Anda di halaman 1dari 56

1

INFORMASI KESEHATAN ANDAL 2010

INDONESIA SEHAT 2010


(1 April 1999)

Dikutip oleh
dr. Mayang Anggraini Naga
2012

1
DESKRIPSI

Keberhasilan pengembangan Sistem Informasi


terpadu harus didahului dengan penggalian user
requirement di masing unit pelayanan yang
terlibat, agar bisa efisien dan efektif memenuhi
kebutuhan masing unit kerja di Rumah Sakit,
Kabupaten, Kota Provinsi maupun Pusat Data
Depkes

2
SAP
Pemaparan Informasi tentang:
- Paradigma Indonesia Sehat 2010
- Reformasi Kesehatan >< Biaya
- Peninjauan Pembanguan Kesehatan
- Dasar, Visi, dan Misi pembanguan Kes.
- Indikator
- Kedudukan tenaga profesional MIK terkait
Otonomi daerah dan Reformasi Kesehatan

3
KOMPETENSI
Mampu memahami dan menjelaskan

- Pentingnya Uniformitas sebutan dan arti


individual data yang akan dijadikan bahan
utama dalam pengembangan SIK model
apapun juga.

- Informasi berbasis data pasien yang dapat


dipertanggungjawabkan kebenarannya.

4
(Lanjutan: Kompetensi)

- Komponen data pasien yang merupakan


data dasar pengembangan Sistem
Informasi
Manajemen Kesehatan, dan mampu
berfungsi sebagai instrumen analisis,
komunikasi dan kontrol Mutu Playanan
yang telah terjadi.

- Kebutuhan jenis data pengembangan SIK.

5
Hasil Pembangunan Kesehatan
• Derajat Kesehatan meningkat dengan bermakna,
namun hasil pembangunan belum dapat:
- dinikmati secara merata dan
- memuaskan seluruhnya

Strategik/Kebijakan pembangunan
Kesehatan baru

6
(Lanjutan)

Dasar Strategik dan Kebijakan


Pembangunan Kesehatan Baru

Dasar:
Gerakan Pembangunan Kesehatan
sebagai:
Strategi Nasional  Indonesia Sehat 2010
7
Paradigma Sehat

Indonesia Sehat 2010 bukan milik Depkes


namun milik seluruh masyarakat Indonesia dan
semua sektor  perlu kerjasama yang harmonis
untuk mewujudkannya.

(1) Perencanaan pembangunan dan pelak-


sanaanya di semua sektor harus mampu
mempertimbangkan dampak negatif dan
positifnya terhadap kesehatan baik individu,
keluarga dan masyarakat.
8
(Lanjutan-1)

(2) Upaya kesehatan akan lebih mengutama-


kan upaya preventif, promotif tanpa
meninggalkan upaya kuratif dan
rehabilitatif

(3) Indikator dan Parameter pengukuran


keberhasilan Indonesia Sehat 2010
dikembangkan dan ditetapkan melalui
Konsensus Nasional.

9
REFORMASI KESEHATAN >< BIAYA

• 5 Fenomena Utama yang berpengaruh ter-


hadap keberhasilan pembangunan
kesehatan.

(1). perubahan dasar pada dinamika


kependudukan yang mendorong
lahirnya: - Transisi demografis dan
- Epidemiologis

10
(Lanjutan-1)

(2). Temuan substansial iptek kedokteran


membuka cakrawala baru dalam
meman-
dang proses:
- hidup,
- sehat,
- sakit dan
- mati.

11
(Lanjutan-2)

(3). Tantangan global akibat :


- kebijakan perdagangan bebas
- pesatnya revolusi bidang:
- informasi
- telekomunikasi
- transportasi

12
(Lanjutan-3)

(4). Perubahan lingkungan akan sangat


berpengaruh terhadap :
- derajat dan
- upaya kesehatan.

(5). Demokrasi di segala bidang menuntut


pemberdayaan dan kemitraan dalam
Pembangunan Kesehatan.

13
Biaya Kesehatan

Kelima fenomena tersebut mau tidak mau


suka tidak suka akan berdampak pada:

Biaya Kesehatan
yang
Harus disediakan bagi keputusan reformasi
kesehatan yang disepakati bersama.

14
Tugas Reformasi

Bukan hanya tanggung jawab pemerintah,


namun tanggung jawab seluruh
masyarakat Indonesia yang
Mampu maupun Kurang Mampu

Biaya kesehatan harus ditanggung bersama


oleh
Pemerintah dan Seluruh Mayarakat Indonesia

15
SISTEM
PEMBIAYAAN KESEHATAN yang ?

Perlu dibangun:

Sistem Pembiayaan Kesehatan


yang berdasarkan:

UPAYA SUBSIDI SILANG

16
ASKES

Akan
Dimodifikasi lebih lanjut

Agar bisa memenuhi


Kebutuhan Masyarakat
yang
- lebih luas, dan
- merata

17
Tinjauan Kembali
Kebijakan Pembangunan Kesehatan

PERUBAHAN
Pemahaman Konsep Sehat dan Sakit
serta Makin Kayanya khasanah Iptek dan
Informasi tentang determinasi
penyebab sakit yang multifaktoral
 Menggugurkan Pradigma
Pembangunan Kesehatan yang lebih
mengutamakan Kuratif dan Rehabilitatif

18
Biaya >< Keberhasilan

Biaya untuk pencapaian keberhasilan


tidak sederhana ataupun murah !

Karena Miskin

Tidak mampu memelihara kesehatan


 mudah sakit
Tidak bisa memperoleh layanan kuratif
 parah dan fatal

19
PARAMETER KEBERHASILAN

INFORMASI STATISTIK
MORBIDITAS DAN MORTALITAS
yang akan membuktikan
Keberhasilan Program Pembangunan Kesehatan

Para Tenaga Profesional


Perekam Medis dan Kesehatan
menjadi UTAMA

20
MASALAH

Darimana harus dimulai untuk


mencapai Indonesia Sehat 2010?

- Pelayanan preventif tidak murah  apa rakyat


bisa menikmatinya?
- Kebijakan pembangunan gedung rumah sakit
bertaraf Internsional, mewahnya iklan kefarmasi-
an, dan upaya diagnostik  meningkatkan
biaya yang tidak terjangkau rakyat banyak

21
TUGAS 1

Baca lebih lanjut pada


INDONESIA SEHAT 2010
1 April 1999 terbitan DEPKES

22
RS Swadana
- Perubahan status rumah sakit pemerintah
menjadi rumah sakit swadana  berakreditasi A
atau lulus ISO, terasa tidak menghasilkan
manajemen pelayanan yang murah atau
asuhan medis yang terjangkau rakyat banyak,
kenyataan: adalah hanya menghasilkan
penentuan biaya pelayanan dan asuhan
medis yang semakin tidak terjangkau oleh
pasien umum yang kurang mampu!

23
TUGAS KEMKES

Harus bisa menjawab:


Bagaimana cara menghitung Biaya real
pelayanan satu jenis kondisi diagnosis dan
penyakit seseorang pasien?
Berapa jumlah rupiah yang harus
disediakan?
Bagaimana menentukan besaran biaya
apabila fasilitas pelayanan, asuhan, usia
dan upaya diagnostiknya berbeda?

24
Jawaban Yang Harus Dipikirkan:

Dari mana rupiah yang harus disediakan


Bagaimana harus dikelola?
Bagaimana bisa menjangkau seluruh rakyat

yang memang memerlukan?

Akhirnya: Setelah mencapai tahun 2012:


Apa sudah ada bukti bahwa program
mampu menghantar rakyat Indonesia
mencapai Sehat 2010  Tugas tenaga
RMIK menggali informasi buktinya!
25
PARADIGMA SEHAT

• Harus terlaksana melalui:


Upaya bisa lebih meningkatkan kesehatan
bangsa yang Pro-aktif, melaksanakan:
Model pembangunan jangka panjang
yang mampu:
- Mendorong masyarakat Mandiri
menjaga Kesehatannya.
- Sadar akan pentingnya Upaya
Promotif dan Preventif.
26
Upaya Promotif dan Preventif

Bukan barang baru, selalu tertuang pada


program RPJPK pembangunan kesehatan
pada setiap Pelita.
Mengapa tidak berhasil membawa
masyarakat menjadi lebih sehat?
(Malaria, DHF, Chikungunya, Polio, Flu
burung, Flu Meksiko, masih merebak.
HIV mengancam, KB kurang berhasil) ??

27
Informasi Diagnoses

Apakah Informasi Kesehatan,


khususnya yang berkaitan dengan
DIAGNOSES
yang dihasilkan melalui
Sistem Informasi Kemkes dapat diandalkan
mewakili keadaan yang benar terjadi?
Bila belum bisa dipastikan, maka
di mana letak kelemahan sistemnya?

28
TENAGA PROFESIONAL MIK

• Perjuangan meningkatkan peringkat lulusan


pendidikan ke jenjang S1 masih belum direstui
Kemkes ataupun Kemdiknas.

• Siapa di berbagai tipe/kelas pelayanan


kesehatan yang akan bertanggungjawab
terhadap sistem terpadu informasi rumah sakit-
kesehatan yang handal?  Perlu dirumuskan!

29
Tantangan Menghadapi
Era Globalisasi
• Tidak dapatnya dicegah pengaruh kepada:
- derajat kesehatan di Indonesia
- dampak kepada besarnya penyediaan biaya
yang harus disediakan bagi program
penanggulangan dan pencegahan penyakit,
di samping pelayanan kuratif yang tepat
belum bisa ditinggalkan, apalagi rehabilitatif.

30
Khusus Bagi Tenaga Profesional MIK

Upayakan bisa menjawab:

Apakah Pola Manajemen Anda sudah


mampu menghasilkan:
Informasi Kesehatan berbasis
Diagnoses pasien dengan
- presisi, akurat dan tepat
mewakili kondisi kesehatan masyarakat?

31
TUGAS 2

Apa batas pengertian bahwa:

Informasi Kesehatan berbasis


Diagnoses pasien yang terkode dengan
- presisi,
- akurat dan
- tepat ?
 Ceritakan !

32
INDIKATOR

• Indikator diarahkan untuk menilai


pencapaian sasaran pembangunan
kesehatan.
Melalui cara pandang yang bergeser dari:
(1) terapi sebagai konsep sakit, indikator input
kearah:
(2) pembinaan kesehatan sebagai konsep
sehat. Indikator input dan proses.
diharaplan mengarah, memenuhi  TQM

33
TUGAS 3

Jelaskan apa yang dimaksud dengan:

(1) Indikator Input

(2) Indikator Proses

(3) Indikator Output

pada Sasaran Pembangunan Kesehatan ?

34
KEDUDUKAN SIKNAS
DALAM
PEMBANGUNAN KESEHATAN

SIKNAS berperan penting dalam rangka


Pelaksanaan desentralisasi menuju
Otonomi Daerah di Bidang Kesehatan.

DitetapkanKebijakan dan Strategi yang tepat


 Diubahlah: SIKNAS no: 468/MENKES-
KESOS/SK/V/2001.

35
KepMenkes No: 511/MENKES/SK/V/2002

• Tertanggal Mei 24 tahun 2002 tentang:


KEBIJAKAN dan STRATEGI
Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
Nasional atas dasar pertimbangan: bahwa
SIKNAS memegang peran penting maka perlu
ditetapkan Kebijakan dan Strategi yang tepat,
dengan putusan ketiga menyebut: Koordinasi
penyelenggarakan SIKNAS dilaksanakan
oleh Pusat Data dan Informasi Depkes, dst. …

36
Pusat Data dan Informasi Kemkes

Sampai saat ini Pusat Data & Informasi Kemkes


menghimpun informasi diagnoses pasien rumah
sakit dan puskesmas, secara rutin sesuai waktu
pelaporan yang baku yang ditentukan Kemkes.

10 jenis penyakit terbanyak yang


sedang melanda Indonesia.
(format diadaptasi dari format di ICD-10)

37
Tenaga Perekam Medis - MIK
• Belum cukupnya jumlah lulusan Perekam-Medis
– MIK  kumpulan data dasar yang diinput
ke sistem informasi Kemkes masih perlu
diragukan kebenarannya  perlu diaudit.
khususnya yang terkait Diagnoses dan
tindakan medis/operasi.
Sampai saat ini sistem pengkodean yang harus
digunakan adalah WHO, ICD-10, yang sampai saat ini
(Februari 2012) konon belum dipahami oleh para tenaga
Puskesmas.

38
Kondisi yang perlu dievaluasi

• Apakah semua pengkode di lapangan mem-


punyai kualifikasi pendidikan yang sama?
• Apakah dokter menulis diagnosis dengan
benar, dan dapat ditelusuri keberadaan istilah
diagnosis yang disebut olehnya tertera di daftar
indeks alfabetik ICD-10?
• Apakah di masing unit pelayanan rumah sakit
memiliki ICD-10 dan menggunakannya untuk
menentukan pilihan kode yang tepat?
 Perlu dikaji dengan jujur !
39
ICD-10, WHO

• ICD-10 WHO, menggunakan sebutan istilah


diagnosis pasien secara uniform ejaannya,
bisa bahasa Inggris, Latin, Yunani sesuai yang
berkembang di dunia kedokteran Internasional ,
bagi kepentingan pengembangan sistem
informasi statistik penyakit dunia internasional,
agar bisa dikomparasi dan dikaji bagi kepen-
tingan pengembangan program kesehatan
dunia secara bersama.

40
Di Indonesia
Belum semua pimpinan pelayanan kesehatan
rumah sakit dan para dokternya respons
terhadap kebutuhan ini, apalagi di rumah sakit
swasta.

Jaminan hendaknya harus bisa dipertanggung-


jawabkan bahwa diagnoses yang diberi kode
adalah benar diagnoses yang disandang pasien
dan cara menentukan kodenya juga presisi
sesuai konvensi aturan tandabaca ICD-10 !
41
Riwayat Pengembangan SIKNAS Kemkes

SIKNAS Kemkes telah terbit sejak SP2TP awal


tahun 1970-an, yang semakin ditingkatkan
dengan dibentuknya Pusat Data Kesehatan
(1984) Depkes.

Pengembangan masih menghadapi hambatan


yang klasik, yakni masalah kurang akurat,
kurang sesuai kebutuhan dan kurang cepatnya
data/informasi yang berhasil disajikan.

42
Menyongsong Indonesia Sehat 2010

Selain krisis ekonomi yang bisa membaik,


ada dua perubahan yang dihadapi bangsa
Indonesia:

(1) awal 2010 otonomi daerah, terbitnya UU


no: 22, 1999 dan UU no: 25 1999 tentang
Perimbangan Keuangan Antara pemerintah
Pusat dan Daerah

43
(Lanjutan)

(2) Dimulainya tahun 2003 tentang Free trade


antara negara ASEAN (AFTA).

Kesemuanya ini sudah tentu bisa


berdampak ke model pelayanan dan
status kesehatan masyarakat di
Indonesia.

44
Otonomi Daerah
& Reformasi Kesehatan

• Kemkes sadar: bahwa SIKNAS yang bersifat


umum tidak dapat diterapkan begitu saja di
Daerah-Daerah.

• Daerah Provinsi harus merumuskan dan


melaksanakan SIK Provinsi-nya yang mengacu
ke SKINAS,

45
(Lanjutan-1)

• Upaya penyediaan pelayanan dan pembiayaan


kesehatan digerakkan ke arah terwujudnya:
- Lingkungan sehat,
- Perilaku hidup bersih dan sehat,
- serta Pelayanan kesehatan yang
bermutu dan terjangkau untuk

Mencapai derajat kesehatan masyarakat


yang setinggi-tingginya.

46
(Lanjutan-2)

Di Provinsi hanya ada Dinas Kesehatan


Provinsi yang merupakan penggabungan
dari: Kanwil Depkes dan
Dinas Kesehatan Kabupaten, Kota.

UPT Depkes diserahkan ke Daerah Provinsi


dan Kabupaten Kota.

Puskesmas tetap milik daerah.

47
(Lanjutan-2)

• UU Kesehatan no: 23 mengamanatkan:


Bahwa Sistem Kesehatan
diselenggarakan oleh Masyarakat (Swasta)
bersama Pemerintah.

Peran masyarakat bahkan makin lama


akan makin besar, sehingga Pemerintah
cukup melaksanakan pembinaan dan
pengawasan saja.

48
Biaya Pelayanan Kesehatan ?

• Bagaimana masyarakat bisa mandiri


membiayai pelayanan kesehatan bagi
dirinya sendiri ?

• Jawaban: melalui program jaminan asuransi


kesehatan. (negara maju)

• Ini menjadi beban pemerintah melalui:


Jamkesmas

49
Masalah di Indonesia

Bagaimana memperoleh data dari masing


orang yang tidak mampu?
Bagaimana menerapkan program secara
efektif dan efisien ?

Di Indonesia instrument pengumpul data yang


bisa membantu penyajian kebenaran informasi
ini tidak tersedia, bila ada pasti masih lemah.

50
Contoh:
• Tidak (belum) tersedianya data:
- Registrasi kelahiran dan
- Registrasi kematian
- Seorang memiliki 2 KTP
• Sampai saat ini yang bisa dimonitor baru sampai
dengan data bayi lahir dan pasien meninggal di
rumah sakit atau melapor ke Puskesmas.

• Sistem informasi mortalitas belum digarap


secara nasional.
51
Agar SKN bisa bergerak

Setiap penyelenggara harus bergerak


melaksanakan Manajemen Kesehatan
yang:
- efektif,
- efisien dan
- strategis
mendukung pencapaian:
Visi Pembangunan Keseahtan setempat

52
SIKNAS

Kembangkan SIK untuk bisa mendukung


Manajemen Kesehatan.
Setiap Penyelenggara Sistem Kesehatan
harus memiliki SIK
SIK-SIK menyatu menjadi

SIKNAS
(Kesatuan Sistem Informasi Para
penyelenggara SKN)

53
TUGAS 4

Baca di Module Pembelajaran terkait:

- Analisis Situasi
Kelemahan ?
Tantangan ?
Kondisi Positif atau Kemampuan ?
Peluang yang ada ?
Isu Strategis ?

54
Lanjutan Tugas:

Visi, Misi & Kebijakan


Pengembangan SIKNAS

Jelaskan apa yang disebut


dengan: Visi ?
Misi ?
Kebijakan ?

55
Strategis Pengembangan SIKNAS

(1) …?
(2) …?
(3) … ?
(4) … ?
(5) … ?
(6) … ?

56

Anda mungkin juga menyukai