Anda di halaman 1dari 36

KECAKAPAN

PENGAWAS
PARTISIPATIF 2
(Pemanfaatan Media Sosial dalam Pengawasan Pemilu dan Pemahaman Masyarakat dalam Memahami
Aturan (Politik Uang, Politisasi SARA, Hoax dan Ujaran Kebencian)

Materi disampaikan pada kegiatan Sekolah Kader Pengawas Partisipatif (SKPP) Dasar Tahun 2021 di 7 (tujuh) titik :
Kabupaten Cirebon, Kabupaten Garut, Kabupaten Bekasi, Kota Bogor, Kota Tasikmalaya, Kota Bandung dan
Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat, Juni – Juli 2021.

bawaslu_jabar bawaslu jabar Bawaslu_jabar Jabar.bawaslu.go.id


Demokrasi, Partisipasi Masyarakat
dan Penggunaan Media Sosial dalam
Pemilu/ Pemilihan
• Demokrasi merupakan konsep yang menekankan pentingnya partisipasi warga
negara. Partisipasi adalah roh demokrasi. Tidak ada demokrasi tanpa partisipasi.
• Dalam Pemilu/Pemilihan langsung, rakyat menjadi subjek demokrasi. Sebab rakyat
setempat yang mempunyai kedaulatan serta menentukan proses dan hasil
Pemilu/Pemilihan.
• Pengguna internet Indonesia, khususnya pengguna media sosial, didistorsi oleh
maraknya hoax, berita palsu, dan ujaran kebencian. Masalah ini meningkat tajam di
masa Pemilu/Pemilihan yang membuat masyarakat pemilih sering terbelah.
• Makin meningkatnya peran media sosial sebagai sarana untuk mengakses berita oleh
masyarakat cenderung diikuti oleh tren penggunaannya untuk menyebarkan hoax,
berita palsu, ujaran kebencian dan sejenisnya.

bawaslu_jabar bawaslu jabar Bawaslu_jabar Jabar.bawaslu.go.id


ERA BARU MEDIA : MEDIA DIGITAL

 Era media baru ditandai dengan pergeseran penggunaan material


cetak menjadi media layar (screen) sebagai medium komunikasi
budaya baca-tulis menjadi budaya visual.
 Media baru bersifat partisipatif, dimana penggunanya tak lagi
dipandang sebagai konsumen semata-mata, tetapi juga produsen
pesan. Pengguna media baru dapat menciptakan konten yang bisa
direplikasi secara instan, serta dilihat (baca/tonton) oleh khalayak
luas (Common Sense Media, 2011);
 Masyarakat menggunakan media digital untuk sosialisasi,
melakukan penelusuran/penelitian, membaca berita,
mengekspresikan ide maupun membuat jaringan ke seluruh dunia

bawaslu_jabar bawaslu jabar Bawaslu_jabar Jabar.bawaslu.go.id


ERA BARU MEDIA BUTUH LITERASI

 Literasi pada dasarnya adalah kemampuan menulis dan


membaca, berbicara dan mendengar;

 Literasi media baru mengarah pada kemampuan pertukaran


simbol (teks) dengan saling berpartisipasi di antara masyarakat
dalam bentuk-bentuk simbol yang tak terbatas, baik bahasa,
gambar diam maupun bergerak, grafis, suara, music dan
interaktivitas.

bawaslu_jabar bawaslu jabar Bawaslu_jabar Jabar.bawaslu.go.id


KOMPETENSI DASAR
LITERASI MEDIA BARU

 ACCESS – menemukan dan menggunakan media dan teknologi untuk sharing


informasi dengan orang lain.
 ANALYZE & EVALUATE – menganalisis pesan secara kritis, dari kredibilitas
sumber, kualitas isi, dan mempertimbangkan efek yang akan ditimbulkan;
 CREATE – membuat isi menggunakan kreatifitas dan kepercayaan diri dalam
self expression, dengan kesadaran pada tujuan, khalayak, dan teknis-teknisnya;
 REFLECT – bertanggungjawab secara sosial terhadap etika dasar, menghargai
pada hak-hak orang lain, maupun nilai-nilai di masyarakat;
 ACT – bekerja secara individu maupun tim untuk sharing pengetahuan dan
penyelesaian masalah dalam keluarga, dunia kerja, maupun berpartisipasi
dalam skala lokal, nasional dan global.

bawaslu_jabar bawaslu jabar Bawaslu_jabar Jabar.bawaslu.go.id


MEDIA SOSIAL
Pesan edukasi mudah
tersampaikan Dokumentasi online

Cepat & mudah diakses


karena berbasis aplikasi Menjangkau publik secara luas

Membentuk opini & Membangun komunikasi interaktif


dukungan publik dengan stakeholders dan masyarakat
M E N G A D V O K A S I M E L A L U I M E D I A D A P AT B E R U P A

• Karya tulis
• Berita
• Opini
• Essay
• Artikel
• Menulis blog
• Vlog Kepemiluan/Pengawasan Partisipatif
Intinya : Mengolah data/fakta/informasi akurat yang anda miliki, menyajikannya ke
publik dengan memberikan tambahan ulasan/opini/pendapat pribadi (tidak
bertentangan dengan data/fakta yang disajikan/dijadikan sumber informasi) yang
ditujukan untuk memengaruhi opini publik.
PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL
DALAM PENGAWASAN PARTISIPATIF

Mengadvokasi masyarakat agar tahu


larangan-larangan dalam pemilu &
pemilihan

Mencegah terjadinya pelanggaran

Mengajak masyarakat untuk


berpartisipasi mengawasi Pemilu/
Pemilihan
PENGERTIAN PENGAWASAN PARTISIPATIF

 Pengawasan partisipatif merupakan pengawasan pemilu yang


dilakukan oleh masyarakat sebagai bentuk partisipasi
masyarakat dalam mengawal integritas pelaksanaan pemilu.

 Bawaslu sebagai lembaga yang dibentuk untuk mengawasi


pemilu berkewajiban untuk melibatkan masyarakat dalam
pengawasan pemilu (pengawasan partisipatif).

bawaslu_jabar bawaslu jabar Bawaslu_jabar Jabar.bawaslu.go.id


TUJUAN PENGAWASAN PARTISIPATIF

 Menjadikan Pemilu Berintegritas;


 Mencegah terjadinya konflik;
 Mendorong tingginya partisipasi publik;
 Meningkatkan kualitas demokrasi;
 Membentuk karakter dan kesadaran politik masyarakat.

bawaslu_jabar bawaslu jabar Bawaslu_jabar Jabar.bawaslu.go.id


STRATEGI PENGAWASAN PARTISIPATIF

 Membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengawasan


partisipatif.
 Membangun komitmen mitra strategis tentang dukungan terhadap
Gerakan Partisipasi Masyarakat dalam Pengawasan Pemilihan.
 Konsolidasi dan penguatan kapasitas mitra strategis dalam
pengawasan partisipatif.
 Membangun jejaring dan support sistem pengawasan partisipatif.

bawaslu_jabar bawaslu jabar Bawaslu_jabar Jabar.bawaslu.go.id


Pasal 49 Ayat (2)
Perbawaslu Pengawasan Pemilu

IK H TIA R PEN G AWA S P EM I LU D A L A M M EN I N G K ATK A N


PA RTIS I PA S I M A S YA R A K AT D A LA M P EN G AWA S A N
PE M I L U /P I LK A D A

1. Mendorong Secara Aktif Peran Masyarakat Untuk Melakukan Pengawasan


Pemilu/Pilkada;
2. Menyediakan Informasi, Sarana atau Fasilitas yang Memadai untuk
Memudahkan Masyarakat Mengakses Informasi Tentang Pengawasan
Pemilu/Pilkada;
3. Menyiapkan Sarana atau Fasilitas Yg Mudah Bagi Masyarakat Untuk
Menyampaikan Informasi, Pengaduan dan/atau Laporan Pelanggaran
Pemilu/Pilkada.

bawaslu_jabar bawaslu jabar Bawaslu_jabar Jabar.bawaslu.go.id


Pengawasan Partisipatif
Pengawasan berbasis IT

Pojok Pengawasan

Forum Warga

Saka Adhiyasta Pemilu

Pengabdian Masyarakat

Gerakan Pengawasan Partisipatif Pemilu

Sekolah Kader Pengawas Partisipatif

bawaslu_jabar bawaslu jabar Bawaslu_jabar Jabar.bawaslu.go.id


APA YANG MESTI KITA LAKUKAN?

• Pertama, ikut memantau pelaksanaan Pemilu untuk memastikan Pemilu


berlangsung sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
• Kedua, melakukan kajian terhadap persoalan-persoalan kepemiluan;
• Ketiga, ikut mencegah terjadinya pelanggaran Pemilu sesuai dengan peran
sosialnya masing-masing;
• Keempat, menyampaikan laporan pelanggaran Pemilu
• Kelima, menyampaikan informasi dugaan pelanggaran pemilu;
• Keenam, mendukung terciptanya ketaatan peserta Pemilu maupun
penyelenggara Pemilu terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan
dan peran-peran lainnya.

bawaslu_jabar bawaslu jabar Bawaslu_jabar Jabar.bawaslu.go.id


ISU-ISU KHUSUS DALAM PEMILU DAN PEMILIHAN

POLITIK UANG

POLITISASI SARA

DISINFORMASI (HOAX)

UJARAN KEBENCIAN (HATE SPEECH)


PRAKTEK POLITIK UANG
Sebab

Waktu
DASAR
Dampak

PEMILU PENGERTIAN
Pencegahan
PRAKTEK
POLITIK
UANG
Pengawasan

Larangan

Analisa

Kesimpulan
WAKTU dan
SEBAB
TEMPAT

DAMPAK PENCEGAHAN

LARANGAN ANALISA
Pendidikan Politik Salah Satu Cara
Di Indonesia Yang Efektive Dalam
Masih Rendah Mendulang Suara
SEBAB
Kesejahteraan Menjadi Budaya
Masyarakat Yang atau Tradisi
Tidak Merata
WAKTU

BENTUK

Bentuk
Uang
Lainnya

MASA KAMPANYE HARI TENANG HARI [H]

Pertemuan Terbatas

Pertemuan tatap Muka

Rapat Umum
Situasi dan/Atau
Iklim Politik
Menjadi Tidak
Stabil

DAMPAK

Menghilangkan
Merusak
Kesempatan
Demokrasi Dan
Munculnya
Merugikan
Pimpinan Daerah
Masyarakat
Yang berkualitas
PROSES
SOSIALISASI PATROLI
HUKUM
Patroli politik uang pada masa
Partisipatif bersama Pemilih Menindak tegas terhadap
hari tenang bersama Kepolisian
Pemula laporan politik uang
dan Kejaksaan

Menindak tegas terhadap


Partisipatif bersama tokoh
temuan pengawasan praktek
Masyarakat dan ormas
politik uang

Partisipatif bersama aktivis


perempua

Kegiatan Sekolah Kader Dasar


Pengawasan
UU Nomor 7 Tahun 2017 pasal 280 ayat (1) huruf j
• Pelaksana, peserta, dan tim Kampanye Pemilu dilarang:menjanjikan atau memberikan
uang atau materi lainnya kepada peserta Kampanye Pemilu

UU Nomor 7 Tahun 2017 Pasal 280 ayat (4)

• Pelanggaran terhadap larangan ketentuan pada ayat (1) huruf c, huruf f, huruf g, huruf i,
dan huruf j, dan ayat (2) merupakan tindak pidana Pemilu

UU Nomor 7 Tahun 2017 Pasal 284

• Dalam hal terbukti pelaksana dan tim Kampanye Pemilu menjanjikan atau memberikan
uang atau materi lainnya sebagai imbalan kepada peserta Kampanye Pemilu secara
langsung atau tidak langsung untuk: a. tidak menggunakan hak pilihnya; b. menggunakan
hak pilihnya dengan memilih Peserta Pemilu dengan cara tertentu sehingga surat suaranya
tidak sah; c. memilih Pasangan Calon tertentu; d. memilih Partai Politik Peserta Pemilu
tertentu; dan/atau e. memilih calon anggota DPD tertentu, dijatuhi sanksi sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini.

UU Nomor 7 Tahun 2017 Pasal 523 (1)

• Setiap pelaksana, peserta, dan/atau tim Kampanye Pemilu yang dengan sengaja
menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya sebagai imbalan kepada peserta
Kampanye Pemilu secara langsung ataupun tidak langsung sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 280 ayat (1) huruf j dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah)
POLITIK UANG UNTUK GOLPUT (pasal 515)
• Setiap orang yang dengan sengaja pada saat pemungutan suara menjanjikan
atau memberikan uang atau materi lainnya kepada Pemilih supaya tidak
menggunakan hak pilihnya atau memilih Peserta Pemilu tertentu atau
menggunakan hak pilihnya dengan cara tertentu sehingga surat suaranya tidak
sah, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda
paling banyak Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah)

POLITIK UANG UNTUK MEMPEROLEH DUKUNGAN


(PASAL 519)
• Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan curang untuk
menyesatkan seseorang, dengan memaksa, dengan menjanjikan atau dengan
memberikan uang atau materi lainnya untuk memperoleh dukungan bagi
pencalonan anggota DPD dalam Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal
183 dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda
paling banyak Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah)
POLITIK UANG UNTUK MENDUKUNG PILIHAN (PASAL
523)
• Setiap orang yang dengan sengaja pada hari pemungutan suara menjanjikan
atau memberikan uang atau materi lainnya kepada Pemilih untuk tidak
menggunakan hak pilihnya atau memilih Peserta Pemilu tertentu dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak
Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah)
BAGI TIM
KAMPANYE (pasal
• 523 ayat peserta,
Setiap pelaksana, 2) dan/atau tim Kampanye Pemilu yang
dengan sengaja pada Masa Tenang menjanjikan atau memberikan
imbalan uang atau materi lainnya kepada Pemilih secara langsung
ataupun tidak langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 278 ayat
(2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan
denda paling banyak Rp48.000.000,00 (empat puluh delapan juta
rupiah)
POLITISASI SARA, HOAKS DAN HATE
SPEECH

DALAM PEMILU - PEMILIHAN


SARA

SARA adalah berbagai


pandangan dan tindakan
yang didasarkan pada
sentimen identitas yang
menyangkut keturunan,
agama, kebangsaan atau
kesukuan dan golongan
KATEGORI SARA

• Individual : merupakan tindakan Sara yang dilakukan oleh individu maupun


kelompok. Termasuk di dalam kategori ini adalah tindakan maupun
pernyataan yang bersifat menyerang, mengintimidasi, melecehkan dan
menghina identitas diri maupun golongan.
• Institusional : merupakan tindakan Sara yang dilakukan oleh suatu institusi,
termasuk negara, baik secara langsung maupun tidak langsung, sengaja atau
tidak sengaja telah membuat peraturan diskriminatif dalam struktur
organisasi maupun kebijakannya.
• Kultural : merupakan penyebaran mitos, tradisi dan ide-ide diskriminatif
melalui struktur budaya masyarakat.
PENGERTIAN DISINFORMASI/ HOAX

• Kamus Besar Bahasa • Silverman (2015) • Merriam Webster


Indonesia • Hoax merupakan sebagai • Hoax sebagai suatu tindakan
• Hoax mengandung rangkaian informasi yang yang membuat sesuatu yang
memang sengaja disesatkan, salah atau tidak masuk akal
makna berita bohong,
namun “dijual” sebagai dapat dipercaya atau
berita tidak bersumber.
kebenaran.  diterima sebagai sesuatu
yang benar

ALAT UNTUK MENYEBARKAN DISINFORMASI/ HOAX


• Narasi. • Video. • Media Massa
• Gambar atau Foto. • Meme.
D I S I N F O R M A S I & D A M PA K N YA

M E N U R U T C L A I R E WA R D L E D A R I
FIRST DRAFT

SATIRE atau KONTEN YANG KONEKSI YANG KONTEN YANG KONTEN YANG
PARODI KONTEN TIRUAN KONTEN PALSU
MENYESATKAN SALAH SALAH DIMANIPULASI
• Tidak ada niat • Penggunaan • Ketika sebuah • Konten baru yang • Ketika judu, • Ketika konten yang • Ketika informasi
merugikan namun informasi yang sumber asli ditiru 100 % salah dan gambar,atau asli dipadankan atau gambar yang
berpotensi sesat untuk didesian untuk keterangan tidak dengan konten asli dimanipulasi
mengelabui membingkai sebuah menipu serta mendukung konten informasi yang untuk menipu
isu atau individu merugikan salah

● kualitas Pemilu menurun


● mengancam demokrasi
Dampak Disinformasi ● merusak rasionalitas
● konflik sosial
● disintegrasi
Pengawasan Materi Kampanye yang berpotensi Hoax, Kampanye Hitam, Politisasi SARA

Temuan Awal: 18 Januari 2019


Bawaslu Provinsi Jawa Penelusuran: cek keberadaan kantor redaksi dan media digital
barat telah menemukan Pencegahan: Penundaan penyebaran tabloid Indonesia Barokah yang masih berada di kantor pos, penyerahan tablid Indonesia
penyebaran tabloid Barokah dari aparat keamanan kepada Bawaslu
Barokah di berbagai kota Penanganan: Rapat Gugus Tugas Pemantauan, Pemberitaan, Penyiaran, dan Iklan Kampanye (Bawaslu, KPU, KPI Jabar) pada 25
dengan, target Januari 2019. Hasilnya sbb:
penyebaran adalah -Baik legalitas maupun substansi isi merupakan kewenangan dewan pers
-Pada sisi materi, dalam konteks kepemiluan tidak terdapat unsur yang dianggap melanggar ketentuan yang diatur dalam UU
Pondok Pesantren, Pemilu
masjid, Majelis ta’lim: -menghimbau kepada masyarakat agar tetap kritis dan cermat dalam menerima dan menyebarkan informasi dari berbagai sumber
Cara Menghadapi Hoax, Kampanye Hitam, dan Politisasi
SARA Pada Pilkada 2020
Mengenali
• Kenali : judulnya yang cenderung provokatif
• Menggunakan kalimat peruasif yang memaksa seperti : Sebarkanlah!,
Viralkanlah!, dan sejenisnya
• Perhatikan foto dan captionnya

Mengelola
• Cek alamat situs / sumber berita
• Bedakan fakta dan opini
• Mengikuti Komunitas yang kredible

Memutus
• Hindari trend ikut-ikutan – cukup sampai disini
• Acuhkan
• Tegur
• Unfollow
• Laporkan
Elemen Berita HOAX
• Menggunakan kalimat peruasif yang memaksa seperti : Sebarkanlah!,
Viralkanlah!, dan sejenisnya.
• Artikel penuh huruf besar dan tanda seru.
• Merujuk pada kejadian dengan istilah seperti kemarin, dua hari yang lalu,
seminggu yang lalu (tidak ada tanggal dan hari yang jelas).
• Lebih merupakan opini dari seseorang, bukan fakta.

• Terkesan Menakut-nakuti atau Menyesatkan Penerima Berita


• Meneror Seseorang atau Sekelompok Orang Agar Merasa Takut
• Provokatif dan Cenderung Mengadu Domba
• Menghujat Seseorang Atau Golongan
• Memuji Secara Berlebihan “Lebay”

• Sebarkan Seabanyak Mungkin, Jangan Hanya Terputus Di Tangan Anda


• Sudah Banyak yang Tertipu, Berhati-Hatilah
• Baca Pesan Ini 5 Menit Pesan Otomatis Akan Dihapus
• Kadang “Menjual Stasiun TV atau Sumber Terpercaya” Untuk Mengelabui
• Dst.
P E N G E R T I A N & K E T E N T U A N U J A R A N K E B E N C I A N

Tindakan komunikasi yang dilakukan oleh suatu individu atau kelompok dalam
bentuk provokasi, hasutan, ataupun hinaan kepada individu atau kelompok lain
dalam hal berbagai aspek seperti ras, warna kulit, gender, disabilitas, orientasi
seksual, kewarganegaraan, agama dan lain-lain.

• Ujaran Kebencian dilarang karena dapat memicu tindakan kekerasan.


• Apabila tidak ditangani dengan efektif, efisien dan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan akan berpotensi memunculkan konflik sosial
yang meluas, dan berpotensi menimbulkan tindakan diskriminasi, kekerasan
dan/atau penghilangan nyawa.
SANKSI PIDANA BAGI PEMBUAT DAN
PENYEBAR KONTEN DISINFORMA SI DAN
UJARAN KEBENCIAN

Pasal 14 dan 15
Undang-Undang Pasal 311 ayat 1
Pasal 310 KUHP
Nomor 1 Tahun KUHP
1946

Pasal 45 ayat 3 jo. Pasal 45 ayat 2 jo.


Pasal 27 ayat 3 Pasal 28 ayat 2
UU ITE UU ITE
PERAN MEDIA SOSIAL DALAM DEMOKRASI
 Media Sosial memiliki peran Memerangi hoax menuntut
yang penting dalam pelaksanaan keterlibatan semua lapisan
demokrasi di Indonesia; masyarakat berkolaborasi
 Media Sosial mempunyai membangun kesadaran
kontribusi yang positif dan bersama sehingga dapat
negatif. Dalam kontribusi memanfaatkan media
negatif, yaitu berkaitan dengan sosial secara bertanggung
informasi hoax; jawab dengan konten-
 Penyalahgunaan media sosial konten positif tentang
dapat merubah prinsip-prinsip kepemiluan.
demokrasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai