ASUHAN KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT PADA CIDERA
KEPALA DAN STROKE
Disampaikan pada :
PELATIHAN
EMERGENCY NURSING – INTERMEDIATE LEVEL (ENIL)
PENDAHULUAN
Penyebab utama kematian dan kecacatan pada multiple trauma
pada usia 18 – 45 tahun diseluruh dunia.
Di Amerika Serikat kejadian cedera kepala mencapai 1,500.000
kasus tiap tahunnya. Dan di Indonesia saat ini kejadian cedera
kepala 100.000/tahunnya.
10% meninggal sebelum tiba di RS
80% mengalami cedera kepala ringan
10% mengalami cedera kepala sedang
10% mengalami cedera kepala berat
Fokus Utama dalam penanganan cedera kepala
Cedera Kepala
Ringan Sedang Berat
• Pasien sadar, orientasi • Penurunan kesadaran, • Penderita tidak mampu
baik (GCS 14-15) Masih mampu mengikuti melakukan perintah
• Anamnesa umum perintah sederhana (GCS sederhana kesadaran
• Px mini neurologik 9 – 13) menurun (GCS 3 – 8)
• Px penunjang: foto polos • Anamnesa umum • Anamnesa umum
• Px mini neurologik • Px mini neurologik
• Px penunjang: foto polos, • Px penunjang: foto polos,
CT-scan kepala CT-scan kepala
PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA
• PRA HOSPITAL
1
• INTRA HOSPITAL
2
PRA HOSPITAL
1. Penatalaksanaan Airway, Breathing dan Circulation
2. Stabilisasi servikal dan tulang belakang
3. Transportasi yang aman
4. Pencegahan cedera lebih lanjut (cedera sekunder)
INTRA HOSPITAL (EMERGENCY ROOM)
A.Primary Survey
1.Airway, C- spine control
2.Breathing Management
3.Circulation
4.Dissability
5.Exposure
B.Secondary Survey
Head to toe
5B (Breath, Blood, Brain, Bladder, Bowel)
Pengkajian dan Penatalaksanaan Primer
1. Keadaan umum dan tingkat kesadaran (AVPU)
1. A: Alert (sadar)
2. V: Verbal (berespon dg rangsang verbal)
3. P: Pain (berespon dg rangsang nyeri)
4. U: Unresponsive
2. AIRWAY + control cervical
Cek tanda trauma bagian atas tubuh
3. BREATHING
Takipnea kussmaul breathing (kompensasi utk mencegah PTIK)
4. CIRCULATION + control shock
1. Cek perfusi perifer
2. Cek TTV
Pengkajian dan Penatalaksanaan Sekunder (Lanjutan ....)
5. DISABILITY :
• Kaji GCS dan kekuatan otot
• Kaji refleks cahaya
• Kaji ukuran dan kesimetrisan pupil (isokor /
anisikor)
Adanya tanda peningkatan tekanan
intrakranial
Tanda Peningkatan Tekanan Intrakranial
1. Penurunan kesadaran
2. Gelisah
3. Muntah proyektil
4. Pernafasan meningkat/menurun
5. Cushing syndrome : melebarnya tekanan nadi
tekanan sistolik meningkat – tekanan diastolik menurun
6. Papil edema +
TANDA FRAKTUR DASAR TENGKORAK
Indikasi Dirawat
1
• Penurunan Kesadaran
2
• Nyeri kepala (sedang ke berat)
3
• Riwayat penurunan kesadaran > 15 menit
4
• Terjadi fraktur tengkorak / penetrating injury
5
• Rhinorea – otorhea.
6
• Mekanisme trauma yang berisiko besar
7
• Alkohol/drugs intoxication.
8
• Abnormal CT Scan.
9
• Amnesia post traumatic (>5 menit)
10
• Muntah berulang (>2 kali)
Indikasi dilakukan CT Scan
Mata membuka dengan rangsang nyeri
Penurunan Kesadaran (GCS ≤ 14) dan tidak membaik setelah
observasi 1 – 2 jam setelah trauma
Terdapat fraktur atau depresi pada dasar tengkorak
GCS 15 tetapi terdapat nyeri kepala berat dan persisten, terdapat
setidaknya 2 kali muntah pada waktu yang berbeda
Ada riwayat gangguan pembekuan darah, riwayat penurunan
kesadaran, amnesia dan tampak ada gejala deficit neurologi
INDIKASI DILAKUKAN OPERASI
Fraktur kranial terdepresi (open/closed).
Intracranial hematoma (EDH/SDH/ICH) dengan volume > 25
cm3 dari hasil CT Scan
Midline Shift > 5 cm.
Penetrating Injury
Perburukan klinis
MASALAH KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
2. Perfusi serebral tidak efektif (edema serebral, ekspansi
hematoma)
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Buka dan bersihkan jalan napas
2. Kolaborasi pemasangan ETT, jika GCS < 8
3. Pasang NGT atau OGT sesuai indikasi
4. Posisi head up 15 – 30 derajat
5. Pasang akses IV dengan jarum besar no. 16/18
7. Monitoring tanda-tanda peningkatan TIK
8. Berikan dukungan psikologis pada pasien dan keluarga
9. Kolaborasi persiapan operasi
10. Jangan menutup telinga atau hidung jika keluar cairan
(darah)
PRINSIP INTERVENSI
Managemen oksigen cegah hipoksia
Managemen cairan
Managemen aktivitas
Managemen pencehgahan valsava manuver
Atasi kejang
Atasi rasa cemas
Atasi rasa nyeri
Menjaga suhu tubuh normal < 37,50 C
Managemen Oksigen Atasi hipoksia
Kekurangan oksigen metabolisme anaerob edema
otak TIK ↑
pCO2 ↑ vasodilatasi edema >> TIK ↑
Hipoksia metabolisme anaerob ↑ asam laktat
asidosis laktat edema otak TIK ↑
Berikan Oksigen 8-10 ltr/mnt
Managemen Cairan
Manitol 20%
Diuretik osmotik diberikan intravena, dosis 0,5-1 g/kgBB,
Kecepatan tidak kurang dari 10 menit agar tidak terjadi hemolisis.
Untuk mencegah efek rebound, selanjutnya manitol diberikan
kembali setelah 6 jam dengan dosis 0,25-0,5 /kgBB dalam waktu
30 menit.
pemantauan osmolaritas 310 – 320 mosmol
Managemen Cairan (Lanjutan ...)
Furosemid
Efek sinergis bila dikombinasikan dengan manitol atau
albumin.
Efek terbaik didapatkan diberikan 15 menit setelah
manitol.
Bila diberikan bersama-sama, hati-hati terhadap gangguan
status cairan dan elektrolit.
Managemen Valsava Manuveur
Hindari/atasi batuk, mengedan dan
penyedotan lendir pernafasan (suction)
berlebihan
Berikan pencahar
Cegah kejang
Cegah suhu meningkat
Steroid
Efektif dalam menanggulangi edema vasogenik yang
menyertai tumor, meningitis dan lesi otak lain.
Meningkatkan permeabilitas BBB
Dosis awal 10 mg Dexamethason i.v atau oral diikuti 4
mg tiap 6 jam.
Kegawatdaruratan pada
TRAUMA TULANG
BELAKANG
TRAUMA TULANG BELAKANG
Trauma multipel Cedera vertebra & medula spinalis
15% cedera diatas klavikula : cedera servikal
5% cedera kepala : cedera vertebra
Cedera vertebra :
55% cedera servikal
15% cedera torakal
15% cedera torakolumbal
15% cedera lumbosakral
Tulang Belakang Normal
Tulang belakang
(33 ruas)
7 servikal
12 torakal
5 lumbal
Fusi sakral
& koksik
Curiga Trauma Tulang Belakang
Nyeri leher /
Spasme otot lokal Paralysis / Parese
punggung
Tetraplegi / Paraplegi/parese
Gangguan sensoris Tetraparese (bila (bila pada
pada cervical) torakal/lumbal)
Khusus :
Medikamentosa
Konservatif
Operatif
Imobilisasi
Sejak fase pra rumah sakit.
Meliputi bagian atas & bawah dari lokasi cedera
Dipertahankan s/d cedera disingkirkan.
Posisi netral : terlentang tanpa rotasi / fleksi-ekstensi
Bila tdp deformitas, jangan direduksi.
Kolar semirigid tidak menjamin stabilisasi, perlu penyangga tambahan pada
long spine board.
Bila dilakukan intubasi : pada posisi netral.
Gelisah / agitasi : sedativa / pelumpuh otot.
Cairan intravena
Dibatasi untuk maintenance, kecuali pada syok.
Syok neurogenik : vasopresor
Kateter schwann ganz : monitor cairan.
Kateter urine : monitor urin.
Pipa nasogastrik
Mengosongkan lambung & mencegah aspirasi.
Obat-obatan
Metilprednisolon, pd 8 jam pertama, dosis :
30 mg/kgBB dalam 15 menit pertama.
5,4 mg/kgBB/jam untuk 23 jam berikutnya.
Transfer
Dilakukan setelah KU stabil
Telah difiksasi : bidai / backboard / kolar
Bila pernafasan tidak adekuat : intubasi
TERIMAKASIH