HIGIENE INDUSTRI
Higiene Perusahaan :
Disiplin ilmu tentang pengenalan, evaluasi dan
pengendalian faktor lingkungan yang terdapat di tempat
kerja untuk mencegah timbulnya penyakit.
NB: Bersifat Teknis; Sasarannya Tempat Kerja
DASAR HUKUM
Undang-undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat 2
Undang-undang 13 Tahun 2003 Ps 86 & 87
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja.
PP No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan
SMK3
Permenaker No. 5/ MEN/2018 Tentang K3
Lingkungan Kerja.
3
PP 50 Tahun 2012
Bagian Kelima
Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3
(1). Pengusaha wajib melakukan pemantauan dan
evaluasi kinerja K3.
(2). Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) melalui pemeriksaan,
pengujian, pengukuran, dan audit internal SMK3
dilakukan oleh SDM yang kompeten.
(3). Dalam hal perusahaan tidak memiliki sumber daya
untuk melakukan pemantauan dan evaluasi
kinerja K3 sebagaimana dimaksud ayat (2) dapat
menggunakan pihak lain.
4
PP 50 Tahun 2012
Bagian Kelima
Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3
(4). Hasil pemantauan dan evaluasi kinerja K3
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaporkan
kepada pengusaha.
(5). Hasil pemantauan dan evaluasi kinerja K3
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) digunakan
untuk melakukan tindakan perbaikan.
(6). Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja K3
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan dan /atau standar.
5
Keputusan Menteri Tenaga Kerja
No. 187/MEN/1999 Tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
Kewajiban Perusahaan dengan Potensi bahaya besar
adalah melakukan pemeriksaaan dan pengukuran
faktor kimia sekurang-kurangnya 6 bulan 1 kali.
(Pasal 16 huruf e)
Kewajiban Perusahaan dengan Potensi bahaya
menengah adalah melakukan pemeriksaaan dan
pengukuran faktor kimia sekurang-kurangnya 1
tahun 1 kali.(Pasal 16 huruf d)
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
No. 5/ MEN/2018 Tentang K3 Lingkungan Kerja.
DIREKTORAT BINA K3
UPTD UPTD
1. NAD 1. SULUT UPTD
UPTD UPTD
2. BABEL 2. SULTENG DKI JAKARTA
1. LAMPUNG 1. KALBAR
1.
3. SUMBAR 3. SULTRA BALI
2. BANTEN 2. KALSEL 2.
4. RIAU 4. SULBAR NTB
3. JATENG 3. KALTENG 3.
5. JAMBI 5. GORONTALO NTT
4. DI YOGYA 4.
6. BENGKULU 6. MALUKU 5. SURABAYA
7. SUMSEL 7. MALUKU UTARA
8. KEPRI 8. PAPUA
9. IRIAN JAYA BARAT
9
TAHAP INDUSTRIAL HYGIENE
MONITORING
1. PENGENALAN LINGKUNGAN KERJA
(HAZARD IDENTIFICATION ):
Flow Diagram dari proses produksi.
Kondisi Operasi tiap-tiap proses.
Bahan baku, tambahan, hasil utama dan
bahan buangan.
10
2. PENILAIAN LINGKUNGAN KERJA
(RISK ASSESMENT ) :
Mengetahui potensi bahaya dari faktor
bahaya lingkungan kerja, dengan
pengukuran, pengambilan sampel dan
analisa laboratorium, kemudian
dibandingkan dengan standar.
11
3. PENGENDALIAN LINGKUNGAN KERJA
(RISK CONTROL )
Penerapan teknik tertentu untuk menurunkan bahaya
sampai batas yang masih dapat ditolerir oleh manusia dan
lingkungannya dengan NAB.
12
MONITORING LINGKUNGAN KERJA
13
TUJUAN MONITORING LINGKUNGAN
KERJA
14
15
FAKTOR-FAKTOR BAHAYA LINGKUNGAN KERJA
A. Faktor Fisika :
Kebisingan, Getaran, Tekanan Panas, Tekanan Dingin,
Gelombang Elektro Magnetik, Sinar Ultraviolet,
Pencahayaan
B. Faktor Kimia :
Gas, Uap, Debu, Fume, Asap Kabut, Cairan Dan Benda
Padat Serat
C. Faktor Biologi :
Baik dari Golongan Hewan dan Tumbuhan
D. Faktor Fisiologi :
Sikap dan Cara Kerja, Konstruksi Mesin
E. Faktor Psikologis :
Suasana Kerja, Hubungan Antara Pekerja atau dengan
Pengusaha, Stres Kerja 16
17
Physical
Hazard :
Heat Stres
Noise
Vibration
Lighting
Radiation
18
1. HEAT STRESS / IKLIM KERJA
19
Typical Industries with Heat Stress Potential
Iron & Steel Foundries Canneries
Brick Firing & Mining
Ceramics Chemical Processing
Construction Smelters
Glass Products Steam Turners
Rubber Products Laundries
Utilities Fire Fighting
Bakeries Haz-Mat Applications
Military Sports
20
21
Iklim Kerja
Kombinasi dari parameter suhu kerja,
kelembaban udara, kecepatan gerakan
udara & suhu radiasi pd suatu tempat kerja.
Suhu udara nyaman adalah
23 – 26 oC dengan selisih suhu diluar
& di dalam tdk lebih dari 5 oC
22
Faktor-faktor yg menyebabkan pertukaran panas antara
tubuh dgn sekitarnya :
Konduksi antara tubuh dgn benda atau
lingkungan sekitarnya melalui kontak langsung
Konveksi gerakan molekul2 gas/cairan dgn
suhu yg rendah
Radiasi energi gelombang dr kedua benda akan
saling berpengaruh
Evaporasi/penguapan keringat yg dihasilkan pd
permukaan kulit melalui pelepasan uap air
ISBB (0 C)
intensitasnya
Intensitas bunyi adl besarnya tekanan yg
Kebisingan terputus-putus
Kebisingan impulsif
29
Pengukuran Kebisingan
30
Tipe Metoda
Pengukuran Kebisingan:
Area
Random Sampling / Sesaat
TWA /8 jam kerja
Contour
Personal
Dosimetri
31
32
33
PENGENALAN ALAT LABORATORIUM
34
NOISE DOSIMETER
35
Pemeriksaan : Audimetri & Ruang Kedap Suara
36
AUDIOGRAM
Frekuensi
500 1000 2000 3000 4000 6000 (Hz)
10
15
20
25
30
dst
50
90
NAD (dB)
Derajat Ketulian (ISO) :
− 0 – 25 dB : Normal
− 26 – 40 dB : Tuli ringan
− 41 – 60 dB : Tuli sedang
− 61 – 90 dB : Tuli berat
− > 90 dB : Tuli sangat berat
40
Waktu Pemaparan Per hari Intensitas Kebisingan dalam (dBA)
8 Jam 85
4 88
2 91
1 94
30 Menit 97
15 100
7,5 103
3,75 106
1,88 109
0,94 112
Texp : 8
2 (spl-85)/3
Pengendalian bahaya kebisingam
dilakukan dengan melaksanakan program
pencegahan penurunan pendengaran
antara lain:
a. Menghilangkan Sumber Kebisingan dari
Tempat Kerja.;
b. Mengganti alat, bahan dan proses yang
menimbulkan sumber kebisingan.
Memasang pembatas, peredam suara,
c.
45
Vibration Exposure
Whole Body
Driving Industrial
Trucks and Heavy
equipment generates
Vibration Health
effects.
46
Vibration Exposure
Whole Body
4 to 7 % of all workers in
Europe and the U.S.A are
expose to whole body
Vibration during their work
activities and are dangerous
to Health.
47
Symptoms – Advanced Stages
White or Blanched
Finger Tips
Aggravated by cold
Mistaken for frostbite
Few minutes initially
With Continued Exposure
Blanching spreads
Attacks Increase in
Frequency
Intensity
Duration
48
Symptoms – Latter stages
Occur in all seasons
On and off job
Triggered by
Cold
Vibrating objects
Nicotine
Severe Cases
Gangrene
Amputation
49
Health Effects
Vascular Disorders
Muscle
Normal Damage
Artery Artery
Normal
flow
Flow
Restriction
50
Vibration
Whole Body Pad Location Examples:
Seat.
Back Rest.
Standing.
51
Measurements and sensor location
must be done in each work area.
52
Vibration Exposure
Hand Arm
53
PENGENALAN ALAT LAB
0,5 3,4644
1 2,4497
2 1,7322
4 1,2249
8 0,8661
56
Pengendalian bahaya getaran dilakukan
dengan:
a.menghilangkan sumber Getaran dari Tempat
Kerja;
b.mengganti alat, bahan, dan proses kerja
yang menimbulkan sumber Getaran;
c.Mengurangi Getaran dengan
menambah/menyisipkan damping/bantalan/
peredam di antara alat dan bagian tubuh yang
kontak dengan alat kerja;
d. membatasi pajanan Getaran melalui
pengaturan waktu kerja;
e. penggunaan alat pelindung diri yang sesuai;
dan/atau
f. melakukan pengendalian lainnya sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
4. PENERANGAN
59
DEFENISI PENERANGAN
Penerangan yang baik adalah Penerangan yang
memungkinkan tenaga kerja melihat obyek-
obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan
tanpa upaya yang tidak perlu.
61
PENGENALAN
Sifat-sifat penerangan yang baik ditentukan :
a. Pembagian luminensi dalam lapangan
penglihatan
b. Mencegah kesilauan
c. Arah sinar
d. Warna
e. Tidak mengakibatkan panas ruangan
62
ISTILAH
63
d. Luminance (kecerahan) adalah ukuran dari
banyaknya cahaya yang dipancarkan dari
permukaan sebuah sumber sinar atau cahaya
yang terpantul dari suatu permukaan yang
dikenai cahaya
e. Reflectance (daya pantul) adalah ukuran
berapa besar cahaya dipantulkan dari suatu
permukaan
64
f. Luminaire adalah perlengkapan rumah
lampu
g. Lampu adalah sumber cahaya yang dibuat
oleh orang
h. Satuan – satuan yang sering digunakan:
@ Lux
@ Foot candle
65
Jenis Pencahayaan
Cahaya (Penerangan) Alami berasal dari
matahari
Cahaya (Penerangan) Buatan berasal dari
lampu :
@ Langsung
@ Tidak langsung
66
Penerangan Alami yang baik
Jarak antara gedung-gedung atau bangunan-
bangunan harus sedemikian rupa tidak
mengganggu masuknya cahaya kedalam
ruangan.
Setiap tempat kerja harus mendapat
penerangan yang cukup untuk melakukan
pekerjaan
67
Jendela, lobang atau dinding gelas yang untuk
memasukan cahaya harus bersih dan luas
seluruhnya 1/6 luas tempat kerja
Dalam keadaan terpaksa dapat dikurangkan
menjadi 1/10 luas tempat kerja
Jendela, lobang atau dinding gelas, dapat
memberikan cahaya yang merata.
Bila sinar matahari mengenai langsung TK
harus diadakan tindakan untuk
menghalanginya.
68
Pengaruh Pencahayaan
Terhadap Tenaga Kerja
1. Kelelahan mata
2. Kelelahan mental
3. Keluhan pegal di daerah mata
4. Kerusakan indera mata
5. Meningkatkan terjadinya kecelakaan
69
PENGUKURAN PENERANGAN
SNI. 7062:2019
Alat untuk mengukur penerangan :
adalah Luxmeter
Penempatan fotocell pada jatuhnya cahaya
pada obyek yang dilihat oleh pekerja dalam
melakukan pekerjaan.
70
PENGENALAN ALAT LABORATORIUM
71
PENERANGAN LOKAL
Pengukuran pada lokasi operator melakukan
pekerjaan (vertical/horizontal).
Contoh :
Meja 1 Meja 3
Meja 2 Meja 4
72
PENERANGAN UMUM
Titik pengukuran pada titik potong garis
horisontal panjang dan lebar ruangan, dengan
fotocell setinggi 1 meter dari lantai,
berdasarkan luas ruangan.
73
Luas ruangan kurang
dari 50 meter persegi.
Titik pengukuran pada
titik potong garis
panjang dan lebar
seluas kurang dari 3
meter persegi.
74
Luas ruangan 50 s/d 100
meter persegi.
Titik pengukuran pada
titik potong garis
panjang dan lebar
minimal 25 titik.
75
Luas ruangan di atas
100 meter persegi.
Titik pengukuran pada
titik potong garis
panjang dan lebar,
minimal 36 titik.
76
Standar
Intensitas
Pencahayaan
PENGENDALIAN
Penggunaan cahaya matahari (daylight)
Penggunaan warna cerah pada dinding
dan langit-langit.
Menerangi koridor, tangga,landaian dll
yang sering dilalui tenaga kerja.
Menerangi daerah kerja secara merata.
Penyediaan penerangan yang cukup pada
setiap pekerjaan.
78
Penggunaan penerangan lokal pada
pekerjaan yang memerlukan pemeriksaan
dan ketelitian.
Menghindari kesilauan.
Penempatan lampu sedapat mungkin dari
arah samping kiri, atas, belakang tenaga
kerja.
Perawatan lampu-lampu.
79
Beberapa Hal yang Dapat Menurunkan
Intensitas Penerangan
Adanya debu atau kotoran pada bola
lampu
Bola lampu yang sudah lama
Kotornya kaca jendela, untuk penerangan
alami
Perubahan letak barang-barang
80
5. RADIASI
MENGION & TIDAK MENGION
81
Prof Eric J Hall (Columbia Univ.)
Life on earth has developed with an ever present background
of radiation. Radiation has always been there
82
DEFENISI RADIASI
SUATU CARA PERAMBATAN
ENERGI DARI SUATU SUMBER KE
LINGKUNGANNYA TANPA
MELALUI MEDIA.
83
RUANG LINGKUP
PENGENALAN
PENILAIAN / EVALUASI
PENGENDALIAN
PENGENALAN ALAT LAB
84
Application
85
PENGENALAN
Radiasi 2 jenis :
1. Radiasi mengion (ionizing
radiation
2. Radiasi tidak mengion (non-
ionizing radiation)
86
RADIASI MENGION
(ionizing radiation)
- Energi besar (diatas 12 eV),
diakibatkan o/ disintegrasi
atom membentuk ion
88
Estimated dose of radiation/year, US
Kerusakan DNA
93
Klasifikasi Efek Radiasi (lanjutan)
94
Efek Radiasi Akut
(Radiation Sickness)
- Mual, muntah, sakit kepala,erythema
(stlh 24 jam)
- Sakit perut, demam (2-3 hari)
- Diare, dehidrasi (minggu ke 2)
- Rambut rontok, lesu, demam, perarahan (minggu
ke 3)
- Jika gejala diatas semakin parah dpt timbul
perdarahan hebat yg menyebabkan kematian (4-6
minggu setlh radiasi)
95
Radiation burns
(28 days, 2400-4800 rad)
96
Efek paparan radiasi oleh Ir-192 (185 GBq) selama 2
jam
Hari ke-5
Hari ke-21
Hari ke-11
97
98
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KESELAMATAN RADIASI
DALAM PRODUKSI PESAWAT SINAR-X RADIOLOGI DIAGNOSTIK
DAN INTERVENSIONAL
Untuk Pekerja :
Max 20 Mili Sievert/Tahun, rata-rata
100
Persyaratan proteksi radiasi
101
Pengendalian
Isolasi peralatan dan daerah radiasi dg
penyekatan
Maksimalisasi jarak, menjauhkan TK dari
sumber radiasi
Membatasi waktu pemajanan
102
Alpha ----> sangat kecil/tidak ada
Beta ----> kecil
Sinar X ---->
besar
Sinar gamma ----> besar
Neutron ----> besar
103
Radiation Shielding Material
Alpha dpt dihambat dengan bhn tipis, mis.
kertas atau lapisan luar kulit mati
Beta penyekatan dg bhn spt aluminium dan
plastik/Al dg ketebalan sp 1 cm
Gamma & Semakin tebal dan tinggi berat jenis
X-ray bhn, semakin besar intensitas radiasi
yg diserap. Pb / tembok beton
Neutron dihambat dg penyekatan bhn yg
mengandung kadar hidrogen tinggi,
shg bhn cair spt air, poliethilen,
parafin dsb. banyak digunakan
104
105
Tingkat keparahan/bahaya radiasi
Beta Beta
106
Risk factors
(Timbulnya kanker pd organ tubuh, menurut UN Scientific Committee on
the Effects of Atomic Radiation- UNSCEAR)
Charged particles
Electrical interactions
Ionization occurs
Chemical changes
Biological effect
108
Effect of Radiation on Cells
Inhibition of cell division
Damage to chromosome (number of structure)
Damage to genes (mutation)
110
Berbagai Jenis Survey Meter
111
Berbagai Jenis Personal Dosimeter
112
Detektor Sintilasi
Detektor Surface
Barrier
Type Automatic
Type Amersham 660
manual
119
1. Gelombang mikro (Microwave)
Spektrum :
- f : 3.108 Hz – 3.1011 Hz (0,3 - 300 GHz)
- Relatif tdk berbahaya pd pemajanan luar tp sgt berbahaya
jika tertelan/terhirup : 1m – 1 mm
Sumber :
- alamiah : matahari, bumi, bulan
- buatan : satelit komunikasi, radar, hp, unit diatermi,
dapur peleburan logam/plastik
Gel mikro : 3
- Frek. Ultra (ultra high frequency-UHF):0,3-3 GHz
- Frek Super (super high frequency – SHF): 3-30 GHz
- Frek Tertinggi (extra high frequency – EHF):30-300 GHz
120
Efek Microwave thd Kesehatan
Pengaruh termal dan non termal (medan EM,
molekuler dan modulasi)
Pemajanan melalui proses absorbsi, dipantulkan, dan
dpt berpenetrasi ke dlm tubuh tergantung pd panjang
gelombang. Jaringan dg kandungan air > akan
memudahkan absrbsi gel mikro ke dlm tubuh.
Radiasi menyebabkan gangguan sistem syaraf,
gangguan reproduksi dan dugaan leukemia
121
2. Infra Red
Spektrum :
- f : 3.1011 – 3.1014 Hz
- : 1 mm – 1000 nm
Sumber : dapur peleburan, pengelasan, lampu
pemanas/pengering
Efek kesehatan : Katarak pd mata, kulit
terbakar (dugaan : gannguan reproduksi,
sistem syaraf, jantung)
Standar :10 mW/cm2 u/ radiasi infra red dg
> 770 nm
122
3. Radiasi Sinar Tampak (visible spectrum)
f : 3.1014 – 3,5.1014
: 1000 nm – 500 nm
123
4. Ultra Violet
: 400 nm -180 nm
f : 3,5. 1014 – 3.1015 Hz
Sumber : sinar matahari, lampu merkuri/halogen,
:
- UV-A : 400-300 nm, pigmentasi kulit
- UV-B : 320-280 nm, erythema pd kulit
- UV-C : 200-180 nm, katarak pd mata
124
Radiasi Sinar Ultra Violet
125
126
Spektrum Radiasi Matahari
127
Health effect
Pada kulit dan mata dimana energi radiasi diserap.
Acute :
Pd mata Photokeratitis (inflamation of cornea) dan
conjunctivis
Radiation burn (sunburn)
Chronic :
Cataract(clouding of the lens)
Premature ageing, keratosis (dry,spot on the skin)
Skin cancer
128
Who is at risk?
- Outdoor workers (gardener, road worker,
129
Pengendalian
Elimination
Substitution with safer alternative
Engineering control (reduction to minimum
level)
Administrative control (job rotation)
PPE (clothing, sunglasses, creams SPF15+)
130
UV radiometer
131
Australia has the highest incidence of
skin cancer in the world.
2 dr 3 Australian yg mencapai usia 75th
diperkirakan menderita kanker kulit
132
Skin cancer
1. Basal cell carcinoma (BCC)
Sering dijumpai, bentuk yg rel. tdk berbahaya
Benjolan di permukaan kulit (muka, leher)
2. Squamous cell carcinoma (SCC)
Jarang ditemukan (20% kasus kanker kulit), lebih
berbahaya
Kulit merah, melepuh/luka, dpt menjalar
3. Melanoma
Paling jarang ditemukan (5% kasus), paling
berbahaya, sangat fatal
Berawal dari tumor hasil sel yg berpigmentasi di
epidermis
133
Exposure assessment
Job tasks
Hours of the day
Availability of natural shade
Feasibility of artificial shade (canopies, etc)
Rescheduling tasks where nat./art. shade is
inadequate
Reorganizing work (indoor/outdoor)
Availability of control option
134
5. Gelombang Radio/TV
f : 3.105-3.108 Hz
: 1000 m – 1 m
135
136
Electric & Magnetic Field (EMF)
137
Studi pd manusia :
Fewer children were born to workers exposed to high
voltage lines; 8% anak cacat dibanding 3% dari kontrol
group (Swedia)
More death due to leukemia (confounding factor : benzene
)- USA
30 pekerja instansi listrik di Paris: kesehatan baik, bukan
perokok&peminum alkohol, 7 - 20 tahun masa kerja, alat
dosimeter setiap 30 detik mengunjukkan nilai paparan
elektromagnetik yang terjadi.
Hasil :penelitian ini dapat dinyatakan bernilai amat
meyakinkan yang membuktikan untuk pertama kalinya,
bahwa paparan spektrum elektromagnetik (teg. Tinggi)
yang berjalan terus-menerus dan kumulatif tidak
menimbulkan efek yang mengganggu (American Journal
of Physiology, June 2005)
138
DR Sudarti (Univ Jember;Kompas 24 Jan 2006)
- SUTET mempengaruhi faktor psikis warga; rasa
tdkaman/depresi (suara berisik spt letusan yg
muncul malam hari krn arus listrik dg beban
puncak)
- Tidak berpengaruh langsung pada kesehatan
- Mempengaruhi kualitas suara dan gambar TV
Voltage Levels
Low voltage lines : < 1000 V
GAS
UAP
(PARTIKEL CAIR)
DEBU
CAIRAN
CAIRAN
PADATAN 151
GOLONGAN PARTIKEL
152
Non Partikel
Gas bentuk fluida elastis yg
mengisi seluruh ruangan pd
suhu & Tekanan normal
(Uap air, Uap minyak dll.)
153
Menurut
Patologis.. ?
Racun Sistemik mempengaruhi
seluruh tubuh
Kerusakan organ-organ tubuh
154
CARA PENGUKURAN F-KIMIA
Indra Manusia
SO2 ---> 4 ppm
H2S ---> 0.2 ppm
Binatang Percobaan
Alat Detector
Gas Monitoring
Pengambilan Sampel ( cara yg paling
dianjurkan)
155
CARA PENGAMBILAN SAMPEL FAKTOR KIMIA
156
MEASUREMENT OF WORKER EXPOSURE
A Full period
A B Full period
A B
Single sample
A B C
A B
Partial Period
A B Consecutive
A B C samples
A B C D E
(Random)
A B C D Grab Samples
0
1 2 3 4 5 6 7 8
157
HOURS AFTER START OF WORK SHIFT
TIME WEIGHTED AVERAGE
158
BEBERAPA METODE YANG DIGUNAKAN UNTUK
MELAKUKAN MONITORING DI LINGKUNGAN KERJA
CARA MONITORING
DIRECT READING/PEMBACAAN LANGSUNG
SEMI DIRECT READING
PENGAMBILAN CONTOH UJI
METODE PENGUJIAN
GRAVIMETRI
TITRASI
SPEKTROFOTOMETRI
CHROMATOGRAPHY
SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
FLUORESENSE SPEKTROFOTOMETRI
X RAY DEFRACTOFOTOMETRI
159
PENENTUAN TITIK DAN WAKTU PENGUKURAN
160
Teknik Penentuan titik pengambilan sampel udara
di tempat kerja
3. Untuk unit kerja besar yang tidak berbentuk segi empat yang
luas
Teknik Penentuan titik pengambilan sampel udara
di tempat kerja
4) Untuk unit kerja kecil yang panjang dan lebar 6 meter atau
kurang
MONITORING PAPARAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA
DI UDARA TEMPAT KERJA
1. Direct reading techniques
Colorimetric Tubes…
…are NOT sorbent tube
Colorimetric tubes “Drager®
Tube”
Are compound specific
Change color to indicate
concentration
“Direct Reading” for
immediate response
Advantages
Require no laboratory
Easy to use
Disadvantages
Accuracy: +/- 25%
Not all compounds available
Pengukuran Udara Emisi dengan Detector
Kitagawa
PENGUKURAN OPASITAS
CEROBONG ASAP
MONITORING PAPARAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA
DI UDARA TEMPAT KERJA
2. Collection techniques
charcoal
Impinger kertas filter tube
Desicator
PENGAMBILAN CONTOH UDARA SECARA AKTIF
172
METODA ANALISA KIMIA DI UDARA
TUBE DETECTOR
PRINSIP : REAGEN (TERADSORBSI) + GAS PERUBAHAN
WARNA
IMPINGER (ABSORSI LARUTAN PENYERAP)
PRINSIP : MENANGKAP GAS BEREAKSI DIANALISA
ADSORBSI (CARCOAL TUBE)
PRINSIP : UDARA MENEMPEL PADA REAGEN ANALISA
GRAVIMETRI
PRINSIP : FILTER, UDARA BERDEBU MENEMPEL PADA
FILTER PAPER DITIMBANG BERATNYA
DETECTOR (DIRECT READING)
PRINSIP : DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR
173
GAS CHROMATOGRAFI MASS LIQUID
SPECTROFOTOMETRI CHROMATOGRAFI MASS
SPECTROFOTOMETRI
174
Personal Samples
175
Gas & Vapor Sampling
Main bed
Precision drawn
Back-up bed glass tube
Retaining clip
Foam separator
176
NILAI AMBANG FAKTOR KIMIA DI TEMPAT KERJA
MENGACU PADA
177
NAB
Faktor
Kimia
Indeks
Pemaja
nan
Biologis
Pengendalian terhadap bahaya faktor kimia
dilakukan dengan:
a. menghilangkan sumber potensi bahaya kimia
dari Tempat Kerja;
b. mengganti bahan kimia dengan bahan kimia lain
yang tidak mempunyai potensi bahaya atau
potensi bahaya yang lebih rendah;
c. memodifikasi proses kerja yang menimbulkan
sumber potensi bahaya kimia;
d. mengisolasi atau membatasi pajanan sumber
potensi bahaya kimia;
e. menyediakan sistem ventilasi;
f. membatasi pajanan sumber potensi bahaya kimia
melalui pengaturan waktu kerja;
g. merotasi Tenaga Kerja ke dalam proses pekerjaan
yang tidak terdapat potensi bahaya bahan kimia;
h. penyediaan lembar data keselamatan bahan dan
label bahan kimia;
i. penggunaan alat pelindung diri yang sesuai;
dan/atau
j. pengendalian lainnya sesuai dengan tingkat risiko.
C. FAKTOR BIOLOGI
182
DASAR HUKUM
UU No. 1/1970 Tentang Keselamatan Kerja
PP 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3
Permenakertrans No.1/1981 Tentang Kewajiban
melapor Penyakit Akibat Kerja.
Perpres 7 Tahun 2019 Tentang Penyakit Akibat
Kerja.
Peraturan Menaker No 5 Tahun 2018 Tentang K3
Lingkungan Kerja
SE Menaker No. M/8/HK.04/V/2020 Tentang
Perlindungan Pekerja/Buruh Dalam Program
Jaminan Kecelakaan Kerja pada Kasus Penyakit
Akibat Kerja Karena Corona Virus Disease 2019
(Covid 19)
JENIS PENYAKIT AKIBAT KERJA
FAKTOR BIOLOGI
(Perpres 7 Tahun 2019)
tidak dipasteurisasi.
Gejala :
atau
199
Perawatan kesehatan
(merawat pasien, medical dental)
Pharmasi & produk herbal
Personal care
(penataan rambut, perawatan kaki)
Lab. Klinis & lab research
Bioteknologi
Perawatan gedung
Fasilitas pembuangan
Sistem pembuangan limbah industri.
Karakteristik Biological Hazard
di Indoor Air Quality
Pollen (serbuk sari)
Mengandung bahan alergen
Respon → alergi, hay fever, rhinitis
Dander
Terdiri dari partikel : kulit, rambut, ludah &
urine
Sumber : Kucing, anjing, tikus, mencit,
hewan piaraan, tupai, gerbil, burung
Reaksi → rhinitis, asma
1. Insecta (serangga)
- Exereratory dapat menyebabkan
alergi & gangguan respiratory
2. Mites (tungau)
- Sebagian besar menyebabkan alergi
respiratory
3. Virus
- Merupakan microorganisma yg
sangat penting
Rute Fak. Biologi masuk
ke Dalam Tubuh
1. Inhalasi airborne
2. Pencernaan (kontaminasi makanan,
terbawa dari tangan ke mulut)
3. Kulit (kulit luka atau tergores)
4. Infeksi yg di bawa dari tangan ke mata.
Jenis Penyakit Akibat Faktor Biologi
A. Lingkungan Pertanian
1.Tetanus (closstridium tetani di tanah,
masuk melalui luka)
2.Leptospirosis (virus spirochetes, di urine
tikus yg terinjeksi)
3.Bissinosis (debu kapas →asma)
4.Keracunan mycotoxin (Jamur aspergilus
flavus) → mengkontaminasi kacang, jagung
→ Lever cancer
B. Lingkungan Peternakan
1.Anthrax (bacilius antracis,
menginfeksi kambing, sapi)
2.Brucellosis (brucella, menginfeksi
domba, kambing)
3.Rabies (virus yg dibawa anjing, babi,
tikus)
C. Lingkungan Berdebu
1.Tuberculosis (mycobacterium
Tb→Tempat Kerja berdebu, sempit,
ventilasi buruk, panas)
2.Bronchitis
3.Pnemonia
D. Public Health
( Pusat Pelayanan Kesehatan)
1.Tuberculosis, Mycobacterium Tb
2.HIV/AIDS
3.SARS
4.Influenza
5.Flu burung
6.dsb
E. Perkantoran
1.Legionaire disease (bakteri legionella)
→ Keluhan : demam, batuk, sesak napas,
pegal, lelah
2. Humidifier fever (bakteri thermophilic
actynomicetes)
* dikaitkan dengan sistem pendingin ruangan
* Flue-like illnes (gejala ; demam, batuk, lesu,
sesak→ ” Monday sicknes”
PENILAIAN FAK. BIOLOGI
PENGUJI K3,
PENGAWAS SPESIALIS LINGKUNGAN KERJA,
AK3 LINGKUNGAN KERJA
”
Refresh
Mikrobiologi ? Cabang dari ilmu biologi yang
mempelajari kehidupan mahluk
hidup yang bersifat mikroskopis
(berukuran sangat
kecil/mikrobia)
222
I. PENGERTIAN
Masalah :
Pekerjaan yang dilakukan manusia.
Peralatan kerja import.
Pekerja tetap sehat dalam bekerja.
Pekerja berproduktivitas tinggi.
Ergonomi:
Ilmu yang mempelajari penserasian antara pekerjaan dengan
lingkungan terhadap orang dan sebaliknya.
Ergonomi/Agust.Doc 223
Segitiga Ergonomi
225
OFFICE WORK
226
OFFICE WORK
227
II. KELAINAN YANG SERING TERJADI PADA
BERBAGAI PEKERJAAN
Sering pekerja menghadapi desain kondisi pekerjaan yang tidak
ergonomis. Hal ini menyebabkan beberapa kelainan pada
tangan, tungkai, sendi, punggung atau bagian tubuh lainnya,
terutama disebabkan oleh:
Pengulangan pekerjaan yang menggunakan peraratan bergetar.
Peralatan atau tenaga yang membutuhkan memutar tangan.
sendi.
Bekerja di luar jangkauan tangan atau di atas kepala.
Ergonomi/Agust.Doc 228
No Kelainan Gejala Penyebab
1. Bursitis. Nyeri dan bengkak Berlutut, tekukan pada
Pembengkakan bursa antara pada tempat yang siku, gerkan bahu yang
kulit dan tulang atau tendon dan sakit berulang.
tulang.
Bisa dilutut, siku, bahu
2. Carpal tunnel syndrome. Rasa tertusuk, Pengulangan pekerjaan
Penekanan syaraf yang nyeri, kaku pergelangan tangan
melewati pergelangan tangan. dengan menggunakan
peralatan yang bergetar.
Postur Janggal
Vibrasi
232
Risk Factors: Repetition
Pengetikan yang berulang-ulang
Data entry yang berjam-jam, dan hari
ke hari.
Pen-stempelan yang banyak.
Angkat angkut yang sering.
Pergerakan / penggunaan mouse
yang berulang-ulang.
233
Risk Factors:
Posisi Janggal
Membungkuk
Mengetik dengan posture pergelangan tangan pada sisi /
sendi alas yang tidak baik.
Bahu terangkat ketika mengetik
Pencapaian / posisi mouse yang jauh
Perputaran leher karena sering mengambil benda lain.
Mengangkat benda yang terlalu rendah, atau diatas bahu.
234
235
Kerja Tidak Ergonomis
236
III. PRINSIP DASAR ERGONOMI
Penerapan prinsip ergonomi dapat meningkatkan kenyamanan pekerja
secara signifikan, kesehatan, keselamatan dan produktivitas.
Contoh:
Pada posisi berdiri, pekerjaan yang teliti dataran kerja 10 – 20 cm di
terkuat berkontraksi.
Peralatan yang menggunakan tangan yang tidak enak harus
dimodifikasi / diganti.
Tenaga tidak perlu dikeluarkan pada posisi canggung.
yang benar.
Bekerja sambil berdiri hendaknya dihindari.
yang tinggi.
Alat – alat ditempatkan didaerah jangkauan tangan.
Ergonomi/Agust.Doc 237
IDENTIFIKASI FAKTOR RiSIKO
1. Tempat Kerja 2. Desain tempat duduk
Masalah : Pekerja harus dapat
Nyeri punggung
menjangkau pekerjaan
Cedera karena peregangan otot Posisi duduk di depan
berulang pekerjaan
Peredaran darah di kaki Punggung tegak dan
Sebab : bahu rileks
Desain t empat duduk yang salah Perlu pemahaman pada
Berdiri sepanjang hari siku, lengan atau
Jangkauan yang terlalu jauh
tangan
Cahaya yang tidak memadai
Action:
• Pekerjaan berat disesuaikan dengan kapasitas kerja pekerja
• Variasi kerja berat dan ringan dalam satu hari
• Pengaturan waktu istirahat yang tepat
• Pengaturan beban angkat, frekuensi, jarak dan waktu.
Ergonomi/Agust.Doc 239
Desain Pekerjaan
Desain:
Jenis pekerjaan yang perlu dikerjakan
Bagaimana pekerjaan harus dikerjakan
Berapa macam pekerjaan yang akan dikerjakan
Perintah dalam pekerjaan yang perlu
Jenis Peralatan yang diperlukan
Fungsi Desain:
Mengizinkan pekerja dalam posisi bervariasi
Mengizinkan pekerja diberikan rangsangan mental
Mengizinkan pekerja mengambil keputusan dalam
pekerjaannya
Kesempatan menyelesaikan pekerjaan
Tersedianya pelatihan tentang pekerjaan
Tersedianya jadwal kerjaErgonomi/Agust.Doc
dan istirahat 240
Kesempatan menyesuaikan dengan pekerjaan baru
IV. NORMA ERGONOMI
Norma ergonomi yang telah disepakati meliputi
A. Pembebanan kerja fisik
B. Sikap tubuh dalam bekerja
C. Mengangkat dan mengangkut
D. Olah raga dan kesegaran jasmani
E. Musik dan dekorasi
F. Lingkungan kerja
secara bergantian
Beban statis seminimal mungkin
Penggunaan musik yang tepat jenis, saat, lama, intensitas dan sifat
pekerjaan meningkatkan kegairahan dan produktivitas.
(Pekerjaan repetitif, tidak perlu konsentrasi tinggi, musik tempo sedang)
Dekorasi dan tata warna memberikan kesan jarak psikis dan suhu
Ergonomi/Agust.Doc 243
No Warna Efek
Ergonomi/Agust.Doc 246
STASIUN KERJA
KOMPUTER
Karyawan kantor menghabiskan
sepertiga waktunya perhari
dengan komputer.
Worker Musculoskeletal disorders
(WMSDs) banyak disebabkan oleh
pekerjaan dengan komputer dan
stasiun kerja.
Pekerjaan dengan komputer
memberikan kesan bagus dan
efisien.
Lanjutan
Perhatikan seluruh
stasiun kerja
komputer, tidak hanya
komputer dan kursi
yang ada.
Perlu diwujudkan
lingkungan kerja
nyaman termasuk cara
kerja yang ergonomis.
PROSEDUR PENGATURAN
STASIUN KERJA KOMPUTER
1. Ketinggian kursi diatur sehingga kaki
membentuk sudut 90o dan tekanan pada
bawah paha merata.
2. Naik turunkan sandaran punggung
sehingga menopang daerah lumbar.
3. Maju mundurkan sandaran punggung
senyaman mungkin.
ergonomic/agust.doc 261
Penilaian :
Penilaian dengan menggunakan kuesioner ‘Nordic Body
Map’ dapat dilakukan dengan berbagai cara;
1 28 – 49 Rendah
Belum diperlukan adanya tindakan perbaikan
3 71 -91 Tinggi
Diperlukan tindakan segera.
ergonomic/agust.doc 266
Lembar Kerja Kuesioner Individu Nordic Body Map
Nama :
Usia :
Bagian :
Masa Kerja :
Skoring NBM Skoring
Otot Skeletal Otot Skeletal
1 2 3 4 1 2 3 4
8. Pinggul 9. Pantat
TOTAL SKOR INDIVIDU MSDs = TOTAL SKOR KANAN + TOTAL SKOR KIRI
ergonomic/agust.doc 267
Reaction Timer
(Alat Ukur Kelelahan)
Prinsip :
Menilai waktu reaksi antara rangsang
cahaya atau suara dengan respon.
Semakin besar waktu reaksi berarti
keadaan semakin lelah dan begitu
sebaliknya.
ergonomic/agust.doc 268
REACTION TIMER
Prosedur :
Probandus diminta menekan tombol apabila
melihat cahaya atau suara. Angka yang
ditunjukkan merupakan waktu reaksi (mili detik)
Standart :
150 – 240 : Normal
241 - 410 : Kelelahan ringan
411 – 580 : Kelelahan sedang
> 580 : Kelelahan berat
ergonomic/agust.doc 270
E. PSIKOLOGI INDUSTRI
Pengertian
Ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
hubungannya dengan dunia kerja, baik individual,
interpersonal, manajerial maupun organisasional.
Tujuan
Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang
baik, sehat, nyaman, serasi dan aman, yang akan
mendukung upaya peningkatan produktivitas.
Teori Kebutuhan Manusia
(Maslow)
Kebutuhan hidup dasar
Kebutuhan rasa aman
Kebutuhan bersosialisasi
Kebutuhan harga diri
Kebutuhan aktualisasi
Kondisi Lingkungan Kerja yang
berpengaruh
Faktor Fisik
Faktor Kimia
Faktor Biologis
Faktor Psikososial
Tata Letak Ruang
Warna Ruang Kerja
Musik
Rumah Yang Jauh
Beberapa Aspek Psikologi Kerja
Motivasi Kerja dan Kepuasan
Kerja
Seleksi dan Penempatan Pegawai
Pelatihan dan Pengembangan
Produktivitas Kerja
Stres Kerja
Motivasi dan Kepuasan Kerja
Dorongan untuk melakukan aktivitas untuk
memenuhi kebutuhan dalam diri manusia
Tujuan tercapai
Motivasi Tinggi:
Bekerja untuk mendapat
kesenangan dan kepuasan.
Motivasi dan Kepuasan Kerja
Setelah bekerja orang
melakukan penilaian.
Bila hasil pekerjaan telah
sesuai dengan harapan dan
tujuan Kepuasan Kerja
Bila belum timbul dorongan
untuk mencapainya.
Seleksi dan Penempatan Pegawai
Seleksi:
Proses dalam penerimaan pegawai
dengan tujuan mengetahui sejauh
mana calon tenaga kerja memiliki ciri
kepribadian yang disyaratkan oleh
perusahaan ditaksir sejauh mana
keberhasilan dalam bekerja.
1. Tugas :
Tugas-tugas yang sulit, membingungkan dan jumlahnya
banyak.
2. Peran :
Konflik peran, peran yang membingungkan, peran yang
terlalu banyak.
3. Kondisi Perilaku :
Keresahan dan kerumunan.
4. Lingkungan fisik :
Suhu yang dingin/panas dan bising.
5. Lingkungan sosial
Hubungan interpersonal,
ketidaksepakatan, terganggunya
privacy, dan adanya isolasi.
6. Sistem dalam individu :
Pencemas dan cara individu
mempersepsi sesuatu.
EFEK STRES THD KESEHATAN
1. Gangguan Fisik
Sistem Otot :
Reumatoid psikogenik, gejalanya adalah : Sakit dan
nyeri pada otot-otot, kaku dan kedutan otot, gigi
gemerutuk dan suara tidak stabil.
Sistem Sensoris :
Tinitus (telinga berdengung), gejala lain seperti
penglihatan kabur, muka merah/pucat, rasa lemas
dan persaan ditusuk-tusuk.
Sistem Kardiovaskuler :
Hipertensi, penyakit jantung koroner, infark jantung, angina
pectoris, payah jantung, psikogenik. Gejala yang sering
muncul adalah : takikardia, aritmia jantung, rasa berdebar,
nyeri di dada, denyut nadi mengeras, lesu/lemas seperti mau
pingsan, detak jantung berhenti sekejab.
Sistem Pernafasaan :
Batuk psikogenik, asma bronchiale, kecekutan psikogenik.
Tanda-tanda lain yang sering timbul : rasa terkenan, sempit
di dada, perasaan tercekik, sering menarik nafas panjang,
nafas pendek dan sesak nafas.
Sistem Pencernaan :
Ulcus pepticum (ulcus peptik), colitis ulcerativa (radang usus
besar). Gejala lain yang sering timbul : sulit menelan, perut
melilit, nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan terbakar
di perut, rasa penuh atau kembung, enek, muntah, buang air
besar lembek, konstipasi.
Perasaan Ketegangan :
Lesu, tak dapat istirahat dengan tenang,
mudah terkejut, mudah menangis,
gemetar, dan gelisah.
Ketakutan :
Pada suasana galau, takut ditinggal sendiri, takut pada
keramaian lalu lintas, takut berada di tempat ramai, dan
takut pada orang asing.
Perasaan Depresi :
Kehilangan minat/gairah, berkurangnya kesenangan pada
hobinya, sedih, terbangun pada dini hari, perasaan selalu
berubah-ubah, putus asa, tak berdaya, merasa tak berguna,
rasa bersalah dan berdosa. Menyalahkan diri sendiri, ada
usaha bunuh diri, merasa butuh pertolongan, dan mudah
curiga.
Insomnia :
Sulit tidur, sering terbangun, terbangun dini hari, mimpi
buruk, mimpi menakutkan, bangun dengan lesu.
Gangguan Kecerdasan :
Sulit konsentrasi, daya ingat menjadi buruk.
ketidakjelasan/ketaksaan peran;
konflik peran;
beban kerja berlebih secara kualitatif;
beban kerja berlebih secara kuantitatif;
pengembangan karir; dan/atau
tanggung jawab terhadap orang lain.
Pengukuran Stres Kerja
n = N / (1+(N x e2)
n : Jumlah responden
N : Jumlah populasi
e2 : Tingkat kesalahan 10%
dan
dibersihkan secara teratur.
Atap harus:
mampu memberikan perlindungan dari
berjamur
Ukuran Toilet
Ruang Toilet paling sedikit berukuran:
panjang 80 cm, lebar 155 cm, tinggi 220
cm, lebar pintu 70 cm.
Ruang Toilet untuk penyandang
disabilitas harus memenuhi
persyaratan:
Panjang 152,5 cm; lebar 227,5 cm; tinggi 240 cm;
Mempunyai akses masuk dan keluar yang mudah
dilalui;
Mempunyai luas ruang bebas yang cukup untuk
pengguna kursi roda bermanuver 180 derajat;
Lebar pintu masuk berukuran paling sedikit 90 cm
yang mudah dibuka dan ditutup.
Pintu Toilet dilengkapi dengan plat tendang di
bagian bawah pintu untuk pengguna kursi roda
dan penyandang disabilitas netra;
Kemiringan lantai tidak lebih dari 7 (tujuh)
persen; dan
Mempunyai pegangan rambat untuk
memudahkan pengguna kursi roda berpindah dari
kursi roda ke jamban ataupun sebaliknya.
PAKAIAN KERJA DAN RUANG GANTI PAKAIAN
harus:
terbuat dari bahan yang kedap
cairan;
dilengkapi dengan penutup; dan
diberikan label yang jelas.
menata
membersihkan
Kebersihan
mengembangkan prosedur Kebersihan
Mekanisme Pengujian
Organisasi K3
1. Deputy Sekjen Assosiasi Hiperkes dan KK Pusat – Jakarta (2006-2009)
2. Deputy Sekjen Assosiasi Profesi dan Keahlian Higiene Industri Pusat –
Jakarta.
3. Deputy Manajer Mutu Laboratorium K3 Pusat K3 – Jakarta
4. Pengurus Perhimpunan Ergonomi Indonesia (PEI).
5. Kepala Sub Bagian Program & Anggaran Pusat K3 Jakarta
6. Kepala Bagian Tata Usaha Balatrans Ditjen Lattas Jakarta.
7. Kepala Bagian Perlengkapan Biro Umum Sekretariat Jenderal.
8. Kepala Subdit Pengembangan SDM K3 – Direktorat Bina K3
9. Kepala Balai K3 Jakarta – Kemnaker RI 343
10. Inspektur II – Kemnaker RI