ringan adalah nyeri hilang timbul,
terutama saat beraktivitas sehari hari dan
menjelang tidur

Berdasakan Nyeri sedang nyeri terus menerus, aktivitas


derajat terganggu yang hanya hilan gbila penderita
nyeri
tidur

Nyeri berat adalah nyeri terus menerus


sepanjang hari, penderita tidak dapat tidur
dan dering terjaga akibat nyeri
3. ETIOLOGI NYERI
• Nyeri dapat disebabkan oleh beberapa hal
yaitu trauma, mekanik, thermos, elektrik,
neoplasma (jinak dan ganas), peradangan
(inflamasi), gangguan sirkulasi darah dan
kelainan pembuluh darah serta yang terakhir
adalah trauma psikologis (Handayani, 2015).
4. MEKANISME NYERI
• Menurut teori ini, timbulnya sensasi nyeri
berhubungan dengan pengaktifan ujung-ujjung
Teori serabut saraf bebas oleh perubahan mekanik,
Spesifi
k
ransangan kimia atau temperature yang
berlebihan, persepsi nyeri yang dibawa serabut
saraf nyeri diproyeksikan oleh spinotalamik ke
spesifik pusat nyeri di thalamus.

• Nyeri adalah hasil ransangan yang berlebihan pada


Teori
Intensitas
reseptor. Setiap ransangan sensori punya potensi
untuk menimbulkan nyeri jika intensitasnya cukup
kuat.

Teori • Teori ini menjelaskan mekanisme transisi nyeri.


gate Kegiatannya tergantung pada aktifitas saraf afferen
contr berdiameter besar atau kecil yang dapat
ol memengaruhi sel saraf di substansia gelatinosa
5. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI

1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Budaya
4. Ansietas
5. Pengalaman masa lalu dengan nyeri
6. Efek plasebo
7. Keluarga dan Support Sosial
8. Pola koping
6. RESPON TUBUH TERHADAP NYERI
Sistem respirasi
Sistem kardiovaskuler
Sistem gastrointestinal
Sistem urogenital
Sistem metabolisme dan endokrin
Sistem hematologi
Sistem imunitas
Efek psikologis
Homeostasis cairan dan elektrolit
7. Penilaian Intensitas Nyeri

• A. Verbal Rating Scale (VRSs)


• mendiskripsikan nyeri yang dirasakan dengan memilih
kata-kata atau kalimat yang menggambarkan karakteristik
nyeri yang dirasakan dari word list yang ada
 tidak nyeri (none)
 nyeri ringan (mild)
 nyeri sedang (moderate)
 nyeri berat (severe)
 nyeri sangat berat (very severe)
• B. Numerical Rating Scale (NRSs)
• Metoda ini menggunakan angka-angka 0-10 untuk
menggambarkan range dari intensitas nyeri.
”0”menggambarkan tidak ada nyeri sedangkan ”10”
menggambarkan nyeri yang hebat.

• C. Visual Analogue Scale (VASs)


• Metoda ini menggunakan garis sepanjang 10 cm yang
menggambarkan keadaan tidak nyeri sampai nyeri yang
sangat hebat. Pasien menandai angka pada garis yang
menggambarkan intensitas nyeri yang dirasakan
• D. The Faces Pain Scale
• Metoda ini dengan cara melihat mimik wajah pasien dan
biasanya untuk menilai intensitas nyeri pada anak-anak.
8. PENATALAKSANAAN NYERI
• A. Terapi Multimodal
 Modalitas fisik
 Modalitas kognitif-behavioral
 Modalitas Invasif
 Modalitas Psikoterapi

B. Modalitas Farmakoterapi
C. Analgesia Balans
D. Analgesia Preemptif
E. PCA (patient controlled administration)
F. Tim nyeri akut
G. Servis nyeri akut
Terdapat 4 teknik dalam tatalaksana ,Yaitu :

1. Teknik Stimulasi Kutaneus


Teknik stimulasi kutaneus dilakukan untuk menghilangkan
nyeri dengan stimulasi langsung pada kulit.

2. Teknik Distraksi
Teknik distraksi merupakan teknik pengalihan perhatian
seseorang terhadap nyeri yang dirasakan sehingga
kesadaran terhadap nyerinya berkurang

3. Teknik Anticipatory Guidance


Teknik ini dapat dilakukan perawat dengan cara memberikan
informasi yang dapat mencegah terjadinya nyeri dan
membantu pemahaman pasien terhadap pencegahan nyeri

4. Teknik Relaksasi Nafas Dalam


Caranya yaitu tarik nafas dalam dari hidung kemudian
mengeluarkannya secara berlahan melalui mulut. Lakukan
berulang kali sesuai kebutuhan
DAFTAR PUSTAKA
• DAFTAR PUSTAKA
• Morgan, G.E., Pain Management, In: Clinical Anesthesiology 2 nd ed. Stamford: Appleton and Lange, 1996,
274-316.
•  
• Mangku, G., Diktat Kumpulan Kuliah, Bagian/SMF Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana, Denpasar, 2002.
•  
• Latief, S.A., Petunjuk Praktis Anestesiologi, edisi II, Bag Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UI, Jakarta,
2001.
•  
• Hamill, R.J., The Assesment of Pain, In: Handbook of Critical Care Pain Management, New York, McGrow-
Hill Inc, 1994, 13-25.
•  
• Loese, J.D., Peripheral Pain Mechanism and Nociceptic Plasticity, In Bonica’s Management of Pain,
Lippicott Williams and Wilkins, 2001, 26-65.
•  
• Nicholls, AJ dan Wilson, IH., Manajemen nyeri akut, in Kedokteran Perioperatif, Darmawan, Iyan (ed),
Farmedia, Jakarta, 2001, bab 14, 57-69
•  
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai