Anda di halaman 1dari 35

Hukum Acara Peradilan Pajak

Hukum Acara Peradilan Pajak


Hukum Acara Peradilan Pajak
Kuasa Hukum Banding Gugatan Persiapan Persidangan
• Pasal 34 • Pasal 35, 36, 37, 38, 39 • Pasal 40, 41, 42, 43 • Pasal 44, 45, 46, 47, 48

Pemeriksaan dengan Pemeriksaan dengan Pembuktian Putusan


Acara Biasa Acara Cepat • Pasal 69, 70, 71, 72, 73, 74, • Pasal 77, 78, 79, 80, 81, 82,
• Pasal 49, 50, 51, 52, 53, 54, • Pasal 65, 67, 68 75, 76 83, 84, 85
55, 56, 57, 58, 59, 60, 61,
62, 63, 64

Pelaksanaan Putusan Pemeriksaan


• Pasal 86, 87, 88 Peninjauan Kembali
• Pasal 89, 90, 91, 92, 93
Kuasa Hukum Peradilan
Pajak (Pasal 34 UU PP)
Para pihak yang bersengketa masing-masing dapat didampingi atau diwakili oleh satu atau lebih
kuasa hukum dengan Surat Kuasa Khusus

Untuk menjadi kuasa hukum harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

WNI;

Mempunyai pengetahuan yang luas dan keahlian tentang peraturan perundang-undangan


perpajakan;

Persyaratan lain yang ditetapkan oleh Menteri.

Dalam hal kuasa hukum yang mendampingi atau mewakili pemohon Banding adalah keluarga sedarah
atau semenda sampai dengan derajat kedua, pegawai, atau pengampu, persyaratan sebagaiman di
maksud dalam ayat (2) tidak diperlukan.
Syarat-syarat
Kuasa Hukum Peradilan Pajak (Pasal 34 UU PP)
• Membuat dan menyampaikan surat permohonan kepada Ketua Pengadilan Pajak melalui Sekretariat Pengadilan pajak;
• Merupakan WNI (fotokopi KTP WNI yang telah dilegalisir oleh instansi yang berwenang);
• Memiliki asli Surat Kuasa Khusus dari pihak yang bersengketa untuk mendampingi atau yang mewakilinya;
• Mempunyai pengetahuan yang luas dan keahlian tentang peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan, dibuktika
• Fotokopi ijazah/sertifikast brevet pajak atau keahlian di bidang kepabeanan/cukai dari instansi/lembaga yang terakredita
dilegalisir;
• Fotokopi ijazah Sarjana di Bidang Administrasi Fiskal atau Diploma III Pajak/Kepabeanan dan Cukai dari perguruan tinggi
terakreditasi dalam menyelenggarakan pendidikan dan telah dilegalisir; atau
• Fotokopi Surat Izin Konsultan Pajak yang masih berlaku dan telah dilegalisir bagi pemohon yang berprofesi sebagai Kons
• Memiliki ijazah Sarjana atau Diploma IV dari perguruan tinggi yang terakreditasi oleh instansi yang berwenang (fotokopi ij
dimaksud);
• Mempunyai NPWP (fotokopi NPWP);
• Asli Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dari POLRI atau instansi yang berwenang;
• Pas foto terakhir pemohon berukuran 2x3 sebanyak 2 (dua) lembar;
• Melampirkan daftar riwayat hidup sesuai Lampiran II pada PMK ini;
• Surat pernyataan yang berisi komitmen untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan perpajakan dengan cara seb
dan sebenar-benarnya sesuai format surat pernyataan pada Lampiran III pada PMK ini.
• Dalam hal orang perseorangan yang akan menjadi Kuasa Hukum adalah mantan Hakim Pengadilan Pajak, yang bersangkut
telah melewati jangkwa waktu 2 (dua) tahun setelah berhenti/pensiun sebagai Hakim Pengadilan Pajak, dibuktikan denga
• Fotokopi Keputusan Presiden tentang pemberhentian dengan hormat sebagai Hakim Pengadilan Pajak; atau
• Surat Keterangan telah berganti sebagai Hakim Pengadilan Pajak dari Ketua.
Hukum Acara Banding
(Pasal 35, 36, 37, 38, 39 UU PP)

Ruang Lingkup

Banding dapat diajukan oleh


WP dalam hal WP tidak
dapat menerima keputusan
keberatan atas suatu surat
ketetapan pajak.
Hukum Acara Banding
(Pasal 35, 36, 37, 38, 39 UU PP)
Banding dapat
diajukan oleh (Pasal
37 ayat (1) UU PP):

Banding dapat Apabila selama proses Banding,


diajukan oleh WP, Apabila selama proses pemohon Banding melakukan
ahli warisnya, Banding, pemohon penggabungan, peleburan,
seorang pengurus, Banding meninggal pemecahan/pemekaran usaha,
atau kuasa dunia, Banding dapat atau likuidasi, permohonan
hukumnya. dilanjutkan oleh ahli dimaksud dapat dilanjutkan oleh
warisnya, kuasa hukum pihak yang menerima
dari ahli warisnya, atau pertanggungjawaban karena
pengampunya dalam penggabungan, peleburan,
hal pemohon Banding pemecahan/pemekran usaha,
Pailit atau likuidasi dimaksud.
Hukum Acara Banding
(Pasal 35, 36, 37, 38, 39 UU PP)

Syarat Pengajuan Banding (Pasal 35 & 36 UU PP)


1) Surat banding ditulis dalam Bahasa Indonesia kepada
Pengadilan Pajak;
2) Banding diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak
tanggal diterima keputusan yang dibanding
3) Terhadap 1 Keputusan diajukan 1 Surat Banding;
4) Banding diajukan dengan disertai alasan yang jelas dan
dicantumkan tanggal diterima surat keputusan yang
dibanding;
5) Melampirkan salinan keputusan yang dibanding; dan
6) Dalam hal banding diajukan terhadap besarnya jumlah pajak
yang terutang, banding hanya dapat diajukan apabila jumlah
yang terutang dimaksud telah dibayar sebesar 50%.
Hukum Acara Banding
(Pasal 35, 36, 37, 38, 39 UU PP)

Terhadap Banding dapat diajukan surat pernyataan pencabutan kepada


Pengadilan Pajak. Banding yang dicabut tersebut dapat dihapus dari
daftar sengketa dengan (Pasal 39 UU PP):
• Penetapan Ketua Pengadilan Pajak dalam hal surat pernyataan pencabutan
diajukan sebelum sidang dilaksanakan;
• Putusan Majelis/Hakim Tunggal melalui pemeriksaan dalam hal surat
pernyataan pencabutan diajukan dalam sidang atas persetujuan terbanding.
• Banding yang telah dicabut melalui penetapan atau putusan, tidak dapat
diajukan kembali
Hukum Acara Gugatan
(Pasal 40, 41, 42, 43 UU PP)

Gugatan adalah upaya hukum yang


dapat dilakukan oleh WP atau
penanggung pajak terhadap
pelaksanaan penagihan pajak atau
terhadap keputusan yang dapat
diajukan gugatan berdasarkan
peraturan perundang-undangan
pajak yang berlaku (Pasal 1 ayat (7)
UU PP).
Hukum Acara Gugatan
(Pasal 40, 41, 42, 43 UU PP)
Penggugat, ahli warisnya, seorang pengurus, atau
kuasa hukumnya dengan disertai alasan-alasan
yang jelas, mencantumkan tanggal diterima,
pelaksanaan penagihan, atau keputusan yang
digugat dan dilampiri salinan dokumen yang
digugat.
Apabila selama proses Gugatan, penggugat meninggal
Gugatan dapat dunia, Gugatan dapat dilanjutkan oleh ahli warisnya,
diajukan oleh kuasa hukum dari ahli warisnya, atau pengampunya
(Pasal 41 UU PP): dalam hal penggugat Pailit

Apabila selama proses Gugatan, penggugat melakukan


penggabungan, peleburan, pemecahan/pemekaran usaha,
atau likuidasi, permohonan dimaksud dapat dilanjutkan oleh
pihak yang menerima pertanggungjawaban karena
penggabungan, peleburan, pemecahan/pemekran usaha,
atau likuidasi dimaksud.
Hukum Acara Gugatan
(Pasal 40, 41, 42, 43 UU PP)
Pelaksanaan Surat Paksa, Surat
Perintah Melaksanakan Penyitaan,
SKPKB;
atau Pengumuman Lelang;

Keputusan pencegahan dalam SKPKBT;


rangka penagihan pajak;
gugatan (Pasal 23 UU KUP)
Objek yang dapat diajukan

SKPLB;
Keputusan yang berkaitan dengan
pelaksanaan keputusan perpajakan,
selain yang ditetapkan dalam Pasal
25 Ayat (1) dan Pasal 26 UU KUP SKPN;

Pemotongan/pemungutan pajak
Keputusan Pembetulan oleh pihak ketiga berdasarkan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal ketentuan peraturan perundang-
16 UU KUP yang berkaitan dengan undangan perpajakan; dan
STP;
Surat Keputusan Keberatan.

Keputusan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 36 UU KUP yang
berkaitan dengan Surat Tagihan
Pajak.
Hukum Acara Gugatan
(Pasal 40, 41, 42, 43 UU PP)
Syarat pengajuan (Pasal 40 UU PP)
• Diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia kepada Pengadilan Pajak
• Jangka waktu untuk mengajukan gugatan:
• Terhadap pelaksanaan penagihan pajak  14 hari sejak tanggal pelaksanaan
penagihan.
• Terhadap keputusan  30 hari sejak tanggal diterima Keputusan yang
digugat.
• Jangka waktu ini tidak mengikat apabila jangka waktu dimaksud tidak
dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaan penggugat. Perpanjangan
waktunya adalah 14 hari terhitung sejak berakhirnya keadaan di luar
kekuasaan penggugat.
• Terhadap 1 pelaksanaan penagihan/1 keputusan diajukan 1 surat gugatan.
• Menyertakan alasan-alasan yang jelas, dicantumkan tanggal diterima,
pelaksanaan penagihan, atau keputusan yang digugat dan dilampiri salinan
dokumen yang digugat.
Hukum Acara Gugatan
(Pasal 40, 41, 42, 43 UU PP)
• Penetapan Ketua Pengadilan Pajak
dalam hal surat pernyataan
pencabutan diajukan sebelum sidang
dilaksanakan;
Pencabutan • Putusan Majelis/Hakim Tunggal
gugatan melalui pemeriksaan dalam hal surat
(Pasal 42 pernyataan pencabutan diajukan
UU PP) dalam sidang atas persetujuan
tergugat.
• Gugatan yang telah dicabut melalui
penetapan atau putusan, tidak dapat
diajukan kembali
Hukum Acara Gugatan
(Pasal 40, 41, 42, 43 UU PP)

Gugatan tidak menunda/menghalangi


dilaksanakannya penagihan pajak atau kewajiban
perpajakan.

Penggugat dapat mengajukan permohonan agar


tidak lanjut pelaksanaan penagihan pajak ditunda
selama pemeriksaan sengketa pajak sedang
berjalan, sampai ada putusan Pengadilan Pajak.
• Dapat diajukan sekaligus dalam Gugatan dan dapat diputus
terlebih dahulu dari pokok sengketanya.
Hukum Acara Persiapan Persidangan (Pasal 44, 45, 46, 47, 48 UU PP)

Skema
Proses
Banding
Hukum Acara Persiapan Persidangan (Pasal 44, 45, 46, 47, 48 UU PP)
Pengguga t Penga di l a n Pa j a k Terguga t

Pa l i ng la ma 30 Pa l i ng la ma 14 ha ri
Surat Keputusan ha ris eja k ta ngga l Surat Gugatan s ejak ta ngga l
di terima SK dite rima s ura t
guga ta n

Surat
Permintaan
Tanggapan
Surat
Pa l i ng la ma 14 ha ri
s eja k di te rima s ura t Tanggapan
Pa l ing l a ma 1 bul a n
ta ngga pa n s eja k tgl ki ri m s ura t
Surat Tanggapan
perminta a n
ta ngga pa n

Surat Bantahan
Pa l i n g l a ma 30 h a ri Pa l i ng la ma 14 ha ri
s e ja k d i te ri m a s eja k di terima s ura t
s a l i n a n s u ra t ba nta ha n
ta n gga p a n

Me n u n ju k ma je l i s Surat Bantahan
ya n g te rd i ri d a ri 3
h a ki m a ta u h a k i m
tu n gga l & mu l a i
s i da ng Pa l ing l a ma 3 bul a n
s eja k ta ngga l te rima
Sura t Ta ngga pa n
Pembukti an
Pa l ing l a ma 12 bul a n
s eja k ta ngga l te rima

Skema Putusan
Sura t Ta ngga pa n

Proses
Gugatan
Dikabulkan
sebagian/
seluruhnya
?

Ya

Kelebihan
dikembalikan +
imbalan bunga
2% per bulan
Pa l i ng la ma 30 ha ri
s ejak ta ngga l
putusa n guga ta n
Pelaksanaan
Putusan
Hukum Acara Pemeriksaan dengan Acara Biasa
(Pasal 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60,
61, 62, 63, 64 UU PP)
Pemeriksaan dengan acara biasa dilakukan oleh Majelis.

Untuk keperluan pemeriksaan, Hakin Ketua membuka sidang dan menyatakan terbuka untuk umum.

Sebelum pemeriksaan pokok sengketa dimulai, Majelis melakukan pemeriksaan mengenai


kelengkapan dan/atau kejelasan Banding/Gugatan.

Apabila Banding/Gugatan telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam:


• Pasal 35 ayat (1)  banding diajukan dengan Surat Banding dalam Bahasa Indonesia kepada Pengadilan Pajak.
• Pasal 36 ayat (1)  terhadap 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu) Surat Banding.
• Pasal 36 ayat (4)  dalam hal Banding diajukan terhadap besarnya jumlah pajak yang terutang, Banding hanya dapat diajukan
apabila jumlah yang terutang dimaksud telah dibayar sebesar 50%.
• Pasal 40 ayat (1)  gugatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia kepada Pengadilan Pajak.
• Pasal 40 ayat (6)  terhadap 1 (satu) pelaksanaan penagihan atau 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu) Surat Gugatan.

kelengkapan dan/atau kejelasan dimaksud dapat diberikan dalam persidangan.


Hukum Acara Pemeriksaan dengan Acara
Cepat
(Pasal 65, 67, 68 UU PP)

Pemeriksaan dengan acara cepat dilakukan oleh


Majelis/Hakim Tunggal

Pemeriksaaan dengan acara cepat terhadap sengketa


pajak dilakukan tanpa:
• Surat Uraian Banding/Surat Tanggapan; dan
• Surat Bantahan.
Semua ketentuan mengenai pemeriksaan dengan acara
biasa berlaku juga untuk pemeriksaan dengan acara
cepat.
Hukum Acara Pemeriksaan dengan Acara
Cepat
(Pasal 65, 67, 68 UU PP)
Pemeriksaan dengan acara cepat dilakukan terhadap:

Sengketa pajak tertentu yaitu sengketa pajak yang


Banding/Gugatannya tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud:
Pasal 35 ayat (2)  Pasal 36 ayat (4) 
banding diajukan dalam hal Banding
Pasal 40 ayat (6) 
Pasal 35 ayat (1)  dalam jangka waktu 3 diajukan terhadap Pasal 37 ayat (1)  Pasal 40 ayat (1) 
terhadap 1 (satu)
banding diajukan (tiga) bulan sejak Pasal 36 ayat (1)  besarnya jumlah pajak banding dapat gugatan diajukan
pelaksanaan
dengan Surat Banding tanggal diterima terhadap 1 (satu) yang terutang, Banding diajukan oleh WP, ahli secara tertulis dalam
penagihan atau 1
dalam Bahasa Keputusan yang Keputusan diajukan 1 hanya dapat diajukan warisnya, seorang Bahasa Indonesia
(satu) Keputusan
Indonesia kepada dibanding, kecuali (satu) Surat Banding. apabila jumlah yang pengurus, atau kuasa kepada Pengadilan
diajukan 1 (satu) Surat
Pengadilan Pajak. diatu lain dalam terutang dimaksud hukumnya. Pajak.
Gugatan.
peraturan perundang- telah dibayar sebesar
undangan perpajakan. 50%.
Hukum Acara Pembuktian
(Pasal 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76 UU PP)
Alat bukti
dapat berupa:

Pengetahuan Surat/tulisan;
Hakim.

Pengakuan
Keterangan
para pihak;
ahli;
dan/atau
Keterangan
para saksi;
Hukum Acara Putusan
(Pasal 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85 UU
PP)
Putusan Pengadilan Pajak merupakan putusan akhir dan mempunyai kekuatan hukum
tetap.

Pengadilan Pajak dapat mengeluarkan putusan sela atas Gugatan berkenaan dengan
permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) yaitu permohonan agar
tindak lanjut pelaksanaan penagihan pajak ditunda selama pemeriksaan sengketa pajak
sedang berjalan sampai ada putusan Pengadilan Pajak.

Pihak-pihak yang bersengketa dapat mengajukan peninjauan kembali atas putusan


Pengadilan pajak kepada Mahkamah Agung;

Putusan Pengadilan Pajak diambil berdasarkan peraturan perundang-undangan


perpajakan yang bersangkutan, serta berdasarkan keyakinan Hakim.
Hukum Acara Putusan
(Pasal 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85 UU
PP)
Putusan Pengadilan Pajak merupakan putusan akhir dan mempunyai kekuatan hukum
tetap.

Pengadilan Pajak dapat mengeluarkan putusan sela atas Gugatan berkenaan dengan
permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) yaitu permohonan agar
tindak lanjut pelaksanaan penagihan pajak ditunda selama pemeriksaan sengketa pajak
sedang berjalan sampai ada putusan Pengadilan Pajak.

Pihak-pihak yang bersengketa dapat mengajukan peninjauan kembali atas putusan


Pengadilan pajak kepada Mahkamah Agung;

Putusan Pengadilan Pajak diambil berdasarkan peraturan perundang-undangan


perpajakan yang bersangkutan, serta berdasarkan keyakinan Hakim.
Hukum Acara Putusan
(Pasal 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85 UU
PP)
Putusan
Pengadilan • Menolak;
Pajak, yang • Mengabulkan sebagian atau
seluruhnya;
tidak dapat • Menambah pajak yang harus dibayar;
lagi diajukan • Tidak dapat diterima;
Gugatan, • Membetulkan kesalahan tulis
Banding, atau dan/atau kesalahan hitung; dan/atau
kasasi dapat • Membatalkan.
berupa:
Hukum Acara Putusan
(Pasal 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85 UU
PP)
Putusan Acara biasa atas:
pemeriksaan • Banding  diambil dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak Surat Banding
diterima. Dan dalam hal-hal khusus, dan dapat diperpanjang paling lama 3 (tiga) bulan.
dengan: • Gugatan  diambil dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak Surat Gugatan diterima.
Dan dalam hal-hal khusus, dan dapat diperpanjang paling lama 3 (tiga) bulan.
• Acara cepat terhadap sengketa pajak tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (2), dinyatakan tidak dapat
diterima, diambil dalam jangka waktu sebagai berikut:
• 30 (tiga puluh) hari sejak batas waktu pengajuan Banding atau Gugatan dilampaui;
• 30 (tiga puluh) hari sejak Banding atau Gugatan diterima dalam hal diajukan setelah batas waktu pengajuan
dilampaui.
• Acara cepat terhadap kekeliruan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (1c) berupa membetulkan kesalahan tulis
dan/atau kesalahan hitung, diambil dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak kekeliruan dimaksud diketahu atau
sejak permohonan salah satu pihak diterima.
• Acara cepat terhadap sengketa yang didasarkan pertimbangan hukum bukan merupakan wewenang Pengadilan Pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (1d), berupa tidak dapat diterima, diambil dalam jangka waktu 30 (tiga
puluh) hari sejak Surat Banding atau Surat Gugatan diterima.dalam hal putusan Pengadilan Pajak diambil terhadap
sengketa pajak, pemohon banding/penggugat dapat mengajukan Gugatan kepada peradilan yang berwenang.
Hukum Acara Putusan
(Pasal 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85 UU
PP)
• Putusan Pengadilan Pajak harus diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum.
• Tidak dipenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), putusan
Pengadilan Pajak tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum dan karena itu
Pembacaan putusan dimaksud harus diucapkan kembali dalam sidang terbuka untuk umum.
putusan

• kepala putusan yang berbunyi "DEMI KEADlLAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA". ,
• nama, tempat tinggal atau tempat kediaman, dan/atau identitas lainnya dari pemohon Banding atau penggugat;
• nama jabatan dan alamat terbanding atau tergugat;
• hari, tanggal diterimanya Banding atau Gugatan;
• ringkasan Banding atau Gugatan, dan ringkasan Surat Uraian Banding atau Surat Tanggapan, atau Surat Bantahan,
yang jelas;
• pertimbangan dan penilaian setiap bukti yang diajukan dan hal yang terjadi dalam persidangan selama sengketa itu
Putusan diperiksa;
Pengadilan Pajak • pokok sengketa;
• alasan hukum yang menjadi dasar putusan;
harus memuat: • amar putusan tentang sengketa; dan
• hari, tanggal putusan, nama Hakim yang memutus, nama Panitera, dan keterangan tentang hadir atau tidak
hadirnya para pihak.
Hukum Acara Putusan
(Pasal 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85 UU
PP)

Tidak dipenuhinya salah satu ketentuan di atas


menyebabkan putusan dimaksud tidak sah dan
Ketua memerintahkan sengketa dimaksud segera
disidangkan kembali dengan acara cepat, kecuali
putusan dimaksud telah melampaui jangka waktu 1
(satu) tahun.
Hukum Acara Pelaksanaan Putusan
(Pasal 86, 87, 88 UU PP)
Putusan Pengadilan Pajak langsung dapat dilaksanakan dengan tidak memerlukan lagi keputusan pejabat
yang berwenang kecuali peraturan perundang-undangan mengatur lain.

Apabila putusan Pengadilan Pajak mengabulkan sebagian atau seluruh Banding, kelebihan pembayaran
Pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk paling lama
24 (dua puluh empat) bulan, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

Salinan putusan atau salinan penetapan Pengadilan Pajak dikirim kepada para pihak dengan surat oleh
Sekretaris dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal putusan Pengadilan Pajak diucapkan, atau
dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak tanggal putusan sela diucapkan.

Putusan Pengadilan Pajak harus dilaksanakan oleh Pejabat yang berwenang dalam jangka waktu 30 (tiga
puluh) hari terhitung sejak tanggal diterima putusan.

Pejabat yang tidak melaksanakan putusan Pengadilan Pajak dalam jangka waktu yang ditetapkan
dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan kepegawaian yang berlaku.
Hukum Acara Pemeriksaan Peninjauan
Kembali
(Pasal 89, 90, 91, 92, 93 UU PP)

Hukum acara yang berlaku


pada pemeriksaan peninjauan
kembali adalah hukum acara
pemeriksaan peninjauan
kembali sebagaimana
dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 1985
tentang Mahkamah Agung,
kecuali yang diatur secara
khusus dalam UU PP.
Hukum Acara Pemeriksaan Peninjauan
Kembali
(Pasal 89, 90, 91, 92, 93 UU PP)

Syarat PK:
• Pihak-pihak yang bersengketa dapat
mengajukan PK atas putusan
Pengadilan Pajak kepada MA.
• 1 kali kepada Mahkamah Agung
melalui Pengadilan Pajak (Pasal 89 Ayat
1 UU PP);
• Berdasarkan alasan-alasan dan dalam
jangka waktu tertentu
Alasan Pengajuan PK Jangka Waktu Pengajuan PK
1. Putusan Pengadilan Pajak Diajukan maksimal 3 bulan terhitung
didasarkan pada suatu sejak diketahuinya kebohongan/tipu
kebohongan/tipu muslihat pihak muslihat atau sejak putusan hakim
lawan yang diketahui setelah pengadilan pidana memperoleh
perkaranya diputus atau kekuatan hukum tetap.
didasarkan pada bukti-bukti yang
kemudian oleh hakim pidana
dinyatakan palsu.
2. Terdapat bukti tertulis baru yang Diajukan maksimal 3 bulan terhitung
penting dan bersifat menentukan sejak ditemukan surat-surat bukti
yang apabila diketahui pada tahap yang hari dan tanggal ditemukannya
persidangan di Pengadilan Pajak harus dinyatakan di bawah sumpah
akan menghasilkan putusan yang dan disahkan oleh pejabat yang
berbeda. berwenang.
3. Telah dikabulkan suatu hal yang Diajukan maksimal 3 bulan sejak
tidak dituntut atau lebih dari yang putusan dikirim
dituntut, kecuali yang diputus
berdasarkan Pasal 80 Ayat 1
Huruf b dan c UU PP, yaitu a)
mengabulkan sebagian atau
seluruhnya; atau b) menambah
pajak yang harus dibayar.
4. Mengenai suatu bagian dan
tuntutan belum diputus tanpa
dipertimbangkan sebab-sebabnya.
5. Terdapat suatu putusan yang
nyata-nyata tidak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Studi Kasus
Analisis Alur Prosedur Sengketa Pajak

Studi Kasus
Analisis Alur
Prosedur Sengketa
Pajak yang
dihadapi PT.B.
Studi Kasus
Analisis Alur Prosedur Sengketa Pajak

30 April 2014 11 Agustus 2015 10 November 2015


• PT. B melaporkan SPT • Surat Perintah • SPHP terbit
Tahunan PPh Badan Pemeriksaan (SP2)
Tahun 2013 terbit

10 Januari 2016 17 November 2015


• SKPKB terbit • Menyampaikan Surat
Tanggapan atas SPHP
Studi Kasus
Analisis Alur Prosedur Sengketa Pajak
21 Oktober 5 November 15 Januari 2017
1 April 2016 2016 2016
PT. B mengajukan DJP DJP menerbitkan PT. B mengajukan
surat keberatan menyampaikan Surat Keputusan banding
surat Keberatan
pemberitahuan
untuk
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai